‘’ Bijaksana’’ Dosen: Dr. Ing. H. Agus Sofwan, M.eng.sc

  • Uploaded by: Aryati
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View ‘’ Bijaksana’’ Dosen: Dr. Ing. H. Agus Sofwan, M.eng.sc as PDF for free.

More details

  • Words: 907
  • Pages: 15
‘’ Bijaksana’’ Dosen : Dr. Ing. H. Agus Sofwan, M.Eng.Sc.

Nama Kelompok • Liza Cahyani 15330008 • Yuli Astriningsih 15330030 • Achmad Haris Fattan Musani • Winner Paladan Sombolayuk • Andre Wynalda 15330088 • Nurmala Ambarsari 15330105 • Muhammad Rifa’i

15330052 15330083

Definisi Bijaksana • Dalam bahasa Inggris terjemahan dari kata bijaksana adalah wise. Jika dilihat dalam Thesaurus, wise dapat berarti judicious. Kata bijaksana tersebut juga didefinisikan sebagai selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya) dan bisa berarti pandai dan hati-hati (cermat, teliti) apabila menghadapi kesulitan.

Kriteria Kebijaksanaan Kriteria tersebut dapat dibagi menjadi dua

kriteria dasar dan tiga metakriteria. Dua kriteria dasar, yaitu kriteria yang wajib dimiliki individu untuk menjadi seorang ahli di bidang apapun, meliputi: • Memiliki banyak pengetahuan umum (rich factual knowledge), yang meliputi: pengetahuan tentang sifat dasar manusia, perkembangan sepanjang kehidupan

• Memiliki banyak pengetahuan praktis (rich procedural knowledge), yang meliputi kemampuan untuk menerapkan pengetahuan faktual ke dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hidup, seperti cara menangani konflik kehidupan.

Tiga kriteria berikutnya disebut metakriteria karena merupakan kriteria khusus yang harus dimiliki untuk menjadi bijaksana. Adapun ketiga metakriteria tersebut adalah: 1. Memahami konteks rentang kehidupan manusia (lifespan contextualism), yang meliputi pengetahuan tentang tahapan perkembangan manusia dan berbagai tema-tema kehidupan .

2. Relativisme atau toleransi nilai (value relativism/tolerance). Kebijaksanaan membuat manusia menyadari bahwa setiap orang atau budaya menganut nilai-nilai yang berbeda dari yang dianut dirinya dan mampu menghormati perbedaan tersebut. 3. Menyadari serta mampu mengelola ketidakpastian (awareness/management of uncertainty).

Tokoh yang dapat di jadikan panutan karena kebijaksanaannya Umar bin Abdul Aziz

Lahir di Halwan, Mesir 63 H/682 M

Istri : Fathimah

Nama lengkap : Abu Hafsh Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin As bin Umaiyah bin Abd Syams Gelar : Umar II dan Al-Hafizh

Ayah : Abdul al-Aziz bin Marwan

Ibu : Laila Ummi Ashim binti Ashim bin Umar bin Khattab

Meninggal : Juli 720 M

Silsilah • Moyangnya adalah Khalifah Umar bin al-Khattab. Memiliki anak yang bernama Ashim bin Umar dan menikahkannya dengan seorang perempuan muda dari Bani Hilal yang cerdas, berakhlak luhur dan sangat setia. Dari perkawinan Ashim bin Umar dengan perempuan muda tersebut, mereka dikarunia anak perempuan dan diberi nama Laila Ummi Ashim binti Ashim bin Umar bin Khattab atau Ummu Ashim. • Abdul al-Aziz bin Marwan, seorang gubernur Mesir dan adik dari Khalifah Abdul al-Malik ini adalah seorang keturunan Bani Umayyah • Ketika ingin menikah, Abdul al-Aziz bin Marwan tidak sembarangan memilih wanita yang akan dijadikan teman hidupnya. Ia hanya memilih wanita dari keturunan yang baik-baik, Ummu Ashim, cucu dari Umar bin al-Khattab. Dari hasil perkawinan tersebut Ummu Ashim dan Abdul al-Aziz bin Marwan dikarunia 4 orang anak lakilaki, yakni Abu Bakar, Umar bin Abdul Aziz, Muhammad dan Ashim

Riwayat Kecil • Umar tumbuh menjadi seorang remaja yang sehat rohani dan jasmani. Kulit putih, wajah lembut dan gagah. Badannya subur dan posturnya sedang-sedang saja. Beliau suka memakai parfum yang sangat harum. Dimanapun, beliau menjadi pusat perhatian. Disamping itu, Umar bin Abdul Aziz juga gemar berdandan. • Dua keturunan terhormat ia sandang, yakni dari pemuka penduduk Madinah dan para penguasa Damaskus.

