KEPERAWATAN MATERNITAS KLASIFIKASI MASA NIFAS DAN ADAPTASI FISIOLOGIS POST PARTUM Oleh : Triana Ferdianingsih (1806270192) Mahasiswa Program S1 Ekstensi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2018 Email :
[email protected]
Post partum atau masa nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu (Rahayu,2016). Periode pascapartum ialah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2005). Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan. Periode masa nifas menurut Rahayu (2016) antara lain: a.
Immadiately Postpartum: masa kepulihan adalah saat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan dalam 24 jam.
b.
Early postpartum: minggu pertama
c.
Late postpartum: minggu kedua sampai ke enam
Adaptasi Fisiologis Post Partum Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal dimana proses-proses kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan professional ikut membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini. 1.
Uterus (Proses Involusi) Menurut Rahayu (2016) proses involusi adalah akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Proses involusi merupakan proses kembalinya uterus ke kondisi sebelum kehamilan. Tinggi fundus uterus (TFU) setelah bayi lahir yaitu setinggi pusat. Setelah plasenta lahir yaitu 2 jari
dibawah pusat, pada hari ke 5 postpartum yaitu ½ simpisis pusat dan setelah 10-12 hari tidak teraba diatas simpisis. Berat uterus yakni: a. Setelah plasenta lahir: 1000 gram b. Seminggu post partum: 500 gram c. 2 minggu post partum 300 gram d. 6 minggu post partum: 40-50 gram Secara bertahap, desidua mengelupas, bentuk jaringan endometrium baru, dan daerah plasenta sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut fibrosa. Sehari setelah melahirkan, fundus ditemukan 1 cm di bawah umbilikus. Proses normal dari involusi setelahnya adalah uterus turun sekitar 1 keping (1 cm) per hari sampai telah turun di bawah tingkat tulang kemaluan dan tidak lagi bisa dipalpasi. Ini terjadi pada hari ke 10 pascapersalinan (Klossner, 2010) 2.
Uterus (Kontraksi uterin) Jika teraba bulat dan keras berarti kontraksi uterus baik dan kuat. Sebaliknya jika teraba lunak maka uterus lemah atau tidak baik.
3.
Uterus (Afterpains) Rasa mules/nyeri abdomen merupakan fisiologis 1-3 hari postpartum. Menyusui dan pelepasan oksitosin dapat meningkatkan rasa nyeri karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
4.
Tempat Perlekatan Plasenta Segera setelah plasenta & selaput amnion keluar terjadi vasokontriksi & trombosis untuk mencegah tempat perlekatan plasenta melebar. Pertumbuhan endometrium menyebabkan terlepasnya jaringan nekrotik & mencegah timbulnya jaringan scar. Regenerasi endometrium akan selesai pada minggu ke 3 post partum sedangkan pada tempat plasenta akan pulih pada minggu ke 6
5.
Faktor yang mendorong kontraksi dan involusi uterus Menyusui dapat merangsang pelepasan oksitosin dari kelenjar hipofisis posterior wanita sedangkan oksitosin merangsang rahim untuk berkontraksi. Ambulasi dini dan nutrisi yang tepat juga dapat menumbuhkan involusi normal.
6.
Faktor yang dapat menghambat atau menunda involusi uterus.
a. Kandung kemih yang penuh menghambat kontraksi uterus dengan mendorong rahim ke atas dan menggesernya. Contohnya termasuk kehamilan multifetal dan hidramnion. b. Kelelahan ibu, analgesik berlebihan, dan penggunaan oksitosin selama persalinan dan melahirkan juga dapat menghambat kontraksi efektif rahim. c. Fragmen plasenta yang tertahan, infeksi, dan multiparitas besar, lima kehamilan atau lebih. 7.
Lochia Menurut Rahayu (2016) lochia terbagi atas: a. Rubra: 1-2 hari PP, darah, sel desidua, sel trofoblastik b. Serosa: 3-4 hari, darah lama, serum, leukosit, sisa jaringan, darah menyembur, warna merah muda/cokelat c. Sanguolenta: antara 5-9 hari, warna cokelat sampai kuning d. Alba: 10 hari keatas, leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri warna kuning sampai putih e. Purulenta: pus Menurut Klossner (2010) rahim harus melepaskan lapisannya yang membantu menyehatkan kehamilan. Darah, lendir, jaringan, dan sel darah putih menyusun keluarnya uterus, yang dikenal sebagai lochia. Lochia terbagi atas: a. Lochia rubra: Terjadi selama 3 sampai 4 hari pertama; dari jumlah kecil hingga sedang; sebagian besar terdiri dari darah; berwarna merah gelap; dan memiliki bau busuk. b. Lochia serosa: Terjadi selama hari 4 hingga 10; berkurang menjadi sedikit; dan mengambil warna kecoklatan atau merah muda. c. Lochia alba: Terjadi setelah hari ke 10; dan menjadi putih atau kuning pucat karena pendarahan telah berhenti dan debit sekarang sebagian besar terdiri dari sel darah putih. Lochia dapat bertahan selama 6 minggu setelah melahirkan tetapi sering kali reda pada akhir minggu kedua atau ketiga. Lochia seharusnya tidak mengandung gumpalan besar. Temuan abnormal lainnya termasuk pembalikan pola (mis., Loka telah menjadi serosa, kemudian kembali ke rubra), lokia yang gagal menurun jumlahnya atau malah meningkat melawan penurunan secara bertahap, atau lokia yang berbau busuk (Lowdermilk, 2016)
8.
