Penatalaksanaan Inversio Uteri1 reposisi dengan mendorong fundus dengan telapak tangan dan jari sesuai arah memanjang uterus. Lebih baik siapkan 2 jalur infus untuk tranfusi dan pemberian cairan resusitasi. Kalau plasenta belum lepas, baiknya plasenta jangan dilepaskan dulu sebelum uterus direposisi, jalur infus terpasang, dan anestesi diberikan, karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. Setelah plasenta dilepaskan, telapak tangan diletakkan ditengah fundus dengan jari diekstensikan. Kemudian diberi tekanan dengan didorong ke atas. Setelah reposisi berhasil diberi pitocin drip dan dapat juga dilakukan tamponade rahim supaya tidak terjadi lagi inversio,kalu reposisi manual tidak berhasil dilakukan reposisi operatif.
Cara caranya: Abdominal: Haultain Huntington Vaginal: Kustner (fornix posterior) Spinelli (fornix anterior) 15
Gambar 2.8 Cara manual dalam melakukan reposisi uterus yang mengalami inversi 16
Gambar 2.9 Huntington Manuver 16 Penatalaksanaan Ruptur perineum dan robekan dinding vagina: - eksplorasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan - irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptik - Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan, kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap - penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal terhadap operator - Khusus pada ruptur perineum komplit dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rectum.3
Penatalaksanaan Robekan servik - Robekan servik sering terjadi pada sisi lateral karena servik yang terjulur akan mengalami robekan pada posisi spina isiadika tertekan oleh kepala bayi - Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap tetapi terjadi perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan dari portio - Jepitkan klem ovum pada kedua sisi portio yang robek sehingga perdarahan dapat segera dihentikan
- Setelah tindakan, periksa tanda vital pasien, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan perdarahan pasca tindakan - Beri antibiotik profilaksis, kecuali bila jelas ditemukan tanda tanda infeksi - Bila terjadi defisit cairan, lakukan restorasi, dan bila kadar HB dibawah 8 gr% berikan tranfusi darah
Gambar 2.10 Cara memperbaiki robekan cervix 16
Penanganan kelainan pembekuan Pasien dengan trombositopenia membutuhkan infus konsentrat trombosit, pasien dengan penyakit Von willebrand membutuhkan plasma beku yang segar. Infus sel darah merah yang dimampatkan diberikan pada pasien yang telah mengalami perdarahan yang cukup sehingga menurunkan populasi sel darah merah yang beredar, sehingga cukup membahayakan pengiriman oksigen ke jaringan. Biasanya, hematokrit yang lebih dari 25 % sudah mencukupi. Tranfusi masif (lebih dari 3 liter), terutama dengan darah lengkap, akan memperberat sistem pembekuan yang sudah terganggu dengan semakin menghabiskan trombosit dan faktor-faktor V dan VIII. Karena itu 1 unit plasma beku yang segar harus diberikan untuk setiap 2 unit darah setelah 6 unit telah di tranfusikan.12
Tabel.2.4 Hasil-hasil darah yang digunakan untuk mengoreksi gangguan pembekuan.
Produk darah
Volume ( mL ) dalam 1 Efek tranfusi unit
Konsentrat trombosit
30-40
Meningkatkan
hitung
trombosit dengan sekitar 20000 sampai 25000 Kriopresipitat
15-25
Memasok
fibrinogen,
faktor VIII, dan faktor XIII ( 3 sampai 10 kali lebih terkonsentrasi dari pada volume yang setara dengan plasma segar ) Plasma
beku
yang 200
segar Sel
Memasok semua faktor kecuali trombosit
darah
merah 200
mampat
Menaikkan hematokrit 3 sampai 4 %
Sumber: Gilstrap.12
2.8 Komplikasi Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada perdarahan pascasalin adalah penderita dapat jatuh kedalam keadaan :
Syok
Koagulasi Intravaskuler Diseminata
Anemia
Sindrom sheehan
2.9 Prognosis Prognosis dari perdarahan pascasalin ini tergantung dari: -
penyebab terjadinya perdarahan,
-
lama terjadinya perdarahan,
-
jumlah darah yang hilang,
-
efektivitas dari tindakan pengobatan
-
kecepatan pengobatan 4
BAB III KESIMPULAN Perdarahan pascasalin merupakan salah satu penyebab penting tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu. Oleh karena itu para tenaga kesehatan diharapkan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan serta cara-cara penanganannya. Diharapkan dengan adanya deteksi dini, ketepatan diagnosis serta kecepatan dalam penanganan perdarahan pascasalin, angka kematian ibu akibat perdarahan dapat diturunkan.