LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEUNGSI NOMOR : 446/ Ped/ Lab/ 006/ 17/ 01 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEUNGSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Wabah atau kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilan dan tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku. Instalasi Laboratorium RSUD Cileungsi adalah laboratorium klinik kesehatan yang melayani pemeriksaan specimen klinik berupa cairan tubuh, untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, dan deteksi dini keadaan kesehatan seseorang.Instalasi Laboratorium RSUD Cileungsi merupakan unit pelaksana teknis di dalam struktur organisasi RSUD Cileungsi dan sebagai unit pelaksana teknis maka 1
Laboratorium memiliki pedoman pelayanan yang akan mengimplementasikan Kebijakan Pelayanan Laboratorium. B. TUJUAN PEDOMAN Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium dibuat agar pelayanan laboratorium memiliki acuan atau standar dalam melakukan pelayanan, sehingga tercapai standar mutu dan keselamatan pasien yang diharapkan. C. RUANG LINGKUP Laboratorium RSUD Cileungsi melaksanakan pelayanan penunjang diagnose yang dilaksanakan di Instalasi Laboratorium RSUD Cileungsi. D. LANDASAN HUKUM Penyelenggaraan pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Cileungsi sesuai dengan : 1. Undang-undang RI No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 2. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 3. Undang-undang RI No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 5. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan 6. Keputusan Bupati Bogor No. 900 / 168 / KPTS/PER-UU/2014 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi Kelas C 7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/MenKes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411/MenKes/Per/III/2010 Tentang Laboratorium Klinik 9. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 tahun 2012 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi Kelas C 10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 370/MenKes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Teknologi Laboratorium Kesehatan
2
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA Kualifikasi tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Cileungsi terdiri dari seorang Dokter Spesialis Patologi Klinik dan tenaga analis kesehatan yang berpendidikan D-III Analis Kesehatan. B. DISTRIBUSI KETENAGAAN Dalam pelayanan laboratorium perlu menyediakan sumber daya manusia yang berkompeten di bidang analis kesehatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi, keterampilan, pengalaman, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif dan efisien untuk menunjang pelayanan laboratorium. C. PENGATURAN JAGA Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan laboratorium untuk analis agar dapat melaksanakan tugas pelayanan di Instalasi Laboratorium, sehingga kegiatan pelayanan laboratorium dapat terkoordinir dengan baik. Pengatura dinas jaga di bagi 3 shift dalam 24 jam : 1. Dinas Pagi
: Pukul 07.30 – 14.00 WIB
2. Dinas Sore
: Pukul 14.00 – 20.00 WIB
3. Dinas Malam
: Pukul 20.00 – 08.00 WIB
3
BAB III STANDAR FASILITAS A. FASILITAS RUANGAN NO
RUANGAN
1.
RUANG PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2.
RUANG ADMINISTRASI
3.
RUANG TUNGGU
4.
TOILET
5.
RUANG DOKTER PATOLOGI KLINIK
6.
RUANG PETUGAS
B. FASILITAS ALAT NO
NAMA ALAT
JUMLAH VOLUME
KETERANGAN
1.
ALAT HEMATOLOGI
2
Hematologi 3 dif dan 5
UNIT
dif 2.
ALAT KIMIA DARAH
2
UNIT
3.
ALAT ANALISA GAS DARAH
2
UNIT
4.
ALAT ELEKTROLIT
2
UNIT
5.
SENTRIFUGE
3
UNIT
6.
MIKROSKOP
5
UNIT
7.
ALAT URIN AUTOMATIC
1
UNIT
8.
SAFETY CABINET
1
UNIT
4
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN Tatalaksana pelayanan laboratorium meliputi : A. PRA ANALITIK 1. Persiapan alat dan bahan untuk pengambilan sample 2. Identifikasi pasien 3. Melakukan penjelasan pada pasien cara pengambilan sample 4. Melakukan pengambilan sample B. ANALITIK 1. Melakukan sentrifus 2. Melakukan pemisahan sample 3. Melakukan running sample C. PASCA ANALITIK 1. Melakukan pencatatan hasil 2. Melakukan pengetikan hasil 3. Melakukan pelaporan hasil D. LAMPIRAN ALUR PELAYANAN LABORATORIUM
5
ALUR PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM
FORMULIR PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENDAFTARAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PASIEN DATANG
SAMPEL DITERIMA
KE LABORATORIUM
DARI RUANGAN
SAMPEL DIAMBIL
SAMPEL DITERIMA
DI LABORATORIUM
PETUGAS LABORATORIUM
SAMPEL DIPERIKSA DI LABORATORIUM
PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
6
BAB V LOGISTIK A. ALAT KESEHATAN 1. Alat Hematologi 2. Alat Kimia Darah 3. Alat Analisa Gas Darah 4. Alat Elektrolit 5. Alat Urin Analyzer 6. Sentrifuge 7. Mikroskop 8. Tabung Vacutainer 9. Rotator 10. Bad Pasien 11. Stetoscope + Tensimeter 12. Alat Gula Darah Strip 13. Torniquet 14. Safety Cabinet Biological 15. Mikropipet
B. ALAT RUMAH TANGGA 1. Dispenser 2. AC 3. Kursi Kerja 4. Telephone 5. Instrument Cabinet 6. Kasur 7. Kulkas Reagen 8. Kursi Tunggu Pasien 9. Televisi
7
BAB VI KESELAMATAN PASIEN 1. Pengertian Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal initermasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm. ( penyakit, cedera,cacat,kematian dan lain-lain )
2. Tujuan Tujuan dari system ini adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu system keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit, meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat. Menurunnya kejadian tidak diharapkan di Rumah Sakit dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan keadaan tidak diharapkan.
