Pedoman Internal Keswa.docx

  • Uploaded by: yuni
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pedoman Internal Keswa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,113
  • Pages: 16
PEDOMAN UPAYA KESEHATAN JIWA TAHUN 2016

UPT PUSKESMAS ASTANAJAPURA Jl. KH.Wahid Hasyim Desa Mertapada Wetan Kecamatan Astanajapura Email : [email protected]

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sehat adalah keadaan sejahtera,fisik,mental dan sosial tidak sekedar terbebas dari keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi

oleh

empat

faktor

yang

saling

berinteraksi,yaitu

lingkungan,perilaku,keturunan dan pelayanan kesehatan Kesehatan

jiwa

adalah

suatu

kondisi

mental

sejahtera

yang

memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya,mampu menghadapi tekanan hidup yang wajar,mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya,dapat berperan serta dalam lingkungan hidup,menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya,merasa nyaman bersama dengan orang lain. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI dengan mengggunakan rancangan sampel dari Susenas BPS (Badan Pusat Statistik) terhadap rumah tangga, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa per 1000 anggota rumah tangga adalah sebagai berikut : -

Gangguan Mental Emosional (15 tahun atau lebih): 140/1000

-

Gangguan Mental Emosional (5-14 tahun) : 104 / 1000

Hasil Survey Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) oleh Bahar dkk, pada tahun 1995 yang dilakukan pada penduduk di 11 Kota di Indonesia,menunjukkan bahwa 185/1000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa. Prevalensi di atas 100 per 1000 anggota rumah tangga di anggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian (priority public helath problem). Gangguan jiwa dalam pandangan masyarakat masih identik dengan psikotik (“gila”) sementara kelompok gangguan jiwa yang lain lebih ringan kurang dikenal seperti ansietas,depresi dan gangguan jiwa yang tampil dalam

bentuk berbagai keluhan fisik. Kelompok gangguan jiwa inilah yang banyak ditemukan di masyarakat. Mereka ini akan datang ke pelayanan kesehatan umum dengan keluhan fisiknya,sehingga petugas kesehatan seringkali terfokus

pada

keluhan

fisik,melakukan

berbagai

pemeriksaan

dan

memberikan berbagai jenis obat untuk mengatasinya. Masalah kesehatan jiwa akan melatarbelakangi keluhan fisik tersebut seringkali terabaikan sehingga pengobatan menjadi tidak efektif Untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa tersbut dapat dilakukan upaya pencegahan baik mencegah agar tidak terjadi maupun mencegah agar tidak berkembang

menjadi

lebih

buruk.

Buku

Pedoman

Penatalaksanaan

Gangguan Jiwa di Pelayanan Kesehatan dasar (Puskesmas) ini diharapkan dapat membantu petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan jiwa sehingga kasus dan masalah kesehatan jiwa dapat dideteksi, diagnosis, diobati dan bila perlu dirujuk.

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa b. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa c. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dan petugas terkait lainnya dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan jiwa di semua tatanan pelayanan d. Mendorong terwujudnya pengembangan berbagai model pelayanan kesehatan jiwa sesuai dengan kondisi dan situasi setempat

C. SASARAN 1. Petugas kesehatan yang bekerja dalam pelayanan kesehatan jiwa masyarakat 2. Petugas non kesehatan (profesi lain) yang bekerja dalam pelayanan kesehatan jiwa 3. Pekerja yang berkontrak dengan masalah dan upaya kesehatan jiwa (misalnya: polisi,guru,tokoh masyarakat,tokoh agama dll) 4. Masyarakat peduli kesehatan jiwa dan kader kesehatan jiwa,yang bekerja atau telah dilatih dalam pekerjaan terkait pelayanan kesehatan jiwa

D. RUANG LINGKUP Masalah Kesehatan Jiwa meliputi : -

Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup yaitu masalah kesehatn jiwa yang berkaitan dengan siklus kehidupan

