Pengaruh Modal Sendiri Dan Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro Dan Kecil.docx

  • Uploaded by: Fia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengaruh Modal Sendiri Dan Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro Dan Kecil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 15,016
  • Pages: 89
PENGARUH MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL (Studi pada Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akhir Untuk Menyelesaikan Studi Pada Jenjang Strata Satu Ekonomi

Oleh: NURHAENI RUKKA NIM. 20140411014104

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EK0NOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2018 i

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL (Studi pada Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura)

SKRIPSI

Oleh: NURHAENI RUKKA NIM. 20140411014104 Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Diajukan Dalam Ujian Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Cenderawasih

Jayapura, 15 Juli 2018

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Anita Erari, SE., M.Sc,Agr NIP. 19680614 199601 2 001

Aprianto L. Kuddy, SE. M.SA.Ak NIP. 1978041120 1404 1 001

ii

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL (Studi pada Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura)

SKRIPSI

Oleh : NURHAENI RUKKA NIM : 20140411014104 Telah diseminarkan dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Juli 2018 Waktu

: 10.00-Selesai WIT

Tempat

: Ruang Sidang, Gedung C

Dengan Tim Penguji sebagai berikut : (

2. Aprianto L. Kuddy, SE., M.SA,Ak NIP. 19780411 201404 1 001

(Sekertaris )

(….………...…….......)

3. Mike Stevenson Tokoro, SE., MM NIP. 19821006 200812 1 001

( Anggota )

(……...…..…..…….....)

4. Yensawai E. Rumbiak, SE., M.Sc NIP. 19800624 200501 2 001

Ketua

) (………..….....…….....)

1. Dr. Anita Erari, SE, M.Sc,Agr NIP. 19680614 199601 2 001

( Anggota )

5. Christine M. Wakarmamu, SE., M.Si ( Anggota ) NIP. 19761010 200312 2 004

iii

(……….……..............) (………….………......)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: Nurhaeni Rukka

NIM

: 20140411014104

Jurusan

: Manajemen

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Modal Sendiri dan Pemberian Kredit Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) pada PT. Bank Rakyat Indonesia di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura” adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi hasil karya dari orang lain, kecuali bagianbagian tertentu yang penulis ambil sebagai acuan. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Jayapura, Juli 2018 Yang Menyatakan

Nurhaeni Rukka

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto “Dan orang mukmin yang paling sempurna imamnya adalah mereka yang paling baik akhlaknya” (HR. Ahmad) “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” (Al – Baqarah : 216)

Persembahan “Allah SWT atas izin dan karunia-Nyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Allah SWT yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a” “Orang Tua saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do’a yang tiada henti dan tidak pernah merasa capek untuk kesuksesan saya” “Kakak dan adik saya yang luar biasa antusias dalam mendukung saya dan selalu mendo’akan dalam setiap langkah saya dalam menggapai cita-cita.”

v

KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Syukur Alhamdulillah skripsi yang berjudul pengaruh pemberian kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pada PT. Bank Rakyat Indonesia unit Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih. Pada kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT selaku Rektor Universitas Cenderawasih. 2. Dr. Mesak Iek, SE., M.Si selaku

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Cenderawasih. 3. Dr. Jack. H. Syauta, SE., M.Sc.,Agr. selaku Ketua Jurusan Manajemen 4. Dr. Bonifasia Elita Bharanti, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Jurusan Manajemen 5. Bapak Agustinus Numberi, SE., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. 6. Dr. Anita Erari, SE., M.Sc.Agr, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan dan meluangkan waktu kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Bapak Aprianto L. Kuddy, SE., M,SA,Ak selaku dosen pembimbing II yang juga telah banyak memberikan arahan dan meluangkan waktu serta bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Kedua orang tua, khususnya bapak saya yang sudah memberikan seluruh tenaganya dalam bentuk material selama proses studi penulis, dan saudarasaudariku yang selalu memberikan motivasi penyemangat dalam mengikuti

vi

studi perkuliaha, serta segenap keluarga besar yang selalu mendukung dan memberikan perhatian kepada penulis. 9. Pimpinan dan segenap Pegawai di lingkungan Bank Rakyat Indonesia Koya Barat yang bersedia memberikan waktu luangnya selama pengumpulan data dan penelitian yang dilaksanakan oleh penulis. 10. Sahabat-sahabatku Zahara Hasani, Risna Arianti, dan sahabat seperjuangan yang tidak bisa disebut satu persatu yang selalu kebut-kebutan waktu dan antusias dalam setiap mengerjakan tugas, dan banyak rintangan yang telah dilalui bersama-sama. 11. Sahabat-sahabat kos, Rachel Yusnancy, Dwi Sriwinanti, kak Qhomala Sarjanti, Dek Mei Dayanti, dan adik Yulen yang setiap saat menjadi penyemangat dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman Manajemen angkatan 2014 atas kerjasamanya selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih. 13. Semua pihak yang namanya tidak tercantum tetapi telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan

Kiranya Tuhan Yang Maha Esa

membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini, terdapat kesalahan karena penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena adanya keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangunakan lebih menyempurnakan pskripsi ini, sehingga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi yang membacanya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Jayapura, Juli 2018 Yang Menyatakan

Nurhaeni Rukka

vii

ABSTRAK Nurhaeni Rukka, 2018, dengan judul skripsi “Pengaruh Pemberian Kredit Modal Kerja terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) (Studi pada Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan UMK di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Responden dalam penelitian ini adalah jumlah nasabah yang menerima kredit modal kerja. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 83. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode pengelolaan data menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai regresi sederhana bahwa Y= 5,691α + 0,517 X1+ 0,034 X2 yang berarti modal sendiri (X1) sebesar 0,517 poin dan pemberian kredit modal kerja (X2) sebesar 0,034 point sedangkan nilai korelasi (uji t) modal sendiri menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa modal sendiri berpengaruh terhadap tingkat pendpatan. nilai korelasi (uji t) pemberian kredit modal kerja menunjukkan nilai signifikansi 0,864 > 0,05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemberian Kredit Modal Kerja tidak berpengaruh Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di Koya Barat. Dan tingkat pendapatan lebih dipengaruhi oleh modal sendiri (X1). nilai koefisien determinasi sebesar 0,659 yang berarti 65,9 persen perubahan variabel tingkat pendapatan dijelaskan oleh perubahan variabel modal sendiri dan kredit modal kerja sedangkan sisanya 34,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Kata Kunci : Modal Sendiri, Pemberian Kredit Modal Kerja, Tingkat Pendapatan UMK

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................iii KATA PENGANTAR ...............................................................................................vi ABSTRAK .................................................................................................................vii DAFTAR ISI .............................................................................................................viii DAFTAR TABEL ......................................................................................................x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................7 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................7 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu ...............................................................................9 2.2 Kajian Teori ............................................................................................11 2.2.1 Usaha Mikro dan Kecil (UMK) ....................................................11 2.2.2 Modal Usaha Sendiri .....................................................................20 2.2.3 Kredit Modal Kerja .......................................................................22 2.2.4 Pendapatan ...................................................................................31 2.3 Kerangka Pikir ........................................................................................37 2.4 Hipotesis..................................................................................................39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................................41 3.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................................41

ix

3.2.1 Jenis Data .......................................................................................41 3.2.2 Sumber Data ...................................................................................42 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................42 3.3.1 Populasi ...........................................................................................42 3.3.2 Sampel .............................................................................................42 3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................45 3.4.1 Study Lapangan ................................................................................45 3.4.2 Study Pustaka ...................................................................................46 3.5 Metode Analisa Data ................................................................................47 3.6 Definisi Operasional ................................................................................51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Usaha Mikro dan Kecil ...........................................................52 4.2 Deskriftif Karakteristik Responden..........................................................55 4.3 Analisa Data ............................................................................................58 4.3.1 Uji Asumsi Klasik ...........................................................................58 4.3.2 Analisis Regresi Berganda ..............................................................62 4.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis ...............................................................65 4.4 Pembahasan ..............................................................................................70 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan .................................................................................................74 5.2 Saran ........................................................................................................74 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................76 DAFTAR LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................................56 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................................57 4.3 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ..............................................58 4.4 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan ...................................................58 4.5 Uji Asumsi Multikolinieritas................................................................................61 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda ..........................................................................63 4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...........................................................67 4.8 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) ..............................................................69

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .......................................................................................39 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (Kurva Probabiliti plot) .......................................60 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) ...........................................62

xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Usaha Mikro dan Kecil (UMK) memiliki peran penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Perekonomian Indonesia semakin lama semakin berkembang dengan baik. Semua itu dapat dilihat dari pertumbuhan perekonomian, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan perkapita penduduk. Itu terjadi karena peranan pengusaha mikro dan kecil, oleh sebab itu usaha mikro dan kecil perlu dikembangkan, akan tetapi, dalam melakukan pengembangan usahanya para pengusaha usaha mikro dan kecil tidaklah mudah. Semua itu terjadi karena di sebabnya oleh beberapa faktor seperti: rendahnya tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil, kurangnya modal usaha, sulitnya mendapatkan kepercayaan dalam rangka pemberian kredit oleh bank, manajemen yang lemah, kurangnya pemanfaatan informasi dan teknologi, kurang mampu dalam pemanfaatan jaringan usaha, dan akses kepasar yang minim dan lain-lain. Dengan begitu tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil rendah. Sektor UMK di Koya Barat dalam perkembangan usahanya berkembang secara pesat serta jumlah UMK di Koya Barat semakin bertambah dari tahun ke tahun. Namun masih terkendala dalam mengembangkan usahanya karena kurangnya modal usaha. Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat mayoritas dengan melakukan usaha dengan menggeluti Usaha Mikro dan Kecil (UMK) seperti usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak,

xiii

pembudidaya, industri makanan dan minuman, industri pengolahan kayu (meubel), industri pandai besi pembuat alat-alat, usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang peternakan ayam, itik dan perikanan. Berbagai usaha jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek, penjahit (konveksi),dan lain-lain. mayoritas masyarakat Koya Barat menggeluti sebagai pengusaha UMK untuk memperoleh pendapatan. Dalam menjalankan Usaha Mikro dan Kecil modal sendiri sangat menunjang dalam tercapainya hasil yang memuaskan atau sesuai dengan yang diharapkan. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan atau di dalam usaha untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu likuiditasnya”. Sehingga dapat juga menunjang jumlah pendapatan dalam sebuah usaha yang sedang dijalankan. Pendapatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengukur tingkat keberhasilan para pengusaha mikro dan kecil. Semakin besar tingkat pendapatan yang diperoleh, maka semakin besar laba yang diperoleh pengusaha tersebut dan semakin besar pajak yang diterima oleh Negara. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari: upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan dividen, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran. Ada beberapa xiv

