Peran Pemuda Untuk Percepatan Pembangunan Bangsa

  • Uploaded by: achmad zaky
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Pemuda Untuk Percepatan Pembangunan Bangsa as PDF for free.

More details

  • Words: 716
  • Pages: 3
Peran pemuda dalam percepatan pembangunan bangsa1 Achmad Zaky Syaifudin, Teknik Informatika ITB, peserta PPSDMS Regional II Bandung angkatan 2

Pemuda merupakan generasi penyokong bangsa. Pemuda juga merupakan generasi pengganti generasi tua yang sudah ada dan kini berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu keberadaan pemuda sangatlah diharapkan perannya di Negara Indonesia ini. Begitu banyak gerakan yang merupakan gerakan 20 tahunan terjadi di Negeri ini dipelopori oleh para pemuda. Mulai dari Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Perang Kemerdekaan (1945), Orde Baru (1966), dan yang terakhir adalah gerakan Reformasi (1998). Namun apakah semua itu hanya merupakan acara 20 tahunan yang tidak memberikan efek berarti bagi bangsa Indonesia bahkan menjadikan Indonesia kian terpuruk. Mungkin sudah saatnya bagi kita generasi muda untuk memikirkan peran nyata kita yang berkelanjutan, tidak insidental seperti di atas dan dilupakan begitu saja.

Di zaman yang serba canggih dan maju ini globalisasi sangat cepat berkembang. Kita pun sebagai generasi muda terkena dampak dari globalisasi ini. Peniruan gaya hidup yang kebarat-baratan merupakan salah satu dampak negatif yang kini menyerang. Banyak dari saudara-saudara kita yang mabuk-mabukan, terlibat dunia malam bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti inilah yang dapat merusak generasi bangsa. Kadang kita juga prihatin melihat pemuda-pemuda yang masih suka nongkrong dipinggir jalan tanpa ada kerjaan atau tawuran antar desa yang kebanyakan disebabkan oleh pemuda. Kultur inilah yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di Poso, Ambon, dll yang dilatarbelakangi tawuran antar pemuda atau gerakan separatisme bom bunuh diri yang sebagian besar dilakukan oleh pemuda. Kultur hidup seperti ini sangat berbeda sekali dengan kultur yang ada di luar negeri terutama negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Jerman. Di sana golongan muda sangat terwadahi dan aktif sekali dengan kehidupan profesinya. Di Jepang, mereka banyak yang membuat game, komik yang bisa diekspor sampai ke Negara lain. Di Amerika mereka rajin melakukan penelitian sampai akhirnya mendapat paten bertaraf Internasional. Harusnya kita mengambil nilai positif dari terjadinya

1

Ditulis untuk tugas artikel PPSDMS untuk bulan November 2006

Globalisasi ini, Misalnya kita bisa berkomunikasi dengan pemuda di negara lain. Kita bisa berdialog, melakukan riset bersama, atau pertukaran pelajar. Mahasiswa sebagai generasi muda yang memiliki intelektual paling tinggi hendaknya bisa berperan aktif. Idealisme mahasiswa yang berkembang seperti Agent of Change, Guardian of Value, dan Iron Stock hendaknya tidak luntur begitu saja di tengah jalan. Mahasiswa merupakan generasi yang dicetak untuk tujuan mengembangkan profesi yang ia tekuni di dunia kampus. Merekalah yang kelak memajukan keprofesian Indonesia sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Untuk itulah, hendaknya mahasiswa mulai dari sekarang bisa mengembangkan potensi-potensi yang mereka miliki, hal itu bisa dilakukan dengan melakukan riset, aktif berorganisasi, berprestasi di kampus bahkan dunia.

Kemiskinan merupakan masalah utama bangsa kita baru-baru ini. Bahkan persentase penduduk miskin di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2006 sekitar

20an

%

penduduk

miskin

tinggal

di

Indonesia.

Pemerintah

sudah

menanggulanginya dengan pemberian BLT(Bantuan Langsung Tunai) sebagai shock terapy kepada masyarakat atas kenaikan harga BBM tahun 2005 kemarin. Namun apakah BLT ini efektif? Hal ini patut menjadi kajian kita bersama. Banyak penduduk miskin yang menerima BLT ini dan lenyap tak berbekas setelah 3 hari yang mereka gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bantuan BLT ini saya nilai tidak efektif dan tidak tepat sasaran. Selain itu masalah utama lain yang berdampak ke masalah kemiskinan yaitu pengangguran. Begitu banyak penduduk pengangguran di negeri ini (40%) bahkan 2 juta pengangguran merupakan lulusan sarjana. Lalu, apakah masalah dari bangsa ini? Bagaimana bisa 2 juta sarjana menganggur? Adakah yang salah dengan sistem pendidikan kita? Sistem pendidikan kita menciptakan para siswanya hanya untuk menjadi pekerja, bukan pembuat pekerjaan. Hal inilah yang menurut saya sebagai salah satu penyebab banyaknya pengangguran sekarang ini. Pemerintah bisa mengadakan pusatpusat pelatihan untuk melatih pemuda-pemuda sebagai ganti BLT yang kurang efektif tadi. Dari sinilah pemuda-pemuda Indonesia memiliki keahlian khusus yang bisa mereka terapkan langsung ke dunia usaha. Hal itulah yang dilakukan di Negara-negara besar seperti Amerika saat mereka mengalami krisis di negaranya. Hal itu juga yang dilakukan

oleh Negara tetangga kita Malaysia untuk membentuk Super Corridor Malaysia (SCM) sehingga Malaysia menjadi negara maju seperti sekarang. Dengan pelatihan-pelatihan inilah pemuda akan terwadahi dan membentuk pembinaan secara berkelanjutan yang bisa diterapkan di masyarakat. Sehingga kekawatiran akan terjadinya hal-hal negatif di masyarakat seperti mabuk-mabukan, tawuran atau terorisme yang disebabkan oleh pemuda bisa dihilangkan. Disamping itu para pemuda bisa hidup mandiri dengan usahanya sembari membina terus ilmu kewirausahaannya lewat pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah.

Related Documents


More Documents from "DaraaPutri"