Pelayaran Sungai.doc

  • Uploaded by: Meike Intan
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pelayaran Sungai.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,593
  • Pages: 6
Pengantar Sunting Angkutan di perairan daratan belum mendapat sentuhan pemerintah yang memadai , pahahal kalau dapat dikembangkan secara lebih luas khususnya dipulau-pulau besar dapat memberikan manfaat sosial, ekonomi dan budaya yang sangat besar seperti halnya dilakukan di berbagai negara Eropah. Pemanfaatan angkutan di perairan daratan dapat dimanfaatkan untuk angkutan barang dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya, memperlancar angkutan penumpang, yang dapat juga dimanfaatkan untuk pariwisata. agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sebagai salah satu langkah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Buku ini merupakan rangkaian dari pengembangan dari buku “Karakteristik dan Operasi Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan” yang disusun oleh Herjan Kenasin, yang pernah menjadi Direktur pada Direktorat Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan. Buku yang telah diterbitkan terlebih dahulu adalah Transportasi Penyeberangan: Suatu Pengantar yang diterbitkan pada tahun 2010. Buku Pengantar Angkutan Perairan Daratan ini merupakan buku yang dapat digunakan oleh mahasiwa dan taruna di bidang transportasi maupun untuk pemerintah daerah kabupaten dan pemerintah kota dalam merencanakan dan menyelenggarakan angkutan diperairan daratan baik disungai-sungai maupun danau-danau yang banyak terdapat di Indonesia khususnya di pulaupulau besar. Apa yang ditulis dalam buku ini belumlah sempurna. Tugas kita bersamalah untuk menyempurnakannya, baik dalam bentuk koreksi dan usulan, maupun dalam bentuk buku baru yang lebih sempurna. Kepada rekan-rekan kawan dan sahabat (tidak dapat kami sebutkan satu per satu), yang telah mendorong sampai terbitnya naskah ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT memberkahi usaha kita ini. Amin.

Pelayaran Sungai dan Danau/Pendahuluan

< Pelayaran Sungai dan Danau Baca dalam bahasa lain Pantau halaman ini Sunting Pelayaran perairan daratan belum digunakan secara maksimal, pemanfaatannya masih sangat minim. Padahal peluang untuk pemanfaatannya baik untuk tujuan angkutan barang, penumpang, pariwisata masih sangat luas, sangat murah untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar seperti yang mulai dikembangkan di pulau Kalimantan dan Sumatera untuk angkutan hasil tambang dan produk pertanian.

Bus air yang beroperasi di sungai Barito Pelayaran melalui sungai dan danau adalah salah satu bentuk sistem angkutan yang digunakan untuk transportasi barang dan penumpang melalui perairan pedalaman. Sistem angkutan ini merupakan angkutan yang sudah berkembang sejak prasejarah yang kemudian berkembang menjadi sistem angkutan utama di wilayah-wilayah tertentu bahkan di wilayah yang lebih maju sistem transportasinya seperti di Eropa. Dalam pelayaran sungai berbagai macam barang diangkut dari daerah pedalaman ke pelabuhan. Sebaliknya, melalui sungai pula barang-barang dari pelabuhan diditribusikan ke daerah-daerah di pedalaman. Demikian pula terjadi didanau-danau berbagai macam barang diangkut dari dan ke kota-kota disisi lain danau. Pelayaran sungai dan danau mempunyai peran penting[1] dalam pengangkutan barang perdagangan. Hasil pertanian, peternakan/perikanan dan hasil hutan merupakan salah satu komoditas utama yang diangkut melalui pelayaran sungai. Selain itu juga hasil tambang dan hasil kerajinan penduduk.

Pelayaran Perairan Daratan Sunting

Sejarah pengangkutan sungai di Indonesia dimulai sejak waktu yang cukup lama. Sejak zaman pra sejarah manusia telah melakukan aktivitas transportasi dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pada awal mulanya perahu yang digunakan berupa rakit bambu atau batang kayu besar yang dibentuk dengan membuat lubang ditengah. Perlahan pemikiran manusia semakin maju, berbagai jenis perahu mulai tercipta. Mulai dari rakit bambu (getek), perahu lesung, sampan, sampai perahu boat yang menggunakan tenaga mesin. Pada masa modern pemerintah menggalakkan pengangkutan melalui sungai terutama di daerah pedalaman Kalimantan, Sumatera dan Papua. Sungai dijadikan sarana untuk mengantarkan kayu-kayu hasil tebangan hutan menuju tempat penampungan.

