PENGELOLAAN SAMPAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas III
OLEH : Kelompok 4 Riski Marzeli
(G2A016083)
Elman Hardiansyah P
(G2A016084)
Fivie Fridayanti
(G2A016085)
Shindi Mayangsari
(G2A016086)
Agsrti Dwi Marsela
(G2A016087)
Endah Titis Ningrum
(G2A016088)
Hanifah Sahar A’afra
(G2A016089)
Agus Supriono
(G2A016090)
Eka Sarima Hardiani
(G2A016091)
Yoga Angga Trinannda
(G2A016092)
Fitrian Dewi Waloyaningrum
(G2A016093)
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2019
PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pengertian Sampah Sampah adalah segala sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, termasuk yang dilakukan industry tetapi yang bukan biologis karena human wastes tidak termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat, karena air bekas tidak termasuk di dalamnya. (Armando, Rochim 2008) Sedangkan menurut widiwijoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik yang telah diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudh tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam.
2. Jenis-jenis Sampah Jenis sampah berdasarkan karakteristiknya American Public Work Association : a. Sampah basah (garbage) Yaitu sampah basah yang dihasilkan dalam proses pengolahan makanan sampah jenis ini bisa dihasilkan pada tempat pemukiman penduduk, rumah makan atau warung, rumah sakit, pasar dsb. b. Sampah kering (rubbish) Yaitu jenis sampah yang dapat terbakar ataupun tidak dapat terbakar yang dihasilan oleh rumah tangga, kantor, perdagangan seperti kertas, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu, daun-daun kering, kaca, kaleng. c. Sampah abu (Ashes) Yaitu benda yang tertinggal dari pembakaran kayu, arang, dan benda-benda lain yang terbakar. d. Sampah jalan (Street Sweeping) Yaitu sampah yang berasal dari jalan, biasanya berupa sampah daundaunan dan pembungkus. e. Sampah bangkai binatang (dead animal) Yaitu sampah biologis berupa bangkai binatang kecil dan binatang peliharaan. f. Rongsokan kendaraan (abandoned vehicles)
Yaitu bekas-bekas kendaraan milik umum dan pribadi, seperti bak mobil, becak, dan lain-lain. g. Sampah industry (industrial wastes) Yaitu sampah padat sebagai hasil buangan industry. h. Sampah dari bangunan (demolition wastes). Yaitu sampah yang terjadi karena penghancuran atau pembangunan suatu gedung. Sering kali diklasifikasikan dalam sampah kering misalnya, batu, beton, batu merah, papan, sisa pipa-pipa dan sebagainya. i. Sampah khusus atau berbahaya (hazardous wastes) Yaitu sampah kimia beracun, pestisida, pupuk radioaktif biologi, dan rumah sakit yang dapat membahayakan manusia. j. Sampah pengolahan air minum atau air kotor (water treatment residu) Yaitu sampah yang berupa lumpur dari perusahaan air minum atau pengolahan air kotor, dapat diklasifikasikan dalam jenis tersendiri.
3. Jenis-Jenis Sampah Medis No
Kategori
Definisi
Contoh limbah yang di
Limbah 1
Infeksius
hasilkan Limbah yang
Kultur laboratorium, limbah
terkontaminasi organisme
dari bangsal isolasi, kapas,
patogen (bakteri, virus,
materi, atau peralatan yang
parasit, atau jamur) yang
tersentuh pasien yang terinfeksi,
tidak secararutin ada
ekskreta.
lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
2
Patologis
Limbah berasal dari
Bagian tubuh manusia dan
pembiakan dan stock bahan
hewan (limbah anatomis), darah
yang sangat infeksius,
dan cairan tubuh yang lain,
otopsi, organ binatang
janin.
percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi,
terinfeksi atau kontak dengan bahanyang sangat infeksius.
3
4
5
Sitotoksis
Benda tajam
Farmasi
Terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius. Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau mengahambat pertumbuhan sel hidup Merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif. Limbah farmasi mencakup produksi farmasi. Kategori ini juga mencakup barang yang akan di buang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, selang penghubung darah atau cairan, dan ampul obat.
Dari materi yang terkontaminasi pada saat persiapan dan pemberian obat, misalnya spuit, ampul, kemasan, obat kadaluarsa, larutan sisa, urine, tinja, muntahan pasien yang mengandung sitotoksis.
Jarum, jarum suntik, skalpel, pisau bedah, peralatan infus, gergaji bedah, dan pecahan kaca.
Obat-obatan, vaksin, dan serum yang sudah kedaluarsa, tidak digunakan, tumpah, dan terkontaminasi, yang tidak diperlukan lagi.