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan yaitu kesempatan kerja yang terbatas, kecakapan dan keahlian, motivasi, keuletan bekerja, dan banyak sedikitnya modal yang digunakan. Modal yang digunakan dalam rangka menciptakan pertumbuhan ekonomi dapat bersumber dari dalam Negeri dan dapat bersumber dari luar Negeri. Agar potensi ini dapat bermanfaat bagi pembangunan ekonomi, perlu disalurkan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan modal tambahan untuk membiayai kegiatan produktif. Dengan adanya tambahan modal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh oleh para pengusaha mikro dan kecil sehingga usahanya menjadi lebih maju. Tambahan modal bagi usaha mikro dan kecil bertujuan untuk meningkatkan volume usaha, sehingga dengan bertambahnya volume usaha diharapkan pendapatan dapat ditingkatkan. Kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang diterima. Modal yang lemah tidak akan mampu

membangun

untuk

pedagang

kecil

dan

tidak

akan

mampu

mengembangkan usahanya tersebut, karena modal merupakan kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Cara mengatasi kelemahan usaha mikro dan kecil dalam hal modal kerja tentu saja pihak perbankan sangat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan usahanya, yaitu dengan cara memberikan fasilitas kredit. Salah satu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam memberdayakan usaha kecil khususnya dalam akses permodalan adalah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada dasarnya KUR merupakan suatu kredit atau pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada usaha mikro, kecil, dan xv

menengah dan koperasi di bidang usaha produktif dan layak namun belum bankable yang sebagian dijamin oleh perusahaan penjamin. Program KUR lahir sebagai respon dari instruksi presiden No. 6 Tahun 2007 tentang kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah khususnya dalam sektor keuangan serta pendapatan masyarakat dalam rangka penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Kredit dari bank merupakan earning assets dan juga risk assets yang artinya aktiva tersebut menghasilkan tetapi juga mengandung unsur resiko di dalamnya. Selama ini penyaluran kredit perbankan ke masyarakat mungkin belum tersalurkan secara optimal dan merata. Berbagai masalah timbul dalam kredit, salah satunya mengenai sulitnya prosedur peminjaman kredit yang menjadikan masyarakat kurang antusiasnya mengambil kredit di Bank dan memilih untuk mencari pinjaman lewat alternatif lembaga lain. Kredit memiliki peran yang cukup penting dalam menentukan kondisi perekonomian, sebab dengan adanya kredit perekonomian rakyat khususnya bagi para pengusaha mikro dan kecil akan dapat berjalan, dan tentunya pelaksanaan pembangunan suatu Negara juga turut berjalan, disamping untuk meningkatkan pendapatan masyarakat juga meningkatkan pendapatan nasional. Dengan

demikian,

berkembangnya

suatu

kegiatan

perekonomian

dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta untuk mencapai tujuan Negara yang adil dan makmur baik material maupun spiritual.

xvi

Kredit modal kerja adalah salah satu poduk bank atau non Bank berupa kredit atau pembiayaan sebagai modal kerja yang diberikan dalam bentuk uang atau valuta asing kepada nasabah. Salah satu lembaga keuangan yang menyalurkan dalam pemberian kredit modal kerja adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI adalah salah satu bank terbesar milik pemerintah. Yang didirikan sejak tahun 1895. Likuiditas BRI terpelihara dengan baik, sehingga Bank tersebut dinyatakan sebagai Bank yang sehat karena mampu memenuhi permintaan dan penarikan para deposannya dengan segera. BRI sebagai salah satu lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dana masyarakat. Dan salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam pemberian kredit modal kerja. Dalam menjalankan operasionalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Koya Barat Distrik Muara Tami telah memanfaatkan potensi-potensi wilayah yang ada, dengan mengadakan pendekatan-pendekatan mengingat penyebaran penduduk di daerah Koya Barat yang tidak merata dan beraneka ragam latar belakang pekerjaannya sedangkan dalam penyaluran kreditnya, BRI Koya Barat lebih banyak memberikan kredit kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang kebanyakan berada di lokasi-lokasi yang strategis. Dari hasil penyebaran penduduk menurut pekerjaannya masih banyak peluang untuk memberikan kredit dalam rangka mengembangkan perekonomian khususnya di Koya Barat Distrik Muara Tami dan meningkatkan pendapatan UMK. Dari jumlah penduduk yang ada dengan mata pencahariannya yang berbeda-beda jika dibandingkan dengan penyaluran kredit yang diberikan oleh BRI Koya Barat masih sedikit, xvii

jadi masih dimungkinkan penyaluran kredit bagi UMK di tambah expansinya baik nasabah maupun kredit yang diberikan. Mekanisme penyaluran kredit oleh BRI Koya Barat tidak melihat dari nasabah akan tetapi dilihat dari usaha yang dilakukan apakah layak atau tidak untuk diberikan fasilitas kredit, karena usaha tersebut yang akan memberikan angsuran kepada kreditnya itu. jadi yang mempunyai andil bukan nasabahnya tapi usahanya apakah bisa berkembang atau tidak. BRI memberikan kredit kepada nasabah, nasabah itu harus bisa memberikan kontribusi terhadap diri nasabah sendiri, sdalam mengelolah keuangan dari usaha yang dilakukan. Adanya Bank Rakyat Indonesia dengan pemberian kredit modal kerja diharapkan mampu menanggulangi permasalahan-permasalahan masyarakat menengah kebawah. Bahwasannya kredit berfungsi untuk mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi dan jasa-jasa yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun pada kenyataannya tidak sedikit nasabah yang mengeluhkan ataupun tidak mampu memanfaatkan bantuan tersebut. Banyak dari para pelaku mengakui bantuan kredit modal kerja mampu mengembangkan usaha, sehingga menambah penghasilan, namun tidak sedikit dari para pelaku usaha mengeluhkan beberapa kendala dalam mengatur keuangannya baik itu dari faktor pribadi maupun dalam pengembalian cicilan hutangnya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Modal Sendiri Dan Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan xviii

Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Pada Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah: 1. Apakah dengan semakin besar modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pada nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura? 2. Apakah dengan semakin besar modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pada nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diambil sebuah tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui, menganalisis dan menguji secara simultan pengaruh variabel modal sendiri dan variabel pemberian kredit modal kerja terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil pada nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. 2. Untuk mengetahui, menganalisis dan menguji secara parsial pengaruh variabel modal sendiri dan variabel pemberian kredit modal kerja terhadap

xix

tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pada nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Manfaat Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan wawasan dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori dan praktek yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam penelitian yang sebenarnya. 2. Manfaat Bagi Nasabah UMK BRI Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang positif tentang pengaruhnya atas pemberian kredit modal kerja tehadap UMK dan bermanfaat bagi perkembangan Usaha sehingga dapat juga meningkatkan pendapatan nasabah tersebut. 3. Manfaat Bagi Dunia Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap ilmu manajemen keuangan khususnya yang berkaitan dengan pemberian kredit dalam meningkatkan pendapatan suatu perusahaan atau lembaga keuangan lainnya.

xx

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2014), Analisis pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap tingkat pendapatan pengusaha UMKM Kabupaten Toba Samosir (studi kasus PT. Bank Sumut cabang Balige). Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebanyak 85,7% penghasilan meningkat setelah meminjam Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank SUMUT Cabang Baliga, 14,3% dari responden penghasilannya sama saja atau tidak mengalami peningkatan karena penggunaan kredit yang tidak produktif. Besarnya pengaruh variabel bebas (X1) modal sendiri dan variabel (X2) modal kredit terhadap perubahan tingkat pendapatan pengusaha UMKM, pengaruh ini bernilai positif sebesar 0,045 dan 0,0119 atau dapat dikatakan semakin tinggi modal sendiri dan modal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha UMKM Kabupaten Toba Samosir. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Jati (2015), Pengaruh pemberian kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan usaha kecil dan menengah (UKM) PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah pada PT. BPRS Margiriski Bahagia

xxi

Bantul. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai regresi sederhana bahwa Y-26,382+0,522X, yang berarti bahwa apabila pemberian kredit modal kerja mengalami peningkatan setiap pointnya, maka volume tingkat pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar 0,522 point. Sedangkan nilai korelasi (uji T) menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan pada pemberian kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan UKM, dan nilai koefisien determinasi (adjust R²) menujukkan bahwa persentasi pemberian kredit modal kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat pendapatan UKM sebesar 30,3%, sedangkan sisanya 67,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Erlinda N.M (2014), Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Kinerja Usaha Kecil Di Kota Makassar (Study Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang A. Yani Makassar. Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di kota Makassar. Hal ini dapat dilihat dari indikator seperti peningkatan pendapatan, meningkatnya produksi barang untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK). 4. Penelitian yang dilakukan oleh Normansyah (2015), Pengaruh pemberian kredit, modal awal terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (Study pada Debitur Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk Cabang Unit Koba Bangka Tengah). Berdasarkan hasil analisa jalur (path xxii

analisis) yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel pemberian kredit berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil. Terbukti dengan bertambahnya jumlah pemberian kredit yang didapatkan maka secara langsung akan berperan dalam menambah pendapatan usaha mikro dan kecil (UMK). Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

diketahui

bahwa

variabel

pemberian

kredit

akan

mempengaruhi modal awal secara positif dan signifikan. 2.2 Kajian Teori 2.2.1 Usaha Mikro dan Kecil (UMK) 1. Definisi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Pada dasarnya terdapat beberapa definisi yang diolah beberapa instansi yang berbeda untuk memberikan definsi yang terkait dengan usaha mikro, kecil dan menengah. Berikut adalah definisi mengenai UMK tersebut. Definisi menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro dan Kecil yaitu: Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha bukan merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, dan menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

xxiii

yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung ataupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Definisi menurut kementrian koperasi dan UMKM: “Usaha kecil (UK), Termasuk Usaha Mikro (UM), adalah entitas usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000 s.d 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan”. Definisi tentang UMKM menurut Bank Indonesia: Usaha kecil adalah usaha produktif milik warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum seperti koperasi; bukan merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki, dikuasai atau berefiliasi, baik lansung maupun tidak langsung dengan usaha menegah atau besar. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 200.000.000 per Tahun. Sedangkan usaha menengah, merupakan usaha yang memiliki kriteria asset tetapnya dengan besaran yang dibedakan xxiv

antara industri manufaktur (Rp. 200.000.000 s.d Rp, 5.000.000.000) dan non manufaktur (Rp. 200.000.000 s.d Rp. 600.000.000). Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa usaha mikro, kecil dan menengah adalah usaha ekonomi yang produktif yang digerakkan oleh orang perorangan, atau badan usaha namun dengan modal usaha tertentu keterbatasannya dalam mengembangkan usaha, serta bukan anak perusahaan atau afiliasi yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan atau koperasi. 2. Kriteria dan ciri Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Dengan banyaknya definisi yang menjelaskan tentang pengertian UMK maka

mennimbulkan

banyaknya

perbedaan

persepsi

dalam

hal

pengelompokan atau penggolongan UMK. Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini yang digunakan oleh penulis adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 sebagai dasar untuk penggolongan UMK tersebut berdasarkan kriteria yang ada sebagai berikut: Kriteria dan ciri-ciri Usaha Mikro menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). b. Memiliki jumlah tenaga kerja tidak lebih dari empat orang.

