Penerapan Prosedur Reminiscence Therapy Terhadap Stres Pada Lansia Rizkya Sitarani 3 Reguler B
Latar Belakang Stres pada lansia dapat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu masalah yang disebabkan oleh perubahan hidup dan kemunduran fisik, kedua mengalami kesepian yang disebabkan oleh putusnya hubungan dengan orang-orang yang paling dekat dan disayangi, dan post power syndrome hal ini banyak di alami lansia yang baru saja mengalami pensiun, kehilangan kekuatan, penghasilan, dan kebahagiaan. Stress dapat berdampak terhadap kondisi emosional sehingga seseorang akan mudah gelisah, mood atau suasana hati yang sering berubah-ubah, mudah atau cepat marah, mudah tersinggung dan stres berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas dan depresi. Untuk menghindari dampak negatif dari stress tersebut, maka diperlukan adanya suatu pengelolaan stress yang baik. Pengelolaan stres dapat dilakukan dengan terapi farmakologi yang meliputi penggunaan obat cemas (anxiolytic) dan anti depresi (anti depressant), serta terapi non farmakologi. (Vitaliati, 2018)
Terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress yaitu relaksasi, pendekatan perilaku dan kognitif. Terapi dengan pendekatan perilakukognitif salah satunya yaitu Terapi Remininscence atau terapi kenangan. Terapi remininscence merupakan salah satu intervensi yang menggunakan memori untuk memelihara kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup. (Vitaliaty, 2018)
Pengertian Reminisence Terapi
Reminiscence merupakan proses mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang terjadi dimasa lalu. Terapi ini pertama kali dikemukakan oleh Robert Butler seorang psikogeriatrik pada tahun 1960 (Haber, 2006 dalam Puspitasari, 2016). Dalam reminiscence terdapat delapan fungsi yang dapat dicapai yaitu death preparation, identity, problem solving, teach/inform, conversation, boredom reduction, bitterness revival, dan intimacy maintenance (Webster dalam Westerhof & Bohlmeijer, 2010 dalam Puspitasari, 2016).
Reminiscence tidak hanya kegiatan mengingat peristiwa masa lalu tetapi juga merupakan proses yang terstruktur secara sistematis dan berguna untuk merefleksikan kehidupan seseorang untuk mengevaluasi ulang, menyelesaikan konflik dari masa lalu, menemukan makna kehidupan, dan menilai koping adaptif mana yang sebaiknya digunakan. Terapi ini dilakukan dengan cara diskusi tentang kejadian masa lalu yang dialami seseorang kemudian disharingkan kepada keluarga, kelompok, atau staf keperawatan. Reminicence Theraphy membantu lansia untuk mengingat kembali masa lalu yang menyenangkan, sehingga menghadirkan perasaan berarti sebagai individu dan pernah menjadi individu yang berarti bagi orang lain (Rahayuni, Utami, Swedarma, 2015)
Manfaat Terapi Reminiscence Meningkatkan harga diri
Membantu individu mencapai kesadaran diri Memahami dirinya sendiri Meningkatkan kepuasan hidup Dapat beradaptasi dengan stress
(Mackin and Arean cit. Wheller, 2008 dalam Syarniah 2010)
Tipe-Tipe Kelompok Terapi Reminiscence Simple atau Positive Reminiscence. Terapi tipe ini adalah menceritakan kejadian masa lalu yang menyenangkan dengan cara terapis memberikan pertanyaan secara langsung. Tujuan dari terapi tipe ini adalah membantu klien beradaptasi terhadap kehilangan dan meningkatkan harga diri. Evaluative Reminiscence. Tipe ini merupakan terapi dalam menyelesaikan konflik. Offensive Defensive Reminiscence. Terapi tipe ini adalah menceritakan kejadian masa lalu yang kurang menyenangkan, sehingga sering menimbulkan perilaku yang destruktif dan emosi. (Mackin and Arean cit. Wheller, 2008 dalam Syarniah 2010)
Penatalaksanaan Terapi Reminiscence
Penatalaksanaan Reminiscence Therapy Menurut Kennard (2006) cit. Syarniah (2010), terapi Reminiscence dapat dilakukan dalam kelompok atau individual. Proses pelaksanaan terapi ini diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Syarniah (2010) yang dimodifikasi dari terapi reminiscence yang telah dilakukan oleh Stinson (2009), Parese, Simon & Ryan (2008) dan Jones (2003). Terapi reminiscence ini terdiri dari 5 sesi. Terapi Reminiscence dapat dilakukan dalam beberapa pertemuan (sesi). Terapis dapat menentukan jumlah sesi yang akan digunakan dalam kegiatan terapi tersebut (Syarniah, 2010).
