Bab Iii Cnth.docx

  • Uploaded by: Putri Ambarsari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Cnth.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,931
  • Pages: 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas. Penelitian tindakan kelas dapat memperbaiki pembelajaran TEMATIK . Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu model pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang dicapai. Penelitian Tindakan Kelas mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TEMATIK pada tema 7 Indahnya Keberagaman di Negeriku melalui Media Monopoli pada siswa di SDN 013 Sambutan. Hal ini sesuai dengan penelitian para ahli bahwa tujuan dari peneitian tindakan kelas (PTK) yaitu untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan agar menjadi lebih baik. Kemmis dan Mc Taggart (dalam Daryanto, 2011:3) mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refelksi diri kolektif yang dilakukan oleh pesertapesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan praktik sosial. Hasley (dalam Sanjaya, 2009:24) penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari investasi tersebut. Sanford (Taniredja 2011:16) mengemukakan bahwa PTK merupakan suatu kegiatan siklus yang bersifat menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta, konsep tualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan dan evaluasi.

Berdasarkan pendapat diatas penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama peserta didik atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus tersebut, Suharsimi Arikunto, dkk (2009:62) menjelaskan ada beberapa karakteristik PTK tersebut antara lain : 1. Adanya tindakan nyata dilakukan dalam situasi yang dialami dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah. 2. Menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan. 3. Sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran. 4. Permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas dan penting. 5. Adanya kolaborasi antara praktek dan penelitian. 6. Ada tujuan penting dalam melaksanakan PTK yaitu meningkatan guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan. PTK merupakan penelitian yang bersiklus artinya penelitian ini dilakukan secara

berulang

dan

berkelanjutan

sampai

tujuan

penelitian

dapat

tercapai.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas.Penelitian ini juga termasuk penelitian deskripsi.Sebab, menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diiginkan dapat tercapai. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan kelas adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian ini dalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan siswa guru kelas dan teman sejawat. Kehadiran peneliti sebagai guru di kelas, sebagai pengajaran tetap dilakukan seperti biasa sehingga siswa tidak tahu kalau sedang diteliti.Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klaksikal telah mencapai 75% atau lebih. B. Setting Penelitian Pokok bahasan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah materi Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku dengan penggunaan Media ajar Monopoli untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TEMATIK pada siswa kelas IV SDN 013 Sambutan Tahun Pembelajaran 2018/2019.

1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun pembelajaran 2016/2017 sedangkan tempat penelitian dilakukan dikelas IVA SDN 013 Sambutan. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 013 Sambutan yang terletak di Jalan Mas Aji RT. 08 Kel. Sindang Sari Kecamatan Sambutan. Alasan penulis memilih sekolah ini dikarenakan hasil observasi sebelum penelitian pada saat observasi awal terlihat bahwa hasil belajar TEMATIK kurang memuaskan, guru kelas menyatakan siswa kurang dalam pelajaran TEMATIK sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa siswi IV SDN 013 Sambutan yang berjumlah 23 siswa, 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas IVA karena berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian dan informasi dari guru kelas IVA SDN 013 Sambutan, bahwa hasil belajar Tematik, meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran Tematik dan melalui media Monopoli dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran Tematik karena kurang memuaskan dan minat siswa dalam belajar juga terbilang sangat kurang karena masih terdapat banyak siswa yang asik bermain sendiri, melamun dan mengantuk.

1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tematik pada Tema 7 Indahnya Keberagaman di Negeriku Melalui Media Monopoli pada siswa kelas IV SDN 013 Sambutan Tahun Pembelajaran 2018/2019. D. Prosedur Penelitian Prosedur yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2011:130), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan sulit karena guru tinggal melakukan dengan sengaja dan diamati hasilnya secara seksama. Rancangan

penelitian

ini

menerapkan

model

dari

Kemmis

dan

MC

Taggart.Adapun model PTK menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya) yaitu langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (dalam Arikunto, 2011: 137).Adapun skema langkah-langkah PTK sebagai berikut.