Riwayat pendidikan • Abdul al-Aziz bin Marwan mengirimkan Umar bin Abdul Aziz

kepada seorang ulama paling besar di Madinah, yaitu Shaleh bin Kisan. Umar menekuni hapalan Al-Qur’an sampai tamat dan juga mempelajari tentang akhlak dan hadist dari Shaleh bin Kisan. • Setelah selesai menghapalkan Al-Qur’an dengan sempurna beliau pun meriwayatkan hadist dari para sahabat dan para tabi’in terkemuka, seperti Abdullah bin Ja’far, Anas bin Malik, Abu Bakar bin Abdurrahman, Ubaidillah bin Utbah bin Mas’ud dan lainnya. • Pengetahuannya tentang seluk beluk hadist sudah cukup luas.Bahkan beliau sudah mencapai tingkat ijtihad dan mendapatkan gelar Al-Hafizh.

Menjadi Gubernur • Umar Bin Abdul Aziz ditunjuk sebagai Gubernur Madinah bulan Rabi’ul Awwal tahun 87 H/706 M oleh Khalifah al-Walid bin Abdul Malik atau al-Walid I (Khalifah ke 6, memerintah tahun 86 H/705 M sampai 97 H/715 M) untuk menggantikan Hisyam bin Ismail alMakhzumi • dia membentuk sebuah dewan penasihat yang terdiri atas 10 ulama terkemuka dan terhormat di Madinah • Tidak seperti gubernur otokratis lainnya, beliau melaksanakan pemerintahannya dengan berkonsultasi kepada mereka. Beliau memberi mereka wewenang untuk mengawasi pemerintahannya. Mereka mendiskusikan berbagai macam masalah yang berkaitan dengan masalah agama, urusan rakyat dan pemerintah

• Umar juga mempersatukan pandangan antara umara (penguasa) dengan ulama dalam menyelesaikan masalah • Beliau memperluas jalan-jalan baru dan memperbaiki jalan-jalan lama menuju Madinah. Selain itu, wilayah kekuasaannya meluas hingga beliau menjadi wali negeri Hijaz • Beliau juga merenovasi Masjid Nabawi atas perintah al-Walid I untuk diganti dengan bangunan baru yang lebih indah. • Umar juga mengadakan gerakkan pembangunan di setiap penjuru Hijaz, membuat sumur-sumur serta mengembalikan harta rakyat kepada fungsi dan kedudukannya yang benar. Beliau juga membuka pintu-pintu kota untuk rakyat yang mengungsi karena kedzaliman para umara yang tidak manusiawi serta beliau juga melindungi mereka.

Contoh kebijaksanaan dalam diri beliau • Dalam bidang agama dan pengetahuan. Beliau menghidupkan ajaran Al Quran dan Sunah Rasulullah SAW seperti pada zaman moyangnya, Umar bin al-Khattab. Tujuannya adalah guna mengembalikan kemuliaan agama dalam berbagai aspek kehidupan dan menggunakannya untuk mewarnai kehidupan bermasyarakat. • Dibidang sosial politik, Umar menerapkan prinsip politik yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. •Kebijaksanaan lainnya dibidang sosial adalah menghapus kebiasaan rakyat yang mencela nama Ali bin Abi Thalib dan keturunannya dalam tiap Khutbah jumat • Dalam bidang militer, Umar tidak menaruh perhatian untuk membangun angkatan yang tangguh dan royal, sehingga masa pemerintahannya sepi dari aksi-aksi militer • Dalam bidang ekonomi, beliau membuat berbagai kebijaksanaan yang melindungi kepentingan rakyat dan

Related Documents

Resus Dr Agus Tb.docx
November 2019 18
Resus Dr Agus Df.docx
June 2020 9
Agus
July 2020 43
Agus
June 2020 48

More Documents from ""

December 2019 1
Anfar.docx
December 2019 1
Indo Fix.docx
December 2019 8