Peran Investasi Dalam Pembangunan Perekonomian Di Madiun.docx

  • Uploaded by: Endra Hardi
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Investasi Dalam Pembangunan Perekonomian Di Madiun.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,144
  • Pages: 11
PERAN INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Endra Hardi Winata, 1703101042 Akuntansi 2B, FEB Universitas PGRI Madiun [email protected]

Keywords:

ABSTRACT

Investasi, Pertumbuhan Ekonomi.

.

Sekarang ini banyak negara-negara

PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan

yang

melakukan

kebijaksanaan

yang

salah satu permasalahan klasik yang

bertujuan untuk meningkatkan investasi

sering dihadapi oleh sebuah negara

baik domestik ataupun modal asing.

berkembang, tak terkecuali Indonesia.

Menurut teori Harrod – Domar yang

Sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi

masih

tolak

pertumbuhan ekonomi disuatu negara

ukur

suatu

negara

meningkatkan masyarakatnya

dalam

kesejahteraan dan

pertumbuhan

berlaku

sampai

sekarang

ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi.

Kegiatan

investasi

akan

ekonomi itu sendiri merupakan indikator

mendorong pula kegiatan ekonomi suatu

penting dalam mengukur keberhasilan

negara,

pembangunan

peningkatan

suatu

negara

(Todaro,2005).

penyerapan output

penghematan

Menurut Adam Smith, di dalam buku

tenaga yang

devisa

penambahan devisa.

kerja,

dihasilkan,

atau

bahkan

Menurut Husnan

“The Wealth of Nations”. Pertumbuhan

(1996:5)

ekonomi dipengaruhi oleh pertumbuhan

investasi merupakan suatu rencana untuk

PDB (Produk Domestik Bruto) dan juga

menginvestasikan sumber-sumber daya,

dipengaruhi beberapa faktor lainya seperti

baik proyek raksasa ataupun proyek kecil

ketersediaan sumber daya alam, jumlah

untuk memperoleh manfaat pada masa

penduduk dan ketersediaan modal. Selain

yang

itu,

manfaat

pertumbuhan

jugadipengaruhi

oleh

ekonomi pengeluaran

pemerintash, inflasi dan juga tenaga kerja.

menyatakan

akan

datang.” Pada

ini

dalam

uang. Sehingga nampaknya

bahwa“Proyek

tidak

umumnya

bentuk

kehadiran mungkin

nilai investor

dihindari

1

untuk

meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi.

sebesar 5,50 persen. Pada tahun 2010, laju pertumbuhan ekonomi secara nasional

Secara teoritis, tingkat pertumbuhan ekonomi

berkorelasi

dengan

sebanyak 17 provinsi memiliki laju

investasi seperti yang dinyatakan antara

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi

lain

Jhingan

dari nasional, namun provinsinya berbeda

(2003,133-134) dan Mankiw (2006:93),

dengan kondisi tahun 2006. Hal ini berarti

Harrod Domar dalam Arsyad (2010:82-

bahwa terdapat provinsi yang mampu

86), Solow-Swan dalam Arsyad (2010

meningkatkan perekonomiannya, di sisi

:88-89),

lain ada juga provinsi yang mengalami

oleh

positif

meningkat menjadi 6,10 persen, dan

Keynes

dalam

Kuznet

(2010:277),

dalam

Todaro

Arsyad

(2000:136),

dan

penurunan

dalam

pertumbuhan

Schumpeter dalam Sukirno (2008:122).

ekonominya. Pertumbuhan ekonomi yang

Keynes menyarankan agar pemerintah

tinggi maka kesempatan kerja yang

meningkatkan

tercipta juga akan bertambah, karena

pengeluaran

karena

memandang pemerintah sebagai agen

peningkatan

independen yang mampu menstimulasi

penambahan input yaitu antara lain input

perekonomian melalui kerja publik. Pada

tenaga

masa

pengeluaran

ekonomi yang tinggi juga tergantung dari

mendorong

besar kecilnya output nasional yang dapat

investasi (I), dan

dihasilkan dalam suatu negara, oleh sebab

resesi,

pemerintah

kenaikan (G)

konsumsi (C) dan karenanya

akan

menaikkan

pendapatan

nasional (Y).

produksi

kerja.