xxv

c. Ciri-ciri usaha mikro diantaranya sebagai berikut; jenis barang/ komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti, tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat, belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai, tingkat pendidikan rata-rata relative sangat rendah, umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non Bank. e. Umumnya tidak memiliki ijin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 yang termasuk dalam usaha mikro yaitu: a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan, dan pembudidaya, b. Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat c. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang dipasar dll d. Peternak ayam, itik, dan perikanan e. Usaha jasa-jasa seperti pembengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

xxvi

Kriteria dan ciri-ciri Usaha Kecil menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah). b. Memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang. c. Ciri-ciri usaha kecil diantaranya sebagai berikut; jenis barang/ komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah, lokasi dan tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah, pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walaupun masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha, sudah memiliki ijin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. d. sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalam dalam berwirausaha, sebagian sudah akses keperbankan dalam hal keperluan modal”. Yang termasuk dalam usaha kecil yaitu : a. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi, dan industri kerajinan tangan. xxvii

b. Peternak ayam, itik, dan perikanan c. Koperasi berskala kecil. d. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja. 3. Kondisi dan potensi perkembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Melihat sejarah perkembangan serta ketangguhan sektor UMK dalam menghadapi krisis keuangan yang pernah melanda Indonesia maupun global. Pantas rasanya jika UMK sering disebut sebagai sektor usaha yang tangguh dan berperan bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan potensi usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMK. Setiap tahun kredit kepada UMK mengalami pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan total kredit perbankan. Jumlah pelaku usaha industry UMK Indonesia termasuk paling banyak diantara Negara lainnya. Terutama pada tahun 2014, terus mengalami perkembangan sehingga diperkirahkan hingga akhir tahun 2016 jumlah UMK di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) memiliki peranan yang sangat vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di Negara-nergara maju. Di Indonesia peranan UMK selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, UMK juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatasi masalah pengangguran. Tumbuhnya usaha mikro menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja dan pendapatan. Dengan banyak menyerap xxviii

tenaga kerja berarti UMK juga punya peran strategis dalam upaya pemerintahan dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran. Kontribusi sektor usaha mikro, kecil dan menengah terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84% menjadi 60,34% dalam 5 tahun terakhir pada tahun 2016. Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat dari 96,99% menjadi 97,22% pada periode yang sama. Menyadari pentingnya kontribusi UMK dalam meningkatkan perekonomian yang positif di Indonesia, 3 BUMN telah bersinergi untuk mendorong peningkatan UMK di Indonesia. Bank Indonesia (BI) menilai potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi hingga Rp. 850 triliun per tahun pada Produk Domestik Bruto (PDB). Namun kontribusi UMKM pada perekonomian pada tahun ini diprediksi turun. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap peekonomian cukup besar mencapai 61,41 persen, sementara penyerapan tenaga kerja UMKM setidaknya mendominasi hamper 97 persen dari total tenaga kerja nasional, Jumlah UMKM telah mencapai 60 juta unit. Menurut Ekonomi Indef, Bhima Yudhistira, diprediksi pada 20172020 jumlah unit UMKM bisa menembus 65 juta unit baik usaha menengah, usaha Mikro, dan Usaha Kecil. Namun tantangan UMKM masih cukup besar khususnya disektor industri pengolahan. Porsi ekspor nonmigas UMKM masih dibawah 16 persen. Selain itu data terakhir industry xxix

pengolahan menengah kecil mengalami penururan. Kontribusi UMKM pada tahun ini kemungkinan besar sedikit menurun. Karena UMKM terutama sektor perdagangan dan industrinya lesu. Berdasarkan data BPS per agustus 2017 pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil dikuartal II-2017 sebesar 2,5 persen. Realisasi ini anjlok dari capaian pertumbuhan di kuartal I-2017 Sebesar 6,63 persen dan lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 6,56 persen. Hal ini menunjukkan kondisi UMKM yang kurang begitu baik tahun ini. “kalau UMKM-nya pertumbuhan kurang bagus, pertumbuhan ekonominya sulit mencapai target 5,2 persen, apalagi di tahun 2018 targetnya 5,4 persen, kata Bhima. Untuk mendorong pertumbuhan UMKM, menurut Bhima harus ada perubahan porsi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari sebelumnya 60 persen tersalur ke sektor perdagangan, sekarang targetnya 40 persen ke sektor pengolahan. Kemudian bunga KUR masih berpeluang turun dibawah 8,5 persen dari level saat ini Sembilan persen per tahun. Sedangkan untuk UMKM di bidang pengolahan harus ada aksi afimatif, pemberian kredit tidak bisa disamakan dengan sektor perdagangan. Aksi afirmatif seperti jangka waktu pengembalian cicilan UMKM industry yang lebih lama atau diberikan Grace period. Solusinya berikutnya adalah dorong UMKM agar go digital. Ini perlu di fasilitasi oleh pemerintah dengan membuat market place khusus UMKM. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa diibaratkan sebagai harimau yang sedang tertidur’. Pasalnya, jumlahnya terbilang sangat xxx

besar dan potensi bisnisnya cukup menjanjikan yang nantinya bisa berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia yang sekarang ini tengah di terpa sejumlah persoalan. Namun sayangnya jumlah besar dan potensi bisnis yang menggiyurkan itu belum memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian. Sebab, daya beli masyarakat atau konsumsi dan tingkat investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanam Modal Asing (PMA) masih menjadi dua dimensi utama laju pertumbuhan ekonomi. Mengutip data Kementrian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen, usaha kecil 12,8 persen, dan usaha menengah 14,5 persen. Sedangkan kontribusi koperasi terhadap PDP mencapai sekitar 23,12 persen. Tidak ditampik selain persoalan efisiensi, efektifitas, dan kemampuan berusaha, sektor UMKM juga terkendala persoalan permodalan. Karenanya, UMKM membutuhkan stimulus berupa akses modal dan pelatihan modal agar bisa bangkit atau membangunkn harimau yang sedang tertidur itu. Disisi lain, perlu ada upaya guna menaikkan kelas UMKM termauk koperasi. Apalgi mereka terbukti kuat dan terbilang tahan banting ketika krisis ekonomi datang ke tanah air dimana UMKM dan koperasi mampu menancap dengan kokoh sehingga ekonomi Indonesia tidak ikut arus perlambatan ekonomi akibat krisis yang datang secara tiba-tiba. Direktur utama Perum Jamkrindo Diding S Anwar mengungkapkan jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 57 juta UMKM, datanya xxxi

tersebar, dengan jenis dan kualitas data beragam dan belum terintegrasi. Perum Jamkrindo terus melakukan pembangunan database UMKM, terupdate dan terintegrasi, guna mendukung pengembangan dan pembinaan UMKM secara nasional. 2.2.2 Modal Usaha Sendiri 1. Pengertian Modal Pengertian modal usaha menurut kamus besar bahasa indonesia, Modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang dapat dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis, namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangatlah diperukan. Menurut Riyanto (2010: 18) mengartikan modal adalah sebagai suatu kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal. pengertian modal usaha sebagai ikhtisar neraca suatu perusahaan yang menggunakan modal konkrit dan modal abstrak. Modal konkrit dimaksudkan sebagai modal aktif sedangkan modal abstrak dimaksudkan sebagai modal pasif.

xxxii

2. Modal Sendiri Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya. Kelebihan modal sendiri adalah: a. Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi beban perusahaan. b. Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran pemilik modal. c. Tidak memerlukan pesyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama. d. Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke pihak lain. Kekurangan modal sendiri adalah sebagai berikut: 1) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya relative terbatas. 2) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon

pemegang

saham

baru)

sulit

karena

mereka

akan

mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya. 3) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri motivasi usahanya lebih rndah dibandingkan dengan menggunakan modal kredit. xxxiii

2.2.3 Kredit Modal Kerja 1. Pengertian Kredit Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh sebuah bank. Menurut Kasmir (2011:72) Istilah “kredit” berasal dari yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan” (truth atau faith). Kata credere berasal dari bahasa latin “credo” yang berarti “aku percaya” yang merupakan kombinasi dari bahasa sansekerta “cred” yang berarti kepercayaan dan bahasa latin “do” yang berarti “saya tempatkan” maka memperoleh kredit berarti memperoleh kepercayaan. Oleh Karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seorang atau suatu badan yang memberikan (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Menurut Undang-Undang perbankan nomor 14 Tahun 1967, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Menurut kasmir (2011:72), kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin creditum yang berarti kepercayaan yang akan kebenaran.

