Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Zoonosis
MADE SUBRATA
JABFUNG EPIDEMIOLOGI AHLI Epidemiologi ahli pertama
Epid Ahli Muda
Epid ahli Madya
•Melakukan pembinaan/konsultasi imunisasi •Melakukan Pengawasan pengobatan massal •Melakukan pelayanan konsultasi pengobatan massal •Melaksanakan pemeriksaan fisik/diagnosa/pengobatan khusus •Melakukan pemeriksaan penyakit riski, pelayanan konsultasi riski
•Melakukan pembinaan/konsultasi tk. Pusat dlm rangka imunisasi •Melakukan evaluasi program imunisasi •Melakukan konsultasi evaluasi pengobatan massal Tk.Pst
•Menyusun rekomendasi hsl evaluasi program, pengobatan massal. •Memberikan pelayanan konsultasi pengobatan massal, pengobatan khusus, pemeriksaan riski. •Evaluasi pemeriksaan riski •Memberikan pelayanan konsultasi penanggulangan wabah.
Patogenesis Penyakit
RABIES (ZOONOSIS)
MODEL TERJADINYA PENYAKIT RABIES
HOST
- Pengetahuan masyarakat yg kurang ttg penyakit rabies tsbt. - Kedekatan hubungan manusia dengan HPR. - Imunitas manusia terhadap rabies blm ada.
ENVIRONTMENT
- Banyaknya anjing liar (HPR) dan tdk tervaksinasi - Kondisi lingkungan kurang baik shg banyak sumber makanan bagi HPR liar mengakibatkan populasinya terus meningkat
AGENT
- Genus lyssavirus - Virus ini dapat berkembang pd semua hwn berdarah panas.
PERJALANAN PENYAKIT DAN TAHAP PENCEGAHAN PERJALANAN TERJADINYA PENYAKIT RABIES
TAHAP PREPATOGENESIS Hubungan Host, Agent dan Environment Rabies adalah penyakit menular bersifat zoonosis yang disebabkan oleh Lyssavirus. Sebagian besar manusia yang terinfeksi virus ini mengalami kematian, tetapi dapat juga sembuh apabila mendapat penanganan yg tepat. Sumber penularan adalah HPR. Seseorang bisa terinfeksi rabies apabila tergigit HPR yang positif. Banyaknya anjing berkeliaran (liar dan diliarkan) tdk tervaksin Pengetahuan dan kepedulian masyarakat yg masih kurang Banyaknya sampah yg menjadi sumber makanan HPR Promosi Kesehatan Proteksi yang Spesifik Pencegahan Primer Dapat dilakukan dengan promosi kesehatan kepada masyarakat yang bertujuan untuk pencegahan penyakit rabies : Meningkatkan pengetahuan masyarakat ttg penyakit rabies. Mengurangi jml HPR yang berkeliaran shg lingkungan menjadi lebih sehat dan aman.
PATOGENESA
Gejala pertama
Digigit atau dijilat oleh HPR pada luka/lecet
Tdk akan menunjukkan gejala selama 2 minggu akan ada disekitar luka
Bergerak menuju serabut saraf posterior
Baru menuju medulla oblongata
Bergerak menuju otak dan perbanyak diri
Tjd gangguan pada pd hampir semua organ
Pada Ada
manusia
4 phase:
Phase
prodormal
Phase
sensoris
Phase
eksitasi
Phase
paralisis
Tipe rabies pada anjing
1. Tipe ganas 2. Tipe tenang
Tindakan apabila tjd gigitan HPR
Pada manusia
Apabila terjadi gigitan oleh HPR yg terindikasi rabies cuci luka pakai sabun pada air mengalir 10 mnt
Beri antiseptik
Langsung dibawa ke kesehatan (VAR & SAR)
pusat
pelayanan
Pada HPR
Bagi hwn yang menggigit tangkap observasi selama 14 hr
Bila positif lakukan eliminasi selektif pada daerah tersebut ( liar dan tdk tervaksin)
PENCEGAHAN DAN PEREBERANTASAN PENYAKIT RABIES
Sosialisasi lebih intensif pada masyarakat sampai ke sekolah
Pembentukan kader masing desa dlm membantu sosialisasi ttg penyakit ini srta membantu dalam pemberantasannya.
Perlu diadakan edukasi pada masyarakt cara memelihar anjing yg benar supaya tdk berkeliaran shg tdk tertular rabies
Libatkan semua stakeholder yang ada baik formal dan informal.
KONSEP ONE HEALTH
KESEHATAN MANUSIA
KESEHATAN HEWAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYAKIT LAIN Flu
burung
Filariasis Soil
transmited helmint
toksoplasmosis
KEGIATAN KELOMPOK
IDENTIFIKASI DAN LAKUKAN MAPPING STAKEHOLDER DALAM KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT DI LAPANGAN.
Kelompok high power – low interest
Kelompok high power – high interest
Kelompok low power – high interest
Kelompok low power – low interest
Penyakit zoonosis : Rabies
HIGH POWER – LOW INTEREST
HIGH POWER – HIGH INTEREST
LOW POWER – HIGH INTEREST
LOW POWER – LOW INTEREST
SUKSME