Pupuk Dan Pemupukan 2

  • Uploaded by: wahyusoil unhas
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pupuk Dan Pemupukan 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,860
  • Pages: 22
I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Defenisi terkadang defenisi

tentang

sangatlah yang

tanah

sangatlah

sulit

bagi

pada

tanah,

tepat

kita

bervariasi

untuk

kerena

memberikan

pandangan

kepentingan yang beraneka ragam tentang tanah.

dan

Ada yang

mengatakan bahwa tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat gaya-gaya alam (natural material) pada permukaan bumi, tanah dapat pula diartikan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, defenisi lainnya

tentang

tanah

adalah

tanah

merupakan

hasil

pelapukan batuan dan pelapukan sisa-sisa bahan organik dari

organisme

(vegetasi

dan

hewan)

yang

hidup

penting

dalam

didalamnya. Bahan

organik

merupakan

bahan

menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia, maupun dari segi biologi tanah.

Bahan organik adalah

bahan pemantap agregat tanah, selain itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah. Perombakan sisa-sisa tanaman dan penyusun beberapa campuran oleh mikroorganisme tanah dimana bahan organik merupakan penyusun

fraksi tanah.

bukan Hasil

mineral

yang

aktivitas

1

ditemukan

sebagai

mikroorganisme

ini

adalah dimana tanah berisi sejumlah besar campuran bahan organik dalam berbagai tahap perombakan.

Humus adalah

kata yang digunakan berhubungan dengan bahan organik yang telah mengalami perombakan secara ekstensif dan sampai perubahan yang lebih jauh. Kesuburan tanah selain berasal dari residu makhluk hidup

atau

yang

bersifat

dapat

ditingkatkan

dengan

alami,

kesuburan

penambahan

pupuk

tanah

juga

anorganik.

Pupuk anorganik yang banyak dibutuhkan oleh tanah dalam pertumbuhan tanaman antara lain adalah urea. disebut

juga

sebagai

banyak nitrogen.

pupuk

N,

karena

Pupuk ini

mengandung

lebih

Urea ini berfungsi dalam perkembangan

vegetatif dari tanaman.

Selain itu, kelebihan pupuk ini

juga dapat membuat tanaman menjadi hangus, terutama yang memiliki daun yang agak peka. Salah satu tanaman yang umumnya menggunakan pupuk urea adalah tanaman jagung (Zea mays L.).

Tanaman jagung

(Zea mays L.) merupakan tanaman yang berfotosintesis C4, maksudnya

mempunyai

kapasitas

fotosintesis

tinggi.

Selain jagung (Zea mays L.), yang termasuk dalam golongan C4 adalah sorgum dan tebu.

2

Berdasarkan

uraian

diatas,

maka

perlu

dilakukan

praktikum pupuk dan pemupukan untuk mengetahui pengaruh pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Zea mays L.). I.2.Tujuan dan Kegunaan Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pupuk urea dengan cara aplikasi benih di atas pupuk terhadap pertumbuhan

tanaman

jagung

(Zea

mays

L.)

pada

pasir

halus. Kegunaannya acuan

dalam

N,P,K

dan

adalah

aplikasi

pupuk

dan

kandang

sebagai

bahan

rekomendasi pada

jagung (Zea mays L.)

3

pasir

informasi

penggunaan halus

dan

dan

pupuk

tanaman

II.

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Alfisol Tanah-tanah yang mempunyai kandungan liat tinggi di horison B (Horison argilik) dibedakan menjadi Afisol (pelapukan belum lanjut) dan Ultisol (pelapukan lanjut). Alfisol kebanyakan ditemukan di daerah beriklim sedang, tetapi

dapat

subtropika

pula

ditemukan

terutama

di

di

daerah

tempat-tempa

tropika

dengan

dan

tingkat

pelapukan sedang (Hardjowigeno, 1993). Alfisol berbukit.

ditemukan

di

daerah-daerah

datar

sampai

Proses pembentukan Alfisol di Iowa memerlukan

waktu 5000 tahun karena lambatnya proses akumulasi liat untuk membentuk horison argilik.

Alfisol terbentuk di

bawah tegakan hutan berdaun lebar (Hardjowigeno, 1993). Alfisol terbentuk dari bahan induk yang mengandung karbonat dan tidak lebih tua dari pleistosin.

