DEFANI RIZKI KARTIKA PUTRI 1504573 MASALAH SISWA DI SEKOLAH SERTA PENDEKATAN – PENDEKATAN UMUM DALAM BK (STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING) Masalah yang dihadapi siswa di sekolah beraneka ragam, diantaranya sebagai berikut: A.
Masalah Perkembangan Individu
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang seyogianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. B.
Masalah Perbedaan Individu
Di sekolah sering kali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya ada siswa yang sangat cepat dan ada yang sangat lambat belajar. Ada yang menonjol dalam kecerdasan tertentu tapi kurang cerdas pada bidang yang lain.Kenyataan ini akan membawa konsekuensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar,alat alat pelajaran, pelayanan lainnya. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan dengan tuntutan dalam lingkungannya C.
Masalah Kebutuhan Individu
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya. D.
Masalah Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental
E.
Masalah belajar
(Arif, 2012) Salah satu strategi beimbingan dan konseling yang perlu dimiliki oleh para pelajar dan mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinannya adalah strategi pengendalian diri. Strategi pengendalian diri ini akan membekali para pelajar dan mahasiswa dalam menghadapi berbagai godaan yang akan menghancurkan dirinya dan masyarakatnya. Berikut ini adalah strategi pengendalian diri : 1. Ingat terus pada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mengatur diri kita; 2. Berfikir terlebih dahulu dengan menggunakan akal yang jernih keuntungan dan kerugian bagi diri kita sebelum melakukan sesuatu; 3. Bertanya pada hati nurani kita yang paling dalam kebaikan dan keburukan yang akan ditimbulkan dari perbuatan kita; 4. Bersabar apabila kita terkena musibah; 5. Kita bersabar dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahkan Tuhan; 6. Kita bersabar dalam menghindari sesuatu yang dilarang Tuhan; 7. Kita bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan; 8. Kita empati pada orang lain
(Nurihsan, 2005 : 68-71) Agar kita dapat mengendalikan diri kita ke arah yang lebih baik sehingga potensi kita dapat berkembang seoptimal mungkin, maka terlebih dahulu perlu mengenal dan memahami potensi diri. (Nurihsan, 2005 : 73) Bentuk-bentuk permasalahan yang sering dihadapi siswa diantaranya adalah ; a. Prestasi belajar rendah b. Kurang berminat pada bidang study tertentu c. Bentrok dengan guru d. Melanggar tata tertib e. Membolos f. Terlambat masuk sekolah g. Pendiam h. Kesulitan alat pelajaran i. Bertengkar j. Sukar menyesuaikan diri k. Pemalu, takut, canggung, kaku, gugup l. Menyendiri, kurang bergaul Faktor penyebab timbulnya permasalahan : 1. Faktor kepribadian 2. Faktor Keluarga 3. Faktor Lingkungan Sekolah 4. Faktor Masyarakat Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi siswa bermasalah 1. Upaya preventif Tindakan untuk melakukan pencegahan dimana sasarannya adalah mengembalikan sebabsebab yang dapat menimbulkan permasalahan siswa yang tidak terlepas dari faktor lingkungan dimana ia tinggal. 2. Upaya represif Tindakan menghalangi timbulnya peristiwa permasalahan siswa. Tindakan represif di sekolah biasanya dilakukan dalam bentuk peringatan baik secara lisan maupun tertulis. 3. Upaya kuratif Upaya kuratif disebut juga upaya korektif, yaitu usaha untuk merubah permasalahan yang terjadi dengan cara memberikan pendidikan dan pengarahan kepada mereka ( merubah keadaan salah kepada keadaan benar) ( Handayani, 2009 : 15-20) Salah satu upaya di bidang pendidikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui strategi konseling. Tahap awal konseling : 1. Membangun hubungan konseling traumatik yang melibatkan klien yang mengalami trauma. Pada tahap ini konselor berusaha untuk membangun hubungan dengan cara melibatkan klien dan berdiskusi dengan klien.
2. Memperjelas dan mendefinisikan masalah trauma. 3. Membuat penjajakan alternative bantuan untuk mengatasi masalah trauma 4. Menegosiasikan kontrak. Kontrak konselor dengan klien mengenai waktu,tempat, tugas dan tanggung jawab klien, tujuan konseling dan kerja sama lainnya. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja) 1. Penjelajahan trauma yang dialami klien 2. Bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang trauma klien. Tahap Akhir Konseling 1. Terjadinya transfer of learning pada diri klien 2. Melaksanakan perubahan perilaku klien agar mampu mengatasi masalahnya 3. Mengakhiri hubungan konseling (Nurihsan , 2005 : 87-90) IMPLIKASI Dengan mempelajari hal ini, diharapkan guru-guru dapat mengenal kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh siswa, masalah apa yang dialami siswa, dan pendekatan apa yang cocok untuk diberikan pada siswa tersebut. Untuk guru mata pelajaran khususnya, dapat mengaplikasikan pendekatan preventif yaitu melakukan pencegahan sebelum terjadinya masalah. Dapat diaplikasikan dengan cara mengubah sistem pengajaran agar proses belajar mengajar lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor timbulnya masalah-masalah yang dialami siswa. Jika lingkungan belajarnya menyenangkan, mungkin akan mencegah terjadinya masalah. Masalah siswa yang lainnya seperti masalah penyesuaian diri, kesehatan mental, perkembangan individu, dll, dapat diatasi oleh guru Bimbingan dan Konseling khususnya Konselor atau ahli psikologi.
DAFTAR PUSTAKA Nurihsan, Achmad Juntika.2005.Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Refika Aditama Suryana, Asep dan Suryadi. 2012. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal Yusuf L. N., Syamsu. 2014. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press