Bagan Prosedur penelitian tindakan kelas (sumber: Arikunto, 2011: 16)

1. Perencanaan Perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan (Sukayati, 2008: 17). Aqib, dkk. (2009: 30) mengemukakan

hal-hal yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan

yaitu:(1) membuat skenario pembelajaran, (2) menyiapkan bahan ajar (3)

meyiapkan rencana mengajar (4) merencanakan bahan untuk pembelajaran seperti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas

(Media

monopoli),

(5)

mempersiapkan

instrumen

perilaku

pembelajaran oleh guru, perilaku belajar siswa, iklim belajar, hasil belajar dan penggunaan media untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, (6) mempersiapkan tes hasil belajar, (7) melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. 2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah ditetapkan yaitu mengenai tindakan kelas (Arikunto 2011 : 18). Pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan dilakukan tindakan yang diwujudkan dalam skenario pembelajaran (RPP). Setiap pertemuan dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran. Pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, pada saat bersamaan kegiatan pelakasanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x35 menit. 3. Observasi / Pengamatan

Observasi merupakan suatu teknik kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto 2011: 19). Kegiatan observasi ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas untuk mengamati proses pembelajaran

ada siswa kelas IV SDN 013 Sambutan. Observasi ini menitik beratkan pada perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan

Kompetensi Belajar siswa dalam

pembelajaran tema

Indahnya Keragaman di Negeriku melalui model pembelajaran tematik dengan

media

Monopoli

pembelajaran.

Penelitian

ini

menerapkan

pembelajaran tematik menggunakan media Monopoli pembelajaran yang difokuskan

pada muatan pelajaran PKN B.Indonesia dan IPS. Sehingga

pembelajaran akan lebih bermakna dengan adanya keterkaitan antar pengetahuan yang dipelajari dalam pembelajaran tematik. Menurut teori Ausubel proses pembelajaran di kelas-kelas matematika adalah suatu pembelajaran yang bermakna, yaitu suatu pembelajaran dimana pengetahuan atau pengalaman yang baru dapat terkait dengan pengetahuan lama yang sudah ada di dalam struktur kognitif seseorang. Sejalan dengan teori tersebut, teori Piaget menjelaskan perkembangan kognitif seorang siswa bergantung kepada seberapa jauh siswa itu dapat memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. (Sugiman dan Sujadi, 2011: 47-48). 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah dilakukan (Arikunto, 2011:99). Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

tindakan,

kemudian

berhadapan

dengan

peneliti

untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Tahapan ini dimaksudkan

untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran yang dikaji adalah mengenai perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan Kompetensi Belajar siswa dalam pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama. Kemudian peneliti bersama kolabolator membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya agar pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dan dapat mengatasi permasalahan yang ada.

E. Langkah-langkah dalam Penelitian Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu perbaikan proses pembelajaran secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih terdapat kelemahan hasil refleksi dari siklus I menuju arah kesempurnaan pada siklus II. Siklus I 1) Permasalahan

Permasalahan awal dalam penelitian ini adalah perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan Kompetensi Belajar siswa dalam pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui model pembelajaran tematik dengan

media Monopoli, sebagian besar peserta didik

masih rendah dan kurang aktif dalam menguasai pelajaran TEMATIK, masih kurangnya guru terampil dalam mengajarkan pembelajaran TEMATIK melalui Media . Hal ini terlihat dari belajar peserta didik yang belum dapat memperoleh nilai ketuntasan pada pelajaran TEMATIK sehingga peneliti terdorong untuk memperbaiki nilai hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media Monopoli yang akan dilaksanakan dalam beberapa siklus, penelitian menentukan kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan maupun kelebihan yang terjadi selama pelajaran pada siklus I. Sehingga dapat menentukan perbaikan pada siklus berikutnya. 2) Perencana tindakan Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan ini : a. Menyusun

perangkat pembelajaran yaitu RPP, bahan ajar, materi,

lembar kerja siswa, kisi-kisi soal evaluasi, lembar penilaian dengan menggunakan model pembelajaran tematik. b. Menyiapkan sumber belajar seperti buku muatan pelajaran serta berbagai sumber dari internet yang relevan dan media pembelajaran Monopoli pembelajaran.