Tingkat

memerlukan

pertumbuhan

itu output nasional merupakan salah satu indikator terciptanya alokasi sumber daya

Pertumbuhan

Ekonomi

Menurut

yang

efisien.

Menurut

Raharja

dan

Sektor Ekonomi Di Indonesia Tahun 2006

Manurung (2008: 11-12), besarnya output

Sampai Dengan 2010 Laju pertumbuhan

nasional

ekonomi regional selama tahun 2006

perekonomian pada suatu periode tertentu

sampai

memberikan

tahun

2010

menunjukkan

yang

dihasilkan

gambaran

awal

suatu

tentang

perkembangan yang semakin membaik.

seberapa efisien sumber daya (antara lain

Pada tahun 2006, dari 33 provinsi di

tenaga

Indonesia,

digunakan untuk

sebanyak

17

provinsi

kerja

dan

barang

modal)

memproduksi barang

mempunyai laju pertumbuhan ekonomi di

dan jasa, juga memberikan gambaran

atas laju pertumbuhan nasional yang

tentang produktivitas dan tingkat ke

1

kemakmuran suatu negara. Alat ukur

penyerapan tenaga kerja di sektor modern.

tingkat

Menurut

kemakmuran

adalah

output

Kuncoro

(2010:137),

nasional per kapita, sedangkan alat ukur

pertumbuhan ekonomi juga tergantung

produktivitas rata-rata adalah output per

dari besaran nilai investasi yang mampu

tenaga kerja. Selain itu output nasional

menggerakkan perekonomian.

memberikan gambaran tentang masalah struktural

yang

dihadapi

suatu

METODE PENELITIAN

perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk,

maka

perekonomian

Pada penelitian ini akan digunakan metode hasil kajian analisis kritis tentang

mempunyai masalah dengan distribusi

peran

pendapatannya.

pertumbuhan ekonomi di indonesia. Yang

output

nasional

Jika

sebagian

berasal

dari

besar sektor

investasi dalam pembangunan

dilakukan

dengan

mengkaji

berbagai

pertanian, maka perekonomian tersebut

pustaka yang relevan dengan masalah

berhadapan dengan masalah ketimpangan

yang dibahas.

struktur produksi. Artinya perekonomian harus memperkuat industrinya agar ada keseimbangan kontribusi antara sektor pertanian yang dianggap sektor ekonomi

Pembahasan

tradisional dengan sektor industri yang

Hasil

pengujian

dengan

dianggap sebagai sektor ekonomi modern.

menggunakan hasil kajian kritis dari

Menurut Lewis dalam Todaro (2006:132),

berbagai pustaka yang relevan dengan

pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap

masalah yang dibahas, diperoleh kapital

penyerapan tenaga kerja dimulai dari

dan

investasi di sektor industri, dan akumulasi

signifikan

modal secara keseluruhan di sektor

Tercatat elastistitas kapital

modern akan menimbulkan perluasan

masing-masing sebesar sebesar 0.4 dan

output pada sektor modern tersebut.

0.2. Beberapa penelitian lain menunjukan

Pengalihan tenaga kerja dari sektor

elastisitas kapital relatif sama yaitu

pertanian ke sektor modern (industri)

sebesar 0.4 (Tjajono & Anugrah, 2006).

selanjutnya

meningkatkan

Namun elastisitas labor lebih besar yaitu

pertumbuhan output dan peningkatan

0.6. Namun demikian, dalam penelitian

akan

labor

berpengaruh terhadap

positif

dan

perekonomian. dan labor

1

ini, kita lebih memfokuskan melihat

dimana

pengaruh kapital ke dalam GDP. 5 .8 9 0

digunakan dalam menghasilkan output

.4 0 .2 y K L = + +

dibandingkan modal atau kapital.