xxxiv

Menurut Hasibuan (2008:87) , kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus di bayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut Kent yang dikutip Suyanto Dkk (2007:12), kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada wktu diminta, atau pada waktu yang akan dating, karena penyerahan barangbarang sekarang. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit yang diberikan didasarkan atas kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan debitur dengan suatu janji untuk membayarnya disuatu waktu yang akan datang. Kredit dapat berupa uang atau tagihan yang dapat diukur nilainya. Pemberian fasilitas kredit memiliki fungsi pokok yaitu meningkatkan daya guna uang, meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, meningkatkan daya guna barang, meningkatkan peredaran barang, sebagai alat stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan berusaha, meningkatkan pemerataan pendapatan, dan meningkatkan hubungan internasional. Sedangkan tujuan tujuan dari pemberian kredit tidak akan terlepas dari misi bank yaitu mencari keuntungan dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah, membantu usaha nasabah, dan membantu pemerintah.

xxxv

2. Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2013: 114-115) adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diteima kembali dimasa yang akan datang sesuai dengan jangka waktu kredit. Oleh karena itu, sebelum kredit diluncurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara interen maupun dari eksteren. b. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara kedua belah pihak. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan keawjibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak Bank dan nasabah. c. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah desepakati kedua belah pihak. Jangka waktu tersebut biasa

xxxvi

berbentuk jangka pendek , jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. d. Resiko Resiko merupakan akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihkan atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya, resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh kelalaian nasabah maupun oleh resiko yang tidak disengaja. degree of risk yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya, karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. e. Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari’ah balas jasana ditentukan dengan bagi hasil. xxxvii

Sedangkan menurut Firdaus dan Ariyanti (2004:3), kredit mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau badan tersebut lazim disebut kreditur. b. Adanya pihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa, pihak ini lazim disebut debitur. c. Adanya kepercayaan kreditur terhadap debitur. d. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. e. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa, oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur. f. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya unsur perbedaan waktu seperti diatas dimana masa yang akan datang merupakan sesuatu yang belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko tersebut berasal dari bermacam-macam sumber, termasuk didalamnya penurunan nilai uang karena nilai inflasi dan sebagainya. g. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berguna). 3. Manfaat Kredit Menurut Kasmir (2012: 84), manfaat kredit sebagai berikut: a. Manfaat Kredit Bagi Bank

xxxviii

1) Bank memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur. 2) Dengan pemberian kredit dari Bank sekaligus dapat memasarkan produk-produk atau jasa-jasa lainnya seperti giro, tabungan, deposito, dan lain sebagainya. 3) dengan

diperolehnya

pendapatan

kredit,

maka

diharapkan

rentabilitas bank akan baik yang tercermin dalam perolehan laba yang meningkat. 4) Dengan adanya kegiatan pemberian kredit, maka bank dapat mendidik dan meningkatkan kemampuan para personilnya untuk lebih mengenal secara rincikegiatan usaha secara riil di berbagai sektor ekonomi. b. Manfaat Bagi Nasabah 1) Untuk meningkatkan usahanya maka debitur dapat menggunakan dana kredit untuk pengadaan atau peningkatan berbagai faktor produksi, baik berupa tambahan modal kerja (money), mesin (machine), bahan baku (material), maupun peningkatan sumber daya manusia (man), metode (method), perluasan pasar (market). 2) Kredit bank relatif mudah diperoleh apabila usaha debitur layak untuk dibiayai. 3) Terdapat berbagai macam, jenis, tipe, kredit, yang disediakan oleh perbankan, sehingga calon debitur dapat memilih jenis uang paling sesuai. xxxix

4) Rahasia keuangan debitur terlindungi. 5) Dengan memperoleh kredit dari bank, biasanya debitur tersebut sekaligus membuka kesempatan untuk menikmati produk atau jasa lainnya seperti transfer bank, jaminan bank, pembukuan letter of kredit (L/C), dan lain sebagainya. 4. Kredit Modal Kerja Menurut Kasmir (201:250) modal kerja adalah modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Kredit modal kerja adalah fasilitas kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan yang pada umumnya berjangka waktu pendek, maksimal satu tahun. Biasanya kredit modal kerja dalam penyalurannya kredit modal kerja diberikan oleh pihak kreditur kepada nasabah atau yang sering disebut debitur melalui bank atau non bank. Dalam skema kredit ini nasabah melakukan perjanjian kredit untuk jangka waktu pendek, misalnya satu tahun, namun sebelumnya jangka waktu kredit modal kerja berakhir telah dilakukan perjanjian perpanjangan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan koperasi di bidang usaha produktif dan layak (feasible), namun memiliki keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan perbankan (belum bankable). KUR merupakan program pemberian kredit/pembiayaan dengan nilai dibawah 500 juta dengan pola penjaminan oleh pemerintah dengan besarnya coverage penjaminan xl

maksimal 80% dari flafon kredit sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan industry kecil dan 70% dari flafon kredit usaha lainnya. Ada tiga skema KUR yaitu KUR Mikro dengan plafon sampai dengan Rp. 20 juta dikenakan suku bunga kredit maksimal 22% per tahun, KUR Ritel dengan plafon dari 20 juta sampai dengan 500 juta dikenakan suku bunga kredit maksimal 13% per tahun, KUR linkage dengan plafon sampai dengan Rp. 2 milyar. Jika dilihat dalam aspek nominal, pemberian kredit modal kerja sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) pembiayaan yang diberikan untuk usaha mikro kecil dan menengah dalam rupiah atau valuta asing dengan plafon kredit keseluruhan maksimum Rp500.000.000,- untuk pembiayaan usaha yang produktif. Menurut Kasmir (2005:109), kredit dilihat dari segi kegunaan, kredit modal

kerja

merupakan

kredit

yang

digunakan

untuk

keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Menurut hasibuan (2006:89), kredit berdasarkan tujuan/kegunaannya. Kredit modal kerja (kerja perdagangan) ialah kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur, kredit ini produktif. sedangkan Menurut Firdaus dan Ariyanti (2004:10), kredit menurut tujuan dan kegunaannya. Kredit modal kerja yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai

keperluan modal lancer yang

biasanya yang habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi atau siklus usaha. Kredit ini termasuk kredit produktif. Menurut Dendawijaya (2005:16), kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan kepada

xli

nasabah kredit (debitur) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur. 5. Azaz-azas atau Prinsip Pemberian Kredit Modal Kerja Dalam pemberian kredit modal kerja terdapat azas-azas atau prinsipprinsip yang harus diterapkan. Beberapa azas-azas atau prinsip-prinsip tersebut meliputi : a. Character (watak) Watak dari para pemohon kredit merupakan faktor utama dalam memutuskan pemberian kredit. Dimana dari watak pihak Bank mampu melihat gambaran akan kemampuan debitur dalam pengembalian pinjaman kepada pihak bank. b. Capacity (kemampuan) Analisa kemampuan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan debitur dalam mengembalikan kredit dari usaha yang akan dibiayai (the first way out) mencakup aspek manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek personalita, dan aspek finansial. c. Capital (modal) Analisis modal mempunyai tujuan untuk mengukur kemampuan debitur dalam menyediakan modal sendiri (own share) untuk mendukung pembiayaan usaha. Dalam menganalisis modal mencakup pula besar dan komposisi modal sebagaimana tercantum dalam akta pendirian perusahaan dan perubahannya, perkembangan usaha, dan lain sebagainya. xlii

d. Collateral (jaminan) Analisis jaminan bertujuan untuk besarnya nilai jaminan yang digunakan sebagai alat pengaman dari debitur kepada kreditur. Jaminan tersebut akan dinilai oleh bank untuk menentukan nilai pasar wajar (nilai ekonomisnya pada saat dijual) dari jaminan yang akan diikat sebagai jaminan. e. Condition of economy (kondisi ekonomi) Analisa kondisi/prospek usaha bertujuan untuk mengetahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai, yan meliputi siklus bisnis mulai dari bahan baku (pemasok), pengelola, dan pemasaran. 2.2.4 Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos, dan laba. Menurut kieso,warfield (2011:955) pendapatan adalah aus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode. Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu

bangsa dalam periode tertentu.

Reksoprayitno mendefinisikan: “Pendapatan (revenue) dapat diartikan

xliii

sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji

atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan

pendapatan

dari

usaha

sampingan

adalah

pendapatan tambahan yang merupakan penerimaan lain dari luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang diperoleh secara langsung dapat digunakan untuk menunjang atau menambah pendapatan pokok.

Pendapatan

akan

mempengaruhi

banyaknya

barang

yang

dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik. Pendapatan usaha Mikro dan Kecil (UMK) merupakan pendapatan yang benar-benar dihasilkan dan diperoleh dari kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan yang berkaitan dengan usaha selama waktu tertentu. kegiatan usaha adalah kegiatan yang mempunyai tingkat pendapatan yang cukup besar tergantung pada jenis usaha dan jumlah penjualannya. Dimana xliv

pendapatan merupakan tujuan utama seseorang bekerja dan mendirikan usaha agar mampu menutupi kebutuhan hidupnya. Peranan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dalam perekonomian Indonesia sangat besar. Pada krisis ekonomi yang diawali dengan krisis moneter yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa UMK relatif lebih bertahan dalam menghadapi krisis tersebut, daripada usaha skala besar yang sering mengalami kebangkrutan. UMK memiliki peran penting dalam masyarakat terutama pada masyarakat menengah kebawah untuk memulai usaha dengan tingkat pendapatan yang besar dan mendorong dalam pertumbuhan ekonomi, dengan memupuk UMK akan mampu untuk dicapainya pemulihan ekonomi di Indonesia. UMK juga merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan karena UMK memiliki tingkat pendapatan tertentu yang sangat menjanjikan, dengan adanya UMK juga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Pendapatan UMK di tinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja. Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian

xlv

pula hanya bila pendapatan masyarakat suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Selain itu pengalaman berusaha juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam meningkatkan pendapatan. Karena seseorang atau kelompok memiliki kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga pendapatan turut meningkat. Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat dilakukan dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal kerja, ketepatan dalam penggunaan modal kerja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal. untuk memperbesar pendapatan, seseorang anggota keluarga dapat mencari pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjaan kepala keluarga sehingga pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal. Menurut boediono pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi: a) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada, hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian. b) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi. xlvi

c) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Hubungan antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya. Pendapatan merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah usaha. Dengan adanya pendapatan itu berarti sebuah usaha masih berjalan dan layak untuk dipertahankan walaupun sebenarnya masih ada beberapa hal yang lain selain pendapatan yang bias menjadi bahan pertimbangan untuk meneruskan sebuah usaha. Dengan memperhatikan jumlah pendapatan, akan diketahui apakah suatu usaha mendapatkan keuntungan atau mala merugi. Pendapatan juga merupakan faktor utama dimana kita mampu mengetahui suatu perusahaan mengalami perkembangan dalam usahanya ataukah mengalami penurunan dalam usahanya, karena pendapatan merupakan unsur dari sebuah laporan keuangan khususnya laporan laba rugi. Ada beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian pendapatan. Menurut Munandar dalam Hana Erlinda (2014) pendapatan suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya owners equity tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula

merupakan

pertambahan xlvii

assets

yang

disebabkan

karena

bertambahnya

liabilities.

