TUGAS PENDIDIKAN KONSULTASI GIZI
SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM (GAKI)
OLEH :
Ni Kadek Inten Pratiwi Agnesia Merta (P07131217006)
KEMENTERIAN KESEHATAN DENPASAR POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN GIZI PRODI DIPLOMA IV GIZI 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI “Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)” A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. GAKI dapat menurunkan tingkat kecerdasan atau Intelligence Quotient (IQ) anak. Hal ini dapat menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Timbulnya GAKI disebabkan karena kurangnya asupan iodium dalam jangka waktu yang lama. Defisiensi iodium akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar ini membesar dan menyebabkan gondok. Selain itu, rendahnya kadar hormon tiroid dalam darah dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada kawasan Asia Tenggara terdapat ±600 juta orang membangun keluarga di wilayah yang miskin iodium dan mengakibatkan ±700 juta orang menderita gondok (WHO, 2005, dalam Rusnelly 2006). Kasus GAKI di Indonesia juga masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat yang cukup serius. Pada tahun 2003, hasil pengamatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia masih rendah yaitu pada peringkat 112 dari 174 negara. Rendahnya IPM ini menurut Azwar (2005) sangat dipengaruhi oleh status gizi dan status kesehatan penduduk yaitu terlihat masih adanya kasus GAKI di Indonesia (Dewi & Sari DM, 2011). Prevalensi GAKI pada anak sekolah dasar secara nasional pada tahun 1990 mencapai 27,7%, kemudian mengalami penurunan sebesar 9,3% pada tahun 1998, dan pada tahun 2003 kembali meningkat menjadi 11,2% (Tim Penanggulangan GAKY Pusat, 2005). Bali merupakan salah satu dari sepuluh provinsi di Indonesia yang mengalami peningkatan kejadian GAKI. Survei Prevalensi GAKI dan Pemetaan di Provinsi Bali Tahun 1997/1998, daerah Bali termasuk endemik ringan dengan Total Goiter Rate (TGR) 10,5% dan satu-satunya kabupaten dengan tingkat endemisitas berat adalah Kabupaten Karangasem dengan TGR 33,8% (Wirakusuma et al, 1998, dalam
Gunung, 2007). Data survei indikator GAKI Riskesdas tahun 2008 menunjukkan persentase rumah tangga di Provinsi Bali yang mengkonsumsi garam mengandung cukup iodium hanya mencapai 45,1%, sedangkan target pencapaian konsumsi garam beriodium yang ditetapkan pada tahun 2005 sebesar 90% (berdasarkan hasil sidang UNGASS, 2002). Kabupaten Karangasem pada tahun 2005 melakukan evaluasi dampak program GAKI dan hasilnya pada kelompok umur ≤6 tahun tercatat sebanyak 5,1% mengalami GAKI, pada kelompok umur 7-9 tahun 39,9%, pada kelompok umur 10-12 tahun 50,6%, dan pada kelompok umur 13-15 tahun 3,9%. Kejadian GAKI timbul bukan hanya dipengaruhi oleh asupan iodium yang tidak cukup tetapi juga dipengaruhi oleh adanya kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat goitrogenik. Zat tersebut merupakan zat yang dapat menghambat penyerapan iodium dalam tubuh dan zat ini dapat ditemukan pada kubis, kacang tanah, kacang kedelai, singkong atau gaplek, bawang merah, dan bawang putih (Arisman, 2010). Salah satu wilayah Karangasem yaitu pada Kecamatan Kubu, ditemukan beberapa masyarakat masih mengkonsumsi gaplek yang merupakan makanan olahan dari ketela pohon atau singkong khususnya masyarakat di daerah dataran tinggi. Kecamatan Kubu memiliki kasus GAKI yang tergolong sedang dengan nilai TGR sebanyak 20,3%. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil evaluasi dampak program GAKI di Kabupaten Karangasem tahun 2005. Kejadian GAKI juga dipengaruhi oleh kondisi geografis dan interaksi iodium dengan zat besi. Sebagian besar penderita GAKI ditemukan di pegunungan atau dataran tinggi karena kandungan iodium yang rendah dalam air dan tanah bahkan tidak mengandung iodium karena terkikis saat musim hujan. Hal inilah yang menyebabkan iodium lebih banyak ditemukan di dataran rendah seperti daerah pantai (Hetzel & Maberly, 1986, dalam Rusnelly 2006). Adanya kasus GAKI yang cukup serius di provinsi Bali, maka perlu diadakannya penyuluhan agar masyarakat mengetahui bagaimana pentingnya mengkonsumsi iodium salah satunya dengan penggunaan garam beriodium. Dengan dilaksanakannya kegiatan penyuluhan ini, diharapkan sasaran dapat memahami dan mulai mengkonsumsi makanan yang mengandung iodium.
