Pengertian Komunikasi Antarpribadi.docx

  • Uploaded by: Dhoni Kun Kusumastuti
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Komunikasi Antarpribadi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,837
  • Pages: 8
Pengertian Komunikasi Antarpribadi Adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan Bahasa yang mudah dipahami (informal( untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Di dalam suatu masyarakat komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi. Sedangkan dalam organisasi (bisnis dan nonbisnis) komunikasi antarpribadi atau antar individu merupakan komunikasi yang terjadi antara manajer dengan karyawan atau antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain dengan menggunakan media tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang bersifat pribadi. Hal yang perlu diperhatikan : a. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih. b. Menggunakan media tertentu, misalnya telepon seluler, atau bertatap muka (face to face) c. Bahasa yang digunakan bersifat informal (tidak baku), dapat menggunakan Bahasa daerah, Bahasa pergaulan atau Bahasa campuran. d. Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal (pribadi) bila komunikasi terjadi dalam suuatu masyarakat, dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu organisasi. e. f.

g.

h.

i.

j.

Tujuan Komunikasi antar pribadi Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut : 1. Menyampaikan informasi Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. 2. Berbagi pengalaman Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. 3. Menumbuhkan simpati Simpati adalah suatu sikap positif yang ditujunjukkan oleh seseorang yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk ikut serta merasakan bagaimana beban, derita, musibah, kesedihan, dan kepiluan yang sedang dirasakan oleh orang lain. 4. Melakukan kerja sama Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan krjasama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. 5. Menceritakan kekecawaan atau kekesalan Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati

itu, sedikit banyak akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah bercerita apa yang selama ini dipendam k. 6. Menumbuhkan motivasi Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yag baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan caracara seperti pemberian insentif yang bersifat financial maupun non financial, memberikan pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.

Gaya Kepemimpinan Dalam komunikasi antarpribadi suatu organisasi bisnis maupun non bisnis tidak dapat dilepaskan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi, antara lain: 1. Teori X dan Y yang dikemukakan oleh Douglas McGregor. 2. Directinge, coaching,supporting,delegating yang dikemukakan oleh Ludlow dan Panton. 3. Gaya kepemimpinan situasional dikemukakan oleh Harsey dan Blanchard, yang meliputi: A. Ketrampilan Analitis B. Ketrampilan Fleksibilitas C. Ketrampilan Komunikasi 4. Kepemimpinan Inti dikemukakan oleh Hellriegel dan Slocum meliputi: A. Pemberdayaan B. Intuisi C. Pemahaman Diri D. Visi E. Kesesuaian Nilai Kebutuhan Manusia Setiap orang tentu saja memiliki berbagai macam kebutuhan hidup dan kehidupan yang berbeda, mulai dari kebutuhan dasar manusia hingga kebutuhan yang tergolong kebutuhan mewah. Oleh karena itu, muncullah berbagai macam teori yang mencoba mengupas secara tuntas fenomena tentang aneka kebutuhan hidup manusia tersebut. a.Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow yang terkenal dengan Teori Hierarki menyatakan bahwa, manusia pada dasarnya memiliki lima kebutuhan yang bertingkat-tingkat mulai dari kebutuhan yang paling dasar sampai pada pada kebutuhan aktualisasi diri.

b. Teori Dua-Faktor Teori Dua-Faktor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg pada dasarnya merupakan pen Teori X Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Menurut asumsi teori X dari McGregor, orang-orang ini pada hakekatnya yaitu sebagai berikut: a) Tidak menyukai bekerja b) Tidak menyukai kemauan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah. c) Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi. d) Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja. e) Harus diawasi secar ketat dan sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi.

Teori Y Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Para pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja

Empat Gaya Kepemimpinan Adapun gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi, maka komunikasi antarpribadi yaitu manager dan bawahan (karyawan) harus tetap terjaga dengan baik ,Menurut

Ludlow dan Panton, terdapat empat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, yaitu: 1. Pengarahan (directing) Gaya kepemimpinan pengaraha tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan tugas tertentu. Disamping itu, tugas pekerjaan yang harus diselesaikan cenderung komplek dan rumit. Oleh karena itu, seorang manager harus mampu menjelaskan sejelas mungkin dan rinci tentang apa yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, dan kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan. b. Pembekalan (coaching) Gaya kepemimpinan pembekalan tepat digunakan pada situasi dimana para karyawan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Di samping itu, para karyawan memiliki motifasi yang cukup tinggi dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya. Dalam hal ini, seorang manager perlu juga membrikan penjelasan seperlunya terhadap tugas dab pekerjaan yang belum dipahami dengan baik oleh karyawan. c. Dukungan (supporting) Gaya kepemimpinian dukungan tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubugan yang baik dengan seorang manajer. Dalam hal ini, seorang manager lebih banyak terlibat dalam berbagai keputusan kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saransaran dari para pegawai yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja. d. Pendelegasian (delegating) Gaya kepemimpinan pendelegasian tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga mereka layak untuk menerima pendelegasian tugas dari manajer. Meskipun telah mendelgesakin sebagian tugas pekerjaannya, seorang manager juga harus tetap melakukan pemantaunan (monitoring) atas kinerja para karyawannya, untuk

memastikan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

sebagaimana dikemukakan oleh Harsey dan Blanchard. Ada tiga kemampuan atau keterampilan penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan kepemimpinan situasional tersebut, yang kita akan jelaskan satu per satu. 1.

Keterampilan analisis Keterampilan analisis (analytical skills) merupakan keterampilan yang harus dimiliki

seorang manajer dalam melakukan evaluasi atau penilaian kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Seorang manajer harus dapat mengevaluasi apakah kinerja bawahan semakin baik atau semakin buruk dibandingkan kinerja sebelumnya. Kalau kinerja karyawan cenderung menurun, maka seorang manajer juga harus mampu memberikan dorongan atau motivasi yang tepat agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik. 2.

