BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan undang undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskkriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Maka upaya pengendalian penyakit menular terutama penyakit pneumonia sangat di perlukan dalam rangka untuk menurunkan penyebaran penyakit lebih lanjut, menemukan kasus baru dan juga meningkatkan cakupan serta tercapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi . Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pneumonia merupakan penyebab kematian balita kedua setelah diare yaitu 23.8 % ( Berdasarkan survei Riskesdes 2013).Sedangkan WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 29% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan. Kematian Balita karena pneumonia secara nasional diperkirakan 6 per 1000 balita pertahun atau lebih dari dua juta anak setiap tahunnya. GAPPD (WHO, UNICEF). ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/ lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya ( sinus, rongga telinga, pleura), sedangkan pneumonia adalah infeki akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Dari permasalahan tersebut, maka perlu diadakan pelacakan untuk menemukan kasus pneumonia agar kematian balita akibat penyakit Pneumonia dapat dicegah. B. Tujuan Pedoman Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah sebagai acuan bagi seluruh aktifitas upaya kesehatan masyarakat khususnya program P2P ISPA yang dilaksanakan di Puskesmas Karang Tengah, sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat meningkatkan cakupan program P2P ISPA
C. Sasaran Pedoman Sasaran pedoman program P2P ISPA adalah penanggung jawab program P2P ISPA , semua unit pelayanan kesehatan serta petugas kesehatan di jaringan pelayanan Puskesmas Karang Tengah.
D. Ruang Lingkup Pedoman Ruang lingkup pedoman meliputi (yg terlibat di program) 1. Penanggung jawab P2P ISPA 2. Nakes di semua unit pelayanan Puskesmas Karang Tengah 3. Nakes di semua jaringan pelayanan Puskesmas Karang Tengah E. Batasan Operasional 1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura). 2. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran bernapas seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), atau gambaran radiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru akut. Demam bukan merupakan gejala yang spesifik pada Balita.Dalam penatalaksanaan pengendalian ISPA semua bentuk pneumonia seperti bronkopneumonia, bronkiolitis disebut “pneumonia” saja. 3. Care seeking Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga balita pneumonia dalam pencarian pelayanan kesehatan.Kegiatan ini dapat dipadukan dengan tindak lanjut atau pelacakan penderita pneumonia yang tidak kontrol ulang setelah dua hari pengobatan. Pada saat kunjungan ke rumah penderita diharapkan petugas kesehatan/ISPA dapat melaksanakan penyuluhan tentang pneumonia kepada keluarga penderita dan sekitarnya.
F.
Landasan Hukum Yang Menjadi dasar Pedoman pelaksanaan program P2P ISPA di Puskesmas Karang
Tengah adalah : 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 3. Buku Standart Puskesmas Tahun 2013 4. Buku Pedoman Penatalaksanaan ISPA Tahun 2010
BAB II
JADWAL KEGIATAN
Pengaturan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan dengan persetujuan kepala puskesmas. 1. Jadwal kegiatan upaya kesehatan masyarakat program P2P ISPA dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal. 2. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan masyarakat program P2P ISPA di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Karang Tengah
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas 1. Fasilitas & Sarana Dalam pelaksanaan kegiatan, dibutuhkan beberapa sarana atau fasilitas bagi menunjang keterlaksanaanya kegiatan program P2P ISPA. Beberapa sarana atau fasilitas penunjang yang dapat membantu tugas program P2P ISPA yaitu : a. Alat Transportasi Kendaraan berfungsi untuk menunjang kegiatan P2P ISPA menuju lokasi kejadian. b. Alat Komunikasi Alat komunikasi berperan penting dalam menunjang komunikasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan P2P ISPA . c. Alat pemeriksaan medis. Untuk melakukan pemeriksaan penderita ispa dan pneumonia (ari timer, stetoskop). d. Alat Pencatatan dan Pelaporan 1. Laptop atau computer dapat digunakan sebagai sarana mencatat laporan dan mengirimkan laporan. 2. Form MTBS, form careseeking, register ISPA.
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup kegiatan Penemuan penderita Pneumonia balita
B. Metode kegiatan Metode kegiatan program P2P ISPA adalah: a. Penemuan/ deteksi dini kasus ispa dan pneumonia balita Mendeteksi dini balita yang mengalami penyakit ISPA dan pneumonia dengan cara menggunakan ARI time untuk menghitung napas Berdasarkan P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut : 1. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke dalam (chest indrawing) pada saat bernafas 2. Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat 3. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa nafas cepat. Rinofaringitis, faringitis, dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia. b. Care Seeking Kunjungan Rumah terhadap pasien yang menderita pneumonia dan diulang 3 hari kemudian
C. Langkah kegiatan a. Perencanaan (P1) Penanggung jawab ISPA Pneumonia merencanakan kegiatan deteksi dini ISPA Pneumonia dan care seeking b. Penggerakan pelaksanaan (P2) Pada kegiatan P-2 petugas melakukan: Membuat jadwal kegiatan Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan dilaksanakan Melaksanakan kegiatan
c. pengawasan pengendalian penilaian (P3) petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan petugas mengevaluasi kegiatan
BAB V KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM DAN KESELAMATAN KERJA
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan UKM. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
KESELAMATAN KERJA Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan UKM yang akan dilaksanakan
BAB VI PENGENDALIAN MUTU Kinerja pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat
dimonitor dan dievaluasi
dengan
menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metoda yang digunakan 4. Tercapainya indikator kinerja UKM Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB VII PENUTUP
Demikian pedoman program P2P ISPA ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam melaksanakan program P2P ISPA, sehingga dalam pelaksanaanya nanti kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah. Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program P2P ISPA dengan baik dan profesional sehingga mendapat hasil yang lebih baik sehingga dapat memberikan apresiasi baik yang bersifat positif .
PEDOMAN INTERNAL PROGRAM P2P ISPA
PUSKESMAS KARANG TENGAH