c. Menyiapkan alat evaluasi berupa soal evaluasi, soal tes awal, dan lembar kerja siswa. d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan Kompetensi Belajar siswa dalam pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui model pembelajaran tematikdengan media Monopoli pembelajaran. e. Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3) Pelaksanaan tindakan. a. Tahap Persiapan 1. Mempersiapkan materi dan alat peraga yang dirancang sesuai

pembelajaran

dengan menggunakan Media Monopoli. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. b. Tahap kegiatan inti 1. Penyampaian Kompetensi Pada tahap ini, guru menyampaiakan kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan.Dengan demikian, siswa dapat mengukur sampai sejauh mana kompetensi yang harus mereka kuasai. 2. Persentasi Materi Pada tahap penyajian materi, guru menciptakan momentum awal pembelajaran dengan bersama siswa/siswi memainkan permainan monopoli pembelajaran

Pada tahap inilah guru harus berhasil memberi motivasi pada beberapa siswa yang kemungkinan masih belum siap. 3. Penjelasan cara memainkan monopoli Pada tahap ini, guru memberikan cara memainkan monopoli terhadap siswa agar siswa mengerti bagaimana cara memainkan media monopoli baik dan benar. 4. Penyajian Media monopoli Pada tahap ini, guru menyajikan media monopoli dan mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan memainkan monopoli yang ditunjukan. Dengan monopoli, pengajaran akan hemat energi, dan siswa juga akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. 5. Penjajakan Tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesulitan apa ketika memainkan monopoli tersebut. Setelah itu, siswa bisa menemukan jalan cerita, atau tuntutan kompetensi dasar berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai. 6. Penyajian Kompetensi Berdasarkan komentar atau penjelasan atas cara bermain, guru mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Selama proses ini, guru memberikan penekanan pada ketercapaian kompetensi tersebut. Di sini, guru bisa mengulangi, menuliskan, atau menjelaskan materi soal-soal tersebut agar siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah ditetapkan. c. Tahap kegiatan akhir

1. Menyimpulkan materi 2. Memberikan tugas individu 4) Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas, adapun yang diamati meliputi: a. Mengamati perilaku pembelajaran guru dalam pembelajaran tema selalu berhemat energi melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran menggunakan lembar observasi perilaku pembelajaran guru. b. Mengamati perilaku belajar siswa pada pembelajaran tema selalu berhemat energi melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran menggunakan lembar observasi perilaku belajar siswa. c. Mengamati iklim pembelajaran dalam pembelajaran tema selalu berhemat energi melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran. d. Mengamati media pembelajaran dalam pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran. e. Mengamati pencapaian kompetensi belajar siswa dalam pembelajaran tematik tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran.

5) Refleksi Refleksi merupakan Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I pertemuan kedua Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan pembelajaran tematik dengan media video pembelajaran kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. bagian yang sangat penting untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan. Dari data hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Peneliti menentukan kekurangan-kekurangan maupun kelebihan yang terjadi selama pembelajaran TEMATIK pada siklus I, sehingga dapat menentukan perbaikan pada siklus berikutnya. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Teknik Tes Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa yang ditunjukkan pada kemampuan dasar atau prestasi belajar siswa. Tes ini dikerjakan siswa secara individu setelah mempelajari suatu materi dengan menggunakan model pembelajaran tematik dengan media video pembelajaran.