(0.05)***

(0.25)***

(0.02)*** R2

= 0.98 DW

= 0.16 menghitung

pengaruh

kerja

lebih

banyak

Dengan menggunakan perhitungan yang

Dalam

tenaga

sama

seperti

sebelumnya,

telah

dijelaskan

diperoleh

koefisien

investasi ke output, maka perlu dilihat

hubungan investasi dan kpital sebesar

hubungan antara investasi dan kapital

0.56 pada sektor pertanian. Sehingga

dengan

persamaan

pengaruh investasi ke GDP sebesar 0.52,

identitas. Dalam model sektoral dengan

dimana setiap kenaikan investasi di sektor

menggunakan 9 sektor, maka diambil

pertanian

koefisien rata-rata dari kesembilan sektor

kenaikan GDP sebesar 0.52%. Pengaruh

tersebut dan diperoleh koefisien sebesar

investasi pada sektor pertanian relatif

0.54. Dari hasil perhitungan diperoleh

lebih rendah dibandingkan pengaruh rata-

bahwa pengaruh investasi pada GDP

rata investasi sektoral terhadap GDP.

sebesar 0.74. Hal ini berarti bahwa setiap

Hasil ini menguatkan dugaan bahwa

peningkatan investasi sektoral sebesar 1%

sektor pertanian lebih merupakan sektor

akan diikuti dengan peningkatan GDP

padat karya yang membutuhkan tenaga

sebesar 0.74%.

kerja lebih dibandingkan kapital.

menggunakan

Pada

sektor

pertanian

dengan

sebesar

Bila

kita

1%

akan

melihat

diikuti

pengaruh

pembagian 3 sub sektor yaitu 1. Pertanian

investasi pada sub sektor pertanian akan

dan

dan

diperoleh hasil yang sedikit berbeda.

diperoleh

Pengaruh kapital terhadap sub sektor

elastisitas kapital terhadap GDP yang

pertanian dan sub sektor kehutanan relatif

berbeda

sama yaitu sebesar 0.15, namun sub

perkebunan

perikanan

3.

(tabel

2.

Peternakan

Kehutanan,

2).

Secara

sektoral,

pengaruh kapital terhadap GDP pada

sektor

sektor pertanian relatif kecil yaitu sebesar

Sebaliknya, elastisitas kapital pada sub

0.29. Sebaliknya pengaruh labor atau

sektor peternakan dan perikanan terhadap

tenaga

output cukup besar yaitu 0.54 dan

kerja

cukup

besar

dengan

elastisitas sebesar 0.49. Hal ini memang sesuai dengan kondisi bahwa sektor pertanian lebih berupa labor intensif,

pertanian

tidak

signifikan.

signifikan. Pengaruh

investasi

terhadap

output pada sub sektor pertanian dan

1

perkebunan sebesar 0.27 sama dengan sub sektor

kehutanan,

dimana

Pada sektor ini dibagi dalam 3 sub

kenaikan

sektor sebagai berikut: 1. Migas 2. Non

investasi pada sub sektor tersebut sebesar

Migas 3. Penggalian Sebagaimana sektor

1% akan mendorong kenaikan output

sebelumnya, pada pada pengelompokan

sebesar 0.27%. Sementara itu, pada sub

sub sektor diperoleh elastisitas kapital

sektor peternakan dan perikanan pengaruh

terhadap GDP yang berbeda. Pada hasil

investasi lebih besar yaitu 0.96. Hal ini

pengujian empirik untuk kelompok sub

menunjukan bahwa sub sektor peternakan

sektor diperoleh beberapa hasil yang tidak

dan perikanan lebih merupakan sub sektor

signifikan.

padat modal, dimana setiap penanaman

koefisien

investasi dapat menghasilkan output yang

dimana hasil ini tidak sesuai dengan teori.

cukup signifikan.

Bahkan

diperoleh

yang negatif

Secara

teori

untuk

hasil labor,

produksi

Cobb

Pada sektor pertambangan dan

Douglas, pengaruh kapital dan labor

penggalian , diperoleh pengaruh kapital

terhadap output positif, dimana kenaikan

yang lebih besar daripa labor terhadap

kapital atau labor akan berdampak pada

output. Tercatat koefisien kapital dan

peningkatan

output,

labor masing-masing sebesar 0.16 dan

sebaliknya.