Kegiatan di dermaga sungai Kahayan Kalimantan Tengah Paskah Suzetta[2] mengatakan bahwa saat ini penyelenggaraan angkutan sungai lebih banyak dilakukan oleh masyarakat terutama di daerah yang belum tersedia prasarana jalan. Transportasi sungai memiliki keunggulan relatif murah, namun pemanfaatannya semakin berkurang terutama pada wilayah yang telah dibangun prasarana jalan dan jembatan. Banyak sungai yang dapat dimanfaatkan menjadi jaringan transportasi utama di Kalimantan, yang meliputi Sungai Kapuas, Sungai Kahayan, Sungai Barito, dan Sungai Mahakam. Di Sumatera meliputi Sungai Musi, Sungai Indragiri, dan Sungai Kampar. Sementara itu di Papua terdapat potensi sungai yang strategis, namun belum dioptimalkan penggunaannya untuk pelayanan transportasi, yakni Sungai Memberamo di bagian selatan Papua Ketiga pulau tersebut juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah, baik hasil perkebunan maupun hasil tambang. Cadangan batu bara yang cukup besar terdapat di Pulau Sumatera mencapai 27,4 miliar ton, dan di Pulau Kalimantan mencapai 30,1 miliar ton. Di samping itu, ketiga pulau tersebut juga memiliki hasil perkebunan yang cukup besar, seperti kelapa sawit dan komoditas lainnya.

Pengertian Transportasi Perairan Daratan Sunting Beberapa pengertian yang menyangkut transportasi perairan darat, sungai dan danau dalam peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut: Angkutan sungai dan danau adalah kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal yang dilakukan

di sungai, danau, waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan untuk mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan, yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan sungai dan danau (PP 82, 1999 ps 1)[3] Termasuk dalam perairan Indonesia adalah perairan daratan antara lain sungai, danau, waduk, kanal, dan terusan. (UU 17, 2008, Penjelasan Pasal 4.[4] Salah satu jenis angkutan di perairan adalah angkutan sungai dan danau (UU 17,2008, Pasal 6 huruf b.); Yang dimaksud “perairan sungai dan danau” meliputi sungai, danau, waduk, kanal, terusan, dan rawa. (UU 17, 2008, penjelasan Pasal 163 Ayat (3)) Alur dan perlintasan sebagaimana diatur dalam pasal 187 UU 17, 2008 3) Pada alur-pelayaran sungai dan danau ditetapkan kriteria klasifikasi alur. 4) Penetapan kriteria klasifikasi alur-pelayaran sungai dan danau dilakukan dengan memperhatikan saran dan pertimbangan teknis dari Menteri yang terkait. 6 Ketentuan tentang Angkutan Sungai dan Danau dalam UU 17, 2008 pasal 18 dan 19 memuat: Pasal 18 Kegiatan angkutan sungai dan danau di dalam negeri dilakukan oleh orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha dengan menggunakan kapalberbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal serta diawaki oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia. Kegiatan angkutan sungai dan danau antara Negara Republik Indonesia dan negara tetangga dilakukan berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah negara tetangga yang bersangkutan. Angkutan sungai dan danau yang dilakukan antara dua negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia dan/atau kapal berbendera negara yang bersangkutan. Kegiatan angkutan sungai dan danau disusun dan dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan intradan antarmoda yang merupakan satu kesatuan sistem transportasi nasional. Kegiatan angkutan sungai dan danau dapat dilaksanakan dengan menggunakan trayek tetap dan teratur atau trayek tidak tetap dan tidak teratur. Kegiatan angkutan sungai dan danau dilarang dilakukan di laut kecuali mendapat izin dari Syahbandar dengan tetap memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal. Pasal 19 Untuk menunjang usaha pokok dapat dilakukan kegiatan angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri. Kegiatan angkutan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha dengan izin Pemerintah. Pengelompokan Angkutan Sungai Sunting Angkutan sungai[5] dan danau bisa dikelompokkan dalam beberapa kategori sebagai berikut: Muara sungai dan bagian sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut seperti Palembang,