2. Teknik Non Tes Observasi Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media

pembelajaran,

dan

Kompetensi

Belajar

siswa

selama

proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik dengan media video pembelajaran yang disusun melalui lembar observasi/ lembar pengamatan. Penyusunan lembar observasi didahului dengan menetapkan indikator-indikator pengamatan/ aspek apa saja yang akan diteliti. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran bersama tim kolaborator. 3. Catatan Lapangan Catatan lapangan pada penelitian ini berisi tentang permasalahanpermasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran tema selalu berhemat energi dengan model pembelajaran tematik dengan media video pembelajaran. Catatan lapangan tersebut bertujuan untuk membantu peneliti apabila menemui kesulitan dalam proses pembelajaran, untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran secara lebih detail yang tidak berupa data yang telah dipersiapkan instrumen pengamtannya dan sebagai bahan guru untuk melakukan refleksi. 4. Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berwujud arsip nilai, perangkat pembelajaran, dan foto-foto yang terkait dengan penelitian yang menggambarkan kondisi baik siswa maupun guru saat pembelajaran berlangsung.

G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah: 1. Analisis Data Deskriptif Kuantitatif Data kuantitatif berupa Kompetensi Belajar kognitif yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui Kompetensi Belajar yang dicapai siswa, perilaku belajar siswa selama pembelajaran serta perilaku pembelajaran guru dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menentukan aspekaspek yang di analisa berupa jumlah jawaban yang benar, jumlah jawaban yang salah, nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar secara individu dan ketuntasan belajar secara klasikal. Analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi atau tes akhir siklus berupa soal tes tertulis. Penyajian data kuantitatif disajikan dalam bentuk persentase dan angka. Peneliti menggunakan Metode Penilaian Acuhan Patokan (PAP) dengan sistem penilaian skala 0-100untuk menentukan penilaian tes individu. Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) disebut juga penilaian dengan norma absolut atau kriteria. Pendekatan PAP berarti membandingkan skor-skor hasil tes peserta didik dengan kriteria atau patokan yang secara absolut/mutlak telah ditetapkan oleh guru (Poerwanti dkk, 2008:6-14). Adapun langkahlangkah PAP dalam penelitian ini yaitu:

a) Menentukan skor berdasar proporsi Skor = x 100% (rumus bila menggunakan skala 100%) Keterangan : B = Jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/ item soal pada tes ). = skor teoritis (Poerwanti dkk, 2008: 6.14-6.16) b) Menentukan batas minimal nilai ketuntasan Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran (Poerwanti, 2008:6.16). Penentuan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada. Adapun untuk menentukan kriteria ketuntasan Kompetensi Belajar adalah sebagai berikut : Tabel 3.5. Konversi Ketuntasan Belajar

Sikap Predikat Modus SB 4,00 (Sangat Baik)

3,00

B (Baik)

2,00

C (Cukup)

1,00

K (Kurang)

Pengetahuan Skor Rerata Huruf 3,85 – 4,00 A 3,51 – 3,84 A3,18 – 3,50 B+

Keterampilan Capaian Optimum Huruf 3,85 – 4,00 A 3,51 – 3,84 A3,18 – 3,50 B+

2,85 – 3,17 2,51 – 2,84 2,18 – 2,50

B BC+

2,85 – 3,17 2,51 – 2,84 2,18 – 2,50

B BC+

1,85 – 2,17 1,51 – 1,84 1,18 – 1,50 1,00 – 1,17

C CD+ D

1,85 – 2,17 1,51 – 1,84 1,18 – 1,50 1,00 – 1,17

C CD+ D

Sumber: Permendikbud No. 104 (2014:23)

Skala nilai pada Kurikulum 2013 menggunakan skala 1-4. Ada dua cara untuk mendapatkan nilai dalam skala 1-4, yaitu: 1.

Mengkonversi langsung dari skor Rumus:

2.

Mengkonversi dari skala 0-100 Rumus:

(Kurinasih, 2014:56)

Ketuntasan belajar siswa sesuai Lampiran Permendikbud no. 104 (2014;11) adalah: 1. Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan

dengan predikat Baik (B). Tabel Nilai Ketuntasan SikapNilai Ketentuan Sikap Nilai Nilai Ketentuan Sikap Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Sumber: Permendikbud No. 104 (2014:11) 2. Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 3. Ketuntasan Belajar untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.