Namun demikian, hasil

0.02. Namun untuk koefisien labor tidak

pengujian empirik menunjukan bahwa

signifikan. Hasil ini menunjukan bahwa

pengaruh kapital positif untuk semua sub

pada sektor pertambangan lebih mengarah

sektor pertambangan. Khusus untuk sub

pada kapital insentif, dimana penambahan

sektor migas, elastisitas kapital terhadap

modal akan berdampak lebih besar pada

outpus sangat kecil yaitu 0.04 dan tidak

output

Hasil

signifikan. Sementara itu, pada sub sektor

pengujian empirik menguatkan dugaan

non migas dan sub sektor penggalian

bahwa pada sektor pertambangan peran

masing-masing

investasi

sebesar 0.64 dan 0.3, serta signifkan.

dibandingkan

atau

labor.

kapital

lebih

besar

dibandingkan peran tenaga kerja dalam menghasilkan

menghitung

elastisitas

koefisien

kapital dan investasi, diperoleh pengaruh

perhitungan diperoleh bahwa kenaikan

investasi terhadap output kedua sektor di

investasi

atas masing-masing sebesar 1.18 dan

akan

Dari

memiliki

juga

hasil

1%

output.

Dengan

begitu

diikuti

kenaikan output sebesar 0.3%.

dengan

0.55. hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan investasi pada sub sektor

1

non migas sebesar 1% akan mendorong

Dari

hasil

perhitungan

antar

peningkatan output sebesar 1.18%. Dapat

kapital dan investasi, diperoleh pengaruh

disimpulkan bahwa peningkatan investasi

investasi terhadap output pada sektor

pada sub sektor non migas memiliki

industri sebesar 0.76. Setiap penambahan

pengaruh

investasi pada sektor industri sebesar 1%

yang

cukup

besar

dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi sub

akan

sektor

koefisien

sebesar 0.76%. Hal ini menunjukan

investasi terhadap output sebesar 0.55

bahwa peran investasi masih cukup besar

yang berarti kenaikan investasi sebesar

pada sektor ini.

ini.

Sementara

itu,

1%, maka akan mendorong kenaikan

mendorong

Upaya

peningkatan

output

pemerintah

untuk

output sebesar 0.55%. Pengaruh investasi

mengundang investasi asing atau FDI

terhadap pertumbuhan ekonomi pada

pada

masing-masing sub sektor menunjukan

mengingat

bahwa sub sektor non migas memiliki

meningkatkan GDP cukup besar pada

pengaruh yang paling besar.

sektor

Sektor industri merupakan satu-

sektor

industri peran

ini.

Hasil

kesembilan

sub

dirasa

tepat,

investasi

uji

untuk

empirik

sektor

pada

industri

satunya sektor yang memiliki 9 sub sektor

menunjukan hasil yang menyerupai sektor

dan diperoleh elastisitas kapital (0.41)

industri pada umumnya. Hanya pada sub

terhadap output pada sektor industri lebih

sektor industri kayu, indsutri logam dasar,

kecil dibandingkan elastisitas labor (0.7)

dan industri barang dari logam yang

terhadap output pada sektor tersebut.

menghasilkan

Hasil ini menunjukan bahwa pada sektor

kapital dan tidak signifikan.

koefisien

negatif

pada

industri lebih bersifat labor intensif,

Sementara itu, keenam sub sektor

dimana faktor tenaga kerja lebih dominan

yang lain menunjukan peran kapital yang

dibandingkan

Ini

positif dengan koefisien antara 0.17 -

menguatkan fakta di lapangan bahwa

0.46. Sub sektor industri mineral non

peran tenaga kerja di sektor industri

logam memiliki koefisien kapital terendah

cukup besar. Hal ini juga ditunjang masih

dan sub sektor industri

makanan,

rendahnya upah tenaga kerja di Indonesia,

minuman,

memiliki

sehingga banyak perusahaan asing yang

koefisien kapital tertinggi.

faktor

kapital.

membuka pabriknya di Indonesia untuk menekan biaya produksi.

Hasil

dan

tembakau

perhitungan

koefisien

investasi terhadap output pada sub sektor

1

industri

makanan,

tembakau

sebesar

minuman, 0.85.

dan

variable

relatif

tidak

jauh

berbeda.