B. Tujuan Penyuluhan 1) Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan siswa SD N 1 Kubu dapat memahami dan mengerti pentingnya mengkonsumsi garam beriodium serta apa itu GAKI. 2) Tujuan Khusus a) Menjelaskan pengertian gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) b) Menyebutkan penyebab gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) c) Menjelaskan dampak yang ditimbulkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) d) Menjelaskan cara mencegah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) e) Menjelaskan cara penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) f) Memperagakan cara menguji kandungan iodine pada garam.
C. Materi 1) Pengertian gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) 2) Penyebab gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) 3) Dampak yang ditimbulkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) 4) Cara mencegah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) 5) Cara penganggulangan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)
D. Sasaran Sasaran penyuluhannya adalah siswa-siswi SD N 1 Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, khususnya siswa kelas IV, V, dan VI.
E. Metode Metode yang akan digunakan dalam penyuluhan adalah : 1) Ceramah 2) Tanya jawab 3) Peragaan
F. Media Media yang akan digunakan dalam penyuluhan adalah :
Food model (garam beriodium dan garam tidak beriodium)
Test iodine
Power point (gambar makanan yang mengandung iodium dan penyakit akibat kekurangan iodium)
Leaflet
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Belajar Penyuluh Sasaran 08.00- Memberi salam Menjawab 08.02 Memperkenalka salam n diri Mendengarkan Menjelaskan tujuan 08.02Pre-test Menjawab soal 08.07 08.07- Menjelaskan Mendengarkan dan 08.17 pengertian memperhatikan GAKI materi yang Menyebutkan disampaikan penyebab GAKI Menyebutkan gejala-gejala GAKI Menyebutkan cara mencegah GAKI Menyebutkan cara penanggulangan GAKI 08.17- Mendemonstrasikan Mendengarkan dan 08.22 cara uji iodine memperhatikan untuk mengetahui kandungan iodium pada garam 08.22- Memberikan Bertanya 08.27 kesempatan Menjawab kepada audien untuk bertanya
No. Waktu
1
2
3
4
5
Metode
Media
Tempat
Waktu
CTJ
-
Ruang Kelas
2 menit
Test tulis CTJ
Lembar pertanyaan PPT Food model
5 menit
10 menit
Peragaan Test iodine
Tanya jawab
5 menit
5 menit
Memberikan kesempatan kepada audien untuk menanggapi 5 6
7
08.2708.28
Memberikan kesimpulan dan saran
08.28Post-test 08.33 08.33- Memberikan 08.35 leaflet Memberi salam
Mendengarkan Memperhatikan
Menjawab soal Menerima leaflet Menjawab salam
Ceramah
1 menit
Test tulis Tanya jawab
Lembar pertanyaan Leaflet
5 menit 2 menit
Total waktu 35 menit H. Evaluasi 1) Evaluasi Proses a) Penyuluh melakukan penyuluhan yang harus sesuai dengan satuan acara penyuluhan. b) Sasaran mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan yang diberikan. c) Sasaran mengikuti acara pembelajaran kesehatan dari awal sampai selesai dan aktif selama proses pembelajaran kesehatan berlangsung. 2) Evaluasi Hasil Evaluasi hasil diberikan sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) dilakukannya penyuluhan. Masing-masing sasaran diberikan skor yang dikategorikan menjadi : a) >70 : Baik b) 60-70 : Cukup c) <60 : Kurang Penyuluhan dikatakan baik, jika persentase hasil skor baik sasaran lebih dari 75% dari total sasaran. a) Prosedur evaluasi hasil Pre test Post test
b) Jenis evaluasi hasil Pre test
: Tertulis (Multiple Choice)
Post test : Tertulis (Multiple Choice) c) Pertanyaan untuk evaluasi hasil Pre test
: Terlampir
Post test : Terlampir
I.
Biaya Biaya yang harus dikeluarkan dalam penyuluhan ini : Leaflet
: 100 x Rp 3.000,- = Rp 300.000,-
Garam beriodium
: 1 x Rp 3.500,- = Rp 3.500,-
Garam tak beriodium
: 1 x Rp 1.000,- = Rp 1.000,-
Tes kit iodine
: 1 x Rp 100.000,- Rp 100.000,-
Soal pre test & post test : 200 x Rp 500,- = Rp 100.000,Total = Rp 504.500,-
J.
Lampiran Lampiran Materi Penyuluhan GAKI
1) Pengertian gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) menurut Depkes RI tahun 1997 adalah sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium secara terus-menerus dalam waktu lama yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan manusia. Iodium (iodine) merupakan sebuah senyawa kimia yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh. Fungsi utama iodium adalah untuk sintesis hormon di dalam kelenjar tiroid. Sumber utama iodium diperoleh dari makanan yang mengandung garam atau dari makanan laut. Oleh karenanya, kecukupan kadar iodium dalam tubuh sangat bergantung dari asupan makanan sehari-hari. Di Indonesia sendiri, gangguan akibat kekurangan iodium masih menjadi salah satu masalah gizi yang paling utama.