Tabel Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan Rentang Angkat Huruf 3,85 – 4,00 A 3,51 – 3,84 A3,18 – 3,50 B+ 2,85 – 3,17 B 2,51 – 2,84 B2,18 – 2,50 C+ 1,85 – 2,17 C 1,51 – 1,84 C1,18 – 1,50 D+ 1,00 – 1,17 D Sumber: Permendikbud No. 104 (2014:12) c) Menentukan ketuntasan klasikal Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakan dalam pembelajaran. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang ada. Ketuntasan belajar dapat dilihat dari Kompetensi Belajar siswa baik pada aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Pada kurikulum 2013 aspek sikap dibagi menjadi 2 yaitu sikap spiritual yang dimasukkan dalam Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan sikap sosial dimasukkan dalam Kompetensi Inti 2 (KI-2). Aspek pengetahuan dimasukkan dalam Kompetensi Inti 3 (KI-3), sedangkan aspek keterampilan dimasukkan dalam Kompetensi Inti (KI-4). Indikator ketuntasan 81A (2013:55) adalah:

belajar siswa menurut Permendikbud no.

a.

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seseorang siswa dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajari apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif;

b. Untuk KD padaKI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang siswa dilakukan dengan memperhatikan sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap siswa secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan. Untuk mengetahui apakah siswa sudah atau belum tuntas menguasai suatu kompetensi dapat dilihat dari posisi nilai yang diperoleh berdasarkan tabel konversi nilai berikut: Kriteria Ketuntasan Klasikal ≥ 75%

Kualifikasi

Tuntas

Sumber: PermendikbudNomor 81A

Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: p = persentase ketuntasan belajar klasikal siswa (Aqib, 2011: 41)

Rata-rata Kompetensi Belajar kelas

2) Analisis Data Deskriptif Kualitatif\ Data kualitatif berupa data hasil observasi perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan Kompetensi Belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran, serta hasil catatan lapangan dan hasil wawancara yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskriptif kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori dalam beberapa paragraf menurut kriteria agar diperoleh simpulan. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh simpulan. Data kualitatif ini diperoleh dari pengoahan data yang diperoleh dari instrumen pengamatan perilaku pembelajaran guru dan instrumen pengamatan siswa. Pedoman penilaian yang diamati dapat dihitung dengan menentukan skor dalam 4 kriteria. Langkah-langkahnya sebagai berikut: a.

Menentukan skor tertinggi(m)

b.

Menentukan skor terendah (k)

c.

Menentukan jumlah kelas menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang)

d.

Menentukan jarak interval

(Widoyoko, 2012: 110-111) Skor yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dikonversikan dengan tabel rentang dan kategori data kualitatif untuk mengetahui rentang skor dan kategorinya. Tabel Rentang dan Kategori Skor (k+3(i)) s/d m (k+2(i)) s/d (k+3(i)) (k+i) s/d (k+2(i)) k s/d (k+i)

Kategori Penilaian Sangat baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)

Tabel klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan tingkatan nilai pada Perilaku pembelajaran guru, Perilaku Belajar Siswa, media pembelajaran, materi pembelajaran dan iklim pembelajaran sebagai berikut. a) Perilaku Pembelajaran Guru Pada penelitian ini terdapat 7 Perilaku pembelajaran guru. Skor maksimal adalah 28 dan skor minimal adalah 0 dengan jumlah kelas interval, sehingga diperoleh: R = Skor maksimal-skor minimal = 28 – 0 = 28

(i) = = =7

𝑅 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

28 4

Dari perhitungan diatas maka tabel skor Perilaku pembelajaran guru adalah sebagai berikut: Tabel Kriteria Perilaku pembelajaran guru Skor 21≤ skor ≤ 28 14≤ skor <21 7≤ skor <14 0 ≤ skor <7