Sesi-1 berbagi pengalaman masa anakanak Kegiatan pada sesi-1 ini antara lain perkenalan, lalu fasilitator memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan terapi reminiscence selanjutnya berbagi pengalaman tentang permainan yang paling menyenangkan pada masa anak, lalu klien diberikan pertanyaan untuk berbagi pengalaman yang paling menyenangkan pada masa anak lalu persilahkan klien untuk menceritakan tentang hari-harinya di sekolah dan meminta klien untuk menunjukkan gambargambar sekolah di tahun 1920-1960 terakhir diskusikan tentang mainan favorit (paling disenangi) dan berikan permainan yang berhubungan dengan masa lalu klien dan beri kesempatan pada klien untuk memainkannya.
Sesi-2 berbagi pengalaman masa remaja.
Kegiatan pada sesi-2 ini antara lain klien diajak untuk berbagi pengalaman tentang hobi yang paling menyenangkan yang dilakukan bersama teman sebaya sewaktu remaja, lalu berbagi pengalaman tentang rekreasi yang paling menyenangkan yang dilakukan oleh klien selanjutnya diskusikan tentang teman-teman terdekat pada waktu masa remaja dan ingatkan masa lalu klien melalui lagu-lagu tahun 60an terakhir berikan kesempatan kepada klien untuk menceritakan tentang lagu tersebut yang mungkin mempunyai arti khusus bagi dirinya dan mendorong klien untuk bertepuk tangan dan menyanyi.
Sesi-3 Pada sesi-3 berbagi pengalaman masa dewasa
Kegiatan pada sesi-3 ini antara lain klien diberikan pertanyaan terkait dengan berbagi pengalaman tentang pekerjaan yang paling menyenangkan yang dilakukan pada usia dewasa, lalu berbagi pengalaman yang menyenangkan tentang makanan yang paling disukai pada waktu usia dewasa kemudian ingatkan tentang tanggal pernikahan dan persilahkan pasien untuk membawa foto-foto pernikahan terakhir dorong klien untuk membawa sesuatu yang patut dikenang dari karir atau pekerjaan mereka sewaktu dewasa dan menceritakannya.
Pedoman pertanyaan Sesi-1: Masa Anakanak Hal apa yang paling menyenangkan atau prestasi yang pernah dicapai saudara sewaktu masa anak? Permainan apa saja yang saudara lakukan pada anak?
Permainan apa yang paling saudara sukai pada masa anak? Coba ceritakan peristiwa apa yang menyenangkan atau lucu terkait dengan pengalaman permainan yang saudara sukai tersebut. Coba perlihatkan benda atau sesuatu yang masih saudara miliki berkaitan dengan permainan tersebut
Siapa saja teman pada waktu anak (usia 5-12 tahun)? Siapa saja teman paling saudara senangi? Coba ceritakan peristiwa apa yang paling menyenangkan atau paling berkesan yang berhubungan dengan teman yang paling saudara senangi pada masa anak tersebut? Coba perlihatkan benda atau sesuatu yang masih saudara miliki berkaitan dengan teman yang saudara paling sukai sewaktu masa anak. Bagaimana perasaan saudara setelah berbagi cerita masa anak dengan orang lain?
Pedoman pertanyaan sesi-2 masa remaja Kegiatan apa saja yang saudara lakukan pada masa remaja?
Apa saja hobi saudara sewaktu usia remaja? Hobi apa yang paling saudara sukai yang dilakukan bersama teman sebaya pada waktu remaja dulu? Coba ceritakan pengalaman yang paling berkesan (menyenangkan atau lucu) berkaitan dengan hobi yang saudara lakukan bersama teman sebaya tersebut! Coba perlihatkan benda atau sesuatu yang masih saudara miliki berkaitan dengan hobi yang paling saudara sukai pada waktu remaja Coba ceritakan pengalaman yang paling menyenangkan atau lucu pada waktu rekreasi bersama teman sebaya!