Definisi

ini

menjelaskan

bahwa

suatu

pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasajasa yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity. 2. Unsur-unsur Pendapatan Dalam unsur-unsur pendapatan yang dimaksud adalah asal daripada pendapatan itu diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi: a. Pendapatan hasil produksi barang dan jasa. b. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain. c. Penjualan aktiva diluar barang dagangan merupakan suatu unsur-unsur pendapatan lain-lain perusahaan. 3. Sumber-Sumber Pendapatan Dalam pendapatan diketahui bahwa sumber pendapatan itu dapat melalui beberapa aspek dimana dapat dijabarkan menjadi tiga sumber pendapatan, yaitu: a. Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan. b. Pendapatan non operasional, pendapatan yang tidak terkait dengan aktivitas perusahaan, yaitu pendapatan yang didapat dari faktor eksternal.

xlviii

c. Pendapatan luar biasa (extra ordinary), yaitu pendapatan yang tak terduga dimana pendapatan ini tidak sering terjadi dan biasanya diharapkan tidak terulang lagi dimasa yang akan datang. 2.3 Kerangka pikir Dalam membuka usaha dimanapun pasti menginginkan pendapatan atau keuntungan atau laba. pendapatan yang diperoleh oleh para pengusaha jumlahnya tidak akan sama, biasanya besar kecilnya pendapatan yang diterima tergantung pada jumlah penjualan dan biaya yang dikeluarkan. Dimana pendapatan keuntungan merupakan tujuan utama seseorang bekerja dan memdirikan usaha agar mampu menutupi kebutuhan hidupnya. untuk itu modal merupakan faktor penting dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) karena diharapkan semakin besar modal yang diterima pendapatan semakin meningkat. Pemberian kredit modal kerja Salah satu upaya pemerintah adalah dengan memberikan bantuan tambahan modal kerja untuk UMK melalui bank. Salah satunya adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Koya Barat Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Dari pemikiran dibawah ini terlihat bahwa dengan adanya pemberian kredit modal kerja yang diberikan oleh pemerintah kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang diberikan kepada para pengusaha mikro dan kecil yang menjadi nasabah dan ditinjau dari tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil sebelum dan sesudah kredit. Berikut hubungan pengaruh antar variabel modal sendiri dan kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan:

xlix

1. Hubungan atau Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pendapatan Dalam membuka usaha dimanapun pasti menginginkan pendapatan atau keuntungan atau laba. Salah satunya adalah dengan adanya modal sendiri dapat membuka peluang dalam melakukan usaha. untuk itu modal sendiri merupakan faktor penting dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil, karena diharapkan semakin besar modal sendiri maka semakin besar juga tingkat pendapatan akan meningkat. 2. Hubungan atau Pengaruh Kredit Modal Kerja terhadap Pendapatan Pemberian kredit modal kerja merupakan salah satu upaya Negara yang memberikan bantuan yang disalurkan melalui melalui bank ataupun non bank. Salah satu bank yang menyalurkan kredit modal kerja adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan adanya pemberian kredit modal kerja tersebut diharapkan bisa meningkatkan tingkat pendapatan para pelaku usaha mikro dan kecil. Sebagaimana penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Normansyah (2014), bahwa pemberian kredit modal kerja berpengaruh secara langsung terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil. 3. Hubungan atau Pengaruh Modal Sendiri dan Kredit Modal Kerja terhadap Pendapatan Dalam membuka usaha dimanapun pasti menginginkan pendapatan atau keuntungan atau laba. Dengan adanya modal sendiri dan kredit modal kerja lebih mampu memberikan peluang dalam pengembangan usaha dan jumlah pendapatan juga yang diperoleh lebih meningkat lagi. Dalam hal ini modal l

sendiri dan kredit modal kerja berperan penting dalam pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan usaha mikro dan kecil apabila modal yang didapatakan benar-benar dipergunakan untuk pengembangan usaha. Berdasarkan hubungan antara variabel modal sendiri dan kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan diatas dapat diuraikan kerangka pikir dibawah ini sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pikir Variabel Independen

Variabel Dependen

Modal Sendiri H2

H1a

(X1) Tingkat Pendapatan H2 (Y)

Kredit Modal Kerja H2b

(X2)

Sumber: data diolah 2018 Keterangan : : Pengaruh Simultan : Pengaruh Parsial

2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah terbentuk dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relefan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

li

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dari uraian diatas maka penulis telah menyusun Hipotesis sebagai berikut: H1 : Diduga semakin besar modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja akan berpengaruh secara simultan terhadap tingkat pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) di Koya Barat Distrik Muara Tami kota Jayapura. H2 : Diduga semakin besar modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja berpengaruh secara parsial terhadap tingkat pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) di Koya Barat Distrik Muara Tami kota Jayapura.

lii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Koya Barat yang berlokasi di jalan Paniai Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Dan objek penelitian adalah UMK (Usaha Mikro dan Kecil) di Koya Barat yang menjadi nasabah (debitur). 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif, sebagai berikut: 1. Data kualitatif Menurut Sugiyono (2013:1) penelitian data kualitatif pada hakikatnya adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti keadaan yang alami, peneliti merupakan instrumen kunci yang mengumpulkan data secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil dari penelitian lebih menekankan makna generalisasi. Dalam penelitian ini data kualitatif yang digunakan adalah pengisian kuesioner dari para responden. 2. Data kuantitatif Menurut Sugiyono (2010:15) Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau

liii

penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Data penelitian

ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Dalam penelitian ini analisis menggunakan

statistik dilakukan dengan

bantuan aplikasi komputer statistik SPSS. 3.2.2 Sumber Data 1. Data Primer Menurut Narimawati (2008:98) data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama, data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file, data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden. Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data langsung. Dalam penelitian adalah hasil jawaban angket dari responden mengenai pengaruh kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan usaha Mikro dan Kecil (UMK) dimana sumber responden yang dimaksud adalah nasabah pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UKM) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2008:402) data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data ini difokuskan pada jumlah modal kredit kerja yang diberikan serta pendapatan UMK di Koya Barat.

liv

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2013:117), populasi adalah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yang dimaksud oleh peneliti adalah semua jumlah nasabah (debitur) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Wilayah Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura yang menggunakan produk kredit modal Kerja sebanyak 500 0rang. Populasi yang dimaksud penulis adalah para pelaku Usaha Mikro dan Kecil. 3.3.2 Sampel Menurut Arikunto (2013:174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, sedangkan menurut Sugiyono (2013:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative/mewakili. Dalam pemilihan anggota sampel digunakan teknik dan prosedur yang tepat, yang disebut dengan teknik sampling. Untuk mendapatkan sampel yang representative secara ideal, sampel itu harus mampu menginterpretasikan keadaan populasi. Oleh karena itu, perlu digunakan teknik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

lv

strata yang ada dalam populasi itu Sugiyono (2009,82). Sampel yang dimaksud oleh peneliti adalah pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Koya Barat. Dalam menentukan ukuran sampel dari suatu populasi digunakan rumus sebagai berikut:

𝑛=

N 1+N(e)2

Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = batas toleransi kesalahan Jika dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat digunakan adalah:

𝑛=

N 1+N(e)²

𝑛= 𝑛= 𝑛=

500 1+500(10%)² 500 1+500(0,01) 500 6

𝑛 = 83,3333 = 83 Orang Jadi sampel yang digunakan berjumlah 83 orang.

lvi

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Studi Lapangan Menurut Danang Sunyoto (2013:22), pengertian studi lapangan adalah suatu metode yang dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, Berikut studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya: 1. Angket (kuesioner) Angket (kuesioner) adalah instrumen atau alat perantara berupa pertanyaan dari peneliti yang biasanya ditujukan kepada responden untuk dijawab. Angket yang digunakan adalah angket terbuka, yang memberikan kebebasan bagi responden untuk memberikan jawaban. Dalam angket ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan untuk responden yang berkaitan dengan modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan UMK pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Pengumpulan data ini dilakukan secara langsung atau data primer yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), Kuesioner langsung diberikan kepada responden. 2. Wawancara (interview) Menurut

Esterbeg

yang

dikutif

oleh

Sugiyono

(2013:231),

mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan makna Dalam suatu topik tertentu. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin. Artinya dalam lvii

melakukan wawancara, peneliti membawa pedoman yang hanya garis besarnya tentang hal-hal yang akan ditanyakan, tetapi wawancara tersebut tidak terikat sepenuhnya terhadap pedoman yang telah disiapkan. Dalam penelitian ini objek yang akan diwawancarai adalah pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura untuk mengetahui profil dan informasi-informasi penting lainnya. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan

menggunakan bukti

yang akurat

dari

pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-undang dan sebagainya. Dalam arti umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi adalah cara penulis untuk mendapatkan data, yang biasanya berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode ini dipakai untuk melengkapi data tentang gambaran pelaku usaha mikro dan kecil (UMK).

3.4.2

Studi Pustaka Menurut Sugiyono (2012: 291), kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian

lviii

tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah. Studi pustaka dalam penelitian ini yang dimaksud adalah mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan proposal ini.