Kekurangan iodium adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang kurang mendapatkan asupan iodium sehingga tubuh tidak mampu menghasilkan hormon tiroid secara memadai. Kekurangan iodium berat akan menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti gondok (goiter), hipotiroidisme, kretinisme, dan penurunan kesuburan pada wanita. Pada lingkup populasi, kekurangan iodium berat dapat meningkatkan angka kematian bayi serta keterbelakangan mental. Kondisi ini seringkali dijumpai pada daerah pegunungan, di mana konsumsi makanan sehari-hari masih sangat bergantung pada produksi pangan setempat dengan kondisi tanah yang miskin iodium. Tabel Anjuran Asupan Yodium Kisaran Usia
Dosis (µg/hari)
0-12 bulan
50
1-6 tahun
90
7-12 tahun
120
12-dewasa
150
Hamil
200
Menyusui
200
Saat ini, sumber utama iodium adalah garam dapur yang sudah ditambahkan garam iodium. Sedangkan sisanya berasal dari makanan laut. Perlu diingat bahwa kandungan iodium dalam tanah sangat sedikit sehingga sulit untuk mendapatkan sayuran dengan kandungan iodium tinggi. Beberapa jenis makanan bukan dari laut, namun mengandung iodium tinggi antara lain adalah kuning telur, susu, dan produk dari susu. Kandungan iodium pada makanan tersebut berasal dari tambahan iodium untuk pakan ternak (terutama ayam dan sapi). Daftar makanan dengan kandungan iodium tinggi adalah sebagai berikut:
Garam dapur beriodium
Ikan air laut
Kerang
Rumput laut
Susu sapi dan produk olahannya (keju, yoghurt, es krim)
Telur
Susu kedelai
Kecap
Multivitamin yang mengandung iodium
2) Penyebab gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) GAKI dapat sebabkan oleh beberapa faktor, yakni : a) Defisiensi Iodium Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya. b) Lokasi (Geografis dan non geografis) Faktor lokasi dapat berpengaruh terhadap kejadian GAKI, hal ini disebabkan kandungan iodium yang berbeda di setiap daerah. Penderita GAKI secara umum banyak ditemukan di daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena iodium yang berada dilapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air di wilayah ini mengandung iodium rendah bahkan tidak ada. c) Asupan Energi dan Protein Gangguan akibat kekurangan iodium secara tidak langsung dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan diambil dari asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakan alat transport hormon tiroid. Protein transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dan sebagai cadangan hormon. Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap dalam sintesis hormon tiroid terutama tahap transportasi hormon. d) Pangan Goitrogenik Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat mengganggu struktur dan fungsi hormon tiroid secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung zat goitrogenik menghambat uptake iodida anorganik oleh kelenjar tiroid. Ada dua jenis zat goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu:
Tiosianat terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut
Isotiosianat terdapat pada kubis.
Berdasarkan mekanis kerjanya, zat goitrogenik dipengaruhi oleh proses sintesis hormon dan kelenjar tiroid terhadap bahan-bahan goitrogenik. Bahan tersebut adalah sebagai berikut :
Kelompok tiosianat, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi transportasi iodium. Misalnya : rebung, ubi jalar.
Kelompok tiroglikosid, dimana mekanisme kerjanya mempengaruhi oksidasi, organofikasi, dan coupling. Misalnya : bawang merah, bawang putih, bassica dan yellow turnips.
Kelompok
akses
iodida,
dimana
mekanisme
kerjanya
mempengaruhi protealisis, pelepasan, dan halogenasi. Misalnya : gangguan asupan iodium lebih dari 2 gram sehari akan menghambat sintesis dan pelepasan hormon. e) Genetik Faktor genetik dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian GAKI dan mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid. Faktor genetik banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid. Penyebab genetik lain adalah sejumlah cacat metabolik yang diturunkan. Cacat ini adalah cacat pada pengangkutan iodium, cacat pada iodinasi, cacat perangkaian, defisiensi deiodinasi, dan produksi protein teriodinasi yang abnormal.
3) Dampak yang ditimbulkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) Kekurangan yodium pada tingkat berat dapat mengakibatkan cacat fisk dan mental, seperti tuli, bisu, pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kelenjar tiroid membesar (gondok), hipotiroidisme, kecerdasan dan perkembangan mental terganggu. Pada ibu hamil dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen, gangguan pendengaran, gangguan bicara serta hambatan pertumbuhan yang dikenal dengan kretinisme. Kretinisme adalah
keadaan seseorang yang lahir di daerah endemic dan memiliki dua atau lebih kelainankelainan berikut : a. Perkembangan mental terhambat. b. Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli. c. Perkembangan saraf penggerak terhambat, bila berjalan langkahnya khas, mata juling, gangguan bicara sampai bisu dan reflek fisiologi yang meninggi.