Coba perlihatkan benda atau sesuatu yang berkaitan dengan rekreasi yang saudara lakukan bersama teman-teman sewaktu remaja. Bagaimana perasaan saudara setelah berbagi cerita masa remaja
Pedoman pertanyaan sesi-3 masa dewasa Apa saja kegiatan saudara pada masa dewasa? Pekerjaan apa saja yang pernah saudara lakukan? Pekerjaan apa yang paling saudara sukai? Coba ceritakan pengalaman yang paling berkesan atau paling menyenangkan atau lucu atau prestasi yang dicapai yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
Coba perlihatan benda atau sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan yang saudara sukai tersebut. Apa saja makanan yang paling saudara sukai tersebut? Coba ceritakan pengalaman yang paling berkesan (paling menyenangkan atau lucu) yang berkaitan dengan makanan yang paling saudara sukai.
Coba perlihatkan benda atau sesuatu yang masih saudara miliki yang berkaitan dengan makanan yang paling saudara sukai. Bagaimana perasaan saudara setelah berbagi menceritakan pengalaman saudara tentang pekerjaan dan makanan yang paling saudara sukai.
Pengertian Stres
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain. Stress adalah segala masalah atau tuntutas penyesuaian diri, dan arena itu, sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita (Maramis, 2004). Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut (Gren Becht 2000).
Etiologi Menurut Nasir et al., 2011 stresor dibagi menjadi 3 golongan, yaitu : Stresor fisik-biologis (Genetika, masa kehamilan, tidur, postur tubuh, penyakit) Faktor Psikologis (Persepsi, emosi, situasi psikologis, pengalaman hidup) Faktor Lingkungan (Lingkungan fisik, lingkungan biotik, lingkungan sosial)
Jenis-jenis stres
Menurut Nasir et al., (2011) mengkategorikan stres dalam dua jenis, yaitu: Stres yang baik (Eustres) Stres yang buruk (Distres)
Manifestasi Klinis Menurut Braham (Siswanto 2007), gejala stres dapat berupa tanda-tanda,sebagai berikut : Fisik, yaitu sulit tidur atau tidak dapat tidur teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung, terlalu sensitif,gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi, suka melamun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja
Interpersonal, yaitu acuh, kurang percaya kepada orang lain, sering mengingkari janji, suka mencari kesalahan orang lain, menutup diri, mudah menyalahkan orang lain.
Tingkat Stres Menurut Potter and Perry (2005), stres dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: Ringan Stres dikatakan ringan apabila stres yang dihadapi seseorang teratur dan tidak menyebabkan gangguan pada perubahan hidupnya dan berlangsung beberapa menit atau jam.
Sedang Stres dikatakan sedang apabila stres yang muncul berlangsung lebih lama dari tingkat ringan, berlangsung beberapa jam sampai hari. Berat
Tergolong stres berat apabila berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun dan bersifat situasi kronis. Pada situasi ini, individu sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.
Penyebab Stres Pada Lansia
Kematian Pensiun Isolasi sosial Perubahan ekonomi Rumah tempat tinggal dan lingkungan
Penatalaksanaan Stres
Penatalaksanaan stres adalah suatu strategi yang memfasilitasi kemampuan klien untuk menghadapi stres yang dihadapi orang-orang dalam masyarakat sekarang ini secara efektif. Para lansia biasanya menggunakan beberapa teknik terapi untuk mengurangi stres mereka, antara lain:
Terapi kognitif Terapi musik Terapi spiritual
Hubungan Antara Terapi Reminiscence Dengan Penurunan Stres
Videbeck, 2008
Melalui Terapi Reminisence (Mengenang masa lalu yang menyenangkan) lansia dirangsang atau dimotivasi untuk mendiskusikan kejadian atau peristiwa yang menyenangkan pada masa lalu sehingga membangkitkan perasaan atau emosi positif pada lansia. Selain itu terapi reminiscence yang sederhana dapat menjadi suatu mekanisme koping untuk menghadapi stress. (Rahayuni, 2015)
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif observasional dengan studi kasus yaitu penelitian kualitatif untuk melihat gambaran penerapan prosedur terapi reminiscence terhadap penurunan tingkat stres pada lansia. Penulis melakukan intervensi keperawatan terapi reminiscence pada lansia di keluarga yang mengalami stres tingkat ringan hingga sedang.
Subjek studi kasus adalah seorang lansia yang mempunyai gangguan psikologis stres. Kriteria inklusi studi kasus ini adalah seorang lansia yang berusia 60 tahun keatas laki-laki maupun perempuan, bersedia menjajdi responden, tinggal dengan keluarga, kooperatif, dan mengalami stres ringan hingga sedang. Kriteria ekslusi studi kasus ini yaitu lansia yang mempunyai riwayat gangguan kejiwaan dan/atau penyakit fisik yang berat seperti stroke atau penyakit jantung, memiliki ketidakmampuan fisik yang berat seperti kelemahan atau lumpuh oleh karena stroke atau mengalami kecacatan fisik.