4. Model pengelolaan sampah di Indonesia ada dua macam, yaitu urugan dan tumpukan a. Urugan Sampah dibuang dilembah/cekungan tranpa memberikan perilakuan. Urugan/model buang dan pergi ini bisa saja dilakukan pada lokasi yang tepat, yaitu bila tidak ada pemukiman dibawahnya, tidak menimbulkan polusi udara, polusi pada air sungai, longsir atau estetika . model ini umumnya dilakukan untuk suatu kota yang volume sampahnya tidak begitu besar. (Armando, Rochim 2008)
b. Tumpukan Model ini sama dengan teknologi aerobik. Hanya saja tumpukan perlu dilengkapi dengan unit saluran buangan., pengelolaan air buangan, dan pembakaran ekses gas metan (flare). Model yang lengkap ini telah memenuhi prasyarat kesehatan lingkungan (Armando, Rochim 2008)
5. Tahap pengelolaan sampah Menurut Armando, Rochim (2008) tahap pengelolaan sampah sebagai berikut : a. Urugan dan tumpukan -
Urugan : sampah tidak dibuang di daerah padat penduduk, tidak menimbulkan polusi serta tidak mengganggu estetika lingkungan
-
Tumpukan : sampah yang dibuang perlu dilengkapi beberapa saran pendukung sebagai prasyarat kesehatan. Sarana yang dimaksud adalah saluran air buangan pengelolaan air buangan dan pembakaran gas metana
b. Penghancuran Biasanya penghancuran dilakukan ketika pengangkutan dengan menggunakan truk sampah. Khusus alat penghancur sampah yang berasal dari bak penampung sampah langsung dihancurkan. Jenis sampah yang dihancurkan menjadi rubbis, garbage atau keduanya. Selanjutnya potongan sampah dimanfaatkan sebagai timbunan pada tanah datar/dibuang kelaut c. Pembakaran sampah Pembakaran sampah ini menggunakan teknik incinefaton tapi pengolaan sampah pembakaran ini kurang efektif karena menimbulkan polusi debu, asap serta partikulat yang mengganggu kesehatan d. Tangkap energi Banyak diterapkan pada sampah yang memiliki nilai kellor yang tinggi. Sampah organik bisa diaplikasikan pada upaya ini melalui gas metana yang dihasilkan pada saat proses pembusukan. e. Buang Merupakan cara terakhir jika semua cara diatas telah dioptimalkan pembuangan sampah pun harus dibuang pada lokasi yang aman
6. Sumber Daya Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit a. Tenaga Pengelola
Proses pengelolaan limbah medis diawali oleh perawat dan petugas kebersihan pada tahap pengangkutan. Semua perawat yang memproduksi limbah medis padat harus bertanggungjawab di dalam pemilahannya. Agar pemilahan dapat dilakukan, tenaga rumah sakit disetiap tingkatan harus dilibatkan serta staff pendukung dan tenaga kebersihan harus dilatih. Semua pekerja di rumah sakit harus mendapatkan pelatihan minimisasi limbah dan pengelolaan limbah berbahaya, terutama bagi staff yang bekerja dibagian yang menghasilkan limbah berbahaya dalam jumlah besar (Armando, Rochim 2008) b. Sarana dan Prasarana Pengelolaan
`Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan, maka sebaiknya rumah sakit harus menyediakan sarana pengelolaan limbah medis padat dimulai dari wadah pemilahan limbah, troli untuk pengangkutan limbah medis padat dari ruangan penghasil limbah ke tempat penampungan sementara (bak penampung), dan menggunakan insenerator untuk pembuangan terakhir. Pengelola limbah disediakan alat pelindung diri seperti apron, sarung tangan dan sepatu boots. (Armando, Rochim 2008) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) menyediakan kantong plastik berwarna hitam yang diletakkan dalam wadah limbah non medis dan menyediakan kantong plastik berwarna kuning dalam wadah limbah medis di setiap ruangan. Menggunakan troli untuk mengangkut limbah medis dan non medis. Menggunakan insenerator untuk pembuangan akhir. Pengelola limbah disediakan alat pelindung diri seperti apron, sarung tangan dan sepatu boots (Armando, Rochim 2008) c. Biaya Pengelolaan
Biaya diperlukan untuk membangun dan memelihara sistem pengelolaan limbah. Biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak pengelola RSPAD Gatot Soebroto Jakarta pada tahun 2007 sebesar Rp. 40.400.000. Biaya ini digunakan untuk menyediakan kantong plastik dan tempat penampungan limbah selama satu tahun (Armando, Rochim 2008)
7. Pengaruh Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Menurut Sudrajat . (2010) Pengelolaan limbah yang kurang baik akan memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan dan lingkungan yang dapat menimbulkan berbagai masalah anara lain : a. Pengaruh Terhadap Kesehatan
Berbagai akibat kurangnya perhatian dalam pengelolaan limbah sejak limbah dihasilkan sampai pembuangan akhir sangat merugikan kesehatan masyarakat secara langsung maupun sebagai akibat menurunnya kualitas lingkungan. Akibat dampak tersebut dapat berupa: 1) Kemerosotan mutu lingkungan yang dapat mengganggu atau menimbulkan keluhan masyarakat dan masalah kesehatan antara lain: -
Tingginya angka kepadatan vektor penyakit (lalat, tikus, nyamuk, kecoa dan lain-lain).
-
Pencemaran terhadap udara, tanah, dan air.
-
Rendahnya nilai-nilai estetika.
2) Timbulnya penyakit-penyakit menular, antara lain: -
Penyakit diare
-
Penyakit kulit
-
Penyakit scrub typhus (typhus bercak wabah)
-
Demam berdarah dengue
-
Penyakit demam typhoid (typhus perut)
-
Kecacingan
b. Pengaruh Terhadap Lingkungan (Sudrajat . 2010) : 1) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan mengjhasilkan gas-
gas tertentu yang menimbulkan bau busuk. 2) Adanya partikel debu yang beterbangan akan menganggu pernapasan,
menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit. 3) Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter asapnya
akan menganggu pernapasan, penglihatan, dan penurunan kualitas udara. c. Pengaruh Terhadap Rumah Sakit (Sudrajat . 2010) : 1) Keadaan lingkungan rumah sakit yang tidak saniter akan menurunkan hasrat
pasien berobat di rumah sakit tersebut. 2) Keadaan estetika lingkungan yang lebih saniter akan menimbulkan rasa
nyaman bagi pasien, petugas, dan pengunjung rumah sakit.
3) Keadaan lingkungan yang saniter mencerminkan mutu pelayanan dalam
rumah sakit yang semakin meningkat.
Sumber : Armando, Rochim. 2008. Penanganan dan Pengelolaan Sampah. Jakarta: Swadaya Sudrajat . 2010. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Swadya