KRITISI JURNAL
Pengobatan terbaru dengan pemberian menggunakan Calcipotriol/Betamethasone Salep pada Psoriasis Vulgaris Stadium Menetap.
Pembimbing : dr.Imanda Jasmine Siregar,Sp.KK
Oleh : *Eka Widia Astuti Ritonga *Putri Maharani Nst *Kiki Pratiwi *Puji Yuliandarai
1. PENDAHULUAN Psoriasis adalah penyakit kulit yang bersifat kronis dan residif, mengenai sekitar 1-3% populasi umum. Bentuk yang tersering muncul dari psoriasis adalah psoriasis vulgaris, biasanya memiliki ciri-ciri yaitu terdapat papul dan plak yang berwarna kemerahan tampak simetris. Pasien biasanya memiliki harapan pada terapi yang diberikan agar sembuh dengan cepat dan bertahan lama disertai dengan toleransi yang baik dan mudah digunakan.
Kalsipotriol Kalsipotriol adalah analog vitamin D yang mampu mengobati psoriasis ringan sampai sedang. Mekanisme kerja antiproliferasi keratinosit, menghambat proliferasi sel dan meningkatkan diferensiasi juga menghambat produksi sitokin yang berasal dari keratinosit maupun limfosit.
Betametasone Kemampuan menekan peradangan / inflamasi dengan cara menghambat fosfolipase A dan menekan IL-1a. Sebagai imunosupresan, kortikosteroid dapat menghambat kemotaksis neutrofil, menurunkan jumlah sel langerhans dan menekan pengeluaran sitokin serta menekan proliferasi / antimitotik serta menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah.
Teori cara kerja kortikosteroid topikal : Lipokortin diinduksi (protein penghambat fospolipasi A2)
Asam Arakidonat (prekursor mediator inflamasi)
Prostaglandin dan Leukotrin (mediator inflamasi kuat)
Tujuan : Untuk mengetahui pemberian yang optimal dari calcipotriol/ betamethasone dipropionat salep pada psoriasis vulgaris dengan stadium menetap
2. Metode Penelitian Analisa statistik dari data dicari dengan menggunakan SPSS-20,data ditampilkan dengan pengukuran tabel frekuensi, persentase, mean dan standart deviasi.
• Data baseline mencakup usia dan jenis kelamin dari grup yang berbeda di analisis menggunakan uji ANOVA dan chi-square test. Perbandingan dari PASI dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA untuk pengukuran berulang dan uji LSD (Least Significance Different / Beda Nyata Terkecil). Nilai p < 0,05 menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik. Perbandingan dari tingkat kepuasan pasien dianalisis dengan menggunakan Kruskal-wallis, nilai p < 0,05 menandakan bahwa terdapat perbedaan signifikan secara statistic dengan perbandingan umum.
Desain Penelitian:
Uji Klinis
Jenis Penelitian Eksperimental
3. Hasil Penelitian Tabel 1. Umur, jenis kelamin dan skor PASI ketiga kelompok
Table 2. Tingkat kepuasan pasien terhadap penelitian
Gambar 1. Nilai rata-rata skor PASI yang dilakukan penilaian pada setiap kunjungan dari masing-masing grup
Gambar 2. Tampilan gambar pasien dalam 3 grup
4. Diskusi • Terapi topical dengan metode klasik secara berurutan mencakup 3 langkah: Fase pembersihan (Langkah 1), Fase Peralihan (Langkah 2), dan Fase Pemeliharaan (Langkah 3). Langkah ke-1 dan langkah ke-2 termasuk ke dalam fase induksi, dan langkah ke-3 dijelaskan sebagai jangka waktu pengobatan setelah induksi. Pada langkah ke-1, skuama pada psoriasis di fase aktif telah bersih sepenuhnya ataupun sebagian. Pada langkah ke-2, resiko kekambuhan dari penghentian mendadak pemberian agen topical diminimalisir dengan membuat pengurangan secara bertahap. Pada langkah ke-3, keefektifan pengobatan terhadap penyakit secara efektif dipertahankan dengan aman pada fase menetap. Bagaimanapun, setiap harinya di klinik, tidak semua pasien patuh dengan 3 langkah klasik pengobatan tersebut.
• Serangkaian studi klinis telah menunjukkan bahwa standart pemakaian sekali dalam sehari dari calcipotriol/betamethasone dipropionat salep dapat menginduksi perbaikan yang cepat terhadap psoriasis vulgaris fase aktif selama lebih dari 4 minggu pengobatan. Namun penelitian ini tidak memberikan cara untuk mempertahankan keefektifan pengobatan. Penelitian saat ini terfokus pada pasien di fase menetap, menunjukkan bahwa cara pemberian baru yaitu dua kali seminggu dari salep menghasilkan penurunan yang signifikan dari skor PASI dan tingkat kepuasan yang tinggi setelah 1 bulan pengobatan. Dengan pengobatan yang telah berjalan selama 3 bulan, keefektifan terus meningkat dan 90% pasien merasa sangat puas dengan pengobatan.
• Kedua penelitian sebelumnya menggunakan salep calcipotriol/betametason selama 12 minggu pada pasien psoriasis. Prosedur pemakaian dengan sekali sehari selama 4 minggu dilanjutkan 8 minggu berikutnya dari produk pada akhir pekan diganti dengan pemakaian kalsipotriol di hari kerja. Prosedur lainnya yaitu sekali sehari dari produk selama 8 minggu dilanjutkan 4 minggu berikutnya dengan calcipotriol. Prosedur mereka mencakup langkah ke-1 dan langkah ke-2 dari pengobatan topical klasik, namun tidak digunakan langkah ke-3 dari prosedur tersebut. Walaupun keefektifan yang baik telah diamati pada kedua jenis prosedur, namun data terhadap pemeliharaan jangka panjang tersebut tidak dimiliki.
• Kami menganggap bahwa jika pemberian terapi dua kali seminggu diterapkan pada pasien, kami dapat melihat kontrol penyakit dengan jangka panjang. Sebagaimana metode kami terhadap pemberian pengobatan 2 kali seminggu dapat membuat pasien dengan ekonomi kelas bawah dapat patuh berobat, frekuensi pemberian yang berkurang, dan efek samping yang juga berkurang dst.
• Secara ringkas, pengobatan dengan menggunakan salep calcipotriol/betamethasone dipropionat dua kali seminggu terbukti secara klinis bermanfaat, dapat ditoleransi dengan baik dan hemat biaya sehingga dapat menjadi terapi jangka panjang pada psoriasis vulgaris dengan stadium menetap.
6. Realibilitas
95%
VALIDITAS
APLIKABILITAS