Di daerah

dingin hampir semuanya berasal dari bahan induk berkapur yang masih muda.

Di daerah basah bahan induk biasanya

lebih tua daripada di daerah dingin (Munir, 1984). Alfisol digunakan Tanah

ini

untuk

merupakan

tanah

pertanian,

mempunyai

yang

rumput

kejenuhan 4

subur,

ternak,

basa

atau

tinggi,

banyak hutan.

kapasitas

tukar

kation

tinggi,

cadangan

unsur

hara

tinggi

(Hardjowigeno, 1993). II.2. Jenis Pupuk Pupuk dalam arti luas, termasuk semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur essensial bagi pertumbuhan tanaman.

Tetapi istilah pupuk

biasanya berhubungan dengan pupuk buatan. berisi

unsur-unsur

hara

tanaman

dalam

Pupuk tidak bentuk

unsur

seperti nitrogen, fosfor atau kalium ; tetapi unsur-unsur tersebut

ada

dalam

bentuk

campuran

yang

memberikan

bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang dapat diadsorbsi tanaman (Foth, 1991). Pengertian

klasifikasi

pupuk

dapat

dilihat

dari

beberapa segi, yaitu (1) atas dasar pembentukannya yang terdiri dari pupuk alam dan pupuk buatan, (2) atas dasar kandungan unsure hara yang dikandungnya yang terdiri dari pupuk

tunggal

dan

pupuk

majemuk,

dan

(3)

atas

dasar

susunan kimiawinya yang mempunyai hubungan penting dalam perubahan-perubahan di dalam (Hakim, dkk., 1986). Paling tidak ada 14 unsur essensial yang diperoleh tanaman

dari

tanah,

yaitu

nitrogen

(N),

fosfor

(P),

kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), mangan (Mn), besi (Fe), belerang (S), tembaga (Cu), seng (Zn), boron 5

(B), molybdenum (Mo), dan klor (Cl). Dua dari mereka, kalsium dan magnesium diberikan ke dalam tanah sebagai kapur,

terutama

di

Tetapi

dari

unsur

kalium

serta

13 Ca

daerah

yang

tersebut,

yang

kekurangan

unsur

nitrogen,

fosfor,

pengaruhnya

itu. dan

paling

besar

pada

dilakukan

dengan

tiga

tanaman (Soepardi, 1983). Aplikasi

penggunaan

pupuk

cara, yaitu pemberian sebelum tanam, pada saat tanam dan setelah tanam. beberapa

Pemberian pupuk sebelum tanam meliputi

metode,

yaitu

incomparation, subsurface band. tanam

juga

meliputi

band,

seed

band,

dan

beberapa surface

broadcast,

broadcast

Aplikasi pupuk pada saat metode, band.

yaitu

subsurface

Sedangkan

aplikasi

pupuk setelah tanam juga meliputi beberapa metode, yaitu top dressing dan side dressing (Sutanto, 2002). Sebelum

melakukan

penanaman,

tanah

yang

sudah

diolah diberi pupuk dasar untuk menambah unsure hara di dalam tanah agar dapat diserap oleh tanaman.

Sebagai

pyupuk dasar umumnya digunakan pupuk kandang dan jenis pupuk buatan seperti urea, TSP, dan KCl yang diberikan pada saat penanaman (Palungkun dan Asiani, 1991).

6

2.2.1.

Nitrogen (N) Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2)

di

atmosfer,

yang

takarannya

mencapai

78%

volume,

dan

sumber lainnya senyawa-senyawa yang tersimpan dalam tubuh jasad.

Nitrogen sangat jarang ditemui karena sifatnya

yang mudah larut dalam air (Poerwowidodo, 1992). Nitrogen diserap oleh tanaman sebagai NO3- dan NH4+ kemudian dimasukkan ke dalam semua gas amino dan Protein (Indrana, 1994).