Banjarmasin dan beberapa daerah lain dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Dapat digunakan oleh pelayaran laut sepanjang kedalaman alur mencukupi. Cocok untuk angkutan barang curah, peti kemas. Sungai besar yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut, bisa dilayari kapal laut sepanjang dilengkapi dengan pintu/lock yang sesuai dengan ukuran kapal. Perairan lebar atau danau yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut, angkutan dengan kapal khusus sungai, tongkang selalui pintu/lock, masih bisa digunakan untuk angkutan peti kemas. Terusan/canal sempit merupakan alur pelayaran buatan digunakan untuk angkutan ukuran kecil, tidak cocok untuk peti kemas Prinsipnya semua perairan bisa dilayari sepanjang kedalaman alur dikendalikan, untuk itu di berbagai negara maju digunakan pintu/lock yang bisa mengendalikan kedalaman alur pelayaran sungai dan danau sehingga daerah yang bisa dihubungkan dengan pelayaran pedalaman menjadi lebih luas. Berdasarkan pengalaman di berbagai Negara di Eropah[6] dimana pemanfaatan alur pelayaran pedalaman di Indonesia perlu dikembangkan, untuk meningkatkan pemanfaatan angkutan pedalaman perlu diambil berbagai langkah : Meningkatkan status angkutan pedalaman pada tingkat local, dalam hal ini kabupaten/kota, pada tingkat regional, dalam hal ini propinsi dan pada tingkat nasional terutama untuk angkutan yang melalui beberapa propinsi ataupun angkutan sungai yang masuk perairan laut. Dengan demikian melakukan investasi infrastruktur angkutan pedalaman sehingga pada gilirannya akan memberikan manfaat jangka panjang dengan peningkatan perekonomian daerah yang terhubung dengan fasilitas perairan pedalaman yang bisa dilayari. Pelayaran pedalaman dapat dimanfatkan untuk berbagai tujuan, tetapi yang terpenting adalah untuk angkutan barang seperti yang banyak dilakukan di Sungai Musi di Sumatera Selatan, Sungai Barito, Sungai Kahayan, sungai Kapuas. Sungai Membrano, termasuk angkutan penumpang, kegiatan sosial dan budaya serta kegiatan olah raga air yang banyak ditemukan dikota-kota yang dialiri oleh sungai-sungai besar ataupupun arung jeram di hulu sungai yang juga banyak dikembangkan dan dimanfaatkan diberbagai Negara Eropah adalah untuk tujuan wisata air dengan cruise menelusuri sungai yang sangat diminati oleh wisatawan. Tabel 1. Manfaat alur pelayaran pedalaman[7] Tujuan Pemanfaatan Manfaat alur pelayaran Sebagai pembangkit kegiatan Sebagai katalisator pembangunan, ekonomi dan hubungan social masyarakat Meningkatkan nilai pembangunan dan peluang investasi akan meningkat Kontribusi terhadap peningkatan hubungan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Membangkitkan kegiatan ekonomi jangka panjang dan peluang kesempatan kerja Diversifikasi pembangunan di pedesaan Olahraga Merupakan tempat yang penting untuk kegiatan olahraga air Meningkatkan kesehatan masyarakat yang berolahraga Jalur olahraga antara perkotaan dengan pedesaan Daerah tepi sungai dapat dijadikan lintasan jogging dan atau bersepeda.

Pariwisata Asset pariwisata yang menarik Menciptakan hubungan antara daerah wisata yang ada dengan daerah wisata baru. Mendukung industri pariwisata Kebudayaan dan lingkungan alam Merupakan asset budaya yang telah dikembangkan masyarakat setempat, seperti misalnya Pesta Danau Toba Berkontribusi terhadap ruang terbuka Sebagai bagian habitat ikan, hewan atau tanaman tertentu. Transportasi Merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu Menciptakan pilihan rute transport pada tingkat lokal, regional maupun internasional. Merupakan prasarana transportasi air yang penting untuk pergerakan barang dan orang Dari daftar diatas jelas kelihatan bahwa banyak yang bisa dilakukan untuk pemanfaatan angkutan perairan pedalaman yang di Indonesia belum dikembangkan bahkan ada kegiatan yang belum disentuh sama sekali. Peningkatan pemanfaatan jalur perairan pedalaman akan mendorong perekonomian, kegiatan sosial dan budaya daerah yang dapat terhubungkan dengan jaringan pelayaran pedalaman.

Related Documents


More Documents from "fahrian arya"

Pelayaran Sungai.doc
October 2019 25
Jawaban Soal Uraian
October 2019 34
Laporan Kasus Intan.pptx
December 2019 30
Molahidatidosaa.docx
June 2020 12