Identifikasi Mikroorganisme Identifikasi mikroba merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan Identifikasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase (Subandi, 2009). Pewarnaan Gram dan spora dapat dilakukan dalam uji sifat sitologi suatu bakteri. Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna dasar (Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori mudah membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol. Pewarnaan spora dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya spora pada bakteri. Spora dapat terbentuk saat kondisi tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri. Spora juga mampu mengikat warna lebih cepat dan sukar melepaskannya (Michael, 2008). Menurut Pelzar et al (2005), macam-macam pewarnaan antara lain pewarnaan sederhana yaitu dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis yang sudah di fiksasi. Pewarnaan differentsial yaitu prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagianbagian sel mikroba dari pewarnaan gram adalah teknik pewarnaan differensial digunakan untuk bakteri.
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Dan digunakan unrtuk mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan hydrogen peroksida dengan menghasilkan
enzim
katalase.
Bakteri
yang
memerlukan
oksigen
manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah
hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut :2H2O 2H2O + O2 (Pakpahan, 2013)
Michael. 2009. Microbiology 2nd Edition USA : WMC Brown Publisher.
Pakpahan, M., Ekowati, C. N., dan Handayani, K., 2013, Karakterisasi Fisiologi dan Pertumbuhan Isolat Bakteri Bacillus thuringiensis dari Tanah Naungan di Lingkungan Universitas Lampung, Seminar Nasional Sains dan Teknologi V, Universitas Lampung, Lampung. Ratna. 2011. Teknik Pewarnaan Bakteri. Gramedia. Jakarta. Subandi,U.2009. Mikrobiologi dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.