LAPORAN PRAKTIKUM PEMUPUKAN PADA TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) Mata Kuliah BUDADAYA KOPI, KAKAO DAN TEH
Dosen Pengampu : Ir. Ujang Setyoko, S.P M.P Disusun Oleh :
MariyaUlfa Mohammad Rozikin Aditya Ardianto Ricky DeaPermadi Satrio Budi Utomo Gilang Alifi Firdausi
(A43151017) (A43150899) (A43150932) (A43151031) (A43151034) (A43151061)
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN PROGRAM STUDI DIV BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI JEMBER
April 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemupukan pada tanaman dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah sehingga produktifitas tanah dapat meningkatkan dan diperoleh hasil tanaman yang optimal. Dengan pemupukan kita berusaha mengembalikan unsur – unsur hara dalam tanah yang hilang karena terserap oleh tanaman yang tumbuh diatasnya dan kemungkinan adanya kehilangan unsur hara karena erosi dan tercuci. Agar didapat hasil yang maksimal maka dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan harus diperhatikan lima tepat yaitu, tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat pengawasan. Untuk mendapatkan jenis dan dosis yang tepat harus dilakukan analisa tanah dan analisa daun yang dilakukan lima tahun sekali untuk analisa tanah dan satu tahun sekali untuk analisa daun. Waktu yang baik untuk melakukan pemupukan pada awal dan akhir musim hujan, dalam keadaan terpaksa pemupukan dapat dilaksanakan pada musim kemarau, tetapi harus dilakukan penyiraman terlebih dahulu kemudian pemupukan dilaksanakan. Apabila dalam 3 – 4 hari tidak ada hujan maka perlu disiram agar pupuk larut dan mudah diserap oleh akar tanaman. Cara yang tepat biasanya mempertimbangkan sifat dan jenis pupuk serta keadaan pertanaman. Adapun jenis pupuk yang sering dipergunakan adalah : 1. Pupuk organik yang meliputi pupuk kandang, pupuk hijau, geer, blotong dan kompos. 2. Pupuk an organik yang meliputi ZA / Urea, TSP/ SP36, Kcl, MOP dan Kieserite.
1.2 Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Menentukan dosis masing – masing jenis pupuk pada tanaman kopi dan kakao untuk TM 2. Melaksanakan cara pemupukan pada tanaman kopi dan kakao dengan baik dan benar. 3. Menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemupukan. 1.3 Manfaat Dari partikum pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) kopi Arabika (Coffea arabica) mahasiswa dapat melaksanakan pemupukan dengan memperhatikan 5 tepat yaitu tepat cara, tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu dan tepat pengawasan sehingga dalam managerialisasi kebun nantinya dapat berjalan lancer dengan mendapatkan keuntungan produksi secara maksiamal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas tanaman. Banyak perkebunan dibangun di lahan kering marginal dengan karakteristik kesuburan rendah, lapisan olah tanah atas tipis, kadar bahan organik rendah, pH rendah, dan peka terhadap erosi. Meskipun kebun dibangun di lahan bukaan hutan, kesuburan yang ada mungkin hanya cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman muda praproduksi. Tanpa pemupukan tanaman akan mencapai umur produksi awal yang lebih lama dan masa produktif lebih singkat. Untuk mempersingkat masa praproduksi dan memperpanjang masa produktif maka pemupukan perlu dilakukan. Pemupukan pada tanaman dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah sehingga produktifitas tanah dapat meningkat dan diperoleh hasil yang optimal. Dengan pemupukan kita berusaha mengembalikan unsur-unsur hara dalam tanah yang hilang karena terserap oleh tanaman yang tumbuh di atasnya dan kemungkinan adanya kehilangan unsur hara karena erosi dan tercuci. Kebutuhan pupuk ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu pengambilan hara oleh tanaman dan persediaan unsur hara dalam tanah. Tanaman kopi mengambil hara dari dalam tanah untuk pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan buah. Pertumbuhan vegetatif sama pentingnya dengan pembentukan buah karena buah kopi hanya terbentuk pada cabang-cabang lateral yang merupakan produk pertumbuhan vegetatif. Pengambilan hara berbeda-beda tergantung jenis atau varietas kopi. Biaya pemupukan di perkebunan mengambil sejumlah besar biaya untuk pemeliharaan. Efisiensi pemupukan bergantung dari keadaan fisiologi tanaman yang dipengaruhi oleh umur tanaman, keadaan lingkungan atmosfir seperti cuaca dan musim, dan pengolahan kesuburan tanah. Secara praktisnya kebijakan pemupukan di setiap kebun disusun berdasarkan pertimbangan dosis pupuk, waktu pemberian yang ditetapkan berdasarkan pola curah hujan, frekuensi pemberian pupuk yang ditetapkan berdasarkan tekstur tanah, penempatan pupuk yang ditetapkan berdasarkan penyebaran akar, dan cara pemberian yang mempertimbangkan efisiensi tenaga. Agar didapat hasil yang maksimal maka dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan harus diperhatikan lima tepat yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat pengawasan. Untuk mendapatkan jenis dan dosis yang tepat harus dilakukan analisa tanah dan analisa daun yang dilakukan lima tahun sekali untuk analisa tanah dan satu tahun sekali untuk analisa daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwaa tanah di semua wilayah kopi di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki kandungan N yang rendah atau sangat rendah. Di samping kekurangan N, di beberapa daerah juga kekurangan P,K atau Mg. Misalnya, tanah di daerah pegunungan
kendeng selatan (Jawa Timur) kekurangan N, P dan Mg; tanah di semeru selatan kekurangan K, Merapi (Jatim) dan Unggaran (Jateng) kekurangan N, P, K. Upaya untuk mengetahui kebutuhan pupuk secara pasti maka diperlukan analisis tanah dan daun yang dilengkapi dengan percobaan lapangan. Pedoman dosis pemupukan kopi secara ringkas adalah sebagai berikut. Umur (Tahun) 1 2
Jenis dan Dosis Unsur Hara N (g) P2O5 (g) K2O (g) 20 20 20 40 40 40
Jenis dan Dosis Pupuk Urea (g) SP-36 (g) KCl (g) 40 50 30 100 80 80
3 4
60 80
40 40
60 80
150 200
100 100
100
5-10
120
60
120
300
160
200
>10
160 80 160 400 200 Keterangan : Urea 46% N, SP-36 : 36% P2O5, KCl : 60% K2O
140 250
Pemupukan merupakan salah satu usaha pengolahan kesuburan tanah. Akan tetapi usaha itu tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan apabila keadaan lengas tanah tidak mendukung. Pemupukan yang dikerjakan pada tanah yang kekurangan lengas justru akan menimbulkan cekaman fisiologi (physilogical stress) pada tanaman karena meningkatnya kekentalan larutan tanah. Akibatnya penyerapan air dan hara oleh akar terhambat, atau kalau terlalu kental terjadi aliran balik dari tanaman ke tanah. Kalau proses ini tidak terkendali, akhirnya sel-sel akar mengalami plasmolisis yang mematikan. Sebaliknya apabila air hujan berlebihan maka efisiensi pemupukan rendah karena banyak pupuk yang hanyut. Jumlah air yang cukup untuk melarutkan pupuk ialah kira-kira 70-75% dari kapasitas lapang. Tanaman kopi melewati musim hujan dan kemarau, dan pasokan air umumya bergantung dari hujan. Saat (waktu) pemupukan yang baik harus mempertimbangkan keadaan musim. Pada daerah beriklim tegas, aplikasi pemupukan harus dilakukan di awal musim hujan dan tidak dilakukan sebelum atau selama musim kering dan pada pertengahan musim hujan. Pada daerah berdistribusi hujan merata harus dihindarkan pemupukan pada periode terkering dan peroide hujan terlebat; apabila mungkin dipilih bulan-bulan yang memiliki jumlah penyinaran yang cukup dan terjadi hujan yang sedang; lebih disukai sebelum musim berhujan daripada musim kering. Berikut ini rincian waktu yang perlu dihindari untuk aplikasi pupuk: a. Periode curah hujan tinggi yaitu >250 mm/bulan b. Periode curah hujan rendah yaitu <25 mm/bulan
c. d. e.
