Fungsi Verifikator Internal Dalam Pencegahan Fraud
OUTLINE 1. 2. 3. 4.
Tugas dan Kompetensi Verifikator Internal Pencegahan Fraud Penyelesaian Dispute Klaim Keseimpulan
Kompetensi Verifikator Internal 1. 2. 3. 4.
Memahami Sistem INA-CBG Memahami Koding (ICD-10 dan ICD 9CM) Lebih baik yang berlatar belakang medis (Perawat atau Dokter) Menguasai Regulasi terkait implementasi JKN
Bisnis Proses Potensi FRAUD/ Potensi DISPUTE Pelayanan
Rekam Medis (Resume)
Verifikator Internal
Proses Klaim Resume
E-Klaim
Instalasi Rekam Medis
Vedika
Vclaim
Vidi (logic Verifikasi terstandart)
Mengapa ada Potensi Fraud dalam JKN? Penyebab fraud (Shahriari, 2001) : 1.Ketidakseimbangan antara sistem layanan kesehatan dan beban layanan kesehatan 2.Penyedia layanan tidak memberi insentif yang memadai 3.Kekurangan pasokan peralatan medis 4.Inefisiensi dalam sistem 5.Kurangnya transparansi dalam fasilitas kesehatan 6.Tenaga medis bergaji rendah 7.Faktor budaya
Adanya peluang Ketidaktahuan Belum ada sanksi
Pemahaman yang belum baik ttg kapitasi & INA CBG
Belum ada sistem/upaya pencegahan fraud
Pelaku Kejadian Fraud Sesuai dengan Permenkes 36 Tahun 2015 : 1. Kejadian fraud oleh peserta 2. Kejadian fraud oleh penyelenggaran program dalam hal ini petugas BPJS Kesehatan atau pembayar asurasi lain/asuransi private 3. Kejadian fraud oleh pemberi pelayanan kesehatan (pemberi pelayan kesehatan seperti dokter, perawat, farmasis, atau lainnya) atau Institusi pelayanan kesehatan, institusi penelitian kesehatan) 4. Kejadian fraud oleh penyedia obat dan alat kesehatan
PESERTA
PROVIDER
JKN PENYEDIA OBAT & ALKES
BPJS
Potensi Kecurangan di FKRTL NO
TIPE FRAUD
1 Upcoding 2 Type of room change 3 Unnecessary treatment 4 No Medical Value 5 Service Unbundling or Fragmentation 6 Phantom Prosedur 7 Standard of care 8 Cancelled Service 9 Readmisi 10 Phantom Billing 11 Inflated Bills 12 Repeat billing 13 Length of Stay 14 Cloning 15 Penggunaan Ventilator berlebih 16 Iur Biaya 17 Self Referral TOTAL
Upcoding Tindakan yang ditagihkan tidak sesuai dengan diagnosa DPJP/laporan operasi Penentuan kode diagnosa utama tidak sesuai dengan kondisi pasien Penambahan diagnosis/prosedur yang tidak sesuai dengan kondisi riil
Phantom Biling Data tidak sesuai antara yang terdapat dalam Rekam Medis dengan data pengajuan klaim. Pasien tidak di rawat inap ditagihkan menjadi rawat inap
Kegiatan Pencegahan Fraud di FKRTL (1) Manajemen Rumah Sakit • Membentuk Tim Anti-Fraud dalam JKN • Penguatan tim verifikator/investigator/auditor internal pada SPI • Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SPO/PPK/CP • Membentuk Tim Edukasi kepada pasien dan tenaga kesehatan • Membuat kebijakan prosedur dan pengendalian efektif untuk menghalangi, mencegah, mengetahui, melaporkan dan memperbaiki potensi Fraud • Memberlakukan sistem remunerasi berbasis kinerja untuk pembagian jasa • Evaluasi pembiayaan dan mutu pelayanan post-claim memanfaatkan data SIMRS dan feedback klaim
Tim Anti-Fraud di Rumah Sakit KETUA
SEKRETARIS
SPI
KOMITE MEDIK
PEREKAM MEDIK
KODER
FARMASI
Membentuk Tim Anti-Fraud di setiap RS, yang terdiri dari unsur SPI, Komite Medik, Perekam Medik, Koder, dan unsur lain yang terkait
DLL
Kegiatan Pencegahan Fraud di FKRTL (2) Dokter • Edukasi tentang langkah-langkah pencegahan dan sanksi Fraud • Memberikan pemahaman mengenai sistem pembiayaan dalam JKN dan penggunaan sistim coding yg berlaku • Menyusun dan meningkatkan ketaatan dalam implementasi SPO/PPK/CP • Menulis dan memberikan resume medis secara benar, jelas, lengkap dan tepat waktu
Kegiatan Pencegahan Fraud di FKRTL (3)
d) Meningkatkan interaksi petugas koder dengan DPJP atau staf klinis dalam memastikan diagnosis dan prosedur
Koder a) Edukasi tentang potensi fraud serta upaya pencegahannya b) Pelatihan dan edukasi coding yang benar c) Penyesuaian beban kerja koder dengan jumlah tenaga dan kompetensinya.
