Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Alamiah Dasar yang berjudul “Asal-usul Manusia” ini dengan tepat waktu. Tak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, baik itu berupa bantuan moril atau materiil. Makalah ini kami buat untuk memenuhi nilai tugas kelompok mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang diberikan oleh Bapak Hendra Febriyanto, M.Pd. Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu kami nantikan agar kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan lebih baik lagi di kemudian hari. Demikian makalah ini kami susun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Penyusun
1
Daftar Isi 1.
Kata Pengantar……………………………………………………………………………....1
2.
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….2
3.
Bab I : Pendahuluan…………………………………………………………………………3 A. Latar Belakang…………………………………………………………………………3
4.
B.
Rumusan Masalah……………………………………………………………………...3
C.
Tujuan………………………………………………………………………………….3
Bab II : Pembahasan………………………………………………………………………....4 A. Asal Usul Manusia menurut Teori Evolusi……………………………………………..4 B.
Asal Usul Manusia menurut Islam……………………………………………………...6
C.
Perpaduan
Al-Qur’an
dengan
hasil
Penelitian
Ilmiah
Tentang
asal-usul
manusia…………………………………………………………………………………7 D. Analisa………………………………………………………………………………….8 5.
Bab III : Penutup…………………………………………………………………………….9 A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..9 B.
6.
Saran……………………………………………………………………………………9
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..……….10
2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus. Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ?
B. Rumusan Makalah Berdasarkan latar belakang tersebut, disini kami mencoba merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut. 1. Apa konsep teori evolusi? 2. Bagaimana mengidentifikasi kelemahan dari teori evolusi? 3. Bagaimana pandangan Al Quran tentang asal usul manusia? 4. Bagaimana asal usul nabi Adam sebagai makhluk pertama di bumi? 5. Bagaimana cara untuk menyikapi benar tidaknya teori evolusi dalam perspektif sains dan agama? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) 2. Agar dapat menjelaskan konsep teori evolusi 3. Agar dapat memahami asal usul nabi Adam 4. Agar mampu memahami pandangan Al Quran mengenai asal usul manusia 5. Agar mampu mengidentifikasi kelemahan teori evolusi 6. Agar mampu menyikapi benar tidaknya teori evolusi dalam perspektif sains dan agama
3
BAB II PEMBAHASAN A. ASAL USUL MANUSIA MENURUT TEORI EVOLUSI Evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan diatas Bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai membentuk keaneka ragaman yang sangat luas seperti apa yang kita temukan saat ini. Konsep teori evolusi pertama kali bukan diperkenalkan oleh Darwin, Anaximander (611547), Phytagoras (570-496), Xanthus (kira-kira 500 SM) dan Empendocles (490-940). Mereka menyatakan bahwa proses seleksi alam melestarikan spesies yang paling kuat dan memusnahkan spesies yang paling lemah. Kemudian ilmuan dari Prancis, yaitu Lamarck berpandangan bahwa evolusi amat ditentukan oleh lingkungan dimana hewan itu tinggal dan tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru. Artinya spesies-spesies itu akan berubah bentuk, ukuran, warna, kekuatan, dan juga kebutuhan-kebutuhan baru sesuai dengan kondisi alam. Lamarck juga mengungkapkan bahwa makhluk hidup mewariskan sifat-sifat atau ciri-ciri yang mereka dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga terjadilah evolusi. Pendapat Lamarck mendapat angin ketika 50 tahun berikutnya Charles Robert Darwin seorang ilmuan Inggris mengungkapkan Teori Seleksi Alam dalam bukunya On The Origin of Species. Setelah Teori Evolusi Seleksi Alam milik Darwin ini terkemuka maka, teori yang dikemukakan oleh Lamarck tidak berlaku lagi. Dalam teorinya ia mengatakan : "Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan". Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu ajaran (pengertian) bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) dimulai dari 5 atau 6 juta tahun lalu dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Ia menyatakan juga bahwa manusia adalah hasil paling maju dari proses evolusi seleksi alam. Teori Perkembangan Evolusi Antar Waktu Untuk menguatkan Teori Evolusi, berdasarkan temuan fosil yang dianggap sebagai bagian dari manusia masa lampau, manusia dibagi atas tiga kelompok, yaitu manusia kera, manusia purba dan manusia modern 1. Manusia Kera dari Afrika Selatan a. Australopithecus Africanus Australopithecus Africanus ditemukan di Desa Taung di Sekitar Bechunaland, ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja b. Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter Kedua fosil manusia kera tersebut disebut Australopithecus 2. Manusia Purba / Homo Erectus a. Sinanthropus Pekinensis Sinanthropus Pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking Negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus Pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh 4
atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus Pekinensis memiliki volume isis otak sekitar kurang lebih 900 – 1200 cm kubik. b. Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan di Sangiran, Pulau Jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 – 1941 c. Manusia Heidelberg Manusia heidelberg ditemukan di Jerman d. Pithecanthropus Erectus Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 – 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak. 3. Manusia Modern Pengertian Manusia modern disini adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volume otak kira-kira 1450 cm kubik. Hidup sekitar 15.000 – 150.000 tahun yang lalu. Manusia ini disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini. Beberapa penemuan yang termasuk manusia modern adalah : a. Homo Florosiensis b. Homo Neandertal c. Homo Magnon / Cromagnon / Crogmanon d. Homo Rhodesiensis e. Homo Soloensis f. Homo Wajakensis Kelemahan Teori Evolusi Walaupun teori evolusi dapat dikatakan sukses besar karena membahas masalah yang menyangkut asal usul manusia, namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka. Dalam hal ini Darwin sendiri kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Tidak ada titik temu antara teori yang ada dengan kenyataan. Sebagai contoh, para ahli zoologi sangat akrab dengan suatu species yang bernama panchronic yang tetap sama sepanjang masa. Juga ganggang biru yang diperkirakan telah ada lebih dari satu milyar tahun namun hingga sekarang tetap sama. Yang lebih jelas lagi adalah hewan sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada. Di dalam teorinya Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari perkembangan makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya antara 350.000 - 1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450 cm3. Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia. Australopithecus yang mempunyai volume otak ratarata 450 cm3 berevolusi menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3. Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000 cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang ini selama ± 100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini tidak mengemukakan alasannya. Jadi secara jujur dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
5
Beberapa hal yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa teori evolusi gagal, antara lain adalah sebagai berikut: Evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu protein pun baik hukum probabilitas maupun hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang sama sekali bagi pembentukan kehidupan secara kebetulan. Evolusi lebih mirip kepercayaan/keyakinan karena tidak bukti yang nyata. Di masa mendatang pun evolusi tidak dapat dibuktikan. Adanya sistem dan kompleksitas organ pada tubuh makhluk hidup yang tentunya bukan terbentuk secara spontan atau kebetulan. Tidak adanya gambaran jelas mengenai bentuk sel pada umumnya karena pada saat itu hanya terdapat mikroskop tradisional dimana sel hanya terlihat bagaikan titik-titik gelap. Teori Evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup yang ada memiliki nenek moyang yang sama tidak memiliki pembuktian yang jelas. Teori evolusi merupakan teori kebetulan yang tidak dapat dibuktikan. Ketidakmampuan mendeskripsikan bentuk kera secara ilmiah yang dikatakan mirip dengan manusia. Serta adanya pemalsuan bentuk kera sehingga menyerupai bentuk manusia yang dilakukan oleh evolusionis. B. ASAL USUL MANUSIA MENURUT ISLAM Pernyataan Darwin dan para pendukungnya bahwa manusia berasal dari kera bertentangan dengan pendapat Al Quran. Menurut kitab suci umat islam ini, evolusi tidaklah terjadi pada manusia, yang terjadi hanyalah tranformasi bentuk manusia sepanjang zaman. Manusia modern saat ini bukanlah keturunan manusia purba atau spesies lain sebelumnya, tetapi di yakini sebagai keturunan nabi Adam. Asal usul manusia pertama Nabi Adam Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam Surat As Sajdah ayat 7 yang artinya: "yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". Dalam surat lain Al Hijr ayat 26 disebutkan yang artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (QS. Al Hijr (15) : 26) Proses kejadian manusia kedua (Siti Hawa) Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasangan. Demikian halnya dengan manusia sesuai dengan Surat Yasin ayat 36 yang artinya: ”Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang mereka tidak ketahui”. Dalam hadits lain dikatakan “Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim) Tahap penciptaan manusia ketiga (semua keturunan Nabi Adam AS dan Siti Hawa) Dalam penciptaan keturunan Nabi Adam A.S. dan Siti Hawa, hal tersebut dapat dijelaskan baik dengan dalil alquran maupun secara ilmiah. di dalam alquran terdapat penjelasan penciptaan manusia secara biologis dalam surah al-mu’minun ayat 12 – 14 yang artinya :“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik“ (QS.Al-Mu’minun 12-14)