Bulan dengan jumlah hari huja tinggi yaitu >15 hari/bulan Bulan dengan intensitas curah harian tinggi yaitu >25 mm/hari Periode ketika tanah jenuh air hujan Frekuensi pemberian pupuk harus mempertimbangkan efisiensi pemupukan dan efisiensi penggunaan tenaga. Pemberian pupuk satu kali setahun dianggap tidak baik mengingat banyak pupuk yang bersifat cepat terlarut sementara tanaman membutuhkan sepanjang tahun. Pemberian pupuk dalam beberapa kali aplikasi akan meningkatkan pemanfaatan pupuk oleh tanaman namun akan meningkatkan biaya tenaga pemupukan. Waktu pemupukan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan iklim. Pada umumnya pemberian pupuk dilakukan dua kali dengan setahun. Yaitu pada awal musim hujan berupa N (1/2 dosis) + pupuk P (seluruh dosis), dan pada akhir musim hujan berupa pupuk N (1/2 dosis) + pupuk P (seluruh dosis). Pupuk diberikan dalam larikan atau parit keliling pada batas habitus tanaman kopi sedalam 15-20 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan sangat bermanfaat untuk perbaikan kondisi tanaman, peningkatan produksi dan mutu, serta stabilisasi produksi. Tanaman kopi yang dipupuk secara optimal dan teratur akan memiliki daya tahan lebih besar sehingga tidak mudah terpengaruh oleh keadaan ekstrem. Misalnya, tanaman tahan terhadap kekurangan air (musim kemarau terlalu panjang), temperatur tinggi atau rendah, dan pembuahan terlalu lebat (Overdacht), serta tanaman toleran terhadap gangguan hama atau penyakit, terutama nematoda dan karat daun. Pemupukan pada tahun pertama berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, yaitu cabang-cabang buah menjadi lebih panjang dan jumlah cabang buah lebih banyak. Meskipun dalam tahun pertama telah memberi keuntungan, yaitu biji kopi menjadi lebih besar (mutu lebih baik), rendemen (uitlevering) lebih tinggi sehingga biaya pemetikan relatif menjadi lebih murah. Pengaruh pemupukan trhadap produksi pada umumnya baru terjadi dalam tahun ke-2. Tanaman kopi bersifat biennial bearing, artinya pada suatu saat (tahun) terjadi panen tinggi kemudian diikuti oleh panen rendah pada tahun berikutnya. Pada tahun-tahun depresi (panen rendah), produksi bisa mengalami penurunan lebih dari 40% dibanding produksi tahun sebelumnya. Makin buruk kondisi tanaman, makin besar potensi penurunan (fluktuasi) produksi. Tanaman kopi yang dipupuk secar optimal dan teratur pada umumnya hanya mengalami depresi sekitar 20% sehingga produksi relatif stabil. Aspek penting dari meningkatnya stabilisasi ini adalah penggunaan alat-alat pengolahan menjadi lebih efisien, yaitu pada tahun depresi turun dari sebesar 40% menjadi 20%. Pemupukan pada tanaman kopi akan optimal apabila memperhatikan perlakuan tanah, pengaturan naungan dan pemangkasan. Adapun jenis pupuk yang sering dipergunakan adalah : a. Pupuk organik meliputi pupuk kandang, pupuk hijau, geer, blotong dan kompos b. Pupuk anorganik yang meliputi ZA/Urea, TSP/SP 36, KCl, Mop dan Kiesserite.
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum pemupukan tanaman menghasilkan ( TM ) kopi Arabika dilaksanakan pada hari rabu 19 April 2017, jam 07.00 – 11.00 di Kebun Kopi, POLITEKNIK NEGERI JEMBER. 3.2 Alat dan Bahan No. Alat 1. Cangkul
3.3 1. 2. 3. 4.
No. 1.
Bahan Pupuk Urea 200 gram /tanaman
2. 4.
Ember Takaran pupuk
2. 3.
Pupuk SP36 100 gram/ tanaman Pupuk Kcl 125 gram/ tanaman
5.
Timbangan
4.
