Penyelidikan epidemiologi malaria
Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.
Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu. Suatu wabah yang dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu terkena Malaria. Dan membandingkan dengan insiden penyakit Malaria itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.
Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang.
Kapan penderita mulai merasa sakit malaria (waktu), dimana mereka mendapat infeksi penyakit itu (tempat), siapa yang terkena (Gender, Umur, imunisasi, dll).
Pemeriksaan sampel darah penderita.
Bertujuan untuk mengetahui jenis plasmodium penyebab penyakit malaria, dilakukan dengan melakukan pengambilan darah terhadap masyarakat yang mengalami gejala klinis.
Wawancara dengan penderita
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyakit malaria, seperti status gizi sebelum terkena penyakit itu, apakah gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh terhadap terjangkitnya penyakit.
Pemerikasaan Lingkungan sekitar
– Pemeriksaan nyamuk dewasa dan jentik nyamuk. Kegiatan ini dilakukan di daerah tempat penderita tinggal. Bertujuan untuk mengetahui nyamuk apa yang hidup di lingkungan tersebut. – Pemeriksaan habitat nyamuk. Bertujuan untuk mencari tempat Anopheles sp. bertelur dan berkembang sampai menjadi dewasa.
Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang didapatkan. Hipotesis itu dapat menerangkan pola penyakit malaria yang sesuai dengan sifat penyakit, sumber infeksi malaria, cara penularan serta faktor yang berperan. Melakukan tindakan penanggulangan
Menentukan cara penanggulangan yang paling efektif untuk penyakit malaria. Melakukan surveilence terhadap penyakit malaria dan faktor lain yang berhubungan dengan malaria. Dan menentukan cara pencegahan penyakit malaria dimasa akan datang.
Penyelidikan epidemiologi TB Paru
Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.
Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu. Suatu wabah yang dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu terkena TB Paru. Dan membandingkan dengan insiden penyakit TB paru itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.
Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang.
Kapan penderita mulai merasa sakit TB paru (waktu), dimana mereka mendapat infeksi penyakit itu (tempat), siapa yang terkena (Gender, Umur, imunisasi, dll).
Pemeriksaan sampel darah dan dahak penderita
Pemeriksaan dengan mengambil sampel dan di uji di laboratorium. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien positif menderita TB paru.
Wawancara dengan penderita
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyakit TB paru, seperti status gizi sebelum terkena penyakit itu, apakah gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh terhadap terjangkitnya penyakit.
Wawancara dengan orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik waktu/tempat terjadinya penyakit TB paru, tetapi mereka tidak sakit atau dapat terkontrol. Hal ini bertujuan untuk melakukan pencegahan seperti apa yang akan dilakukan. Pemerikasaan Lingkungan sekitar
Pemeriksaan lingkungan dilakukan dengan tujuan agar bakteri penyebab TB paru tidak dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan itu.
Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang didapatkan. Hipotesis itu dapat menerangkan pola penyakit TB paru yang sesuai dengan sifat penyakit, sumber infeksi TB paru, cara penularan serta faktor yang berperan. Melakukan tindakan penanggulangan
Menentukan cara penanggulangan yang paling efektif untuk penyakit TB paru. Melakukan surveilence terhadap penyakit TB paru dan faktor lain yang berhubungan dengan TB paru. Menentukan cara pencegahan penyakit TB paru dimasa akan datang.
Penyelidikan epidemiologi Campak
Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.
Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu. Suatu wabah yang dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu terkena campak. Dan membandingkan dengan insiden penyakit campak itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.
Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang.
Kapan penderita mulai merasa gejala-gejala sakit campak (waktu), dimana mereka mendapat infeksi penyakit itu (tempat), siapa yang terkena (Gender, Umur, imunisasi, dll).
Pemeriksaan sampel darah penderita
Pemeriksaan dengan mengambil sampel dan di uji di laboratorium. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien positif menderita campak.
Wawancara dengan penderita
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyakit campak, seperti status gizi sebelum terkena penyakit itu, apakah gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh terhadap terjangkitnya penyakit dan status vaksin, apakah sudah mendapatkan vaksin apa belum. Dengan siapa penderita sebelum terjangkit penyakit campak melakukan kontak langsung dengan penderita campak yang lain.
Wawancara dengan orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik waktu/tempat terjadinya penyakit campak, tetapi mereka tidak sakit atau dapat terkontrol atau mempunyai imunitas yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk melakukan pencegahan seperti apa yang akan dilakukan. Pemeriksaan lingkungan sekitar
Bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkungan sekitar yang dapat mengakibatkan berkembangnya virus penyebab penyakit campak. Seperti pemeriksaan suhu dan kelembaban lingkungan.
Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang didapatkan. Hipotesis itu dapat menerangkan pola penyakit campak yang sesuai dengan sifat penyakit, sumber infeksi campak, cara penularan serta faktor yang berperan. Melakukan tindakan penanggulangan
Menentukan cara penanggulangan yang paling efektif untuk penyakit campak. Melakukan surveilence terhadap penyakit campak dan faktor lain yang berhubungan dengan campak. Dan menentukan cara pencegahan penyakit campak dimasa akan datang.