Pendidikan Anak.docx

  • Uploaded by: ponpes attaqwa
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendidikan Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,794
  • Pages: 5
 URGENSI PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Muqodimah 1. Pengertian Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik. Mengajar = transfer of knowledge Mendidik = not only knowledge, but value also. Istilah pendidikan bisa ditemukan dalam al-Qur'an dengan istilah ‘at-Tarbiyah’, ‘at-Ta’lim’, dan ‘at-Tadhib’, tetapi lebih banyak kita temukan dengan ungkapan kata ‘rabbi’, atau masdarnya ‘tarbiyah. Sebagaimana dikutip dari Ahmad Tafsir bahwa pendidikan merupakan arti dari kata ‘Tarbiyah’ kata tersebut berasal dari tiga kata yaitu; rabba-yarbu yang bertambah, tumbuh, dan ‘rabbiya- yarbaa’ berarti menjadi besar, serta ‘rabba-yarubbu’ yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara. 2. Pendidikan dalam keluarga a. Keluarga adalah pusat pendidikan : attahrim : 6 b. yang harus dibangun oleh pasangan suami-istri adalah : - keterpaduan program pendidikan (kesamaan visi & misi). Ibu ibarat madrasah yang apabila engkau siapkan dia, maka engkau telah mempersiapkan suatu bangsa. - Menjaga hak dan kewajiban c. Kenapa pendidikan anak? Karena: idza maatabnu adama inqoto’a a’amaluhum illa min tsalasin shodaqotun jariyatun ao ilmun yuntafaubih ao waladun sholihun.

B. PERAN KELUARGA DALAM MENDIDIK ANAK Data – data mengenai kasus-kasus yang disebabkan oleh anak tak terdidik: - KOMNAS perlindungan anak mencatat sepanjang tahun 2011 ditemukan 339 kasus tawuran, dan ditemukan 82 orang dalam kasus tersebut tewas - menurut laporan Depkes, hingga Juni 2011 tercatat 821 penderita AIDS berusia 15 – 19 tahun, bahkan 212 penderita berusia 5 – 14 tahun. - Sepanjang tahun 2011 KomNas Anak menerima 1.851 pengaduan anak yang berhadapan dengan hukum (anak sebagai pelaku) yang diajukan ke pengadilan. Angka ini meningkat dibanding pengaduan pada tahun 2010, yakni 730 kasus. Hampir 52 persen dari angka tersebut adalah kasus pencurian diikuti dengan kasus kekerasan, perkosaan, narkoba, perjudian, serta penganiayaan. Ada istilah : anak belajar dari kehidupannya / children see, children do. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar memaki Permusuhan, maka ia belajar rendah diri Toleransi, maka ia belajar menahan diri Dorongan, maka ia belajar percaya diri Pujian, maka ia belajar menghargai Kesalahan – kesalahan dalam mendidik anak:

1. Idealisme / tidak memahami potensi setiap anak 2. Mengganggap anak sebagai orang dewasa.  Tipe – tipe anak menurut qur’an: - Sebagai musuh : at-tagabun : 14 

    .   

-

Sebagai fitnah / cobaan : 3/14, 8/28

  

-

Sebagai perhiasan dunia : alkahfi: 46



-

       



   

Sebagai penyejuk hati/qurata ayyun : alfurqon : 74

         