Ada juga bentuk pokok nitrogen dalam

tanah mineral, yaitu nitrogen organik, bergabung dengan humus tanah ; nitrogen amonium dapat diikat oleh mineral lempung tertentu, dan amonium anorganik dapat larut dan senyawa nitrat (Buckman dan Brady, 1992). Nitrogen digunakan,

yang

tetapi

terlebih dahulu.

tersedia

harus

tidak

mengalami

dapat berbagai

langsung proses

Pada tanah yang immobilitasnya rendah

nitrogen yang ditambahkan akan bereaksi dengan pH tanah yang mempengaruhi proses nitrogen.

Begitu pula dengan

proses denitrifikasi yang pada proses ini ketersediaan nitrogen tergantung dari mikroba tanah yang pada umumnya lebih menyukai senyawa dalam bentuk ion amonium daripada ion nitrat (Jumin, 1992).

7

Peranan adalah

utama

merangsang

nitrogen

(N)

pertumbuhan

bagi secara

khususnya batang, cabang dan daun. pun

berperan

penting

dalam

tanaman

jagung

keseluruhan,

Selain itu, nitrogen

pembentukan

zat

hijau

daun

yang sangat berguna dalam proses fotosintesis (Lingga dan Marsono, 2000). Kekahatan

atau

defisiensi

nitrogen

menyebabkan

proses pembelahan sel terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. menyebabkan

Selain

itu,

kenaikan

kekahatan

nisbah

C/N,

senyawa dan

protein kelebihan

karbohidrat ini akan meningkatkan kandungan selulosa dan lignin.

Ini menyebabkan tanaman jagung yang kahat akan

nitrogen tampak kecil, kering, tidak sekulen, dan sudut daun terhadap batang sangat runcing (Poerwowidodo, 1992). Salah satu bentuk pupuk N yang banyak digunakan adalah urea (CO(NH2)2). gas asam arang.

Urea dibuat dari gas amoniak dan

Persenyawaan kedua zat ini malahirkan

pupuk urea dengan kandungan N sebanyak 46% (Lingga dan Marsono, 2002). Urea

termasuk

menarik uap air).

pupuk

yang

higroskopis

(mudah

Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah

mampu menarik uap air dan udara.

Oleh karena itu urea

mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman (Lingga dan Marsono, 2002). 8

Urea dapat membuat tanaman hangus, terutama yang memiliki daun yang amat peka. dengan

bentuk

tetesan

yang

Untuk itu, semprotkan urea besar.

Berdasarkan

bentuk

fisiknya maka urea dibagi menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea non prill (Lingga dan Marsono, 2002). Urea berperan dalam pertumbuhan bagian vegetatif tanaman.

Pemberian pupuk urea dalam suatu lahan sebelum

penanaman adalah sekitar 20 kg/ha (Palungkun dan Asiani, 1991). 2.2.2.

Phosphor (P) Paling sedikit ada empat sumber pokok fosfor untuk

memenuhi kebutuhan akan unsur ini, yaitu pupuk buatan, pupuk kandang, sisa-sisa tanaman termasuk pupuk hijau, dan senyawa asli unsur ini yang organik dan anorganik, yang terdapat dalam tanah (Buckman dan Brady, 1992). Unsur P diserap tanaman dalam bentuk ortofosfat primer, H2PO4. menyusul kemudian dalam HPO42-. Species ion yang

merajai

tergantung

dari

PH

sistem

tanah-pupuk-

tanaman, yang mempunyai ketersediaan tinggi pada pH 5,57.

kepekatan

memungkinkan

H2PO4 tanaman

yang

tinggi

mengangkutnya

dalam dalam

larutan

tanah

takaran

besar

karena perakaran tanaman diperkirakan mempunyai 10 kali

9

penyerapan

tanaman

untuk

H2PO4

dibanding

HPO42-

untuk

(Poerwowidodo, 1992). Bentuk adalah

P

yang

pirofosfat

lain

dan

yang

dapat

metafosfat.

diserap

Kedua

tanaman

bentuk

ini

misalnya terdapat dalam bentuk pupuk P dan K metafosfat. Tanaman

juga

menyerap

P

dalam

bentuk

fosfat

organik,

yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi dan dekomposisi bahan organik yang langsung dapat diserap oleh tanaman (Hakim, dkk.,1986). Ketersediaan

phospor

di

dalam

tanah

ditentukan

oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah.

