Penilaian Hasil Belajar.docx

  • Uploaded by: Werner Seth Ardiles Usop
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penilaian Hasil Belajar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 600
  • Pages: 3
PENILAIAN HASIL BELAJAR KD 2 : menerjemahkan fungsi dan keterbatasan penilaian hasil belajar 2.1. Menjelaskan fungsi tes sebagai pengukur prestasi 2.2. Menjelaskan tes sebagai motivator dalam belajar 2.3. Mendiskusikan keterbatasan tes prestasi 2.4. Menjabarkan prinsip – prinsip pengukuran prestasi belajar

JAWABAN: 2.1. Tes sebagai pengukur prestasi

Robert L.Ebel(1979) mengatakan bahwa fungsi utama tes prestasi dikelas adalah mengukur prestasi belajar para siswa. Adalahsuatu kesalahfahaman bila menggangap bahwa apa yang dapat dilakukan oleh tes prestasi semata-mat memberikan angka untuk dimasukkan kedalam rapor murud atau kedalamlaporan hasil study mahasiswa. Sesungguhnya prosedur tes guna mengukur prestasi mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat penting,dimana tes membantu para guru/pendidik memberikan nilai yang valid dan akurat. Terdapat persepsi yang sangat kuat dalam diri siswa maupun mahasiswa dimana nilaiyang baik merupakan tanda keberhasilan belajar yang tinggi sedangkan nilai tes dianggap sebagai satu-satunya indicator yang memppunyai arti penting maka nilai itulah yang biasanya menjadi target usaha meraka dalam belajar.

2.2. Tes sebagai Motivator dalam Belajar Hampir semua ahli teori belajar,baik pengikut faham behaviorisme maupun kognitivisme,menekankan

pentingnya

umpan

balik

berupa

nilai

guna

meningkatkan

belajar(thorndike,et.al.,1991). Pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program dilakukan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Robert L.Ebel(1979) mengemukkakan pula bahwa tes kadang-kadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau motivator dari luar diri. Memperoleh nilai baik adalah suatu rewarding learning experience,yaitu pengalaman belajar yang menyenangkan. 2.3. Keterbatasan TES PRESTASI

Berbeda dengan pengukuran atribut fisik yang dapat dilakukan dengan akurasi dan kecermatan yang tinggi dan dengan alat yang pada umumnya jauh lebih mudah dibuat,pengukuran aspek psikologi tidak pernah dapat mencapai ketepatan yang sangat tinggi. Demikian pula halnya dengan tes prestasi. Objek ukur tes prestasi adalah aspek mental psikologis atau atribut nonfisik dan karenanya kita tidak dapat mengharapkan hasil pengukuran yang akurat sekali. Pada umumnya,apa yang dapat dicapai oleh tes prestasi adalah semacam estimasi mengenai posisi relative(relative standing) atau jenjang urutan individu menurut tingkat kemampuan atau tingkat perfomasi pada suatu tugas yang kadang-kadang,kita juga dapat membatasi dengan jelas. Dalam hal ini kita tidak dapat menggunakan pengukuran nol secara mutlak dikarenakan pengertian nol dalam tes prestasibelajar bersifat nisbi dan tidak jelas maknanya. Pada pengukuran aspek fisik seperti berat besi,umpamanya kita dapat memahami bahwa berat sebesar 0 kg atau 0gr memeng berarti tidak ada beratnya sama sekali. Yang di indikasikan oleh keadaan setimbang pada alat ukur nya,sehingga kita dapat membandingkan alat ukur benda sesuai alat ukur yang mutlak. Pada tes prestasi hal tersebut tidak berlaku. Nilai 0 yang di peroleh seorang mahasiswa pada suatutes ekologi lingkungan tidak dapat tidak sama sekali memiliki pengetahuan tentang ekologi,walaupun benar untuk mengatakan bahwa ia tidak dapat menjawab dengan betul satupun di antara soal yang ditanyakan. Meskipun untuk interprestasi hasil tes psikolohgi umumnya tes prestasi belajar khususnya digunakan mean,deviasi standard an angka-angka korelasi umum skala pengukuran yang digunakan dalam tes semacam itu biasanya tidak dapat dinyatakan dalam satuan atau unit ukur yang mengandung arti kuantitatif maupun kualitatif yang bermakna pasti.

2.4. Prinsip pengukuran prestasi belajar Gronlund(1977) dalam bukunya merumuskan beberapa prinsip dalas dalam pengukuran prestasi sebagai berikut: 

Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.



Tes prestasi harus mengukur satu sampel yang representative dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.



Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil prestasi belajar yang di inginkan.



Tes prestasi belajar harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan pengunaan hasilnya.



Relibilialitas tes prestasi harus di usahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.



Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.

Related Documents


More Documents from "Jenny Teresia"