Peningkatan

Adapun hitungan koefisien investasi dan

investasi sub sektor ini sebesar 1% akan

kapital sebesar 0.51, sehingga diperoleh

meningkatkan outputnya sebesar 0.85%.

koefisien investasi dan output menjadi

Hasil ini sesuai dengan fakta bahwa

sebesar 0.74. Hal ini berarti setiap

industri

kenaikan investasi sebesar 1% akan

makanan,

minuman,

dan

tembakau merupakan sub industri yang

berdampak

cukup berkembang dan diminati investor.

sebesar 0.74%. oleh karena itu, sektor ini

Pembelian saham Sampurna oleh pihak

termasuk memiliki potensi mendorong

asing menunjukan investasi di sub sektor

pertumbuhan ekonomi bila investasinya

ini memang sangat diminati, bahkan oleh

ditingkatkan.

pihak asing.

pada

peningkatan

output

Sebagaimana sektor sebelumnya,

Investasi pada sub sektor mineral

sektor bangunan juga tidak dibagi dalam

non

pada

sub sektor, karena belum adanya data

pertumbuhan ekonomi yang paling rendah

penunjang. Hasil pengujian empirik pada

dengan koefisien sebesar 0.31. Hal ini

sektor ini menunjukan peran labor jauh

mengindikasikan bahwa investasi pada

lebih

sub sektor ini sedikit dampaknya pada

Elastisitas kapital terhadap output hanya

output. Sehingga sub sektor ini kurang

sebesar

diminati oleh investor.

Sementara itu, pengaruh labor terhadap

dan

logam

berdampak

besar

0.12

dibandingkan

dan

tidak

kapital.

signifikan.

Pada sektor listrik, air, dan gas

output cukup besar dengan elastisitas

tidak dilakukan pengelompokan dalam

sebesar 0.7 dan signifikan (tabel 4).

sub

Namun

sektor

ketersediaan

menimbang data.

Hasil

keterbatasan

demikian,

rendahnya

peran

pengujian

kapital dibandingkan labor pada sektor ini

empirik pada sektor ini menunjukan

sesuai dengan kondisi yang ada. Sektor

bahwa peran kapital masih di bahwa

banguan relatif sedikit menggunakan

peran labor dalam menghasilkan output.

kapital,

Koefisiean kapital dan labor masing-

menggunakan tenaga kerja. Buruh-buruh

masing sebesar 0.4 dan 0.6 (tabel 5).

bangunan dibutuhkan dalam jumlah yang

Dapat disimpulkan bahwa sektor listrik,

besar, sehingga sektor ini lebih bersifat

gas, dan air lebih ke arah labor intensif,

labor insentif. Berdasarkan perhitungan

meskipun perbandingan elastisitas kedua

koefisien

dan

bahkan

investasi

lebih

terhdapa

banyak

output

1

sebesar 0.21. Penambahan investasi pada

output sebesar 0.53%. Minat investor

sektor

pada perhotelan dirasa mulai menurun

bangunan

mendorong

sebesar

akan

belakangan

ini,

bangunan hanya sebesar 0.21%. Oleh

pertumbuhan

GDP

karena itu, investasi pada sektor ini dirasa

positif.

kurang

peningkatan

1%

dalam

pertumbuhan

GDP

upaya

ekonomi

sektor

dilihat

perhotelan

masih

peningkatan

Selanjutnya, perhitungan pengaruh

dibandingkan

investasi terhadap output pada sub sektor

empat sektor sebelumnya. Hasil

namun

pengangkutan dan komunikasi masing-

penelitian

menunjukan

masing sebesar 0.24 dan 0.8. Hal ini

bahwa peran kapital dan labor terhadap

berarti bahwa setiap kenaikan investasi

output sektor ini signifikan dan seimbang.

sebesar 1% pada masing-masing sub

Masing-masing

sektor

memiliki

tingkat

tersebut

mendorong

kenaikan

elastisitas sebesar 0.2. Dari perhitungan

output sebesar 0.24% dan 0.8%. Dapat

hubungan investasi dan output diperoleh

disimpulkan bahwa penambahan investasi

koefisien sebesar 0.38 bermakna kenaikan

di sub sektor komunikasi berdampak lebih

investasi

besar

sebesar

1%

akan

diikuti

kenaikan output sebesar 0.38%.

dibandingkan

sub

sektor

Bila

pengangkutan. Oleh karena itu, investasi

dibandingkan dua sub sektor lainnya yaitu

di sub sektor ini sangat diminati oleh

perdagangan dan restoran, sub sektor

kalangan investor mengingat hasil output

perhotelan memiliki elastisitas kapital

nya yang besar. Hasil ini menguatkan

terhadap output yang paling besar yaitu

sinyalemen saat ini yang menunjukan

0.28.