C. METODE MENDIDIK ANAK CARA ISLAM: 1. Menjauhi sifat dusta - Kasus : Banyak ortu yang menjanjikan akan memberikan sesuatu jika anak berhasil, tetapi kenyataannya mereka tidak menepati janjinya. - Padahal dusta adalah cirri org munafik: “ayatul munafikiina salasun, idza hadatsa kadzaba, wa idza wa’ada akhlafa, wa idza tumina khoona.” - Tempat org munafik : 4/145 - Alasan-alasan anak- anak berbohong 1) Takut disalahkan: Tidak ada orang yang suka duduk di posisi tertuduh. Demi menghindari teguran dan hukuman sangat mungkin anak akan berbohong, apalagi kalau dia pernah mendapat pengalaman buruk saat berbuat kesalahan. 2) Terlihat lebih hebat: Kadang anak bisa berbohong karena ingin telihat lebih hebat dari yang sebenarnya, hal ini bisa disebabkan kurang percaya diri saat berada di lingkungan yang “berlevel” tinggi. 3) Merasa tidak punya pilihan: Pola pengasuhan yang otoriter bisa membuat anak berpikir bahwa kesalahan adalah sesuatu yang tidak terampuni, sehingga ketika dia bersalah mau tidak mau dia akan berbohong demi menghindari hukuman. 4) Tidak ingin mengecewakan: Hati-hati apabila kalian selalu menaruh harapan yang tinggi pada anak, bisa saja suatu saat mereka berbohong hanya karena tidak ingin membuat kalian kecewa. 5) Merasa tidak dihargai: Kadang orang tua kurang menghargai proses yang sudah dijalani anak dan hanya berorientasi pada hasil. Hal ini pun bisa memicu anak untuk berbohong karena merasa perjuangannya tidak dapat apresiasi

2. Mulai dari hal – hal terkecil - Contoh; Seperti mengajarkan makan dengan tangan kanan, membaca do’a setiap kali beraktifitas - “Allah menyukai amalan yg sedikit/kecil tapi istiqomah”(alhadist). - Al-zalzalah : 7 3. Memanggil dengan panggilan yg baik/kesayangan - Rasulullah biasa memanggil anaknya atau kaum remaja dengan “wahai anakku”, sehingga perhatian anak tertuju padanya. Maka di Indonesia kita menggunakan kata ‘enduk’, ‘ujang’, ‘eneng’,dll - Kasus: - khoerul muttaqin > ‘khormut’ , - org berhidung mancung > petruk, - dll - Normatif : alhujurat(49) : 11 4. Menggunakan perumpamaan > temukan titik karunia anak > ikuti ritme anda dan anak anda - Menurut Dawna Markova dlm bukunya: a. kinestetik : melibatkan penggunaan tangan, tubuh dan gerakan. Cth: mengalami, membangun b. visual : melibatkan penggunaan mata. Cth: menonton, membaca c. audio : melibatkan penggunaan telinga. Cth: menceritakan kisah – kisah para nabi, sahabat, dll. - Menggunakan perumpamaan seperti dalam QS. Al-hujurat : 12, an-nisa: 92 atau 5. Memberi suri teladan yang baik - Intinya tidak hanya menyuruh, tetapi juga memberi contoh a. Menghormati tamu b. Berkata – kata lembut/sopan - Normatif : - as-shaf:3 (‘kaburamaktan’) – annisa : 9 (‘qoulan sadidan’)  PENDIDIKAN ORANGTUA TERHADAP ANAK A. Pendidikan pada saat anak telah dilahirkan 1. Mendoakan si anak, dengan do’a : “Auudzu bikalimaatillahit taammah ming kulli syaitonil laammah wa ming kulli ainil laammah.” “aku berlindung dengan kalimah2 Allah yang sempurna dari godaan setan, binatang berbahaya dan dari pandangan mata yang membahayakan.” 2. Menggosok rongga mulut bagian atas dengan kurma yang sudah dikunyah(shahihain)

Aku telah dikaruniai seorang anak. Kemudian aku membawanya kepada Nabi SAW, lalu beliau menamakannya Ibrahim, menggosok – gosok langit – langit mulut dengan sebuah kurma dan mendoakannya dengan keberkahan. Setelah itu, beliau menyerahkannya kembali kepadaku. 3. Mencukur rambut kepala, dan memberi nama yang baik pada anak kemudiah aqiqah pada saat berusia 7 hari. Sesuai dengan hadist di bawah ini, yang berbunyi : “setiap anak itu digadaikan dengan aqidahnya, disembelihkan baginya pada hari ke-7 kelahirannya, diberi nama dan dicukur kepalanya pada hari itu.”

