PERAN FISIOTERAPI DALAM PENINGKATAN PRESTASI OLEH MUSTARI GANI DARWIS DURAHIM
INTRODUKSI Menghadapi era globalisasi fisioterapi harus terus berkembang baik dalam IPTEK maupun dalam cakupan pelayanannya. Dibidang olahraga, fisioterapi mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya penyuluhan dan pencegahan serta upaya penyembuhan dan pemulihan cidera olahraga. Dalam perkembangan IPTEK, fisioterapi berperan juga dalam meningkatkan prestasi atlit.
Dewasa ini, masih banyak fisioterapi yang menangani kasus cidera olahraga saja namun belum tahu dan mau untuk berperan dalam peningkatan prestasi. Perlu ditekankan bahwa seorang fisioterapi olahraga bukanlah hanya sekedar fisioterapis yang menangani cidera olahraga saja, tetapi bagaimana atlit dapat kembali berprestasi atau dapat terus berprestasi dengan atau tanpa cidera.
Bila seorang atlit juara dunia mengalami cidera dan ditangani oleh fisioterapis, namun setelah sembuh si atlit tidak dapat menjadi juara dunia lagi maka fisioterapis tersebut dikatakan tidak berhasil.
Untuk berperan dalam peningkatan prestasi, fisioterapi harus menyenangi olahraga tersebut dan memiliki pemahaman tentang olahraga tersebut dari aspek gerak & fungsi sampai pada karakter atlit tersebut.
Contoh Olahraga Sepak bola Olahraga ini dominan terjadi gerakan lari, menendang, mendribble bola dan mentackle. Vertikal jump sangat dibutuhkan untuk kemampuan heading. Gerakan lari dalam pola yang random sehingga sangat dibutuhkan agility yang tinggi.
Untuk mampu berlari dan menendang sepanjang babak sangat dibutuhkan daya tahan otot dan tubuh yang tinggi.
Untuk menendang dan mendribble bola dengan baik sangat dibutuhkan stabilitas sendi yang tinggi, serta strength dan power otot. Untuk dapat melakukan shooting dengan baik sangat dibutuhkan power dan reaction time yang tinggi. Untuk dapat menendang, mentackle dan heading dengan baik sangat dibutuhkan fleksibilitas otot dan sendi yang baik.
Dalam menghadapi seorang pemain sepak bola yang cidera berat, maka fisioterapis harus memperhatikan aspek-aspek tersebut agar pemain tersebut dapat kembali berprestasi. Dalam hal ini, fisioterapis tidak hanya menyembuhkan gejala-gejala yang timbul namun diusahakan atlit dapat kembali ke level performanya dengan program training.
PROGRAM TRAINING Ada berbagai macam program training yang dapat diaplikasikan pada atlit/olahragawan. Program training terdiri atas sirkuit training, medicine ball training, kompleks training, speed training, reaction time training, continuous training, interval training, hill training, plyometric exercise, strength/weight training. Masing-masing program training memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Jika injury terjadi pada sendi dan ligamen, maka sebelum melakukan program training sebaiknya dilakukan latihan stabilisasi. Latihan stabilisasi sendi dapat diaplikasikan secara open kinematika dan closed kinematika. Latihan stabilisasi sendi yang diaplikasikan dengan kontraksi isometrik pada setiap derajat ROM disebut “stabilisasi open kinematika”. Latihan stabilisasi sendi yang memanfaatkan berat tubuh sebagai beban sehingga terjadi kontraksi isometrik disebut “stabilisasi closed kinematika”.
Sirkuit Training Sirkuit training adalah cara terbaik untuk memperbaiki mobilitas, strength dan stamina.
Sirkuit training terdiri dari 6 – 10 kelompok latihan yang berbeda-beda pada kelompok otot yang berbeda-beda. Untuk 6 kelompok latihan adalah press-up/ push-up, squat jump, sit-up, back extension chest raise, bench press, treadmill.
Untuk 8 kelompok latihan adalah press-up/ push-up, squat jump, sit-up, back extension chest raise, bench press, skipping & treadmill. Durasi latihan : Durasi setiap latihan adalah 20 – 30 detik dengan interval rest 30 detik. 3 – 5 set sirkuit dengan waktu recovery 3 menit setiap set.