Tanaman kopi arabika (TM)
Prosedur Kerja Menyiapkan alat dan bahan. Menghitung kebutuhan pupuk dan menimbang pupuk yang akan di aplikasikan pada tanaman. Membuat takaran pupuk pertanaman. Membuat lubang tanam mengelilingi piringan tanaman kopi menggunakan cangkul yang sebelumnya sudah disiangi. 5. Menebar pupuk pada lubang pupuk disekitar piringan tanaman dengan takaran pupuk. 6. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk aplikasi pemupukan yang digunakan untuk menghitung kebutuhan HKO. 7. Menutup kembali lubang pupuk dengan tanah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Perhitungan HKO Diketahui : Waktu : 13 menit Jumlah tanaman : 17 tanaman Jumlah pekerja : 5 orang Jam efektif kerja : 5 jam Biaya tenaga kerja : @ Rp 30.000 Biaya tenaga mandor : @ Rp 50.000 2. Prestasi Kerja Prestasi kerja = Waktu X Jumlah pekerja Jumlah tanaman = 13 menit X 5 orang = 17 tanaman = 3,9 menit / tanaman / orang 3. Kebutuhan HKO pekerja = Prestasi kerja X Jumlah tanaman / Ha X Luas areal 60 menit X Jam efektif kerja = 3,9 menit X 1475 tanaman / Ha X 16 Ha 60 menit X 5 Jam = 306,8 HKO = 307 HKO 4.
Kebutuhan HKO mandor 1 mandor = 20 pekerja = 307 HKO/ 20 pekerja = 16 Mandor 5. Kebutuhan biaya tenaga kerja
Pekerja Mandor
= 307 X @ Rp 30.000 = Rp 9.210.000 = 16 X @ Rp 50.000 = Rp 800.000
6. -
Kebutuhan pupuk Dosis pertanaman Urea = 200 gram/tanaman SP36 = 100 gram/tanaman Kcl = 125 gram/tanaman
a.
Kebutuhan Urea 200 gram/tanaman X 1475 tanaman/Ha X 16 Ha = 4720.000 gram = 4720 Kg / 16 Ha b. Kebutuhan SP36 100 gram/tanaman X 1475 tanaman/Ha X 16 Ha = 2360.000 gram = 2360 Kg / 16 Ha c. Kebutuhan Kcl 125 gram/tanaman X 1475 tanaman/Ha X 16 Ha = 2950.000 gram = 2950 Kg / 16 Ha Tabel Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi 2016/2017 No 1 2 3 4 5
Jenis Pupuk Subsidi Urea SP36 ZA NPK Organik
Harga Per-Kg 1800 2000 1400 2300 500
Kemasan 50 kg 50 kg 50 kg 50 kg 40 kg
Harga Per-Kemasan 90.000 100.000 70.000 115.000 20.000
Sumber:http://belajartani.com/reportase-inilah-daftar-harga-pupuk-bersubsidi-dan-non-subsidi-tahun-2017/
Jenis
Harga (Rp)
Pupuk Urea non subsidi
3900/ Kg
Pupuk ZA non subsidi
2200/ Kg
Pupuk SP36 Non subsidi
3600/ Kg
Pupuk KCL
3900/ Kg
Sumber : https://www.harganyata.com/harga-pupuk-terbaru/
d. Harga pupuk Subsidi Pupuk Urea 1 Kg pupuk urea = Rp 1.800 Kebutuhan pupuk untuk 4720 Kg / 16 Ha = Rp 1.800 X 4720 Kg/16 Ha = Rp 8.496.000 Pupuk SP36 1 Kg pupuk SP36 = Rp 2.000 Kebutuhan pupuk untuk 4720 Kg / 16 Ha = Rp 2000.00 X 4720 Kg/16 Ha = Rp 9.440.000 e.