dan

kuatnya minat investor pada sub sektor

masing-

komunikasi dan pesatnya pertumbuhan

Sub

restoran

sektor

memiliki

perdagangan elastisitas

masing sebesar 0.01 dan 0.05, dimana dua-duanya tidak signifikan (Tabel 6). Dua

sub

sektor

tersebut

memiliki

GDP dari sub sektor ini. Pada sektor Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan

elastisitas labor terhadap output yang

jasa perusahaan

cukup besar yaitu masing-masing sebesar

lebih besar dibandingkan peran labor

0.8 dan 0.34.

Pengaruh investasi pada

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

output pada sub sektor perhotelan sebesar

Elastisitas kapital dan labor terhadap

0.53,

investasi

output masing- masing sebesar 0.3 dan

sebesar 1% akan mendorong peningkatan

0.2. Hasil yang signifikan ini bisa

dimana

penambahan

peran kapital terlihat

1

dijelaskan dengan kondisi bahwa pada

asuransi dan usaha persewaan lebih besar

sektor

yang

pengaruhnya pada peningkatan output

banyak.

dibandingkan penambahan investasi pada

keuangan

tenaga

kerja

digunakan

relatif

tidak

Sumbangan

kapital

meskipun

banyak,

namun

Sektor jasa dibagi dalam dua sub

dibandingkan sumbangan tenaga kerja

sektor yaitu jasa pemerintahan dan jasa

dalam peningkatan output.

lainnya. Dari tabel 9 diperoleh bahwa

Dari hasil perhitungan hubungan investasi

pengaruh kapital cukup besar dengan

dan kapital pada sektor ini, diperoleh

elastisitas sebesar 0.64 dan signifikan.

bahwa peningkatan investasi pada sektor

Sementara itu, labor berpengaruh negatif

ini

pada

dan tidak signifikan. Bila dibagi dalam

0.53%.

sub sektor, jasa pemerintahan memiliki

Sementara itu, bila dibagi dalam sub

elastisitas kapital sebesar 0.14 lebih besar

sektor diperoleh 3 sub sektor yaitu:

dibandingkan elastisitas labor terhadap

21

output yang sebear 0.06. Adapun jasa

1. Lembaga Keuangan 2. Asuransi 3.

lainnya justru memiliki elastisitas kapital

Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan

terhadap output yang cukup besar yaitu

Jasa Perusahaan

0.75 dan signifikan, dibandingkan dengan

penambahan

lebih

lembaga keuangan.

besar

sebesar

masih

tidak

1%

berdampak

output

sebesar

Ketiga sub sektor

tersebut di atas memiliki elastisitas kapital

labor

yang relatif sama yaiu masing- masing

signifikan.

sebesar 0.11 (tidak signifikan), 0.26 (signifikan),

dan

0.23

yang

hanya

0.01

dan

tidak

Dengan menggunakan perhitungan

(signifikan).

hubungan kapital dan investasi, diperoleh

Melalui perhitungan untuk memperoleh

bahwa peningkatan investasi pada sektor

koefisien hubungan investasi dan output,

jasa sebesar 1% ternyata menyebabkan

diperoleh

sektor

kenaikan output sebesar 1.12%. Hasil ini

tersebut sebesar 0.19, 0.46, dan 0.40.

menunjukan bahwa investasi pada sektor

Setiap kenaikan investasi di pada ketiga

jasa berpengaruh cukup besar dalam

sub

mendorong pertumbuhan ekonomi.

masing-masing

sektor

tersebut

sub

masing-masing

sebesar 1% akan diikuti kenaikan output masing-masing sebesar 0.19%, 0.46%,

SIMPULAN DAN SARAN

dan 0.40%. Sehingga dapat disimpulkan

Kesimpulan

bahwa

penambahan

investasi

pada

1

Dari hasil kajian analisis kritis

bangunan dan industri (terutama industri

diperoleh bahwa secara rata-rata faktor

logam dasar, industri makanan, minuman

kapital cukup berperan dalam mendorong

dan tembakau, industri tekstil, industri

pertumbuhan ekonomi, meskipun faktor

kertas dan kayu). Pemilihan sektor- sektor

tenaga kerja atau labor masih lebih besar

tersebut

peranannya. Ditinjau dari sisi sektoral,

pertumbuhan

peran kapital pada sektor industri dan jasa

sehingga secara aggregate dapat diperoleh

lebih tinggi dibandingkan sektor-sektor

pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

lainnya.

