Pembuatan Satarter Starter adalah inokulum yang ditambahkan pada suatu substrat sehingga substrat tersebut akan berubah atau mengalami fermentasi. Pada umumnya di Indonesia digunakan khamir,kapang, maupun bakteri untuk membuat makanan fermentasi. diharapkan. Wujud starter beragam, tergantungdarimikroba yang dikandungnya. Mikroba yang terkandung di dalam starter sudahnon aktif (immobil).
Dalamkeadaannon
aktif,
kebutuhanmikrobaterhadapenergirelatifrendah. Starter merupakan sangat berhubungan sengan proses fermentasi. Starter merupakan biakan mikroba tertentu yang ditumbuhkan di dalam substrat atau medium untuk tujuan proses tertentu (Kusumaningati et al., 2013). Syarat starter fermentasi adalah murni, unggul, stabil dan bukan patogen. Menurut Utama et al. (2013) syarat starter fermentasi yaitu aman digunakan dan mampu menghambat bakteri patogen. Fermentasi yang prosesnya menggunakan starter disebut fermentasi tidak spontan. Fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang terjadi dalam bahan yang dalam pembuatannya ditambahkan mikrorganisme dalam bentuk
starter
atau
ragi.
Mikroorganisme
tersebut
akan
tumbuh
dan
berkembangbiak secara aktif merubah bahan yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan (Suprihatin, 2010). Ragi tape sebenarnya adalah berupa mikroba Saccharomyces Cerevisiae yang dapat mengubah karbohidrat. Sedang jamur yang ada dalam ragi tape adalah jenis Aspergillus. Ragi tape merupakan inokulan yang mengandung kapang aminolitik dan khamir yang mampu menghidrolisis pati. Kapang tersebut adalah Amilomyces rouxii, sedangkan khamir tersebut adalah Saccharomyces. Adapun mikroflora yang berperan pada ragi tape adalah jenisCandida, Endomycopsis, Hansnula, Amilomyces rouxii dan Aspergillus Orizae (Widodo, 2011). Ragi tempe merupakan bibit yang dipergunakan untuk pembuatan tempe. Oleh karena itu sering pula disebut sebagai starter tempe . Ragi tempe mengandung jamur Rhizopus sp. yang dikenal pula sebagai jamur tempe. Secara tradisional, jamur untuk starter pembuatan tempe biasanya diambil dari daun
pisang bekas pembungkus tempe pada waktu pembuatan, atau daun aru atau jati yang dikenal dengan sebutan “usar”. Namun demikian, penggunaan daun pisang atau usar ini sangat terbatas dan hanya untuk produksi kecil-kecilan. Untuk produksi yang lebih besar, starter tempe dibuat dengan memperbanyak jamur tempe ( Rhizopus sp. ) pada media tertentu. Selanjutnya, spora yang dihasilkannya diawetkan dalam keadaam kering bersama medium tempat tumbuh jamur tempe tersebut. Dengan teknik seperti ini kualitas tempe yang diproduksi akan terjamin, karena dosis penggunaan starter dapat diatur. Azuar. 2010. Penggunaan Ekstrak Kacang Tanah Sebagai Sumber Nitrogen Pada Acetobacter xylinum Dalam Pembuatan Nata De Coco. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Kusumaningati A. Mutiara , S. Nurhatika, dan A. Muhibidin. 2013. Pengaruh Konsentrasi Inokulum Bakteri Zymomonas mobilis dan Lama Fermentasi Pada Produksi Etanol dari Sampah Sayur dan Buah Pasar Wonokromo Surabaya. Jurnal Sains dan Seni Pomits, 2(2) : 218-225. Utami, Rohula dkk. 2010. “Kinetika Fermentasi Yoghurt yang diperkaya Ubi Jalar (Ipomea batatas)”. (Skripsi S-1 Fakultas Pertanian) Surakarta: Universitas Sebelas Maret Sutikno. 2009. Fermentasi Tempe. [Online], http://fermentasi/in/uncategorized. Diakses 15 Mei 2009. Sutikno. 2009. Widodo, W., (2011), Pengaruh Jenis Inokulum Kering dan Suhu Fermentasi pada Pembuatan Tape Talas Padang, Skripsi Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan, Bandung.