Strategi Pencegahan Fraud di Fasilitas Kesehatan (1) Pencegahan dilakukan secara sistemik, terstruktur dan komprehensif dengan melibatkan seluruh sumber daya manusia di rumah sakit Tujuan Umum : Menghindari terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
Tujuan Khusus • Mengidentifikasi kegiatan yang beresiko tinggi menjadi tindakan kecuranan atau penyalahgunaan dari regulasi maupun sistem yang ada dalam implementasi JKN • Mencegah pelaku potensial melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan JKN untuk mendapatkan keuntungan • memperkuat pengendalian di internal faskes
Tugas Tim Anti-Fraud : Mensosialisasikan perubahan dan budaya kerja yang baru yang berorientasi pada kendali mutu dan kendali biaya Mendorong pelaksanaan Good Corporate dan Good Clinical Governance Melakukan upaya pencegahan fraud Monitoring dan evaluasi Pelaporan
Dalam melakukan tugasnya, Tim Anti Fraud bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
PENANGANAN FRAUD SEBELUM TIM BERSAMA
SESUDAH TIM BERSAMA
BPJSK
KPK
KECUR ANGA N
KEMKES
DINKES
Tim Bersama dlm Penanganan Kecurangan JKN
KECURANGAN
Tim Bersama Penanganan Kecurangan JKN
Pokja Pencegahan •
•
Pokja Deteksi
menyusun pedoman pencegahan kecurangan JKN yang harus dilakukan oleh fasilitas kesehatan Mengkoordinasikan pakar/ahli dan atau instansi terkait yg diperlukan dlm pedoman pencegahan kecurangan JKN -
menyusun pedoman deteksi kecurangan dalam JKN yang mencakup tata cara pertukaran data, analisis data yang berpotensi kecurangan dalam JKN dan mekanisme tindak lanjut Mengkoordinasikan pakar/ahli dan atau instansi terkait yg diperlukan dalam rangka penyusunan pedomandeteksi kecurangan dalam JKN melakukan deteksi awal atas data yang berpotensi kecurangan dalam JKN sebagai dasar pelaksanaan piloting
Pokja Penyelesaian •
•
menyusun pedoman penyelesaian kecurangan dalam JKN yang mencakup tingkatan kecurangan, tata cara penyelesaian, dan sanksi yang akan diterapkan Mengkoordinasikan pakar/ahli dan atau instansi terkait yg diperlukan dalam rangka penyusunan pedoman penyelesaian kecurangan dalam JKN
MEKANISME PENYELESAIAN DISPUTE KLAIM INA-CBG
Dasar Hukum Permenkes No. 28 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN Permenke No. 5 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Klinis (Clinical Advisori) SE Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan No.51 Tahun 2016 Tentang Penatalaksanaan Penyelesaian Dispute Klaim
PMK No. 28 Tahun 2014 BAB. VII Monitoring, Evaluasi dan Penanganan Keluhan
Dasar Masalah Masalah Administratif
Perbedaan persepsi tentang ICD
Masalah Jenis Perawatan
Masalah Medis
Tahapan Penyelesaian Masalah Tim Monev Pusat & Kemkes Tim Monev Profinsi
Tim Monev Kab/Kota
Cara musyawarah
SE Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 TTG Penatalaksanaan Penyelesaian Dispute Klaim
Jenis Dispute
Kantor Cabang
Divisi Regional
Kantor Pusat
Waktu (hari kerja) Dispute Koding
5 hari
5 hari
14 hari
Dispute Medis
14 hari
14 hari
21 hari
Kesimpulan 1. Sebelum melakukan koding sebaiknya dilakukan evaluasi diagnosis yang akan dikoding 2. Tetapkan kode sesuai dengan aturan koding yang berlaku 3. Lakukan analisis post klaim 4. Lakukan sosialisasi koding secara internal
TERIMA KASIH JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Untuk Indonesia yang lebih sehat 24