Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan (Bagian I: Tanaman Jagung) Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung Beberapa persyaratan dari karakteristik lahan yang menentukan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung (zea mays) adalah sebagai berikut: (1) Tempeatur: Karakterisitik lahan dari variabel Temperatur Tanah (tc) yang digunakan dalam penilaian kelas kesesuaian lahan, ditentukan dari karakteristik Rata-rata Temperatur Tanah, yaitu: (a) antara 20oC s/d 26oC, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara lebih dari 26oC sampai dengan 30oC, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 16oC s/d 20oC atau antara 30oC s/d 32oC, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) kurang dari 16oC atau lebih dari 32oC, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (2) Ketersediaan Air: Karakterisitik lahan dari variabel Ketersediaan Air (wa) yang digunakan dalam penilaian kelas kesesuaian lahan, ditentukan dari 2 (dua) karakteristik berikut, yaitu: (2.1) Rata-rata Curah Hujan Tahunan: Apabila lahan yang akan dinilai kelas kesesuaian lahan tersebut memiliki rata-rata curah hujan tahunan: (a) antara 500 mm s/d 1.200 mm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 1.200 mm s/d 1.600 mm atau antara 400 mm s/d 500 mm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) lebih dari 1.600 mm atau antara 300 mm s/d 400 mm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) kurang dari 300 mm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (2.2) Prosentase Kelembaban Tanah: Apabila lahan yang akan dinilai kelas kesesuaian lahan tersebut mengandung prosentase kelembaban tanah: (a) lebih dari 42%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 36% s/d 42%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 30% s/d 36%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) kurang dari 30%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (3) Ketersediaan Oksigen: Karakterisitik lahan dari variabel Ketersediaan Oksigen (oa) yang digunakan dalam penilaian kelas kesesuaian lahan, ditentukan dari kondisi: Drainase, yaitu: (a) drainase: baik s/d agak terhambat, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) drainase: agak cepat, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) drainase: terhambat, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) drainase: sangat terhambat atau cepat, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N.
(4) Media Perakaran: Karakterisitik lahan dari variabel Media Perakaran (rc) ditentukan dari 3 (tiga) karakteristik berikut, yaitu: (4.1) Tekstur Tanah: Apabila lahan yang akan dinilai kelas kesesuaian lahan tersebut tanahnya bertekstur: (a) halus (h), agak halus (ah), dan sedang (s), maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) halus (h), agak halus (ah), dan sedang (s), maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) agak kasar (ak) maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) kasar maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (4.2) Bahan Kasar: Apabila lahan yang akan dinilai kelas kesesuaian lahan tersebut mengandung prosentase bahan kasar: (a) kurang dari 15%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 15% s/d 35%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 35% s/d 55%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 55%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (4.3) Kedalaman Tanah: Apabila lahan yang akan dinilai kelas kesesuaian lahan tersebut memiliki kedalaman tanah: (a) lebih dari 60 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 40 cm s/d 60 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 25 cm s/d 40 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) kurang dari 25 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (5) Kondisi Gambut: Karakterisitik lahan dari variabel Kondisi Gambut ditentukan dari 3 (tiga) karakteristik berikut, yaitu: (5.1) Ketebalan Gambut: Apabila lahan yang dinilai tergolong tanah gambut dengan ketebalan gambut: (a) kurang dari 60 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 60 cm s/d 140 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 140 cm s/d 200 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 200 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (5.2) Gambut dengan Sisipan/Pengkayaan Bahan Mineral: Apabila lahan yang dinilai termasuk tanah gambut tetapi dengan sisipan/pengkayaan bahan mineral dengan ketebalan: (a) kurang dari 140 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 140 cm s/d 200 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 200 cm s/d 400 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 400 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (5.3) Tingkat Kematangan Gambut:
Apabila lahan yang dinilai memiliki tanah dengan tingkat kematangan gambut: (a) kategori safrik +, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara kategori hemik + s/d safrik, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara fibrik + s/d hemik, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) kategori fibrik, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (6) Retensi Hara: Karakterisitik lahan dari variabel Retensi Hara (nr) ditentukan dari 4 (empat) karakteristik berikut, yaitu: (6.1) KTK Liat: Apabila KTK liat: (a) lebih besar dari 16 cmol maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; dan (b) sama dengan 16 cmol, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2. (6.2) Kejenuhan Basa: Apabila prosentase kejenuhan basa: (a) lebih dari 50% maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 35% s/d 50%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; dan (c) kurang dari 35%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3. (6.3) pH H2O: Apabila pH H2O tanah: (a) antara pH 5,8 s/d pH 7,8, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara pH 5,5 s/d pH 5,8 atau pH 7,8 s/d pH 8,2, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; dan (c) kurang dari pH 5,5 atau lebih dari pH 8,2, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3. (6.4) C-organik: Apabila prosentase kandungan C-organik tanah: (a) lebih dari 0,4% maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; dan (b) sama dengan 0,4%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2. (7) Toksisitas: Karakterisitik lahan dari variabel Toksisitas (xc) ditentukan dari karakteristik: Salinitas (dS/m), yaitu: Apabila salinitas: (a) kurang dari 4 (dS/m) maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 4 dS/m s/d 6 dS/m, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 6 dS/m s/d 8 dS/m, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 8 dS/m, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (8) Sodisitas: Karakterisitik lahan dari variabel Sodisitas (xn) ditentukan dari karakteristik: Prosentase Alkalinitas atau Prosentase ESP, yaitu:
Apabila prosentase alkalinitas: (a) kurang dari 15%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 15% s/d 20%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 20% s/d 25%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 25%, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (9) Bahaya Sulfidik: Karakterisitik lahan dari variabel Bahaya Sulfidik (xs) ditentukan dari karakteristik: Kedalaman Sulfidik (cm), yaitu: Apabila kedalaman sulfidik: (a) lebih dari 100 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 75 cm s/d 100 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 40 cm s/d 75 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) kurang dari 40 cm, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (10) Bahaya Erosi: Karakterisitik lahan dari variabel Bahaya Erosi (eh) ditentukan dari dua karakteristik berikut, yaitu: (10.1) Prosentase Lereng: Apabila prosentase lereng: (a) kurang dari 8% termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 8% sampai dengan 16% termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 16% sampai dengan 30% termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 30% termasuk kelas kesesuaian lahan N. (10.2) Bahaya Erosi: Apabila bahaya erosi yang akan terjadi: (a) sangat ringan (sr) maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara ringan (r) s/d sedang (sd) maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) berat (b) maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) sangat berat (sb) maka termasuk kelas kesesuaian lahan N. (11) Bahaya Banjir: Karakterisitik lahan dari variabel Bahaya Banjir (fh) ditentukan dari karakteristik: Genangan, yaitu: (a) apabila tingkat genangan tergolong F0, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) apabila tingkat genangan tergolong F1, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) apabila tingkat genangan tergolong F2, maka termasuk kelas kesesuaian lahan S3; (d) apabila tingkat genangan tergolong > F2, maka termasuk kelas kesesuaian lahan N; (12) Penyiapan Lahan: Karakterisitik lahan dari variabel Penyiapan Lahan (lp) ditentukan dari dua karakteristik berikut, yaitu:
(12.1) Prosentase Batuan di Permukaan: Apabila prosentase batuan di permukaan: (a) kurang dari 5% termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 5% sampai dengan 15% termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 15% sampai dengan 40% termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 40% termasuk kelas kesesuaian lahan N. (12.2) Prosentase Singkapan Batuan: Apabila prosentase singkapan batuan: (a) kurang dari 5% termasuk kelas kesesuaian lahan S1; (b) antara 5% sampai dengan 15% termasuk kelas kesesuaian lahan S2; (c) antara 15% sampai dengan 25% termasuk kelas kesesuaian lahan S3; dan (d) lebih dari 25% termasuk kelas kesesuaian lahan N.