“bahwa rasul saw telah memerintahkan untuk mencukur kepala hasan dan husein pada hari ke-7 dari kelahiran mereka, kemudian mereka dicukur dan beliau menyedekahkan oerak sesuai dengan berat timbangan rambutnya.” B. Pendidikan iman  Berdasarkan pada Q.S. Luqman : 13 – 17 : 1. Jangan berbuat syirik : 4. Mengenalkan yang haram dan halal : - 31 : 13 - 31 : 17 - 4 : 48 5. Beriman kepada yg ghaib: 2. Bersyukur kepada Allah : - 31 : 15-16 - 31 : 14 - Ibrahim : 7 3. Disuruh untuk beribadah shalat : - Al – ankabut (29) : 45 - HR. Hakim dan abu Daud  Berdasarkan kitab pendidikan anak dalam islam : 1. Membuka kehidupan anak dengan kalimat tauhid 2. Mengenalkan hokum haram dan halal 3. Menyuruh anak untuk beribadah shalat pada usia 7 tahun 4. Mendidik anak untuk mencintai Rasul, para sahabat, dan al – Qur’an. C. Pendidikan akhlak : 1. Berbuat baik kepada kedua orang tua : - 31 : 14 – 15 2. Bersabar : - 31 : 17 3. Jangan sombong : - 31 : 18 4. Menjaga mulut : - 31 : 19 D. Pendidikan Sosial terhadap Anak Ada banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan sosial, namun disini penulis hanya membahas pada tataran penanaman dasar – dasar psikis yang mulia. Adapun dasar-dasar psikis yang harus ditanamkan adalah sebagai berikut: 1. Takwa - Sebagian ulama berpendapat bahwa takwa adalah ingat kepada Allah SWT, takut kepada murka dan siksa-Nya serta berharap akan ampunan dan pahala-Nya. Contoh : penggembala kambing (riwayat Abdullah bin dinar) 2. Persaudaraan - Alhujarat : 10 - “layuminu ahadukum hatta yuhibbu liakhiihi ma yuhibbu linafsihi” (alhadist) Contoh: kisah hibah Utsman pada masa umar r.a. ( 2:261)

‫مثل الذين ينفقون أموالهم في سبيل هللا كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مئة حبة‬ “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji”

3. Kasih sayang - Kasih sayang kepada semua(mu’min, non mu’min, bahkan binatang) : 60/7-9                                                                  7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. dan Allah adalah Maha Kuasa. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 8. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. 9. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

-

Contoh: Abu bakar ra. Berpesan kepada tentara Usamah bin Zaid untuk tidak membunuh wanita, orangtua, dan anak kecil. Jangan merusak pepohonan. 4. Mengutamakan orang lain - Orang anshar lebih mengutamakan kaum muhajirin: Al-Hasyr (59) : 9                                  9. dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung

-

Al-Qurthubi meriwayatkan bahwa Al-‘Adawi berkata: Berniat menolong pada perang Yarmuk Putra pamanku (keponakan) > Hisyam Ibnu Ash > fulan namun mereka semua tidak ada yang tertolong karena saling mengutamakan kepentingan yang lain 5. Pemberian maaf Al-a’raf : 199        

-

199. jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Contoh: ayat di atas berkaitan dengan kisah amarah Umar kepada Uyainah yang tertahan karenanya.

6. Keberanian - Keberanian untuk mengatakan yang benar                39. (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan.

-

Contoh: keberanian abu bakar mengungkapkan kebenaran akan kematian Rasul & para pengirim surat khususnya ke raja najasi.

Related Documents

Pendidikan
May 2020 19
Pendidikan
April 2020 23
Pendidikan
June 2020 11
Pendidikan
June 2020 16
Pendidikan
May 2020 23

More Documents from "ari nabawi"

Pendidikan Anak.docx
April 2020 0
Citraresmi Ku.docx
April 2020 0
Personal Letter
April 2020 3