Pada

tanah

ber-pH

rendah

bereaksi dengan ion besi (Fe)

(masam),

phospor

akan

dan aluminium (Al). reaksi

ini akan membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber-pH

tinggi (basa), phospor

akan bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini membentuk kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat digunakan

oleh

memperhatikan

tanaman. pH

tanah,

Dengan pemupukan

demikian, phospor

tanpa

tidak

akan

berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Novizan, 2002). Menurut

Buckman

dan

Brady

(1992),

bahwa

fosfor

dapat berpengaruh menguntungkan pada pembelahan sel dan 10

pembentukan

lemak

serta

albumin,

pembungaan

dan

pembuahan, termasuk proses pembentukan biji, perkembangan akar, khususnya akar lateral dan akar halus berserabut, kekuatan batang, dan kekebalan tanaman terhadap penyakit tertentu. Gejala menjadikan

kekurangan

pertumbuhan

daun/malai

menjadi

daun,

juga

dan

jagung

P

ungu

pada

menjadi

pada

tanaman

terhambat atau

jagung

tidak

coklat akan

jagung

(kerdil),

daun-

mulai

ujung

dari

menyebabkan

sempurna

dapat

dan

tongkol

kecil-kecil

(Hardjowigeno, 1993). 2.2.3.

Kalium (K) Menurut Buckman dan Brady (1992), berbagai bentuk

kalium dalam tanah digolongkan atas dasar ketersediaannya menjadi

3

golongan

besar

yaitu

bentuk

relatif

tidak

tersedia, mudah tersedia, dan lambat tersedia. Senyawa yang mengandung sebagian besar bentuk kalium ini adalah feldspat dan mika, lebih lanjut dijelaskan oleh

Mulyani

(1999), bahwa sumber-sumber kalium adalah beberapa jenis mineral, sisa-sisa tanaman dan jasad

renik, air irigasi

serta larutan dalam tanah, dan pupuk buatan. Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat

dijumpai

di

dalam

tanah 11

dalam

jumlah

yang

bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk garam-garam mudah larut seperti KC1, K2SO4, KNO3, dan K-Mg-SO4. Mekanisme penyerapan K mencakup aliran massa,

konveksi,

difusi,

dan

serapan

langsung

dari

permukaan zarah tanah (Poerwowidodo, 1992). Di dalam tanah, ion K bersifat sangat dinamis dan juga mudah tercuci pada tanah berpasir dan tanah dengan pH yang rendah. Sekitar 1-10% terjebak dalam koloid tanah karena

kaliumnya

ketersediaan Kandungan

bermuatan

kalium

kalium

pada

sangat

positif. posisi

tergantung

Bagi

tanaman,

ini

agak

lambat.

dari

jenis

mineral

pembentuk tanah dan kondisi cuaca setempat. Persediaan kalium

di

dalam

tanah

dapat

berkurang

oleh

tiga

hal,

yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah (Novizan, 2002). Menurut Hakim, dkk (1986), bahwa peranan kalium secara fisiologis adalah metabolisme karbohidrat, yakni pembentukan pemecahan, dan translokasi pati, metabolisme nitrogen

dan

sintesis

kegiatan

berbagai

protein,

unsur

mengawasi

mineral,

dan

netralisasi

mengatur asam-asam

organik penting secara fisiologis, mengaktifkan berbagai enzim,

mempercepat

proses

12

pertumbuhan

jaringan

meristematik,

mengatur

pergerakan

stomata

dan

hal-hal

yang berhubungan dengan air. Defisiensi kalium agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda (Mulyani, 1999). Pada tanaman jagung, gejalanya daun terlihakaput lebih tua, muncul warna kuning pada pinggir dan di ujung daun yang akhirnya mengering dan rontok. Daun mengerut buah,

ukuran

(Keriting) dimulai dari daun tua. Pada tongkol

menjadi

lebih

kecil,

warna

buah

tidak merata dan biji buah menjadi kisut (Novizan, 2002). 2.2.4.

Belerang (S) Belerang

sedikit.

Akan

dibutuhkan tetapi

tanaman

kekurangan

dalam

jumlah

belerang

juga

yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lingga dan Marsono, 2000). Gejala

tanaman

yang

kekurangan

belerang

umumnya

tampak pada seluruh daun muda yang berubah menjadi hijau muda,

kadang-kadang

tampak

tidak

merata,

sedikit

mengkilat agak keputihan, lantas berubah menjadi kuningkuning

hijau.