-

Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap potensial cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial, misalnya tawuran, kenakalan remaja, penyalahgunaan NAPZA, masalah seksual,

tindak

kekerasan,

sosial,

stres

pasca

trauma,

pegunsi/migrasi, usia lanjut yang terisolir, masalah kesehatn jiwa di tempat

kerja,

penuruna

produktifitas,

gelandangan

psikotik,

pemasungan, anak jalanan.dan lain-lain -

Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial

E. BATASAN OPERASIONAL 1. Pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan di Puskesmas memakai SP2TP yaitu suatu sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di Puskesmas yang seragam untuk seluruh Puskesmas di Indonesai 2. Diagnosa penyakit yang dipergunakan adaah seperti yang tercantum dalam formulir. Khusus untuk penggolongan diagnosis gangguan jiwa meliputi : 0801

: Gangguan psikotik

0802

: Gangguan neurotik

0803

: Retardasi Mental

0804

: Gangguan kesehatan jiwa bermula pada bayi,anak remaja dan perkembangan

0805

: penyakit jiwa lainnya

09

: Penyakit susunan saraf

0901

: Epilepsi

0912

: Penyakit dan kelainan susunan saraf lainnya

3. Yang dimaksud dengan kasus baru adalah kasus gangguan jiwa yang pertama kali berobat ke puskesmas 4. Yang dimaksud kasus lama adalah kunjungan kedua dari kasus jiwa yang belum sembuh, sedangkan kunjungan selama penderita itu tetap mengidap gangguan jiwa yang sama dihitung sebagai kunjungan kasus. Apabila penderitu itu ternyata belum sembuh dan berobat lagi pada tahun berikutnya,maka ia diperhitungkan sebagai kasus lama dan kunjungan selanjutnya disebut kunjungan kasus. 5. Seorang pasien bisa tercatat di dalam dua kasus misalnya bila pasien tersebut menderita sakit fisik disertai pula gangguan jiwa,maka pasien ini dicatat di dalam kedua diagnosis tersebut pada SP2TP.

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Dalam upaya mempersiapkan tenaga pelayanan kesehatan jiwa yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi pelayanan. Atas dasar tersebut perlu adanya

perencanaan

SDM,

yaitu

proses

mengantisipasi

dan

menyiapkan perputaran orang ke dalam dan di luar pelayanan. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Perencanaan bertujuan untuk mepertahankan dan meningkatkan kemamouan pelayanan kesehatan jiwa dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi. Adapun kualifikasi sumber daya manusia di pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas Astanajapura Tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel kualifikasi SDM Pelayanan Kesehatan Jiwa Puskesmas Astanajapura Tahun 2016

No

Nama Jabatan

Kualifikasi

1.

Perawat/Koordinator

2.

Perawat

Pelaksana

Lanjutan 3.

Perawat Pelaksana

Sumber Tenaga

B. Distribusi Ketenagaan Distribusi ketenagaan di Puskesmas Astanajapura untuk program kesehatan jiwa tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel distribusi SDM Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Astanajapura

No

Nama Jabatan

Kualifikasi

Waktu Kerja Jumlah Tenaga

1.

Perawat/Koordinator

4.

Perawat

Pelaksana

Lanjutan 5.

Perawat Pelaksana

C. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan kesehatan jiwa dilaksanakan setiap bulan baik penjaringan pada kasus gangguan mental, psikologis baik yang ada di puskesmas ataupun yang ada di masyarakat. Adapun jadwal kegiatan kesehatan jiwa di dalam gedung maupun di luar gedung yaitu : Tabel kegiatan Kesehatan jiwa di Puskesmas Astanajapura tahun 2016 No Kegiatan Pokok

Rincian Kegiatan

1

  

Di Dalam Gedung

    2

Di Luar Gedung

   

Menetapkan sasaran Menganamnesa sasaran Mensosialisasikan sasaran ke penanggung jawab daerah binaan Mencatat data dalam buku harian kunjungan rumah Rujukan kasus/masalah kepada tenaga kesehatan lain di Puskesmas Dokumen hasil kegiatan Membuat jadwal kunjungan rumah petugas Penemuan kasus gangguan jiwa Kunjungan rumah Pemberian nasehat/konseling kesehatan Dokumentasikan hasil kegiatan

BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruangan Pasien Datang

Loket Pendaftaran

Proses seleksi Kasus Prioritas

Poli Umum

Konsul Dokter

1. Konseling 2. Gangguan kesehatan mental,psikis ataupun psikologis 3. Dokumentasi laporan

Pengambilan obat

Pulang

B. Standar Fasilitas No

Nama Barang/Jenis Barang

Keadaan Barang Baik

Kurang

Jumlah

Rusak

1.

