Parkinson & Tarsal Tunnel Syndrom.docx

  • Uploaded by: Nurul Muchlisa Husen Yahya
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Parkinson & Tarsal Tunnel Syndrom.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,512
  • Pages: 12
MAKALAH Patologi Khusus (Neuromuscular) “TINJAUAN KASUS DAN MODEL ICF PADA KASUS PARKINSON DAN TARSAL TUNNEL SYNDROM”

Disusun Oleh :

Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Fisioterapi 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Patologi Khusus (Neuromuscular). Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini. Penulis akui makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Makassar, September 2018

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar ...................................................................................................................... Daftar Isi................................................................................................................................ Bab I Tinjauan Kasus ............................................................................................................ 1. Parkinson ........................................................................................................................... 2. Tarsal Tunnel Syndrom ..................................................................................................... Bab II Model ICF .................................................................................................................. 1. Parkinson ........................................................................................................................... 2. Tarsal Tunnel Syndrom .....................................................................................................

BAB I TINJAUAN KASUS 1. PARKINSON Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Penyakit Parkinson adalah gangguan otak degeneratif yang paling banyak ditemukan kedua, setelah penyakit Alzheimer. Parkinson lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Paling sering, gejala dimulai ketika orang di sekitar usia 60 tahun. Gejala khas dari penyakit parkinson termasuk kekakuan (rigiditas), gemetar (tremor), gerakan yang lambat /pelan, dan gangguan keseimbangan. Oleh karena gejala-gejala tersebut, penderita parkinson beresiko jatuh dan terjadi patah tulang . Penyakit Parkinson dalah gangguan susunan saraf pusat dengan topis lesi pada ganglion, terutama Nucleus caudatus dan Putamen ( yang mensekresi Dufamin dari Substansia nigra dan Globus palidus ). Dufamin berfungsi sebagai kontrol ( mengendalikan ) Kortex dan Thalamus. Kerusakan Substansia nigra dan Globus palidus tidak akan mensekresi Dufamin, sehingga informasi yang berlebihan tidak dapat dihambat oleh Dufamin. Selain itu Dopamine menjadi mediator yang dibutuhkan otak untuk mengatur dan mengkoordinasi kapan dan jenis gerakan yang harus dilaksanakan oleh otot. Normalnya, dopamine dihasilkan oleh sel-sel saraf tertentu di otak, bila sel saraf tersebut rusak sehingga produksi

dopamine

berkurang

maka

kemampuan

otak

mengatur

dan

mengkoordinasi gerakan akan terganggu dengan risiko timbul gerakan yang abnormal.

a) Penyebab Parkinson Penyebab dari Parkinson ialah diopatik berupa degenerasi, infeksi, sklerosis, serangan stroke dan trauma. Salah satu penderita Parkinson ialah mantan petinju nomor satu dunia, ialah Muhammad Ali. Ia menderita Parkinson yang disebabkan oleh trauma kepala. Memang selama jadi petinju, ia hampir selalu mendapatkan trauma kepala berupa pukulan. Pukulan-pukulan di kepala inilah

yang

menjadi

penyebab

ia

menderita

Parkinson.

Faktor yang diduga berperan terjadinya penyakit Parkinson ialah : 1. Usia, penyakit Parkinson umumnya terjadi ada usia 50 – 70 tahun, dengan bertambahnya usia kemungkinan terkena penyakit Parkinson makin besar. 2. Jenis kelamin. Laki-laki lebih berisiko daripada wanita 3. Merokok 4. Pekerjaan, khususnya petani karena risiko terpapar pestisida/herbisida lebih besar

b) Ciri-ciri / gejala-gejala Parkinson Gejala penyakit parkinson bisa sangat ringan pada awalnya. Gejala awal yang umum adalah tremor di satu tangan, terutama saat sedang beristirahat. Ini mungkin terlihat seperti memilin pil antara ibu jari dan telunjuk. Tremor juga bisa terjadi di kaki atau rahang saat beristirahat. Tanda-tanda lain dari penyakit parkinson adalah: 1. Tremor, yaitu bergetar terus menerus. Dimulai dari ujung jari tangan dan terus menjalar. Tremor bisa terjadi saat beraktivitas atau bahkan ada yang terjadi walau sedang istirahat atau diam. 2. Bradikinesia, yaitu gerakan yang berlebihan. 3. Rigiditas, yaitu gerakan terlihat kaku yang disebabkan oleh tonus otot yang meningkat. 4. Postur atau sikap tubuh yang karakteristik :