Jeleknya

lagi,

tanaman

akan

tumbuh

terlambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus (Lingga dan Marsono, 2000).

13

II.3.

Tanaman Jagung (Zea mays L.) Iklim Jagung

(Zea

mays

L.)

sangat

cocok

daerah yang sejuk dan cukup dingin.

ditanam

di

Tanaman ini tumbuh

baik mulai dari 50o LU sampai 40o LS dengan ketinggian 3000 dpl.

Faktor-faktor iklim yang paling mempengaruhi

peretumbuhan tanaman adalah curah hujan dan suhu.

Secara

umum tanaman jagung (Zea mays L.) memerlukan air sebanyak 200 – 300 mm/bulan (Palungkun dan Asiani, 1991). Keadaan suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) adalah 21 – 30oC.

namun pada suhu

rendah sampai 16oC dan suhu tinggi sampai 35oC, jagung (Zea

mays

L.)

perkecambahan

masih

dapat

tumbuh.

benih

berkisar

21



Jagung

(Zea

mays

dapat

jenis

tanah,

Suhu 27oC

optimum

untuk

(Palungkun

dan

Asiani, 1991).

semua

L.)

asalkan

tumbuh

draenasenya

persediaan humus dan pupuk tercukupi.

hampir baik

pada serta

Kemasaman tanah

yang baik yang baik untuk pertumbuhannya adalah 5,5 – 7,0 (Palungkun dan Asiani, 1991).

14

Tanah Tanaman jagung (Zea mays L.) dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah.

Tanah-tanah dengan kandungan unsur

hara tinggi, kelembaban yang optimal dan factor-faktor eksternal, optimum

seperti

bagi

curah

hujan,

pertumbuhan

dan

temperatur

tanaman

dapat

yang

menunjang

pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung (Zea mays L.) (Palungkun dan Asiani, 1991). Pengolahan

tanah

bertujuan

untuk

memberikan

kondisi yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan jagung (Zea mays L.).

Disamping itu, pengolahan tanah

juga untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan memberantas atau mencegah pertumbuhan gulma (Palungkun dan Asiani, 1991). Cara pengolahan untuk tanah berat, yaitu dua kali pembajakan tanah

dan

ringan

Selanjutnya

satu

cukup dibuat

kali

penggaruan,

sekali

pembajakan

alur-alur

untuk

lebarnya ± 30 cm dengan kedalaman 20 cm.

sedangkan dan

penggaruan.

pengairan

yang

jarak tiap-tiap

alur 100 – 120 cm (Palungkun dan Asiani, 1991).

15

untuk

Pemberian Pupuk Dasar Sebelum

dilakukan

penanaman,

tanah

yang

sudah

diolah diberi pupuk dasar untuk menambah unsur hara di dalam tanah agar dapat diserap oleh tanaman. pupuk

dasar

umumnya

digunakan

pupuk

kandang

Sebagai dan

jenis

pupuk buatan seperti urea, TSP, dan KCl yang diberikan pada saat penanaman (Palungkun dan Asiani, 1991). Penanaman Sebelum dilakukan penanaman, selain diberi pupuk dasar berupa urea, TSP, dan KCl, juga diberi Furadan 3 G untuk

memberantas

ulat

tanah.

Dosis

yang

adalah 20 kg/ha (Palungkun dan Asiani, 1991).

16

digunakan

III. BAHAN DAN METODE III.1.Tempat dan Waktu Praktikum

Pupuk

dan

Pemupukan

dilaksanakan

di

Green House Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin,

Makassar.

Berlangsung

April

sampai

Mei,

2004. III.2.Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah tanah Alfisol, air, polybag, benih jagung (Zea mays L.), dan pupuk urea. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, mistar, timbangan, dan alat tulis menulis. III.3.Metode Percobaan Metode

percobaan

dilaksanakan

dengan

penanaman benih di atas atau di dekat pupuk urea. perlakuan : 1. 0 gram urea/polybag A1 2. 0,25 gram urea/polybag A2 3. 0,75 gram urea/polybag A3 4. 0,375 gram urea/polybag A4 5. 1,5 gram urea/polybag A5 III.4.Pelaksanaan Percobaan 17

metode Dengan

III.4.1. Penyiapan Media Tanam •

Mengambil

tanah

lapisan

top

soil

dengan

menggunakan

cangkul dan sekop. •

Tanah dikeringudarakan, kemudian tanah dihomogitaskan.