Ovarium Menurut Klossner (2010) ovulasi dapat terjadi segera setelah 3 minggu setelah melahirkan. Menstruasi biasanya dimulai dalam 6 hingga 8 minggu untuk wanita yang tidak menyusui.
Namun, wanita menyusui mungkin tidak melanjutkan haid selama 18 bulan setelah melahirkan. Meskipun laktasi dapat menekan ovulasi, tetapi KB dapat diandalkan. bagi wanita dianjurkan untuk menggunakan beberapa jenis alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan ketika dia melanjutkan aktivitas seksual. 9.
Serviks a. Seperti corong: kareng korpus uteri berkontraksi dan serviks tidak, seolah ada perbatasan antara korpus-serviks; terbentuk semacam cincin b. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah c. Konsistensi lunak: setelah janin lahir dapat dimasuki tangan pemeriksa, 2 jam PP 2-3 jari, 1 minggu PP 1 jari (Rahayu, 2016) Menurut Klosner (2016) selama persalinan, serviks menipis dan membesar. Proses ini tidak terjadi tanpa trauma. Langsung setelah melahirkan, serviks masih terbuka sebagian dan juga tampak memar. OS internal ditutup setelah beberapa hari. Secara bertahap, sel-sel otot Jenis lochea
Ciri-ciri
Waktu
Rubra
Darah, tropoblastik debris, pink atau coklat
3-4 hari
Serosa
Darah tua, serum,leukosit, jaringan debris
22-27 hari
Alba
Kuning atau putih, leukosit, sel desidua, sel
Hari ke 10 setelah PP-
epitel, mukus, serum, bakteri
6 minggu setelah PP
beregenerasi dan serviks pulih pada akhir masa nifas 6 minggu. Os eksternal, bagaimanapun, tetap sedikit terbuka dan memiliki penampilan seperti celah
10. Vulva, Vagina dan perineum a. Estrogen PP yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae b. Disparaeunia (nyeri saat coitus) sampai fungsi ovarium kembali normal c. Mula-mula kendor, setelah 3 minggu kembali ke kondisi sebelum hamil dan rugae vagina mulai muncul, labia lebih menonjol. Himen akan rupture lalu menjadi karunkulae mirtiformis d. Mula-mula kendor karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju saat persalinan. Setelah 5 hari tonus mulai kembali tetapi tidak sekencang sebelum hamil. e. Segera setelah melahirkan, dinding vagina halus. Rugae mulai kembali ke dinding vagina setelah sekitar 3 minggu. Diameter introitus secara bertahap menjadi lebih kecil oleh kontraksi, tetapi jarang kembali ke ukuran sebelum hamil (Berens, 2007 dalam Rahayu, 2016) f. Labia dan perineum mungkin edemat setelah melahirkan dan mungkin tampak memar, terutama setelah persalinan yang sulit. Jika episiotomi dilakukan atau robekan perineum diperbaiki, jahitan yang dapat diserap akan terjadi. Episiotomi membutuhkan beberapa minggu untuk sembuh sepenuhnya. Labia cenderung asam setelah melahirkan (Klossner, 2010) 11. Kembalinya ovulasi dan menstruasi a. Pada ibu yang menyusui menstruasi akan terjadi sekitar minggu ke 6-8 postpartum. Ibu menyusui 45% menstruasi setelah 12 minggu dan akan terjadi menstruasi anovulatory satu kali atau lebih (80% ibu menyusui) terjadi infertilitas b. Dinding perut dan peritoneum c. Karena regangan menjadi kendor, termasuk ligamen-ligamen – ligamen rotundum – sehingga kadang-kadang menyebabkan uterus jatuh kebelakang → perlu latihan untuk mengembalikan tonus, dapat dilakukan setelah hari II PP (Rahayu (2016) 12. Payudara (laktasi) Menurut Rahayu (2010) mencapai maturitas penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi disupresi. Payudara menjadi lebih besar, lebih kencang dan mula-mula nyeri tekan sebagai reaksi terhadap eprubahan status hormonal dan dimulainya laktasi.
Perubahan-perubahan payudara (laktasi) pada masa hamil: a. Proliferasi jaringan untuk kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma, lemak. b. Pada ductus lactiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum) c. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan dan bagian dalam mamma. d. Kolostrum, sekresi payudara yang kaya antibodi yang merupakan awal dari ASI, biasanya diekskresikan oleh payudara pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan terus diekskresikan dalam beberapa hari pertama pasca persalinan. Kadar prolaktin meningkat ketika kadar estrogen dan progesteron turun setelah melahirkan plasenta. ASI biasanya masuk pada hari ketiga. (Klossner, 2016)
REFERENSI Bobak alih bahasa Maria A. Wijayarini. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4 halaman 493. Jakarta: EGC Rahayu,A.P.2016. Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas Edisi1. Yogyakarta: Deepublish Klossner, N.J & Hatfield, N.T. (2010). Introductory Maternitiy & Pediatric Nursing 2th Ed. Philadephia: Lippincott William & Wilkins Lowdermilk, D.L, Shanon E.P, Kitty. C. (2016). Maternity Nursing 8th Ed. USA:Mosby Elsevier