3. Tata laksana keselamtan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut: a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO) b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak diharapkan (KTD) d. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan 8
mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien dalam rapat kerja laboratorium yaitu : Kejadian yang
berhubungan
dengan
ketidakcocokan Indentitas
pasien Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif Kejadian pasien jatuh Kejadian yang berhubungan dengan transfusi darah Kejadian yang berhubungan dengan standar pengendalian infeksi Melakukan semua standar pengendalian infeksi Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan, standar keselamatan pasien meliputi : 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam peningkatan keselamatan pasien 6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi untuk mencapai keselamatan pasien
Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien Rumah Sakit : 1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien Rumah Sakit. 2. Menyusun program keselamatan pasien Rumah Sakit jangka pendek 1-2 tahun. 3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien Rumah Sakit 4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien bagi jajaran manajemen dan karyawan. 5. Menerapkan sistem pelaporan insiden ( peristiwa keselamatan pasien )
9
6. Menerapakan tujuh langkah menuju keselamatan pasien Rumah Sakit seperti tersebut diatas. 7. Menerapkan standar keselamatan pasien Rumah Sakit ( Seperti tersebut diatas ). 8. Program khusus keselamatan pasien Rumah Sakit 9. Mengevaluasi secara periodic pelaksanaan program keselamatan pasien Rumah Sakit dan kejadian tidak diharapkan.
10
BAB VII KESELAMATAN KERJA
PENGERTIAN Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013 Bab VIII menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen yang berasal dari manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat.Petugas harus memahami keamanan laboratorium, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO,serta mengontrol bahan/specimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan bekerja
Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan selamat
Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara efisien
TUJUAN Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya. TATA LAKSANA 1. Design Laboratorium 11
Design laboratorium harus memiliki sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi udara Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan kimia berbahaya Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menghindari panas sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran 2. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin 3. Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resiko sampai sekecil mungkin 4. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) dan sistem pembuangan limbah yang aman 2. Peralatan a. Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupa sehingga pekerja tidak terpapar aliran listrik b. Memiliki safety cabinet untuk bekerja saat pengecatan 3. Alat Pengaman Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi : sarung tangan, baju kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai pada saat melakukan tindakan diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, secret, dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu dilakukan pada saat sebelum memakai dan melepas sarung tangan. Sarung tangan harus berbeda untuk setiap pasien. Baju kerja berupa baju pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja wajib digunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian baju pelindung untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Baju kerja harus segera diganti bila terkena kotoran,darah atau cairan tubuh yang lain. Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga dapat mencegah terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah terlukanya kaki petugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh. 12
4. Monitoring Kesehatan Keadaaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas laboratorium dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Pemeriksaan foto toraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang diduga mengandung bakteri b. Pemberian imunisasi c. Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 1 tahun sekali secara rutin. 5. Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan a. Mencegah penyebaran bahan infeksi : - Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang sesuai setiap habis terpapar. - Menempatkan sisa specimen dalam wadah yang tahan bocor. b. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama bekerja: - Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah - Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan bahan infeksi saat bekerja c. Mencegah infeksi bila terjadi luka tusukan maka setiap pekerja wajib melakukan pemeriksaan laboratorium.
13
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM A.