Berikut adalah tabel dari dampak gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) : KELOMPOK RENTAN
DAMPAK
Ibu Hamil
Keguguran
Janin
Lahir mati, Meningkatkan kematian janin,Kematian
bayi,
Kretin
(
Keterbelakangan mental, Tuli, Mata juling,
Lumpuh
spatis
),
Cebo;,
Kelainan fungsi psikomotor Neonatus
Gondok dan Hipotiroid
Anak dan Remaja
Gondok, Gangguan pertumbuhan fisik dan mental, Hipotiroid juvenile
Dewasa
Gondok dan Hipotiroid
4) Cara mencegah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) Secara umum GAKI merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan iodium. Jadi untuk melakukan pencegahannya dengan mengkonsumsi iodium sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Kekurangan iodium dapat dicegah dengan cara menambahkan garam beriodium ke dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Selain itu, mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung iodium seperti telur, ikan laut (tuna, salmon, tenggiri, dan sebagainya), kerang, rumput laut, keju, susu, dan yoghurt.
5) Cara penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya modul Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004, di
Indonesia terdapat beberapa strategi (baik jangka pendek maupun jangka panjang) sebagai upaya penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) sebagai berikut : a) Strategi Jangka Panjang o Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah strategi pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan misi yang sama untuk menanggulangi GAKI melalui kegiatan pemasyarakatan informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKI bagi kualitas sumber daya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam beriodium, law enforcement dan social enforcement, hak memperoleh kapsul beriodium bagi daerah endemik dan penganekaragaman konsumsi pangan. o Surveillans merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan terhadap beberapa indikator untuk dapat melakukan deteksi dini adanya masalah yang mungkin timbul agar dapat dilakukan tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk dapat dicegah. Kegunaan surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan program. o Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (KOI3). Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm. Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang cukup (30 ppm).
b) Strategi Jangka Pendek Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan GAKI yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beriodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan status iodium masyarakat bagi daerah endemik sedang dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak beriodium 200mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.
Lampiran Pertanyaan Pre-Test Nama : ………………………………………………….. Kelas :…………………………………………………...
Pilihlah Jawaban yang benar (X) dari pertanyaan berikut. 1. Salah satu gangguan akibat kekurangan iodium yakni… a. Penyakit gondok b. Diare c. Pilek d. Batuk 2. Bahan makanan yang mengandung iodium… a. Kubis b. Singkong c. Ubi jalar d. Rumput laut 3. Faktor penyebab gangguan akibat kekurangan iodium… a. Genetik b. Stress c. Gondok d. Asupan lemak 4. Strategi penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium… a. Strategi jangka besar b. Strategi jangka pendek c. Strategi jangka kecil d. Strategi jangka menengah 5. Dampak yang ditimbulkan dari gangguan akibat kekurangan iodium… a. Rajin menyapu b. Cebol c. Pendiam d. Suka menangis
Lampiran Pertanyaan Post-Test Nama : ………………………………………………….. Kelas :…………………………………………………...
Pilihlah Jawaban yang benar (X) dari pertanyaan berikut. 1. Salah satu gangguan akibat kekurangan iodium yakni… a. Penyakit gondok b. Diare c. Pilek d. Batuk 2. Bahan makanan yang mengandung iodium… a. Kubis b. Singkong c. Ubi jalar d. Rumput laut 3. Faktor penyebab gangguan akibat kekurangan iodium… a. Genetik b. Stress c. Gondok d. Asupan lemak 4. Strategi penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium… a. Strategi jangka besar b. Strategi jangka pendek c. Strategi jangka kecil d. Strategi jangka menengah 5. Dampak yang ditimbulkan dari gangguan akibat kekurangan iodium… a. Rajin menyapu b. Cebol c. Pendiam d. Suka menangis
Kunci Jawaban 1. A 2. D 3. A 4. B 5. B
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, W. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Depkes RI. 1996. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium. Jakarta. Depkes, RI. 2004. Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; Depkes, RI. 2000. Pedoman Distribusi Kapsul Minyak Beryodium, Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Djoko Kartono, dkk. 1 April 2006. Jurnal GAKY Indonesia Vol. 5, N0. Indikator Total Goiter Rate (TGR) Anak Sekolah sebagai Dasar Kebijakan Program GAKY di Indonesia. dr.
Dwi
Wijaya.
2017.
Gangguan
Akibat
Kekurangan
Yodium
(GAKY).
http://dinkes.pidiekab.go.id/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html (diakses 5 November 2018)