sebagai

prioritas

outputnya

lebih

agar tinggi,

Sementara itu, ditinjau dari sisi Tercatat tingkatelastisitas kapital

penyerapan tenaga kerja oleh masing-

pada sektor industri sebesar 0.41, dimana

masing sektor tersebut, maka investasi

kenaikan 1% capital akan mendorong

ditujukan pada sektor-sektor tertentu yang

pertumbuhan output sebesar 0.41%.

dapat menyerap tenaga kerja tinggi. Oleh

2.

Sementara itu, dilihat dari tambahan

karena itu,

output yang dapat dihasilkan secara

diarahkan

sektoral,

mampu

memiliki multiplier investasi dan tenaga

yang

kerja tinggi yaitu : industri makanan,

terbesar bagi perekonomian dari setiap

minuman dan tembakau, sektor bangunan,

tambahan investasi adalah sektor listrik,

industri tekstil, hotel dan restoran, industri

gas dan air; sektor bangunan dan industri

kayu dan pengangkutan. 3. Pemerintah

pengolahan. 3. Sedangkan, sektor-sektor

melalui

yang memiliki tingkat penyerapan tinggi

terkait diharapkan dapat terus mendorong

dari setiap tambahan investasi adalah

pertumbuhan pada masing-masing sektor

sektor

dan

yang menjadi prioritas investasi, seperti

Peternakan, Perdagangan, rumah makan

listrik dan industri makanan. Namun tetap

dan hotel serta Jasa.

memperhatikan sektor-sektor lain yang

Saran

masih memiliki multiplier efek investasi

sektor-sektor

menciptakan

tambahan

pertanian,

Dalam

yang output

kehutanan

rangka

strategi investasi perlu pada sektor- sektor

departemen-departemen

yang

yang

mendorong

yang rendah. Hal ini perlu menjadi

pertumbuhan ekonomi Indonesia maka

perhatian agar pertumbuhan setiap sektor

strategi investasi perlu diarahkan pada

dapat merata pada akhirnya.

sektor-sektor yang memiliki multiplier investasi tinggi yaitu listrik, gas dan air,

1

Tjahjono, Endy Dwi dan Donni Fajar DAFTAR PUSTAKA

BPS.2007.

Materi

Pelatihan

Analisis

Anugrah.

2006.

Faktor-Faktor

Determinan

Pertumbuhan

Ekonomi

Indonesia. Working Paper No 08. Bank

Dampak Model Input Output

Indonesia

Cuihong

Weil, David N. 2005. Economic Growth,

Cuihong,

Yang

.2000..

Study on

First Edition, Pearson Education

Multiplier Effect of China Township and

Yati Kurniati. 2007. Dampak Peningkatan

Village Enterprises on National Economy.

Investasi terhadap Penyerapan Tenaga

Institute of Systems Science. Chinese

Kerja Sektoral di Indonesia

Academy of Sciences. Paper submitted to the 13th International Conference on Input-Output Technique, August 21-25, 2000, Macerata, Italy Dewan,

Edwin

and

Shajehan

Hussein.2001. Determinants of Economic Growth (Panel Data Approach). Working Paper No 01/04. Reserve Bank of Fiji, Fiji Mankiw, N. Gregory, David Romer, and David N. Weil.1956. A Contribution to the Empirics

of Economic Growth,

Quarterly Journal of Economics Miller, Ronald E. and Blair, Peter D. 1985. Input Output Analysis. Foundation and Extensions.

Prentice-Hall, Inc,

Englewood Cliffs, New Jersey. Sahara & Resosudarmo, Budy P. 1995. Peran

Sektor

Industri

Pengolahan

terhadap Perekonomian DKI Jakarta : Analisis

Input

Output.

Direktorat

Pengkajian Sistem Sosial, Ekonomi dan Pengembangan Wilayah BPP Teknologi

1

Related Documents


More Documents from "istiqamahma"