Panlok.docx

  • Uploaded by: Eldania Dwi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panlok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,088
  • Pages: 5
1. Umbi Gadung Dayak (Kalimantan Timur) a. Identifikasi Bahan Tanaman umbi gadung dayak memiliki nama latin Dioscorea hispida . tanaman ini dapat tumbuh liar berupa di sela-sela tanaman hutan. Namun, tanaman ini juga dapat dibudidayakan dengan kultur teknik yang sederhana. Gadung sebenarnya memilikibanyak khasiat. Selain itu, gadung juga dapat diolah menjadi bahan pangan atau produk pangan dan juga obat-obatan. Akan tetapi karena mengandung senyawa antigizi atau zat racun, maka diperlukan teknik khusus untuk menghilangkannya. Juga performa bahan yang kurang menarik dan kurang praktis maka menjadikan gadung terbatas pemanfaatannya. Sebenarnya oleh masyarakat pedalaman suku Dayak sudah dimanfaatkan sebagai bahan pangan pokok, khususnya pada saat terjadi musim kemarau yang panjang dan terjadi krisis bahan pangan. b. Produk Olahan Pemanfaatan umbi gadung secara terbatas juga dilakukan di perkampungan, khususnya masyarakat Kalimantan yakni dalam bentuk kripik gadung yang kemudian dijual karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

2. Ubi Nagara (Kalimantan Selatan) a. Identifikasi Bahan Ubi Nagara (Ipomoea patatas L) adalah ubi lokal Kalimantan Selatan yang diusahakan oleh petani di lahan rawa lebak. Wilayah sentra ubi Nagara yaitu Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Ubi Nagara merupakan tanaman menjalar yang sangat adaftif tumbuh di lahan lebak dengan warna daun hijau berbentuk segitiga dan berbentuk menjari. Bentuk umbi membulat dan lonjong dengan warna kulit umbi kuning, sedangkan daging umbi ada yang berwarna kuning, putih, dan ada yang berwarna putih bercampur ungu. Rasa umbi tidak terlalu manis (sedang) dengan tekstur halus. Daya simpan umbi 3 -5 bulan. Ubi Nagara terdiri dari beberapa varietas, diantaranya Kyai Lama, Kyai Baru dan Maliku. Varietas yang banyak ditanam adalah Kyai Lama dan Kyai Baru, sedangkan Maliku jarang diusahakan karena umur tanaman yang lebih panjang (6 bulan). Potensi hasil ubi Nagara mencapai 44 – 45 ton/ha, namun di tingkat petani rata-rata produksi ubi Nagara baru berkisar 10 – 11 ton/ha.

b. Produk Olahan Ubi Nagara berpotensi menjadi bahan makanan pokok pengganti atau sebagai pangan pokok pendamping dalam konsumsi masyarakat, sehingga berpotensi dijadikan bahan pangan alternatif untuk mengurangi konsumsi beras yang terus meningkat. Ubi Nagara tidak hanya mengandung pati (19,79%), namun juga vitamin C (13,3%), protein (1,42%), dan serat kasar (0,94%). Kandungan gula uni Nagara juga cukup tinggi, mencapai 20,03 0Brix.

3. Umbut Rotan a. Identifikasi Bahan Rotan banyak dimanfaatkan secara umum karena mempunyai sifat yang lentur, kuat, serta relative seragam bentuknya. Hampir seluruh bagian rotan dapat digunakan baik sebagai konstruksi kursi, pengikat maupun komponen desain. Selain itu, pucuk batang rotan muda dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Jenis rotan tersebut ialah rotan semut (Korthalsia scaphigera Mart), rotan ini tidak digunakan masyarakat sebagai bahan anyaman karena rotan ini tidak bagus kualitasnya, tetapi digunakan masyarakat untuk bahan pangan bagian yang diambil yaitu bagian umbutnya, b. Produk Olahan Produk olahan dari rotan tersebut dapat dijadikan sebagai sayur, yang bernama sayur umbut rotan. Umbut Rotan terbuat dari tunas rotan yang masih muda, setelah dibersihkan durinya kemudian barulah diolah dengan cara direbus untuk mengurangi rasa pahit. Di Palangkaraya tidak sulit untuk menemukan tunas rotan muda (Umbut Rotan) karena banyak dijual di pasarpasar tradisional