Fokus utama pada studi kasus ini tentang gambaran penerapan prosedur terapi reminiscence untuk lansia yang mengalami stres tingkat ringan hingga sedang di wilayah X.
Lansia yang dimaksud dalam studi kasus ini merupakan lansia yang berusia 60 tahun keatas laki-laki maupun perempuan, yang tinggal bersama keluarga, kooperatif serta mengalami stress ringan hingga sedang di wilayah X. Terapi reminiscence yang dimaksud dalam studi kasus ini yaitu suatu terapi kenangan sebagai terapi pendekatan kognitif untuk mengingat memori menyenangkan yang terjadi di masa lalu untuk disampaikan ke keluarga atau orang terdekat dengan menggunakan stimulus seperti benda yang berhubungan dengan masa lalu klien. Stres yang dimaksud pada studi kasus ini yaitu stress tingkat ringan yaitu stres yang dihadapi seseorang teratur dan tidak menyebabkan gangguan pada perubahan hidupnya dan berlangsung beberapa menit atau jam. Tanda dan gejalanya mulai sedikit tegang dan was-was dan stres tingkat sedang yaitu stres yang muncul berlangsung lebih lama dari tingkat ringan, berlangsung beberapa jam sampai hari. Tanda dan gejalanya yaitu mulai kesulitan tidur, sering menyendiri, dan tegang.
Observasi Selama 6 hari melakukan pengamatan kepada kedua klien. Wawancara/Interview Penulis melakukan wawancara dengan klien.
Pre/post Test Pada hari pertama dan hari terakhir klien diberikan kuesioner DASS 42 (Deppression Anxiety Stress Scale) terkait stres yang terdiri dari 14 pertanyaan.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan X. Waktu pelaksanaan yang akan dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 4 Februari sampai tanggal 9 Februari 2019 dengan lamanya waktu 20-30 menit disetiap sesi penelitian.
Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dianalisis. Data dianalisis dengan mengelompokkan data berdasarkan fokus studi, gambaran penerapan terapi reminiscence dan hasil. Hasil analisis di sajikan dalam bentuk narasi deskriptif, mencakup gambaran lansia dengan stres tingkat ringan hingga sedang, gambaran penerapan terapi reminiscence, gambaran hasil setelah melakukan terapi reminiscence.
Etika penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini merupakan upaya untuk memenuhi hak partisipan dalam penelitian (Notoatmojo,2010). Seperti Self Determination confidentially Beneficence dan Maleficience
DAFTAR PUSTAKA o Kennard, C. 2006. Reminiscence Therapy activities for people with Dementia. http://dying.about.om/od/thedyingprocess. Diakses pada tanggal 5 Februari 2019
o Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. o Nasir, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika o Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta o Perry & Potter .2005. Fundamental Keperawatan Buku I. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
o Puspitasari & Retnowati. 2016. Program Lansia Sabar Berbasis Reminiscence dan Terapi Seni untuk Menurunkan Kecemasan Pada Lansia Penyandang Diabetes Melitus Tipe II. Gadjah Mada Journal Of Proffesional Psychology, Volume 2- Nomor 2, 60-72. https://journal.ugm.ac.id/gamajpp/article/view/33357/20082 Diakses pada tanggal 4 Februari 2019 o Rahayuni, N. P., Utami, P. A., & Swedarma, K. E. 2015. Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Stres Lansia Di Banjar Luwus Baturiti Tabanan Bali. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 – Nomor 2, 130-138. http://ejournal2.unsri.ac.id/index.php/jk_sriwijaya/article/view/2364/1228 Diakses pada tanggal 4 Februari 2019
Stanley, M., & Beare, G. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.
Suliswati et al., 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta Syarniah. 2010. Pengaruh Terapi Kelompok Reminiscence Terhadap Depresi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Tamher, S. & Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Videbeck, S. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa, Komalasari Renata dan Alfriani Hany. Jakarta: EGC. Vitaliati, T. 2018. Pengaruh Penerapan Reminiscence Therapy Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia. Jurnal Keperawatan BSI, Vol.VI No.1, http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk Diakses pada tanggal 4 Februari 2019
DASS 42