3.5 Metode Analisa Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan analisis data berdasarkan perhitungan statistik untuk menjawab permasalahan yang ada. Dan Untuk menganalisa pengaruh antara variabel-variabel yang tersebut menggunakan. 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas adalah untuk mengkaji data variabel X dan data variabel Y pada persamaan regresi yang dihasilkan, yaitu berdistribusi yaitu berdistribusi normal dan tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data. Variabel bebas dan variabel tergantung berdistribusi mendekat normal atau normal sekali. Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan teknik. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang kuat diantara variable-variabel independen yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas.

lix

Kriteria tidak adanya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance >0,1 dan VIF< 10. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Noch & Husen, 2015). Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolud residual (UbsUt) sebagai variabel dependen. Apabila nilai sig > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas, dan jika sig < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas. 2. Analisis Regresi Linear berganda Uji regresi linear berganda adalah pengujian terhadap data yang mana terdiri dari tiga variabel, yaitu dua variabel independen dan satu variabel dependen, dimana variabel tersebut bersifat kausal (berpengaruh). Persamaan dari regresi linear berganda adalah:

Y = α + b1 X1 + b2 X2 + ε sumber: Literatur Erlinda 2014 Dimana :

Y = Tingkat pendapatan X1 = Modal Sendiri X2 = Modal Kredit Kerja α = Konstanta b = koefisiensi Regresi ε = Error lx

3. Uji Hipotesis a. Uji Simultan F Uji Simultan F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpangaruh signifkan terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05). Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.Namun, jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ghozali (2011). b. Uji Korelasi (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikan yang digunakan adalah signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Ghozali(2011) Tujuan dari analisis koefisien korelasi ini adalah untuk mengetahui seberapa tingkat pengaruh antar variabel X1 (Modal Sendiri) dan X2 (pemberian kredit modal kerja) terhadap variabel Y (Tingkat pendapatan) UMK. Untuk memberikan interpretasi terhadap lxi

angka indeks korelasi product moment, terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis alternatif (H1) dan hipotesis (H2). H1: Diduga modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) di Koya Barat Distrik Muara Tami kota Jayapura. H2: Diduga modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) di Koya Barat Distrik Muara Tami kota Jayapura. Kaidah pengambilan keputusan: Jika sig t hitung < sig 0,05 maka Ho ditolak Jika sig t hitung > sig 0,05 maka Ho diterima c. Koefisien determinasi (adjust R²) Analisis ini digunakan untuk melihat persentase (%), dan mengetahui besarnya kontribusi pengaruh variabel X (pemberian kredit modal kerja) terhadap variabel Y (tingkat pendapatan UMK), dan analisis ini harus dihitung dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut: 𝑘𝑑 = 𝑟𝑠 2 𝑥 100% sumber: Literatur Dica Enggar Jati 2014 Dimana: lxii

kd = koefisien determinasi rs = koefisien korelasi rank spearmen

3.6 Definisi Operasional Untuk menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran maka dalam penelitian terdapat variabel independen dan variabel dependen. Untuk lebih jelasnya definisi operasionalnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Modal sendiri adalah variabel bebas yang tidak terikat dan bersifat mempengaruhi. modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri atau Besarnya modal sendiri yang dimiliki oleh pelaku usaha mikro dan kecil ditentukan oleh pemilik usaha mikro dan kecil. 2. Kredit modal kerja adalah variabel bebas yang tidak terikat dan bersifat mempengaruhi. Kredit modal kerja adalah fasilitas kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan yang pada umumnya berjangka waktu pendek, maksimal satu tahun.. Besarnya pinjaman yang diberikan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami

yang besar-kecilnya ditentukan oleh Bank tersebut

sesuai dengan permintaan UMK tersebut. 3. Tingkat pendapatan adalah variabel terikat dan bersifat dipengaruhi. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah tingkat pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Tingkat pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat Semakin besar tingkat pendapatan yang diperoleh, maka semakin besar laba yang diperoleh pengusaha tersebut.

lxiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Usaha Mikro dan Kecil (UMK) 1. Sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Papua. Sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Papua masih mendominasi usaha dan perusahaan non-Pertanian di Papua. Bahkan jumlahnya 97,93 Persen atau sebanyak 150.122 dari 153.296 jumlah usaha. Sedangkan usaha atau perusahaan berskala Usaha Menengah Besar (UMB) hanya 2,07 persen atau 3.174 usaha. Kepala dinas perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM Kota Jayapura, Robert L.N Awi mengatakan, Usaha Mikro dan Kecil (UMK) susah berkembang karena pemasaran dan promosi masih terbatas. Potensi alam yang bisa dikelola sangat besar, meski hasilnya sudah ada, tapi itulah yang kenala masih dihadapi. Jumlah produk yang dihasilkan masih terbatas, yang sebabkan susah berkembang. Hal lain yang juga penyebab UMK sulit berkembang, akibat pemahaman pelaku UMK di kota Jayapura tentang pengelolaan usaha masih rendah, modal usaha terbatas, dan kemasan produk masih sederhana. Adapun upaya yang dilakukan Disperindagskop setempat, yaitu mengikutsertakan Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah kota Jayapura dalam pelatihan teknis Bidang UMK, melengkapi sarana pendukung yang memadai. Sosialisasi modal usaha melalui perbankan agar

lxiv

membantu meningkatkan kualitas produk dengan pemberian bantuan mesin peralatan yang dibutuhkan sehingga bisa berkembang. Selain itu pihak kepala perindustrian juga sudah memberikan pelatihan kewirausahaan dan manajemen keuangan bagi UMK sebanyak 120 orang. Juga bantuan peralatan 60 kios dan kelompok serta 10 orang usaha pangkas rambut. Kegiatan pendampingan bagi UMK sebanyak 200 orang yang telah mendapatkan bantuan modal usaha dan peralatan pada tahun 2015 dan 2016. 2. Sektor Usaha Mikro dan Kecil di Koya Barat Distrik Muara Tami Keluraharan Koya Barat merupakan salah satu kelurahan yang berada diwilayah Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. awal berdirinya kelurahan ini merupakan daerah Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Penduduk kelurahan Koya Barat adalah penduduk Heterogen yang terdiri dari bermacam-macam suku yang ada di Indonesia. Jumlah penduduk kelurahan Koya Barat tahun 2016 adalah 5.581 jiwa dengan dengan perbandingan lakilaki dan perempuan serta laju pertumbuhan penduduk kurang lebih 2% per tahun, dan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1377 KK. Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat mayoritas dengan melakukan usaha dengan menggeluti Usaha Mikro dan Kecil (UMK) seperti usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, pembudidaya, industri makanan dan minuman, industri pengolahan kayu (meubel), industri pandai besi pembuat alat-alat, usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang peternakan ayam, itik dan perikanan. Berbagai usaha jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek, penjahit (konveksi),dan lain-lain. lxv

Kelurahan Koya Barat mempunyai luas wilayah 3.885,019 ha. Kondisi wilayah kelurahan Koya Barat merupakan daerah dataran rendah, dengan suhu rata-rata 22⁰ C - 38⁰ C dengan ketinggian tanah rata-rata 20 mdpl (diatas permukaan air laut) dengan curah hujan 2.764 mm/th dan kelembapan udara antara 79%-81% yang didukung dengan adanya bendungan Tami, yang siap mengairi lahan selama satu tahun penuh, sehingga kelurahan koya barat berpotensi untuk dikembangkan diberbagai bidang antara lain: a. Bidang Pertanian Dibidang ini cocok dikembangkan tanaman, padi sawah, tanaman sayur mayor, palawija, dan holtikultura dalam arti luas. b. Bidang Perikanan Dibidang ini, wilayah Koya Barat sudah dikembangkan sebagai kawasan perikanan darat (air tawar) dengan budidaya ikan air tawar antara lain, Nila, Emas, Bawal, dan Lele sepanjang tahun dapat dilakukan 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) kali massa panen. c. Peternakan Dibidan ini, Sejauh ini wilayah koya Barat juga memiliki potensi sebagai daerah peternakan dengan popolasi ternak terbesar yaitu sapi, kambing, dan babi.

lxvi

d. Pariwisata Dibidang ini Koya Barat memiliki daya tarik tersendiri, karena selain sebagai daerah jalur lintas batas Negara RI-PNG yang selalu dilewati masyarakat yang ingin melihat daerah perbatasan, juga terdapat kawasan pemancingan yang ramai dikunjungi pada saat hari libur sehingga memungkinkan untuk dikembangkan sebagai daerah pariwisata. Sektor UMK di koya Barat

dalam perkembangan usahanya

berkembang secara pesat. Pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) menilai UMK yang ada di koya Barat berkembang secara pesat dan juga bisa dibilang roda perputaran uang, dan usaha apa saja yang digeluti masyarakat layak untuk mendapatkan pendapatan (uang) karena letak koya barat merupakan jalan internasional. Bank Rakyat Indonesia merupakan lembaga keuangan Mikro dapat menumbuhkan pengusaha UMK di Koya Barat, dan juga dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan penduduk desa khususnya di Koya Barat, dan juga sebagai salah penyalur dana bagi pelaku UMK di Koya Barat.

4.2 Deskriftif Karakteristik Responden Penelitian Dalam karakteristik responden penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah jumlah nasabah yang mendapatkan KUR atau kredit modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Koya Barat Distrik Muara Tami yakni sebanyak 83 orang. Sehingga dalam penelitian ini penentuan sampel

di

kelompokkan menurut usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, untuk lebih

lxvii

jelasnya dapat disajikan uraian mengenai deskripsi karakteristik responden sebagai berikut: 1. Responden Berdasarkan Usia Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu dipandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia NO 1 2 3 4

Usia 27-36 37-46 47-56 57-66 Jumlah Sumber: Data diolah, 2018

Jumlah 40 26 12 5 83

Persentase (%) 48,19 31,33 14,46 6,02 100

Sebagian besar Responden berusia 27-36 tahun sebanyak 40 (48,19%) orang sedangkan usia 37-46 tahun sebanyak 26 (31,33%) orang dan usia 4756 tahun sebanyak 12 (14,46%) orang, dan 57-66 tahun sebanyak 5 (6,02%) orang. Hal ini menunjukkan bahwa persentase menurut usia yang tertinggi dari responden adalah pada usia 27-36 dengan persentase 48,19% lebih banyak melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden yang memiliki usaha dan mendapatkan kredit modal kerja dalam hal ini KUR adalah usia 27-36 tahun.