4. Daun Singkong a. Identifikasi Bahan Daun singkong atau cassava leaves adalah jenis sayuran yang memiliki nama latin Manihotutilissima Manihot esculenta. Daun singkong umumnya berbentuk seperti tangan. Jumlah belahan helai daun pada satu tangkau berkisar antara 5-9 helai. Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua atau muda dan sebelah bawah berwarna hijau kemerahan dengan panjang antara 5-30cm (Sastrosoedirjo, 1978). Daun-daun singkong merupakan sumber protein yang baik yang dimakan sebagai sayuran atau sebagai ramuan. Daun singkong juga mengandung vitamin

dan mineral per 100gram, yaitu: kalsium 165,0 mg: zat besi 2,8 mg: thiamin 0,16 mg: riboflavin 0,32 mg: beta-caroten 0,08 mg; niasin 1,8 mg dan asam askorbin 82,0 mg (Ayu, 2002). Daun singkong merupakan sumber vitamin C yang baik, mengandung provitamin A sedang dan mengandung 30% protein berdasarkan bobot kering (Rubatzky&Yamaguchi, 1995). b. Produk Olahan Kalumpe / karuang adalah sayuran yang dibuat dari daun singkong yang ditumbuk halus. Kalumpe merupakan bahasa Dayak Maanyan dan karuang sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak Ngaju. Dalam pembuatannya, biasanya daun singkong ditumbuk halus dan dicampur dengan terong kecil atau terong pipit. bumbu untuk masakan ini adalah bawang merah, bawang putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Apabila ingin bisa ditambahkan cabe. Kalumpe terasa sangat enak apabila sedang panas. Masakan ini biasa disajikan bersama dengan sambal terasi yang pedas dan ikan asin.

5. Pohon Sagu a. Identifikasi Bahan Tanaman sagu banyak tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua, Sulawesi, Maluku, Riau, dan Kalimantan. Oleh karena itu tanaman sagu sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif. Tanaman sagu bahkan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan beras analog (Yanica I.A 2013). Di Indonesia, penggunaan tepung sagu sebagai bahan pangan telah banyak dikenal dalam berbagai bentuk produk, diantaranya papeda, sagu lempeng, sagu tutupala, sagu uha, sinoli, bagea, dan sebagainya. Dalam industri pangan, tepung sagu juga telah digunakan sebagai bahan campuran produk mie, soun, roti, dan bakso (Setyabudi 2013). komposisi terbesar dari pati sagu adalah karbohidrat. Kandungan karbohidrat pada pati sagu tersebut hampir sama dengan kandungan karbohidrat dari berbagai jenis sagu asal Maluku, seperti Sagu Tuni, Ihur, Molat, Makanaru, dan Duri Rotan (Huwae 2014). Dari aspek nilai gizi, sagu mempunyai beberapa kelebihan dibanding tepung dari tanaman umbi atau serelia, karena mengandung pati tidak tercerna yang penting bagi kesehatan (Triwiyono B 2014). b. Produk Olahan Bukan hanya Indonesia bagian timur saja yang menjadikan sagu menjadi makanan pokok. Kalimantan Barat seperti Pontianak ternyata juga punya masakan khas yang terbuat dari sagu yaitu mie sagu. Mie sagu ini biasanya disajikan dengan cara digoreng atau dimasak dengan kuah.

Makanan khas Kalimantan Barat ini terbuat dari sagu yang di ulen dan dipotong kecil dan panjang. Kemudian, direbus dan dicampurkan dengan berbagai macam bumbu tambahan seperti daun kucai, kecambah, merica, potongan daging dan bumbu.

DAFTAR PUSTAKA

Sastrosoedirjo, R.S. 1978. Bercocok Ketela Pohon. Jakarta: CV Yasaguna. Ayu, C. 2002. Mempelajari Kadar Mineral dan Logam Berat pada Komoditi Sayuran Segar Beberapa Pasar di Bogor. Skripsi. Bogor: IPB Rubatzky, V. E and M. Yamaguchi. 1995. World Vegetables: Principles Production and Nutrive Value 2nd Edition. (Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi dan Gizi: diterjemahkan oleh Ir. Catur herison, M.Sc ITB Bandung). Yanica I.A. 2013. Indeks Glikemik dan Karakterisasi Kimia Beras Analog Berbahan Dasar Jagung, Sorgum, dan Sagu Aren. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Setyabudi, A. 2013. Pengembangan Mi Glosor Instan dari Tepung Sagu Aren dengan Substitusi Tepung Labu Kuning sebagai Alternatif untuk Diversifikasi Pangan. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Triwiyono, B. 2014. Modifikasi Tepung Sagu dengan Cara Ekstrusi menjadi Sagu Flakes untuk Substitusi Tepung Terigu sebagai Bahan Baku Indsutri Pangan Olahan Kapasitas 1 Ton/Hari di Provisnsi Bangka Belitung dan Lampung. Lampung: Balai Besar Teknologi Pati. https://anekacara.com/mie-sagu-khas-pontianak-kalimantan-barat/ https://www.shopback.co.id/blog/17-makanan-khas-kalimantan-enak-yang-harus-dicoba

More Documents from "Eldania Dwi"

Panlok.docx
May 2020 7
Olahan Eloi .docx
May 2020 9
Eloi Kel 5 New.docx
May 2020 10
Bab2bronkiolitis.docx
May 2020 32
Soal Us.docx
May 2020 34