Tensi meter



1

2.

Stetoskop



1

3.

Alat Respirasi



1

4.

Buku register sasaran



1

5.

Meja Program



1

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Pelayanan kesehatan yang diberikan lebih difokuskan di pelayanan didalam gedung maupun diluar gedung.adapun sebagai berikut : 1. Pelayanan di Dalam Gedung Pelayanan didalam gedung adalah memberikan pelayanan perorangan atau individu yang ada di puskesmas khusus yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Adapun kegiatan kesehatan jiwa yang ada di dalam gedung meliputi sebagai berikut : a. Penyuluhan Kesehatan Jiwa -

Menentukan sasaran

-

Melakukan anamnesa

-

Melakukan pemeriksaan dan tindakan medis

-

Melakukan perencanaan kegiatan atau kunjungan rumah

-

Mencatat / medokumentasikan hasil kegiatan

b. Rujukan kasus-kasus gangguan kesehatan jiwa 2. Pelayanan Di Luar Gedung Kegiatan diluar gedung mengacu pada upaya promotif dan preventif serta penjaringan kasus dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka menciptakan kemandirian masyarakat,disamping dilakukan pula upaya kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan diluar gedung meliputi : a. Penyuluhan terhadap masyarakat seperti posbindu,pustu,dll b. Penjaringan kasus-kasus yang mengalami gangguan kesehatan jiwa oleh petugas kesehatan,kader kesehatan,dll c. Rujukan kasus dari luar gedung ke Puskesmas

B. Metode Penyelenggaraan kesehatan jiwa di Puskesmas dilakukan secara bertahap sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh Puskesmas. Metode yang ditetapkan sebagai berikut : 1. Pembinaan peran serta masyarakat Pembinaan pada masyarakat dilakukan untuk meningkatkan penegtahuan dan

kepedulian

masyarakat

untuk

menjalin

kerjasama

dalam

penanggulangan gangguan kesehatan jiwa. 2. Promosi Kesehatan Jiwa Yaitu pemberian informasi terus menerus kepada masyarakat tentang : -

Masalah umum kesehatan jiwa yang ada di setiap individu

-

Bahwa

masalah kesehatan

jiwa

merupakan masalah yang

bersangkutan pada penderita gangguan psikis ataupun psikologis pada setiap individu atau masyarakat -

Bahaya dan pencegahan masalah kesehatan jiwa

3. Bina Suasana Yaitu upaya penggalangan antar perorangan maupun masyarakat untuk menciptakan

suasana/mengembangkan

kerjasama

yang

mendukung

penyuluhan masalah kesehatan jiwa. Bina sasana dapat dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan atau menyampaikan laporan hasil tindakan.

C. Langkah-langkah Kegiatan Langkah-langkah dari kesehatan jiwa meliputi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Adapun langkah-langkah kesehatan jiwa adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Kegiatan Untuk melaksanakan Program Kesehatan Indera di Puskesmas perlu disiapkan yaitu : a. Sumber daya yang ada 1) Tenaga -