Harga Pupuk Non Subsidi Pupuk Urea 1 Kg pupuk urea = Rp 3.900 Kebutuhan pupuk untuk 4720 Kg / 16 Ha = Rp 3.900 X 4720 Kg/16 Ha = Rp 18.408.000 Pupuk SP36 1 Kg pupuk SP36 = Rp 3.600 Kebutuhan pupuk untuk 4720 Kg / 16 Ha = Rp 3.600 X 4720 Kg/16 Ha = Rp 16.992.000
4.2 Pembahasan Efektifitas pemupukan pada tanaman kopi ditentukan oleh dua faktor yaitu pengambilan hara oleh tanaman, dan persediaan kandungan hara di dalam tanah. Pengambilan hara dari dalam tanah dilakukan oleh kopi untuk mendukung pertumbuhannya. Termasuk di dalamnya ialah pembentukan buah oleh cabang lateral. Setidaknya ada tiga unsur hara yang sangat diperlukan tanaman kopi yakni natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K). Kebutuhan pengambilan hara kopi robusta meliputi N sebanyak 35 kg/ha, P sebanyak 6 kg/ha, dan K sebanyak 50 kg/ha setiap tahun. Kopi arabika membutuhkan N berdosis 34 kg/ha, P berdosis 5,1 kg/ha, dan K berdosis 48 kg/ha per tahun. Sedangkan jenis kopi liberika mengambil N sejumlah 28 kg/ha, P sejumlah 6,4 kg/ha, dan K sejumlah 45 kg/ha setiap tahun. Sementara itu, faktor persediaan hara di dalam tanah berbeda-beda di setiap daerah. Ada satu daerah yang kekurangan unsur N, P, K, bahkan NPK. Oleh karena itu, diperlukan langkah pengamatan tanah dan daun untuk mengetahui kandungan tanah di daerah tersebut. Disarankan pula untuk melakukan percobaan lapangan terlebih dahulu sebelum menerapkannya secara massal.
Pupuk yang digunakan pada proses pemupukan kopi meliputi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Di mana pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mempunyai satu unsur saja seperti N, P, atau K. Untuk pupuk majemuk, pupuk ini memiliki lebih dari satu unsur dalam berbagai komposisi misalnya NP, NK, NPK, atau NPKMg. Pada praktek pemupukan tanaman kopi mahasiswa tidak hanya memupuk saja tetapi juga menghitung waktu, tenaga kerja, serta biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan tanaman kopi. Dari hal ini maka mahasiswa dapat memperkirakan hal-hal yang diperlukan dalam pemupukan layaknya seorang manager kebun. Sehingga efisiensi 5 tepat(Tepat cara, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat, tepat pengawasan) dapat terlaksana dan memperoleh hasil yang maksimal serta berkesinambungan.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
5.1
Dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan dalam BAB IV dapat disimpulkan bahwa: Mahasiswa telah melaksanakan kegiatan praktikum pemupukan pada piringan tanaman kopi Mahasiswa telah melakukan penghitungan kebutuhan HKO dan total biaya tenaga kerja serta harga pupuk subsidi dan non subsidi untuk kegiatan pemupukan tanaman kopi pada luas areal 16 Ha dengan populasi per Ha 1475tanaman Total kebutuhan HKO pekerja adalah 307 HKO dan HKO mandor adalah 20 HKO dengan total kebutuhan biaya tenaga kerja untuk pekerja Rp 9.210.000 dan mandor Rp 800.000 Kebutuhan pupuk / 16 Ha adalah urea 4720 Kg, SP36 2360 Kg, Kcl 2950 Kg Prestasi kerja orang per orang per tanaman tergantung pada kondisi lahan (medan), pengalaman pekerja dan kondisi alat serta cuaca Saran Hendaknya pemupukan kebun kopi dilakukan dengan rutin tidak hanya ketika kegiatan praktikum agar pertumbuhan kopi lebih maksimal serta tidak terlalu sulit ketika kegiatan praktikum. Dan produksi tanaman kopi dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Evizal, Rusdi. 2013. Dasae-Dasar Produksi Perkebunan. Lampung. Graha Ilmu Rukmana, Rahmat. 2014. Untung Selangit Dari Agribisnis Kopi. Yogyakarta. Lily Publisher Tim Pengampu Mata Kuliah Budidaya Kopi Kakao dan Teh. 2017. Buku Kerja Praktek Mahasiswa. Politeknik Negeri Jember. Jember Lingga, Pinus. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk . Cimanggis. Penebar Swadaya