Kategori Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (k)

b) Perilaku Belajar Siswa Pada penelitian ini terdapat 7 Perilaku Belajar Siswa. Skor maksimal adalah 28 dan skor minimal adalah 0 dengan jumlah kelas interval, sehingga diperoleh: R = Skor maksimal-skor minimal

(i) =

= 28 – 0

=

= 28

=7

Dari perhitungan diatas maka tabel skor Perilaku Belajar Siswa adalah sebagai berikut: Tabel Kriteria Perilaku Belajar Siswa Skor 21≤ skor ≤ 28 14≤ skor <21 7≤ skor <14 0 ≤ skor <7

Kategori Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (k)

c) Iklim Pembelajaran Pada penelitian ini terdapat 2 iklim pembelajaran. Skor maksimal adalah 8 dan skor minimal adalah 0 dengan jumlah kelas interval 4, sehingga diperoleh:

R = Skor maksimal-skor minimal

(i) = 8

=8-0

=

=8

=2

4

Dari perhitungan diatas maka tabel skor iklim pembelajaran adalah sebagai berikut: Tabel Kriteria Iklim Pembelajaran Skor 6≤ skor ≤ 8 4≤ skor <6 2≤ skor <4 0 ≤ skor <2

Kategori Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (k)

d) Materi Pembelajaran Pada penelitian ini terdapat 3materi pembelajaran. Skor maksimal adalah 12 dan skor minimal adalah 0 dengan jumlah kelas interval 4, sehingga diperoleh:

R = Skor maksimal-skor minimal

(i) =

= 12 - 0

=

= 12

=3

Dari perhitungan diatas maka tabel skor materi pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel Kriteria Materi Pembelajaran Skor 9≤ skor ≤12 6≤ skor <9 3≤ skor <6 0 ≤ skor <3

Kategori Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (k)

e) Media Pembelajaran Pada penelitian ini terdapat 2 media pembelajaran. Skor maksimal adalah 8 dan skor minimal adalah 0 dengan jumlah kelas interval 4, sehingga diperoleh: f)

R = Skor maksimal-skor minimal

(i) =

= 12 – 0

=

= 12

=3

Dari perhitungan diatas maka tabel skor media pembelajaran adalah sebagai berikut: Tabel Kriteria Media Pembelajaran

g)

Skor 9≤ skor ≤12 6≤ skor <9 3≤ skor <6 0 ≤ skor <3

Kategori Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (k)

H. Indikator Keberhasilan Pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui model pembelajaran

tematik dengan media Monopoli pembelajaran

dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku di kelas IV SDN 013 Sambutan dengan indikator sebagai berikut : 1. Perilaku pembelajaran guru dalam pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran meningkat dengan kriteria minimal baik dengan skor ≥ 14. 2. Perilaku belajar dalam diskusi kelompok pada pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran meningkat dengan kriteria minimal baik dengan skor > 14. 3. Kualitas

iklim

pembelajaran

dalam

pembelajaran

tema

Indahnya

Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran meningkat dengan kriteria minimal baik dalam lembar observasi pengamatan. meningkat dengan kriteria minimal baik dengan skor > 4. 4. Kualitas materi pembelajaran dalam pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran meningkat dengan kriteria minimal baik dengan skor > 6.

5. Kualitas

media

pembelajaran

dalam

pembelajaran

tema

Indahnya

Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran meningkat dengan kriteria minimal baik dengan skor > 6.

6. Kompetensi belajar siswa dalam pembelajaran tema Indahnya Keragaman di Negeriku melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan media Monopoli pembelajaran meningkat dengan kriteria ketuntasan belajar individual >66 untuk nilai pengetahuan, 2,66 (>66) untuk nilai keterampilan, dan B untuk nilai sikap serta ketuntasan belajar klasikal sebesar 75 %.

Related Documents

Bab Iii
October 2019 77
Bab Iii
November 2019 69
Bab-iii
June 2020 63
Bab Iii
May 2020 50
Bab Iii
June 2020 55
Bab Iii]
June 2020 45

More Documents from ""