Dokter ,perawat dan tenaga medis lainnya

-

Lintas sektor

-

Masyarakat

2) Sarana dan Prasarana Untuk melaksanakan kegiatan diperlukan sarana dan prasarana penunjang

seperti

peralatan

medis

dan

non

medis,obat-

obatan,sarana penyuluhan dan lain-lain. Dan terutama untuk mendukung kegiatan diluar gedung puskesmas 3) Penyusunan Kegiatan Penyusunan kegiatan dilakukan seccara terpadu dengan upaya kesehatan lainnya. Rencana yang telah disusun dibuat dalam bentuk

yang

sesuai

rincian

kegiatan,tujuan,sasaran,volume

waktu,serta volume biaya untuk setiap kegiatan 2. Pelaksanaan Kegiatan a. Melakukan penyuluhan Penyuluhan disampaikan kepada staf puskesmas,lintas sektor,kader kesehatan dan masyarakat umum di wilayah kerja puskesmas. Tujuan sosialisasi agar mereka mengetahui informasi mengenai tentang upaya kesehatan jiwa yang ada di setiap individu maupun di masyarakat b. Melakuakn penjaringan kasus-kasus kesehatan jiwa oleh petugas kesehatan,kader kesehatan dan masyarakat c. Melakukan kunjungan rumah d. Mendokumentasikan hasil laporan kegiatan

BAB V LOGISTIK Ialah penetapan standar peralatan kesehatan jiwa yang meliputi : penentuan kebutuhan individu serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan jiwa yang berkualitas. Standar peralatan kesehatan jiwa terdiri dari standar alat kesehatan dan standar alat pencatatan dan pelaporan 

Standar Alat Kesehatan Terdiri dari alat pemeriksaan,alat tindakan medis,penunjang medis dan alat untuk pengobatan. Prinsip dasar dalam menentukan kebutuhan peralatan kesehatan jiwa adalah : 1. Tensi meter Dipergunakan untuk pemeriksaan tekanan darah seseorang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa baik secara klinis maupun secara biologis 2. Stetoskop Stetoskop berfungsi untuk mendengar detak jantung,suara usus,suara nafas dan lain-lainnya. Maka dari itu dengan adanya stetoskop kita dapat melihat atau mengetahui kesehatan individu yang mengalami gangguan kesehatan jiwa 3. Alat Respirasi Alat menghitung nafas apabila seseorang mengalami nafas cepat dengan kondisi seseorang baik berarti seseorang mengalami anxietas (cemas), depresi, secara otomatis seseorang tersebut mengalami gangguan kesehatan jiwa



Standar Alat Pencatatan Dan Pelaporan 1. Pencatatan Cara yang dilakukan oleh petugas kesehatan untukmencatat data yang penting mengenai pelayanan tersebut dan selanjutnya disimpan sebagai arsip di Puskesmas. Terdapat 2 macam pencatatan dalam pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas -

Kartu rawat jalan,untuk mencatat data mengenai pasien termasuk pula kartu rawat jalan di luar gedung puskesmas

-

Pencatatan harian rutin; untuk mencatat data pasien yang dikumpulkan selama sehari

2. Pelaporan Mekanisme yang digunakan oleh petugas kesehatan untuk melaporkan kegiatan pelayanan yang dilakukannya kepada instalasi yang lebih tinggi (dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) Ada 2 jenis pelaporan yang dilakukan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir yang sama tentang Data Kesakitan a. Pelaporan bulanan rutin dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

merupakan

laporan

kegiatan

pelayanan

yang

dilakukan oleh Puskesmas selama sebulan, sebagi hasil pengolahan dari kumpulan Pencatatan Harian selama 1 bulan b. Pelaporan bulanan rutin dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Pusat. Merupakan hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai hasil pelaporan bulanan rutin setiap Puskesmas di wilayahnya.

BAB VI KESELEMATAN KERJA

Program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat,dalam rangka mencatat derajat

kesehatan

jiwa

masyarakat

yang

optimal

melalui

kegiatan

pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa,pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa pada perorangan di puskesmas maupun di masyarakat dapat dilakukan secara maksimal sehingga tidak terjadi yang diinginkan

BAB VII PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kesehatan jiwa ini disusun dengan tujuan untuk mempermudah pelaksanaan program kesehatan jiwa. Buku ini merupakan penjabaran dari pedoman pembinaan dan pengembangan kesehatan jiwa. Dengan adanya pedoman pelaksanaan kesehatan jiwa di puskesmas ataupun di masyarakat. Diharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan tertib,baik dan benar sehingga meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan jiwa yang optimal

Related Documents


More Documents from "Eta Endah Astuti"