Keterampilan fleksibilitas Penerapan gaya kepemimpinan kadang kala diterapkan secara kaku, tetapi dapat juga

secara luwes tergantung pada situasi dan kondisi yang ada. Keterampilan fleksibilitas (flexibility skills) merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer dalam menerapkan gaya kepemimpinan dalam situasi dan kondisi yang tepat berdasarkan hasil analisis yang tepat pula. Dalam situasi dan kondisi yang berbeda, maka gaya kepemimpinan yang diterapkan juga dapat berbeda. Sebagai contoh, jika pada awalnya seorang manajer menerapkan gaya kepemimpinan directing, perkembangan yang terjadi menunjukkan bahwa semangat kerja karyawan menjadi semakin baik, rasa tanggung jawab mulai tumbuh, dan mereka dapat bekerja secara mandiri, sehingga dapat diterapkan gaya kepemimpinan delegating. 3.

Keterampilan komunikasi Keterampilan komunikasi (communication skills) merupakan keterampilan yang harus

dimiliki seorang manajer untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada karyawan termasuk bagaimana ia harus menjelaskan perubahan gaya kepemimpinan kepada bawahannya. Yang

terpenting adalah bagaimana mengomunikasikan ide atau gagasan tersebut dengan jelas dan mudah dipahami dengan baik oleh karyawan, sehingga dapat dihindarkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi Dalam komunikasi antar pribadi, kegiatan mendengarka sesuatu percakapan dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami sesuatu pesan yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini, istilah mendengarkan bukanlah kegiatan yang statis tetapi dinamis, yaitu merupakan kegiatan mendengar secara aktif percakapan dengan orang lain yang dituntut adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor pengganggu dalam suatu percakapan tersebut. Oleh karena itu, kegiatan mendengarkan itu sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah dan perlu latihan yang cukup. Semakin banyak berlatih mendengarkan, maka akan semakin baik dalam memahami suatu percakapan dengan orang lain. Sebagai contoh, ketika seorang manajer sedang menyampaikan presentasi bisnis di suatu ruang pertemuan, tiba-tiba telepon genggam salah seorang peserta (karyawan) berdering. Dering telepon tersebut dapat membuyarkan atau mengganggu konsentrasi para peserta yang sedang mendengarkan presentasi tersebut. Secara sederhana, berikut ini dapat disampaikan bagaimana mendengar dengan aktif yang disajikan dalam sebuah bagan :

Gambar 2.2 tersebut menggambarkan bagaimana mendengar dengan aktif mealui pikiran, emosi, dan bahasa tubuh. pikiran,

Dengan seseorang

dapat memilih katakata yang tepat untuk disampaikan kepada pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Dengan emosi, seseorang dapat

mengungkapan perasaannya (suka, duka, yakin atau ragu-ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan bahas tubuh, seseorang dapat lebih meyakinkan apa yang telah disampaikan dengan kata-kata dan perasaannya, yang diungkapkan dalam bentuk tindakan tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain. Menurut Lehman, Himstreet, dan Baty, kebanyakan para manajer dalam setiap harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening) dan berbica (speaking) dengan para supervisor, karyawan, pelanggan, dan berbagai asosiasi bisnis. Mendengarkan menjadi begitu penting sebagaimana berbicara atau berpidato dihadapan audiens. Kebiasaan sebagai pendengar yang efektif akan menghasilkan beberapa hal yang positif, antara lain : 1.

Pendengar yang baik akan disukai orang lain karena mereka dapat memuaskan kebutuhan dasar manusia untuk didengarkan.

2.

Kinerja/prestasi kerja karyawan meningkat ketika pesan yang diterima tersebut dapat dimengerti dengan baik.

3.

Umpan balik (feedback) yang akurat dari bawahan (karyawan) akan berdampak positif pada prestasi kerjanya.

4.

Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya kesalahpahaman dalam penyampaian suatu pesan.

5.

Pendengar yang baik akan dapat memisahkan mana fakta dan mana yang sekedar gossip.

6.

Pendengar yang baik memiliki kecenderungan membuka ide-ide baru dari pihak lain, sehingga hal ini mendorong berkembangnya kreativitas.

7.

Pendengar yang efektif juga akan dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik dan peningkatan kepuasan kerja.

8.

Kepuasan kerja meningkat karena mereka tahu apa yang terjadi, kapan mereka mendengar, dan kapan mereka berpartisipasi didalamnya yang tumbuh dari komunikasi yang baik. Mengingat betapa pentingnya kebiasaan mendengarkan yang baik, maka ada beberapa

saran agar dalam mendengarkan berlangsung secara efektif, antara lain : 1.

Perhatikan dengan baik siapa yang berbicara tersebut, mulai dari gerakannya, kontak mata, nada suaranya, dan ekspresi wajahnya. Perhatian Anda tersebut akan dapat membantu pemahaman terhadap apa yang dimaksudkan tersebut.

2.

Berikan umpan balik (feedback), seperti apakah mereka sudah mengerti atau belum, apakah ada pertanyaan, atau pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap apa yang telah disampaikan tersebut.

3.

Mendengarkan membutuhkan waktu, oleh karena proses komunikasi yang dilakukan secara tatap muka sebagaimana seorang pengirim dan penerima pesan secara simultan.

4.

Gunakan pengetahuan Anda tentang orang yang berbicara tersebut untuk dapat menarik manfaat yang positif bagi Anda.

Related Documents


More Documents from "abd halim b din"