Panduan Skrining Pasien

  • Uploaded by: Achmad Deza Farista
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panduan Skrining Pasien as PDF for free.

More details

  • Words: 5,977
  • Pages: 29
LOGO RUMAH SAKIT

PANDUAN SKRINING PASIEN

LOGO RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT .......................... JL. ...................................... ..................................

LOGO RUMAH SAKIT

KATA PENGANTAR Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, telah diterbitkannya Panduan Skrining pasien di Rumah Sakit ......................... Skrining pasien di Rumah Sakit ......................... ini disusun setelah mendapat berbagai asuhan melalui berbagai kegiatan pertemuan. Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal di RS dalam memaksimalkan keselamatan pasien, serta pertemuan secara intensif dengan program terkait yang diikuti oleh seluruh unit kerja di lingkungan Rumah Sakit. Dengan Skrining pasien di Rumah Sakit ......................... diharapkan dapat memperjelas pemahaman dan kelancaran dalam pelaksanaan standar pelayanan yang diberikan serta dapat digunakan sebagai acuan bagi unit kerja di RS dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan pada pasien yang berkaitan dengan pemulangan pasien, serta untuk pencapaian kinerja standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Rumah Sakit . Akhirnya saya sampaikan terima kasih pada tim penyusunan panduan ini dan semua pihak yang telah bekerja sama sejak penyusunan materi sampai ditetapkannya panduan ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk-Nya serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.

........., 06 Oktober 2017

i

LOGO RUMAH SAKIT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ i DAFTAR ISI................................................................................................................................... 1 BAB I DEFINISI ............................................................................................................................. 2

1.1SKRINING .......................................................................................................... 2 1.2.TUJUAN ............................................................................................................ 4 BAB II RUANG LINGKUP …… ....................................................................................................... 5

2.1.UNIT KERJA ...................................................................................................... 5 2.2.PELAKSANA ...................................................................................................... 5 2.3.VISI MISI DAN SUMBER DAYA RUMAH SAKIT .................................................. 5 2.4.SUMBER DAYA RUMAH SAKIT ......................................................................... 5 BAB III TATA LAKSANA................................................................................................................. 9

3.1.TATA LAKSANA SKRINING PENERIMAAN RUJUKAN LUAR RUMAH SAKIT ............................................................................................................... 9 3.2. TATA LAKSANA SKRINING KENDALA/HAMBATAN PASIEN ATAS PELAYANAN. ................................................................................................... 9 3.3. TATA LAKSANA SKRINING SAAT PENDAFTARAN PASIEN ............................... 9 3.4. TATA LAKSANA SKRINING PASIEN GAWAT DARURAT (IGD)......................... 13 3.5. TATA LAKSANA TRIAGE ................................................................................. 18 3.6. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSEEMERGENCY .......................................... 19 3.7. TATA LAKSANA SKRINING MERUJUK DAN MENERIMA RUJUKAN PASIEN ..........................................................................................................19 3.8. TATA LAKSANA SKRINING PELAYANAN RUANG KHUSUS ............................. 21 3.9.TATA LAKSANA SKRINING PASIEN PELAYANAN PATOLOGI KLINIK................ 23 3.10.TATA LAKSANAN SKRINING PASIEN PELAYANAN RADIOLOGI..................... 23 BAB IV DOKUMENTASI .............................................................................................................. 25

4.1. FORM ASESMEN IGD .................................................................................... 25

1

LOGO RUMAH SAKIT

BAB I DEFINISI 1.1 SKRINING Di dalam panduan ini terdapat istilah-istilah yang berhubungan dengan kesehatan. Untuk menyamakan persepsi dalam memberikan dan mengartikan istilah-istilah yang ada, perlu sekali untuk dibahas istilah sebagai berikut adalah: 1.1.1. Skrining adalah kegiatan penapisan kebutuhan pasien yang dilakukan sebelum, segera, dan saat pasien tiba di rumah sakit berdasarkan misi dan sumber daya rumah sakit, sebagai dasar pengambilan keputusan penerimaan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. 1.1.2. Pasien adalah semua pengunjung RS yang membutuhkan pelayanan medis, baik di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, maupun Instalasi Penunjang lainnya. 1.1.3. TPP (Tempat Pendaftaran Pasien) adalah unit terdepan yang melakukan penerimaan pasien dan melakukan pendaftaran terhadap pasien yang membutuhkan layanan kesehatan gawat darurat, rawat jalan, dan rawat inap di RS. 1.1.4. Rujukan Pasien adalah pengalihan tanggung jawab pelayanan kesehatan pasien sedini mungkin untuk konsultasi, pemeriksaan diagnostik, perawatan dan pengobatan lebih lanjut ke tenaga kesehatan atau sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu secara timbal balik. 1.1.5. Triage adalah pengelompokan pasien / korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya. 1.1.6. Pasien Gawat Darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. 1.1.7. Pasien Darurat Tidak Gawat adalah pasien akibat musibah yang datang tiba tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal. 1.1.8. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat adalah pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan yang tidak mengancam jiwa dan dapat ditunda pelayanannya, misalnya pasien dengan ulcus kronis, TBC kulit, dan sebagainya. 1.1.9. Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cidera fisik, mental dan sosial. 1.1.10. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan

2

LOGO RUMAH SAKIT

penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan. 1.1.11. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu sistem / organ di bawah ini, yaitu : a. Susunan saraf pusat b. Pernafasan c. Kardiovaskuler d. Hati e. Ginjal f. Pankreas 1.1.12. False Emergency adalah pasien yang tidak dalam keadaan gawat dan darurat yang berkunjung ke IGD untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. Pasien ini tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera, dapat menunggu sesuai antrian sambil tetap dilakukan observasi longgar oleh petugas 1.1.13.Pasien Rawat Jalan adalah pasien yang mendapatkanpelayanan medis untuktujuan pengamatan, diagnosis, p engobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Pelayanan kesehatan dilakukan di poliklinik rawat jalan. 1.1.14. Pasien Rawat Inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter yang memeriksa, baik yang masuk melalui rawat jalan maupun gawat darurat, untuk diobservasi dan atau mendapatkan asuhan medis dan perawatan lebih lanjut sehingga perlu dirawat / opname di ruang rawat inap. 1.1.15. Pelayanan Intensif adalah pelayanan yang diberikan bagi pasien dalam keadaan sakit berat / kritis yang mengalami gangguan fungsi satu atau lebih organ tubuh yang mengancam nyawa dan potensial dapat disembuhkan. Pasien tersebut memerlukan perawatan khusus, observasi ketat dan terus menerus, serta tindakan segera. 1.1.16. Pelayanan Patologi Klinik adalah pelayanan jasa laboratorium klinik dengan memeriksa spesimen yang berasal dari tubuh manusia. 1.1.17. Pelayanan Radiologi adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/imaging yang dapat membantu tenaga medis dalam menegakkan diagnosa dan merawat pasien.

3

LOGO RUMAH SAKIT

1.2.TUJUAN Panduan Skrining ini dibuat untuk tujuan: 1.2.1. Memberikan acuan bagi pelaksana unit kerja terdepan dalam melakukan penapisan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh pasien dan menyesuaikan dengan kemampuan pelayanan Rumah Sakit 1.2.2. Memberikan acuan bagi seluruh karyawan untuk proaktif melakukan penapisan atas kendala fisik, bahasa dan budaya yang dimiliki pasien dalam mendapatkan pelayanan di RS dan memberikan bantuan seperlunya 2.2.3. Memberikan acuan untuk melakukan penapisan atas kondisi klinis pasien dan menentukan asuhan pelayanan kesehatan selanjutnya.

4

LOGO RUMAH SAKIT

BAB II RUANG LINGKUP 2.1. UNIT KERJA 2.1.1 Tempat Pendaftaran Pasien (TPP) 2.2.2 Instalasi Gawat Darurat (IGD) 2.2.3. Instalasi Rawat Inap 2.2.4. Instalasi kamar Bedah 2.2.5. Instalasi Rawat Jalan 2.2.6. Laboratorium 2.2.7. Instalasi Radiologi 2.2.8. Instalasi Gizi 2.2. PELAKSANA 2.2.1 Petugas Pendaftaran 2.2.2. Dokter 2.2.3. Perawat 2.2.4. Bidan 2.2.5. Petugas Laboratorium 2.2.6. Petugas Radiologi 2.3. VISI MISI DAN SUMBER DAYA RUMAH SAKIT 2.3.1. Visi Rumah Sakit 2.3.2. Misi Rumah Sakit 2.4. SUMBER DAYA RUMAH SAKIT Rumah Sakit berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS ........................ No. .../DIR-RS..../SK/XI/2016 dan SK Menkes No. 340/MENKES/PER/III/2010 merupakan rumah sakit umum tipe C. 2.4.1. Bagian Perawatan - Perawatan 1 - Perawatan 2 - Perawatan 3 - Perawatan 4 - Ruangan Bersalin - ICU - ICCU - Total

: 36 : 14 : 21 : 19 : 16 : 5 : 3 : 120

5

LOGO RUMAH SAKIT

Dengan rincian Kelas : Kelas Utama & BPJS - Suite - Deluxe - Superior - VIP - Kelas I - kelas II - Kelas III - Isolasi TOTAL TT

: 2 TT : 9TT : 22TT : 4 TT :21TT :14TT : 23 TT :3TT : 98TT

Ketenagaan - Dokter Spesialis - Dokter Umum - Dokter Gigi - Tenaga Non Medis - Tenaga Paramedis Keperawatan - Tenaga Paramedis Non Keperawatan KLINIS - Dokter - Perawat - Bidan - Penunjang Non KLINIS

: : : : : :

37 11 2 99 145 27

: 50 orang : 110 orang : 13 orang : 50 orang : 67 orang

2.4.2.Jenis Pelayanan NO JENIS PELAYANAN A. RAWAT JALAN Hari dan Jam Buka Pelayanan Senin s.d Sabtu Poli pagi : 07.00-12.00 Poli sore : 16.00-Selesai 1. 2. 3. 5.

