Pengertian Komunikasi: Proses penyampaian pesan berupa ide, gagasan, emosi, keterampilan ataupun pesan lainnya baik secara verbal ataupun nonverbal dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) melalui channel / media untuk mendapatkan respons. Dalam penyampaian komunikasi, ada beberapa teori yang menggambarkan peliknya hubungan antara komunikator dan komunikan. Teori-teori ini tidak serta merta dapat diaplikasikan di masyarakat atau ke setiap orang, melainkan memerlukan sebuah situasional tertentu yang memungkinkan teori-teori ini bekerja. Adapun teori komunikasi tersebut menurut Wiryanto (Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo : 2004) adalah sebagai berikut : 1. Sarah Trenholm & Arthur Jensen (1996: 4) mendefinisikan komunikasi sebagai ‘A process by which a source transmits a message to a receiver through some channel’ (Komunikasi adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran) 2. Hoveland (1948: 371) mendefinisikan kominikasi sebagai ‘The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavious of other individu’. (Komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain) 3. Gode (1969: 5) memberi pengertian mengenai komunikasi sebagai berikut: ‘It is a process that makes common to or several what was monopoly of one or some’. (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang) 4. Cherrey yang dikutip oleh Anwar Arifin (1995:24) mengatakan bahwa ‘Communication is essentially the relationship set up by the transmission of stimuli and evocation of response”. 5. Raymond S. Ross (1983: 8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. 6. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981: 18) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara
satu sama lain yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. 7. Harold D. Lasswell sebagaimana dikutip oleh Sendjaja (1999: 7) cara yang baik untuk menggambarkan komuinikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says What To Whom In Which Channell With What Effect? (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana) 8. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964: 527) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: ‘Communication: the transmission of information, ideas, emotions, skills, etc by the uses of symbol…’ (Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. Tindakan dan proses transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi. 9. Shanon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lin, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Dari teori-teori tersebut dapat pula dikembangkan berbagai model komunikasi yang membentuk hubungan antara komunikator dan komuikan melalui berbagai fase atau peristiwa tertentu. Adapun model komunikasi tersebut menurut Wiryanto (Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo : 2004) adalah sebagai berikut : 1. Model Komunikasi Intrapribadi Merupakan proses pengolahan dan penyusunan informasi melalui sistem syaraf dalam otak yang disebabkan oleh stimulus yang ditangkap oleh panca indera. Dalam hal ini, semua isyarat dan informasi setelah di-decode, akan membentuk (encode) mengenai isyarat perilaku nonverbal baik positif, netral atau negatif. 2. Model Komunikasi Antarpribadi Model komunikasi ini dapat diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang, tiga atau bahkan empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak terstruktur. 3. Model Stimulus-Respons Merupakan model komunikasi yang berasal dari aksi sehingga menimbulkan reaksi. Model:
STIMULUS
RESPONS
4. Model Matematika Shannon dan Weaver Information Source
Transmitt er
Message Message
Receiver
Signal
Destinatio n
Received
Signal Noise Source
Model ini menjelaskan bahwa komunikasi merupakan informasi sebagai pesan ditransmisikan dalam bentuk pesan kepada penerima (receiver) untuk mencapai tujuan komunikasi tertentu yang dalam prosesnya memiliki kemungkinan terjadinya noise atau gangguan. 5. Model Komunikasi Lasswell Model Komunikasi ini merupakan ungkapan verbal sebagai berikut: - Who - Says What - In Which Channel - To Whom - With What Effect Model Bagan: Who
Says What
In Which Channel
To Whom
With What Effect
6. Model Sirkuler Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis dimana pesan ditransmisikan melalui proses decoding dan encoding. Hubungan antara encoding dan decoding layaknya sumber (encoder) – penerima (decoder) yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, Interpreter berfungsi ganda sebagai pengirim dan penerima pesan. 7. Model Melvin Defleur Model Komunikasi ini merupakan perluasan dari komunikasi antarpribadi dari model Shannon dan Weaver dengan
memasukkan piranti media massa (mass medium device) dan piranti umpan balik (feedback device). Komunikasi digambarkan behwa sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver) dan sasaran (destination) merupakan tahapan-tahapan yang terpisah dalam proses komunikasi massa. 8. Model John W. Rilley dan Mathilda W. Rilley Proses komunikasi menggunakan pendekatan sosiologi untuk mengkaji perilaku komunikasi antar manusia. Secara sosiologis, penerima (receiver) pesan yang disampaikan oleh sumber (communicator) tidak secara langsung akan ditanggapi. 9. Model Maletzke Model komunikasi ini, di dalam pencarian informasi, disebabkan oleh kebutuhan rasa ingin tahu (need cognition) dan gaya intuisi seseorang (personal cognition style). Menurut pandangannya, khalayak tidak dipengaruhi oleh media massa dalam keadaan kosong. Pesan itu disaring berdasarkan keyakinan, sikap, nilai-nilai dan lingkungan sosialnya. Dalam perkembangannya, sifat, tujuan dan fungsi teori komunikasi dapat saja berbeda-beda menurut peruntukan dan situasi yang dialami oleh komunikator dan komunikan. Perluasan makna dan fungsi dapat saja terjadi dalam sebuah proses komunikasi yang berdasarkan pada sebuah teori atau model tertentu di dalam proses tersebut. Dapat saja sebuah sifat dasar sebuah teori yang mengawali sebuah proses komunikasi menjadi berubah di akhir proses komunikasi menjadi sebuah pendekatan teori yang benar-benar berbeda dari awalnya. Perluasan atau pun penyempitan sifat, tujuan dan fungsi teori komunikasi ini mutlak tergantung pada skala kebutuhan dan juga proses komunikasi itu sendiri.
TUGAS MATA KULIAH PERSPEKTIF TEORI KOMUNIKASI Dosen : Ibu Umainah Wahid Pengertian teori dan model komunikasi serta sifat, tujuan dan fungsi teori komunikasi Berdasarkan buku : “Pengantar Ilmu Komunikasi” Dr. Wiryanto, MA Grasindo, 2004
Andar Widya Permana 55209110012
UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI ANGKATAN VII - 2009