Cakupan latihan sirkuit training melibatkan upper body, trunk, lower body & total body
Plyometric Exercise Plyometric merupakan teknik latihan untuk meningkatkan power otot. Plyometric terdiri atas arm plyometric dan leg plyometric. Arm plyometric bertujuan untuk meningkatkan power otot lengan. Leg plyometric bertujuan untuk meningkatkan power otot tungkai.
Arm Plyometric
1
2
3
4
5
Leg Plyometric 2 1
4
3
5
7 6
Strength/Weight Training Weight training merupakan training yang diutamakan untuk meningkatkan strength & daya tahan otot (muscle endurance) Sebelum melakukan weight training, terlebih dahulu dilakukan pengukuran strength otot dengan assessment 1RM. Aplikasi sit-up dan push-up dapat ditujukan untuk peningkatan strength-endurance otot.
Selain weight training, juga dikenal teknik De Lorme, Oxford dan teknik DAPRE. Ketiga teknik tersebut tidak menggunakan assessment 1 RM untuk menentukan strength otot.
PETUNJUK PRAKTIS Untuk meningkatkan strength maksimum maka digunakan weight training. Untuk meningkatkan strength-endurance otot maka digunakan sirkuit training, weight training, hill running, dumbbell exercise. Untuk meningkatkan power otot maka digunakan kompleks training, medicine ball exercise, plyometric exercise dan weight training.
o
FLEKSIBILITAS EXERCISE Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menggerakkan beberapa sendi melalui ROM yang penuh. Fleksibilitas bergantung pada kemampuan ekstensibilitas otot atau kemampuan memanjang otot yang terlibat. Fleksibilitas merupakan aspek yang penting bagi seluruh cabang olahraga.
Fleksibilitas dapat diperbaiki dengan latihan peregangan (stretching). Latihan peregangan terdiri atas beberapa teknik antara lain : Pasif Stretching, Aktif Stretching, Contract-Relax technique. Setiap cabang olahraga memerlukan fleksibilitas pada segmen tubuh yang berbeda-beda. Untuk olahraga baseball/softball, bola basket memerlukan fleksibilitas lengan yang lebih tinggi daripada tungkai.
Bagi olahraga sepak bola, memerlukan fleksibilitas tungkai yang lebih tinggi daripada lengan.
Bagi olahraga senam, memerlukan fleksibilitas seluruh tubuh. Pada masa pemulihan (rehabilitasi), aspek fleksibilitas perlu mendapat perhatian dari fisioterapis agar atlit dapat kembali ke level performanya.
PEMASANGAN TAPING DAN BANDAGE Pemasangan taping dan bandaging sebagai pelindung dapat membantu atlit/pemain untuk mencapai prestasi. Pemasangan taping dan bandaging dapat mempengaruhi mental atlit yang telah sembuh dari cidera merasa aman sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi. Fisioterapi yang terampil dalam pemasangan taping dan bandaging akan menunjang prestasi atlit.
Aktivitas Latihan = Dosis Latihan Aktivitas fisik/gerak harus diberikan sebagai suatu latihan yang dikemas dalam bentuk “dosis latihan fisik” seperti dosis obat (beban atau stressor diperlukan tubuh, namun harus terukur)
Dosis pemeliharaan latihan fisik terdiri dari: a. Intensitas latihan atau beratnya latihan b. Frekuensi latihan (per minggu, jumlah set atau repetisi
latihan). c. Lama latihan (sekali latihan atau dalam satu minggu) d. Bentuk latihan (diselaraskan dengan kebutuhan
STRATEGI PENGEMBANGAN KUALITAS FISIK DAN MORAL SDM DI INDONESIA Kegemaran OR
Prestasi OR
Pembibitan Atlet Kurang siap
Strategi Pembinaan OR Pola pikir Bias
Perilaku Abnormal
Masalah (Belum Op timal)
Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Profesi OR !
Kurikulum kurang dinamis
Latihan Fungsional Latihan Isometric
Latihan Pylometric
Latihan resisten
Theraband exc
Core Strength Side Bridge & Core Strength Prone Bridge