Menyiapkan

5

buah

polybag

ukuran

5

kg,

kemudian

mengisinya dengan 5 kg tanah. •

Menlakukan penyiraman sampai kapasitas lapang.

III.4.2.Pemberian Pupuk •

Menimbang pupum urea,

untuk setiap polybag masing-

masing 0,25 gr, 0,375 gr, 0,75 gr, dan 1,5 gr. •

Menaburkan

pupuk ke atas tanah pada setiap polybag

sesuai dengan dosisnya maing-masing. III.4.3. Penanaman •

Menyiapkan

benih

jagung

(Zea

mays

L.),

kemudian

merendam benih sehari sebelum penanaman. •

Meletakkan benih di atas atau di dekat pupuk di dalam polybag masing-masing sebanyak 5 benih.

III.4.4.Pemeliharaan

18

Pemeliharaan

dilakukan

dengan

cara

menyiram

tanaman setiap hari dan mencabut gulma. III.4.5.Parameter Pengamatan Parameter pengamatan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Tinggi tanaman (cm). 2. Jumlah daun (helai) 3. Kenampakan morfologis tanaman.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

80 70

Tinggi Tanaman (Cm)

IV.1. Hasil 60 50

Minggu I

40 IV.1.1. Tinggi Tanaman (Cm)

Minggu II

30

Minggu III

20 10 0 A1 (Kontrol)

19

A2 (0,25 A3 (0,375 A4 (0,75 g) g) g)

Perlakuan

A5 (1,5)

Gambar 1. Diagram Rata-rata Tinggi Tanaman (Cm) Jagung (Zea mays L.) Pada Berbagai Perlakuan. IV.1.2. Jumlah Daun (Helai) Jumlah Daun (Helai)

8 7 6 5

Minggu I

4

Minggu II

3

Minggu III

2 1 0 A1 (Kontrol)

A2 (0,25 g)

A3 (0,375 A4 (0,75 g) g)

A5 (1,5)

Perlakuan

Gambar 1. Diagram Rata-rata Jumlah Daun (Helai) Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Berbagai Perlakuan. IV.1.3. Kenampakan Morfologis Tabel 1. Hasil Pengamatan Penampakan Morfologis Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Berbagai Perlakuan. Penampakan Morfologis Perlakuan Minggu I Minggu II Minggu III

20

A1 Ujung daun (Kontrol) menguning

Bercak-bercak kuning pada daun dan ujung daun mnegering

Bercak-bercak kuning pada daun dan ujung daun mnegering

A2 (0,25 g)

Pinggir daun menguning terdapat bercak-bercak kuning dan warna merah ungu pada tulang daun

Pinggir daun menguning terdapat bercak-bercak kuning dan warna merah ungu pada tulang daun

A3 Ujung daun (0,375 g) mongering

Pinggir daun menguning terdapat bercak-bercak kuning dan warna merah ungu pada tulang daun

Pinggir daun menguning terdapat bercak-bercak kuning dan warna merah ungu pada tulang daun

A4 (0,75 g)

Ujung daun mongering dan tanaman kerdil

Pinggir daun menguning terdapat bercak-bercak kuning dan warna merah ungu pada tulang daun

Pinggir daun menguning terdapat bercak-bercak kuning dan warna merah ungu pada tulang daun

A5 (1,5 g)

Pertumbuhan tanaman kerdil dan ujung daun mengering

Terdapat Bercak kuning pada daun

Ujung daun Ujung daun mongering dan mongering dan menguning, menguning, tanaman tanaman kerdil kerdil Sumber : Hasil Pengamatan Di Lapangan, 2004.

V. 21

22

Related Documents


More Documents from "Indri An"

Visi Dan Misi Soiler
April 2020 27
Ham Ran
April 2020 27
Bahan Organik
April 2020 33
Pupuk Organik
April 2020 29
Kelompok 13 Soiler's
April 2020 24