lxviii

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha NO 1 2 3 4 5

Karakteristik Pertanian/peternak Industri makanan/minuman Industri pengolahan Perdagangan Jasa perorangan Total Sumber: Data Diolah, 2018 Dari

total

83

UMK

Jumlah Responden 30 20 5 24 4 83

terdiri

dari

5

Persentase(%) 36,14 24,10 6,02 28,92 4,82 100

jenis

usaha,

yaitu

Pertanian/peternakan seperti petani sayur dan peternak sapi, bebek dan ayam sebanyak 30 responden (36,14%). Industri makanan/minuman seperti warung-warung sebanyak 20 responden (24,10%). Industri pengolahan seperti meubel sebanyak 5 responden (6,02%). Perdagangan seperti dagang pakaian, sepatu alat-alat rumah tangga, makanan dan lain-lain sebesar 24 responden (28,92%). Jasa perorangan yaitu usaha perbengkelan dan ojek sebanyak 4 responden (4,82%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden yang memiliki usaha dan mendapatkan kredit modal kerja dalam hal ini KUR adalah jenis usaha pertanian/peternak sebanyak 30 responden yang mana termasuk usaha mikro, dan jenis usaha perdagangan sebanyak 24 responden termasuk dalam usaha kecil. 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Hungu (dalam Cahya, 2012) jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang dari lahir. Jenis kelamin berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan yang membedakan

lxix

diantara keduanya. Responden dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, sehingga jenis kelamin bisa berdampak pada pekerjan yang digelutinya. Jenis kelamin juga juga berpengaruh produktifitas kerja seseorang. Adanya perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan tentunya akan berdampak pada hasil kerja yang dihasilkan. Tabel 4.3 Karakteristik responden menurut Jenis Kelamin No

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase (%)

1

Laki-laki

44

53,01

2

Perempuan

39

46,99

Jumlah

83

100

Sumber : Data diolah, 2018 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dari masing-masing jenis kelamin dapat dilihat bahwa yang paling banyak memiliki usaha didominasi oleh lakilaki sebanyak 44 (53,01%) orang dan sisanya 39 (46,99%) adalah perempuan. 3. Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir Tabel 4.4 Karakteristik Responden menurut Pendidikan Terakhir No 1 2 3 4

Identitas Responden SD SMP SMA Perguruan Tinggi Jumlah Sumber: Data diolah, 2018

Jumlah Reponden 23 18 38 4 83

lxx

Persentase (%) 27,71 21,69 45,78 4,82 100

Pendidikan masing-masing responden sebagian besar adalah SMA sebanyak 38 orang, SD sebanyak 23 orang, SMP sebanyak 18 orang, dan Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang. Hal ini sebagian besar responden yang mempunyai usaha di dominasi oleh tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 38 (45,78%) orang.

4.3 Analisa Data 4.3.1 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi model regresi meliputi uji asumsi normalitas, multikolinieritas, dan hetereroskedastisitas. Uraian dari pengujian asumsi model regresi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika residual yang disebabkan oleh model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, mempunyai residual berdistribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat dari grafik normal probability plot dimana dasar pengembalian keputusan normalitas adalah : a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

lxxi

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini akan dikemukakan grafik Normal P-Plot hasil analisis yang telah dilakukan dengan SPSS 16.0 for Windows: Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas (Kurva Probabiliti Plot)

Berdasarkan hasil pengujian normalitas seperti yang terlihat pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa residual dari model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

lxxii

2. Uji Multikolinieritas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, maka menunjukkan ada-nya multikolinieritas. Namun apabila sebaliknya dimana VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas (non multikolinieritas).

Tabel 4.4 Uji Asumsi Multikolinieritas Variabel Independen Modal Sendiri (X1)

VIF

Keterangan

1.039 Non Multikolinier

Kredit Modal Kerja (X2) 1.039 Non Multikolinier sumber : Data diolah, 2018

Dari hasil perhitungan yang ada pada Tabel 5.12 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari 10 (nilai VIF < 10), maka asumsi tidak terjadi multikolinieritas telah terpenuhi. 3. Uji Heterokedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah di dalam model regresi ada atau tidak korelasi antar variabel independen dengan variabel pengganggu. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan, melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED diman sumbuh Y adalah Y yang telah terprediksi, dan sumbu

lxxiii

X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat diketahui dari scatterplot. Menurut Ghozali (2001) dalam Jurnal Aplikasi Manajemen (2004:403) disebutkan, bahwa untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Jika ada pola tertentu yang teratur, maka terjadi hetteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun grafik Scatterplot hasil pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : Gambar 4.2 Hasil Uji Heterosdastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0

lxxiv

pada sumbuh Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

4.3.2 Analisis Regresi Berganda Untuk melakukan proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen/bebas dalam penelitian ini adalah Modal Sendiri (X1), dan Kredit Modal Kerja (X2. Sedangkan variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pendapatan (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 16.0 didapatkan ringkasan seperti pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Koefisien thitung Probabilitas Ket Regresi β Modal Sendiri (X1) 0.517 12.376 0.000 Signifikan Kredit Modal Kerja (X2) 0.034 0.195 0.846 Tidak Signifikan R = 0.817 Adj. R Square = 0.659 F-Hitung = 80.085 F-Tabel = 2.48 Sig (α) = 0.05(%) T-Tabel = 1.664 Variabel

Sumber : Data diolah, 2018

Hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut :

lxxv

1. Nilai R (koefisien korelasi berganda) Korelasi merupakan bagian dari regresi yang perlu diperhatikan. Koefisien korelasi merupakan ukuran kekuatan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis menunjukkan nilai R = 0.817. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara variabel-variabel bebas berupa variabel Variabel Modal Sendiri (X1), dan Kredit Modal Kerja (X2), secara bersama-sama terhadap variabel terikat berupa variabel Tingkat Pendapatan (Y). Nilai positif menunjukkan, jika variabel Variabel Modal Sendiri (X1), dan Kredit Modal Kerja (X2), meningkat, maka variabel Tingkat Pendapatan (Y) juga akan meningkat (korelasi positif). 2. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Nilai adjusted R square digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel-variabel bebas secara serempak (bersama-sama) dalam menjelaskan variabel terikat yang diterangkan oleh pengaruh linier variabel bebas. Pada Tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai R2 sebesar 0.659. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 65.9% variasi Tingkat Pendapatan (Y) dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel bebas (variabel Modal Sendiri dan Kredit Modal Kerja) secara bersamasama. Sedangkan sisanya 34.1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. 3. Persamaan regresi yang dihasilkan dari hasil analisis adalah sebagai berikut: lxxvi

Y = 5,691α + 0,517 X1 + 0,034 X2 + ε Dimana: Y = Tingkat pendapatan X1 = Modal Sendiri X2 = Modal Kredit Kerja α = Konstanta b = koefisiensi Regresi ε = Error a) Nilai konstanta sebesar 5,691 menunjukkan bahwa jika nilai X1 (Modal Sendiri) sampai dengan X2 (Kredit Modal Kerja) yaitu tidak ada atau sebesar nol, maka nilai variabel Y (Tingkat Pendapatan) adalah sebesar 5,691. Hal ini mengandung arti bahwa jika Modal Sendiri (X1) dan Kredit Modal Kerja (X2) tidak dilakukan, maka Tingkat Pendapatan (Y) akan tetap ada sebesar nilai konstanta sebesar 5,691. b) β1 = 0,517 Koefisen regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan 1 poin pada variabel modal sendiri (X1) dan variabel yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi peningkatan pada tingkat pendapatan (Y) sebesar 0,517. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan semakin baik modal sendiri yang diterapkan, maka tingkat pendapatan akan semakin meningkat sebesar 0,517 satuan dengan menganggap variabel bebas yang lain konstan.

lxxvii

c) β2 = 0,034 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan 1 poin pada variabel kredit modal kerja (X2) dan variabel yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi peningkatan pada Tingkat Pendapatan (Y) sebesar 0,034. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan semakin tinggi kredit modal kerja yang diberikan, maka tingkat pendapatan akan semakin meningkat sebesar 0,034 satuan dengan menganggap variabel bebas yang lain konstan.

4.3.3 Hasil Pengujian Hipotesis Dari proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, baik pengujian model regresi secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F atau ANOVA dan pengujian model regresi parsial dilakukan dengan uji-t, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Software SPSS 16.0 dapat disimpulkan hasil hipotesis sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis 1 (semakin tinggi modal sendiri dan kredit modal kerja secara bersama-sama (simultan) akan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Pengujian secara simultan dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Semua koefisien variabel independen tersebut diuji secara serentak dengan menggunakan

lxxviii

uji F atau ANOVA. Dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0 didapatkan hasil uji F sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ANOVAb

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

9.464E15

2

4.732E15

80.085

.000a

Residual

4.727E15

80

5.909E13

Total

1.419E16

82

1Regression

a. Predictors: (Constant), Modal Kredit, Modal Usaha b. Dependent Variable: Tingkat Pendapatan Sumber: Data diolah, 2018 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dijelaskan pengujian hipotesis model regresi secara serentak (simultan) menggunakan uji F Untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan, maka harus dibandingkan antara F hitung dengan F tabel. Apabila F hitung > F tabel maka ini menandakan adanya pengaruh. Untuk menetukan F tabel maka digunakan ketentuan sebagai berikut: N

= jumlah sampel yaitu 83

K

= ( variabel independen + dependen) yaitu 3

df residual = df total – df regression = n - k = 83 – 3 = 80 df regression = k – 1 = 3 -1 = 2 Berdasarkan hasil statistik diatas, didapat F hitung sebesar 80,085 dan F tabel sebesar 2,48 dengan tingkat probabilitas nilai signifikansi 0,000 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

lxxix

variabel modal sendiri, dan kredit modal kerja secara simultan mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Selain itu, pada tabel 4.6 diatas juga diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000. Jika nilai signifikan sebesar 0,000 dibandingkan α = 0,05, maka signifikan lebih kecil dari α=0,05. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil suatu keputusan keputusan H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel modal sendiri (X1) dan kredit modal kerja (X2) terhadap variabel tingkat pendapatan (Y). Dengan demikian, hipotesis pertama (H1) dapat dibuktikan kebenarannya. 2. Pengujian Hipotesis 2 (semakin tinggi modal sendiri dan kredit modal kerja secara sendiri-sendiri (parsial) akan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat). Uji t statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak signifikan secara parsial terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan dalam uji ini hasil pengujian akan menghasilkan dua kesimpulan: - H1 diterima jika t-tabel ≤ t-stat ≤ t-tabel, artinya variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebas secara signifikan. - H1 diterima jika t-tabel > t-stat > t-tabel, artinya variabel bebas mempengaruhi variabel tak bebas secara signifikan.

lxxx

Tabel 4.7

Hasil Uji Signifikansi Parsial ( Uji Statistik T ) Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Model 1

B

Std. Error

5.691E6

3.998E6

Modal Sendiri

.517

.042

Modal Kredit

.034

.177

(Constant)

Standardize d Coefficients Beta

T

Sig.