(1) tubuh condong ke depan, (2) bahu abduksi, (3) siku fleksi 90˚, (4) pergelangan tangan ekstensi, (5) HIP dan lutut semifleksi. 5. Ekspresi wajah khas, tak ada ekspresi seperti topeng : (1) pandangan terlihat kososng, (2) blinking : reflek kedip mata menurun, (3) seperti mengagumi sesuatu. 6. Gaya bicara juga karakteristik : suaranya monoton dan melengking, hal ini disebabkan oleh pita suara yang kaku. 7. Kelemahan otot-otot secara general, sehingga daya tahan tubuh kurang baik. 8. Gangguan sensoris berupa : (1) sakit kepala, (2) kram, (3) terjadi aktivasi kelenjar Sudorivera, sehingga keringat berlebih. 9. Kekakuan pada otot yang menyebabkan rasa tidak nyaman di leher,batang tuibuh,atau bahu. c) Gejala-gejala lainnya:  Kesulitan memperhatikan tugas untuk jangka waktu yang panjang atau membagi perhatian lebih dari satu tugas.  Kelelahan  Kurangnya motivasi  Depresi Untuk kondisi Parkinson orang amerika membaginya dalam empat stadium, yaitu : 1. Stadium I : sedikit unilateral mengalami gangguan keseimbangan dan perasa, tetapi seluruh ADL setiap hari dapat di lakukan dengan baik. 2. Stadium II : bilateral gangguan keseimbangan dan perasa terutama pada badan sehingga mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari terutama dalam menyelesaikan aktivitas tersebut masih dapat dilakukan. 3. Stadium III ; semua gejala Parkinson muncul, sehingga pasien mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari terutama dalam berjalan. 4. Stadium IV : pasien tidak bisa lagi berjalan namun masih dapat duduk dan berdiri sehinggga semua 5. semua ADL harus di bantu. 6. Stadium V : Pasien tinggal tidur di tempat tidur.

2. TARSAL TUNNEL SYNDROM a. Pengertian Tarsal tunnel syndrom merupakan sebuah keadaan yang disebabkan karena adanya kompressi pada nervus tibialis atau yang berhubungan dengan percabangannya yang melewati bagian bawah dari fleksor retinaculum pada pergelangan kaki atau bagian distalnya. Tarsal tunnel syndrom dapat disamakan dengan carpal tunnel syndrom yaitu yang terjadi pada pergelangan tangan. Pada tahun 1962, Keck dan Lam pertama kali mendiskripsikan syndrom ini dan terapinya. Tarsal tunnel syndrom disebabkan oleh beraneka segi kompressi yang menimbulkan neuropati dengan bermanifestasi sebagai rasa nyeri dan parasthesi yang meluas dari bagian distal dalam pergelangan kaki dan terkadang sampai dengan bagian proksimal. Tarsal tunnel ( terowongan tarsal ) mengacu pada saluran yang terbentuk antara maleolus medialis ( tulang pergelangan kaki yang menonjol) dan fleksor retinakulum ( pita ligamen yang menonjol di kaki). Di dalam terowongan ini terdapat saraf, arteri dan tendon yang menyuplai gerakan dan fleksibilitas kaki. Saraf tibialis adalah perpanjangan dari saraf sciata yang memanjang ke bawah dan pada bagian belakang paha. Saraf tibialis memanjang dibagian dalam tulang kering dan kemudian terbagi di kaki untuk menyuplai sensasi dan gerakan otot di sepanjang bagian bawah dan aspek dalam kaki.Tarsal tunnel syndrom adalah ruang sempit yang terletak didalam bagian pergelangan kaki sebelah tulang pergelangan kaki. Terowongan ditutupi dengan ligamen tebal ( fleksor reticulum yang melindungi dan memelihari struktur yang terkandung dalam terowongan – arteri, vena, tendon, dan saraf). Salah satu struktur ini adalah saraf tibialis posterior yang merupakan fokus dari syndrom terowongan tarsal.