6
C. PERPADUAN AL-QURAN DENGAN HASIL PENELITIAN ILMIAH TENTANG ASAL USUL MANUSIA Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah SWT dalam waktu enam masa. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al Furqaan ayat 59 yang artinya : “yang kemudian menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha mengetahui.” Dari penelitian para ahli, keenam masa itu adalah Azoikum,Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum dan Cenozoikum. Setiap periode menunjukan perubahan dan perkembangan yang bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya masing-masing. Dijelaskan dalam Al Qur’an Suart Al Furqaan ayat 2 “…dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” Perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin ternyata tidak dapat diterima. Penelitian membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan Allah SWT yang menciptakan lima kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan manusia. Hal ini dijelaskan oleh Alloh di dalam salah satu firman-Nya surat Al Baqarah ayat 29 : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu.”. Kemudian di dalam Surat Al-Baqarah ayat 31 s/d 32 Allah SWT berfirman “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : ‘Sebutlah kepada-Ku nama bendabenda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!’. Mereka menjawab : ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain daripada apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” Untuk memelihara kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Adam a.s maka Allah berkenan menurunkan kepada semua keturunannya agar derajat mereka lebih tinggi daripada makhluk yang lain. Apabila kita menilik kepada literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah antropologi, maka tampak sekali keragu-raguan dari para ahli antropolgi sendiri, apakah Homo Sapiens itu berasal dari Pithecanthropus atau Sinanthropus. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus dan Sinanthropus bukanlah asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens (manusia), tetapi keduanya adalah makhluk yang berkembang dengan bentuk pendahuluan yang mirip dengan manusia kemudian musnah atau punah. “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat :’Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan Mensucikan Enkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.” (QS. Al Baqarah ayat 30. Dari ayat ini banyak mengandung pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literature Antropologi memang ada jawabannya yaitu sebelum manusia Homo Sapiens (manusia berbudaya) memang ada makhluk yang disebut Pithecanthropus, Sinanthropus, Neanderthal dan sebagainya yang tentu saja karena mereka tidak berbudaya maka mereka selalu berbuat kerusakan seperti yang dilihat para Malaikat. Nama-nama makhluk yang diungkapkan para ahli antropologi diatas dapat pula ditemui dalam pendapat para ahli mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir dalam kitab tafsirnya mengatakan “Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam a.s diciptakan adalah Al Jan yang kerjanya suka berbuat kerusuhan” Dengan demikian dari uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa Adam a.s adalah manusia, Khalifah dan Nabi pertama. 7
E. ANALISA Dari uraian diatas kita tahu bahwa banyak teori evolusi yang terkemuka di dunia ini dengan pendapat yang berbeda-beda. Namun banyak pro dan kontra mengenai teori tersebut. Bagi para ilmuan sains mereka beranggapan bahwa makhluk hidup tidak diciptakan terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda akibat kondisi alam. Sedangkan Agama menguraikan asal usul kehidupan secara umum sesuai dengan Al-Qur’an bahwa Tuhan membentuk kehidupan seperti yang Dia kehendaki.
8
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Asal usul kehidupan memang tidak mudah diungkapkan atau diuraikan, banyak teori yang muncul dengan alasan yang berbeda namun belum dapat dinyatakan benar karena tidak dapat dibuktikan. Dan menurut kami teori evolusi itu adalah teori kebohongan. B. Saran Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang asal usul kehidupan, kita harus mempelajari teori-teori yang lain juga sehingga bisa mengambil sesuatu yang penting untuk dipadukan dengan teori yang dianggap benar. Di samping itu kita juga harus berpedoman dengan Al-Qur’an.
9
DAFTAR PUSTAKA Ta’rifin Ahmad. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press Yahya Harun. 2001. Keruntuhan Teori Evolusi. Bandung: Perpustakaan Nasional Bucaille Maurice. 2008. Dari Mana Manusia Berasal?. Bandung: PT. Mizan Pustaka. https://faris6593.blogspot.com/2014/02/asal-usul-manusia-menurut-al-quran-hadits.html http://yudhiadityapratama.blogspot.com/2011/10/asal-usul-manusia.html
10