1.423

.158

.814

12.376

.000

.013

.195

.846

a. Dependent Variable: Tingkat Pendapatan

Sumber: Data Diolah 2018 Untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial, maka harus dibandingkan antara t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung > t tabel maka ini menandakan adanya pengaruh. Berdasarkan Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Pada tabel 4.7 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Hasil uji t variabel Modal Sendiri (X1) diperoleh t hitung sebesar 12.376 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan 0,05 maka diperoleh t tabel sebesar 1,664 dengan ketentuan (n – k = 83 - 3 = 80). Dengan demikian t hitung sebesar 12,376 > t tabel sebesar 1,664. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Modal Sendiri secara parsial berpengaruh terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di Koya Barat. b. Hasil uji t untuk variabel Pemberian Kredit Modal Kerja (X2) diperoleh t hitung sebesar 0,195 dengan tingkat signifikan sebesar 0,846. Dengan menggunakan batas signifikan 0,05 maka diperoleh t tabel sebesar 1,664

lxxxi

dengan ketentuan (n - k = 83 – 3 = 80). Dengan demikian t hitung sebesar 0,195 < t tabel

sebesar 1,664. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Pemberian Kredit Modal Kerja secara parsial tidak berpengaruh Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di Koya Barat pada tingkat kepercayaan 95%.

4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian kedua hipotesis dalam penelitian ini, berikut disajikan secara lengkap pembahasan dari masing-masing hasil pengujian hipotesis tersebut di atas, yaitu sebagai berikut: 1. Semakin tinggi modal sendiri dan kredit modal kerja secara bersamasama (simultan), maka tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat Berdasarkan hasil pengujian koefisien model regresi secara simultan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hipotesis 1 diterima, karena baik variabel modal sendiri dan kredit modal kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat, Pengaruh tersebut bersifat positif. Hal ini menggambarkan bahwa apabila semakin baik faktor modal sendiri serta semakin tinggi faktor kredit modal kerja yang di terapkan pada usaha mikro dan kecil di Koya Barat secara berasama-sama, maka tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pun akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Saragih (2014), dengan judul Analisis pengaruh modal sendiri dan

lxxxii

modal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap tingkat pendapatan pengusaha UMKM Kabupaten Toba Samosir (studi kasus PT. Bank Sumut cabang Balige). Besarnya pengaruh variabel bebas (X1) modal sendiri dan variabel (X2) modal kredit terhadap perubahan tingkat pendapatan pengusaha UMKM, pengaruh ini bernilai positif sebesar 0,045 dan 0,0119 atau dapat dikatakan semakin tinggi modal sendiri dan modal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha UMKM Kabupaten Toba Samosir. 2. Semakin tinggi modal sendiri dan kredit modal kerja secara sendiri sendiri (parsial), maka tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat semakin meningkat. Berdasarkan hasil pengujian secara statistik, dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) variabel modal sendiri berpengaruh terhadap variabel tingkat pendapatan, artinya semakin tinggi faktor modal sendiri maka mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Sedangkan variabel kredit modal kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan. Artinya pengaruh pemberian kredit modal kerja masih tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat.

lxxxiii

a. Pengaruh modal sendiri terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Dari hasil uji linier model menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel. Analisis ini memberikan simpulan bahwa adanya pengaruh dari variabel modal sendiri terhadap tingkat pendapatan. Artinya, semakin baik penggunaan modal sendiri, maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Sebaliknya jika semakin rendah modal sendiri akan semakin rendah pula tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Leny Elvia (2014), dengan judul pengaruh modal sendiri dan modal asing terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada nasabah BRI Unit Batang Cenaku. Hasil penelitian ini menunjukkan modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan UMKM pada nasabah BRI Unit Batang Cenaku. b. Pengaruh kredit modal kerja terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Dari hasil pengujian hipotesis terbukti bahwa variabel kredit modal kerja

tidak

memiliki

pengaruh

terhadap

tingkat

pendapatan.

Berdasarkan hasil penelitian Kredit modal kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan karena dari hasil uji linier model menunjukkan nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel. Hal ini

lxxxiv

menunjukkan bahwa besarnya modal kredit yang diterima tidak memengaruhi peningkatan pendapatan usaha mikro dan kecil di Koya Barat. Menurut penulis hal ini desebabkan karena faktanya kredit yang diberikan tidak digunakan secara produktif dalam mengelola usaha mikro dan kecil di Koya Barat, dalam artian bahwa kredit yang diberikan tidak digunakan untuk usaha melainkan justru untuk keperluan lain diluar keperluan usaha para nasabah dan jumlah modal kredit kerja yang diberikan lebih kecil daripada modal sendiri. Jadi, apabila kredit modal kerja dalam penggunaan rendah, maka tingkat pendapatan juga akan rendah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Normansyah (2015), dengan judul Pengaruh pemberian kredit, modal awal terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (Study pada Debitur Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk Cabang Unit Koba Bangka Tengah). Dimana penelitiannya menunjukkan hasil analisa jalur (path analisis) yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel pemberian kredit berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil. Terbukti dengan bertambahnya jumlah pemberian kredit yang didapatkan maka secara langsung akan berperan dalam menambah pendapatan usaha mikro dan kecil (UMK).

lxxxv

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara simultan (bersama-sama), Modal sendiri dan pemberian kredit modal kerja berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pada nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. 2. Secara parsial (sendiri-sendiri), Modal sendiri berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura. Sedangkan Pemberian kredit modal kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan usaha mikro dan kecil pada nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura.

5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan Untuk meningkatkan pendapatan usaha mikro dan kecil Responden harus lebih bisa melihat potensi yang ada dan bisa melakukan ekspansi usaha sehingga modal sendiri lebih meningkat lagi dan pendapatan lxxxvi

yang dihasilkan tersebut dipergunakan untuk menambah barang-barang usaha atau bahan modal sehingga nantinya dapat menghasilkan pendapatan lebih baik dan usahanya lebih berkembang. Jika pendapatan pengusaha usaha Mikro dan Kecil (UMK) meningkat, maka modal sendiri juga akan semakin meningkat sehingga tidak diperlukan lagi modal kredit dari bank maupun lembaga-lembaga keuangan lainnya. 2. Untuk lebih meningkatkan pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) hendaknya ketika nasabah mendapatkan kredit dari Bank maka hendaknya benar-benar dipergunakan untuk mengembangkan usahanya, sehingga kredit yang diberikan lebih berguna dan juga dapat meningkatkan pendapatannya,

dengan

cara

mempergunakan

modal

kredit

yang

diterimabenar-benar untuk usaha bukan untuk hal lain, Dan tetap dipertahankan sampai pendapatan dari usaha yang dijalankan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK) benar-benar dapat terus meningkat sehingga bantuan kredit dari bank maupun lembaga-lembaga keuangan lain tidak diperlukan lagi.

lxxxvii

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. Thamrin dan Francis Tantri. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Penerbit oleh PT Rajagrafindo Persada. Asnawi. 2011. Dampak Pinjaman Modal Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Terhadap Perubahan Pendapatan Pengusaha Kecil Di Kabupaten Kepulauan Meranti. Tesis studi Ekonomi Pembangunan Bidang Ilmu Sosial. Desna P. Pamulasari. 2013. Skripsi “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pada Koperasi Kartika Wijaya Di Kelurahan Wirun Kecamatan Mojolaban Tahun 2013". Erlinda N. M, 2014. Skripsi. Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Kinerja Usaha Kecil Di Kota Makassar (Study Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang A. Yani Makassar. Ghozali,Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogero. Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Mengelola Bank Komersial. Jakarta : PT Gramedia Jati, 2014. Skripsi “Pengaruh Pemberian Kredit Modal Kerja terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat syariyah (BPRS) Margirizki Bahagia Bantul Yogyakarta. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi I. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana. Kasmir. 2011. Dasar-dasar Perbankan. Edisi 1. Cetakan Kedua. Jakarta: Kencana. Kurniawan. 2008. Skripsi. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (Study kasus Industri sepatu di desa Sukaluyu Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor”. (jurnal skripsi pertanian pada Fakultas Pertanian, Institute Pertanian Bogor) Normansyah (2015). Skripsi. Pengaruh pemberian kredit, modal awal terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (Study pada Debitur Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia (persero), Tbk Cabang Unit Koba Bangka Tengah)

lxxxviii

Nurul Inayah. 2014. Skripsi. Pengaruh Kredit Modal Kerja Terhadap Pendapatan Bersih Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Sektor Formal di Kecamatan Buleleng Tahun 2014. Purnamayanti, 2014. Skripsi. “Pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM”. Rosa Gustika, 2016. Skripsi. “Pengaruh Pemberian Kredit Usaha Rakyat terhadap Pendapatan Masyarakat Lading Panjang Kec. Tigo Nagari Kab. Pasaman (Studi Kasus Masyarakat Pemilik UKM)”. Saragih (2014), Analisis pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap tingkat pendapatan pengusaha UMKM Kabupaten Toba Samosir (studi kasus PT. Bank Sumut cabang Balige) Syofwan Ari. 2012. Skripsi. Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus: Bank BRI Kecamatan Gebang). Universitas Sumatera Utara. Sugioyo, 2013. “Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D”. Bandung: Penerbit Alfabeta Pustaka Utama. Sugiyono, Dr. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : Raja Grafin Persada. Sunyoto, Danang. 2011. Praktik SPSS. Yogyakarta : Penerbit Muha Medika. Sutrisno. 2013. Manejemen KeuanganTeori Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit oleh Ekonisia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Tentang Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Mikro, Kecil dan Menengah.

Usaha

UU No. 6 Tahun 2007 Tentang kebijakan percepatan pengembangan sektor rill dan permberdayaan usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

lxxxix

Related Documents


More Documents from "Wiya"