b. Etiologi Beberapa faktor berhubungan dengan terjadinya tarsal tunnel neurophaty soft tissue masses dapat menimbulkan kompression neurophaty dari bagian saraf tibialis posterior. Contoh termasuk lipoma, tendon sheath gangglia, neoplasma pada tarsal canal, nerve sheath dan nerve tumor, dan vena varicose. Tulang yang menonjol dan eksotoses dapat pula menimbulakan gangguan. Sebuah penelitian dari Danniel dan dkk menunjukkan adanya deformitas dari valgus pada rearfoot yang menghasilakn neurophaty yang meningkatkan tensil load pada saraf tibial. Penyebab penenkan pada saraf tibialis posterior antara lain :  Tumit kaki yang miring keluar pada organ dengan kaki datar dapat meningkatkan risiko terjadinya tarsal tunnel syndrom karena dapat meregangkan dan menekan saraf.  Struktur yang membesar atau tidak normal yang memenuhi ruang dalam terowongan dapat menekan saraf . Misalnya vena verikosa, kista ganglion, tendon yang membengkak atau spur tulang artritik.

 Cedera, misalnya pergelangan kaki terkilir, dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan di dalam atau di dekat terowongan yang menyebabkan tejadi kompresi saraf.  Penyakit sistemik, misalnya diabetes atau artritis, dapat menyebabkan pembengkakan yang dapat menekan saraf saraf.  Tenosynovitis.  Penggabungan talonavikular ( penggabungan dua tulang tarsal) c. Gejala Gejala dari tarsal tunnel syndrom bervariasi dari masing- masing individu, tetapi dari klinis umumnya : gangguan sensorik yang bervariasi dari mulai saraf pain sampai hilangnya sensasi , gangguan motorik yang resultat atrofi dari intrinsic musculature, abnormality ( Contoh overpronation dan pincang karena nyeri dengan weight bering). Deformitas dari hindfoot valgus berpotensi ke dalam gejala dari tarsal tunnel syndrom karena deformitas tersebut dapat meningkatkan tension menjadi peningkatan dari efersion dan dorsiflexion. Gejala utama adalah nyeri, gejala berikut ini juga dapat dialami penderita tarsal tunnel syndrom :  Rasa kesemutan atau nyeri seperti tertusuk disepanjang aspek dalam pergelangan kaki  Nyeri yang muncul setelah terlalu lama berjalan atau berdiri  Sensasi seperti terbakar yang di rasakan pada malam hari  Kelemahan pada otot yang menekuk dan merentangkan jari-jari kaki.

BAB II MODEL ICF 1. PARKINSON  Impairment ( Body stucture and function ) 

Rigid



Kyposis



Tremor



Kehilangan ekspresi wajah



Gangguan pola gerak

 Activity limitation 

Sulit memegang sesuatu , seperti cangkir, sendok



Lambat dalam melakukan gerakan



Gangguan keseimbangan



Gangguan ADL

 Participation restriction 

Gangguan interaksi sosial

 Enviromental factor 

Sulit melakukan pekerjaan dengan menggunakan tangan dan lengan

 Personal factor 

Faktor keturunan.



Ada kemauan untuk sembuh.

2. TASRAL TUNNEL SYNDROM  Impairment ( Body stucture and function ) 

Kelemahan otot



Nyeri



Mati rasa



Peradangan



Gangguan keseimbangan

 Activity limitation 

Merasakan sakit pada saat bergerak



Gangguan ADL berjalan

 Participation restriction 

Kesulitan melakukan rekreasi



Tidak mampu bekerja dengan baik

 Enviroment factor 

Pasien menarik diri dari lingkungan

 Personal factor  

Keinginan untuk sembuh Dapat dukungan dari keluarga

Related Documents

Parkinson
November 2019 20
Parkinson
June 2020 14
Boala Parkinson
May 2020 13
Parkinson Neuro
May 2020 10

More Documents from "mihaeladora"