PENGENDALIAN PRA ANALITIK
1. Pengertian Pengendalian pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium saat pelayanandimulai pada pasien berupa penerimaan pasien, pengambilan spesimen, pelabelan spesimen, penerimaan spesimen, penilaian spesimen, pengolahan spesimen hingga pengiriman spesimen dengan maksud agar spesimen benar-benar representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama lainnya. 2. Tujuan Untuk menjamin bahwa spesimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar pula. 3. Cara Pengendalian a. Menyediakan form pemeriksaan, berisi informasi : Persyaratan pasien & Jenis spesimen. b. Cara pengambilan & volume. c. Wadah Spesimen d. Pengiriman & Penyimpanan Spesimen e. Menyediakan Prosedur Operasi Baku (SOP), antara lain : SOP penanganan spesimen dansampel. f. Menyediakan pedoman-pedoman, antara lain : Pengambilan spesimen yang benar, Persyaratan spesimen dan persiapan pasien, Persyaratan sampel 4. Kegiatan Pra Analitik 4.1 Persiapan Pasien Secara Umum dan yang mempengaruhi a. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan spesimen sesuai persyaratan dengan meminta pasien berpuasa antara 8–12 jam pada jam 22.00 dan pagi hari jam 07.00 – 09.00 dilakukan pengambilan spesimen. b. Mencatat pemakaian obat-obatan sebelum spesimen diambil di laboratorium. c. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen diambil 14
d. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik dengan duduk tenangdibandingkan berdiri karena keseimbangan cairan akan terganggu. e. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. f. Merokok dan minum alkohol mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. g. Ketinggian suatu tempat (geografis) berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium. h. Demam akan menyebabkan kenaikan dan penurunan beberapa parameter pemeriksaan,waktu demam yang tepat akan dapat membantu menegakkan diagnosis. i.
Trauma dapat menyebabkan terjadi hemostasis hingga pengenceran darah.
j. Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari waktu ke waktu pada tubuh yangdipengaruhi waktu, siklus dan umur. k. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan nilai rujukan l.
Kehamilan pada wanita perlu dipertimbangkan lama kehamilan yang berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium.
B. PENGENDALIAN ANALITIK 1. Pengambilan Spesimen 2. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu : a. Bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/deterjen b. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi spesimen. c. Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel sebelumnya. d. Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan peralatan yang steril. e. Wadah spesimen harus memenuhi : Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk spesimen darah harus terbuat dari gelas. Tidak bocor atau merembes. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir. Besar wadah disesuaikan dengan volume specimen Bersih dan kering Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam specimen Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen. f. Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruhsinar matahari, maka digunakan botol coklat. 15
g. Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril. h. Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya dalam waktu tertentu. Antikoagulan digunakan untuk mencegah p embekuan darah. i.
Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi dan Imunologi karena umumnya nilai normalditetapkan pada keadaan basal.
j.
Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilanyang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen untuk pemeriksaanmenggunakan darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah siku. Spesimen daraharteri umumnya diambil dari : arteri radialis di pergelangan tangan.. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jarimanis tangan bagian tepi atau pada derah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga pada bayi. Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredarandarah seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan radang
k. Volume : Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaanlaboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa. l.
Teknik Pengambilan : Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar,agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.
3. Pemberian Identitas Spesimen Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting baikpada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,pengisian label wadah spesimen. Pada surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaanlaboratorium sebaiknya memuat secara lengkap : Tanggal permintaan Tanggal pengambilan specimen Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang, TTL) termasuk rekam medik. Identitas pengirim 16
Nomor laboratorium Diagnosis keterangan klinik. Keterangan / catatan Pemeriksaan laboratorium yang diminta. 4. Pengolahan Spesimen Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari kerusakan pada spesimen tersebut.Pengolahan spesimen berbeda-beda tergantung dari jenis spesimennya masing-masing. 1. Serum Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit, lalu disentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh. 2. Plasma Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara perlahan-lahan. Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Plasmayang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.. 3. Whole blood Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisi antikoagulan yang sesuai,lalu dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan tabung. 4. Urine Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara khusus, kecuali pemeriksaan harussegera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukanpengolahan terlebih dahulu dengan cara dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit C. PENGENDALIAN PASCA ANALITIK 1. Identifikasi hasil laboratorium dan Identifikasi pasien 2. Pencatatan dan pelaporan hasil. 3. Penyerahan lembar / form hasil laboratorium kepada pasien
17
untuk dapat melakukan haltersebut(pra analitik, analitik dan pasca analitik)dengan baik dan benar agar hasil yangdidapatkan dapat diakui kevalidannya.
D. LANGKAH MEMPERTAHANKAN MUTU 1. Mengerjakan proses/prosedur sesuai standar (SPO) yang telah ditentukan. 2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC. 3. Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk mengurangi kesalahankesalahan yang mungkin muncul. 4. Ketersediaan anggaran dana dan personil yang memadai untuk kegiatan. 5. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan staf laboratorium. 6. Adanya dukungan penuh dari pihak manajemen dalam melakukan pelayanan yang standar dan bermutu.
18
BAB IX PENUTUP Pedoman Pelayanan Laboratorium ini kami susun agar dapat digunakan sebagai acuan Instalasi Laboratorium dalam melaksanakan pelayanan laboratorium dan melakukan evaluasi dan monitoring kegiatan pelayanan laboratorium di RSUD Cileungsi. Kegiatan pelayanan laboratorium RSUD Cileungsi akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan RSUD Cileungsi dan kerjasama yang baik dari seluruh Unit kerja yang terkait di RSUD Cileungsi.
19
20