Poli Umum Poli Gigi Poli Fisioterapi Poli Spesialis a. Poli Penyakit Dalam b. Poli Bedah

6

LOGO RUMAH SAKIT

B. C. 1.

D. E.

F.

c. Poli Anak d. Poli Kandungan dan Kebidanan e. Poli Mata f. Poli Syaraf g. Poli THT h. Poli Orthopedi i. Poli jantung GAWAT DARURAT (24 JAM) RAWAT INAP Berdasarkan Kelas Perawatan a. Kelas Utama  Suite  Deluxe  Superior  VIP  Kelas 1  Kelas II  Kelas III  ICU + ICCU  Isolasi BEDAH SENTRAL (KAMAR OPERASI) PELAYANAN PENUNJANG MEDIS 1.Pelayanan Laboratorium /( 24 Jam ) a. Kimia Darah b. Kimia Urine c. Pemeriksaan Parasitologi d. Pemeriksaan Serologi dan Imunologi e. Pemeriksaan Cairan / MOU f. Mikrobiologi g. Hematologi h. Konsultasi Spesialis Patologi Klinik 2.Pelayanan Radiologi a. X-Ray ( 08.00 – 14.30, 19.30 – Selesai ) b. Ultrasonografi (USG) (09.00 – 10.00 , 20.00 Selesai) c. CT- Scan (MOU) 3.Pelayanan Kefarmasian (24 jam) PELAYANAN SAMPAH MEDIS 1. Pelayanan Sampah Medis 2. Pelayanan Limbah Cair

7

LOGO RUMAH SAKIT

G.

H.

I.

J.

K.

L.

PELAYANAN MEDICO LEGAL 1. Visum et Repertum 2. Klaim Asuransi (K1) PELAYANAN JENAZAH 2.Penyimpanan Jenazah >8 jam PELAYANAN ADMINISTRASI 1.Legalisir 2.Pemeriksaan Kesehatan PELAYANAN AMBULANCE 1.Mobil Ambulance 2.Ambulance Emergency ( MOU ) 3.Mobil Jenazah ( MOU ) PELAYANAN PROGNAS 1. PONEK 2. TB DOTS 3. HIV-AIDS 4. Geriatri 5. PPRA

PELAYANAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 1. Diklat 2. Penelitian / Survey

8

LOGO RUMAH SAKIT

BAB III TATA LAKSANA 3.1. TATA LAKSANA SKRINING PENERIMAAN RUJUKAN LUAR RUMAH SAKIT 3.1.1. Permintaan rujukan dapat disampaikan oleh kalangan non medis (masyarakat, keluarga pasien, dll.) maupun kalangan medis (praktik dokter, praktik perawat/bidan, puskesmas, klinik, RS lain). 3.1.2. Permintaan rujukan dapat diterima oleh petugas parkir, security, petugas TPP, dokter jaga dan petugas IGD/Poli, bila permintaan rujukan melalui telepon diterima oleh operataor dan diarahkan ke IGD. 3.1.3. Setiap permintaan rujukan dari kalangan non medis perlu dimintakan informasi mengenai kondisi pasien, kesadaran, jumlah korban (dalam keadaan bencana alam, kecelakaan) dan kemampuan mobilitas pasien. 3.1.4. Setiap permintaan rujukan dari kalangan medis perlu dimintakan informasi mengenai diagnosis kerja, indikasi rujukan, tanda vital, kesadaran, pemeriksaan diagnostik yang sudah dilakukan dan hasilnya, serta pengobatan yang sudah diberikan. 3.2.TATA LAKSANA SKRINING KENDALA / HAMBATAN PASIEN ATAS PELAYANAN 3.2.1. Petugas mengamati dan menanyakan pasien yang akan mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit, mengenai kemampuannya dalam berkomunikasi / berbahasa dan mobilisasi. 3.2.2. Apabila pasien tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, atau kendala berkomunikasi karena kendala bahasa, maka petugas memfasilitasi untuk mencari penerjemah sesuai kebijakan Rumah Sakit. 3.2.3. Apabila pasien membutuhkan alat bantu mobilisasi (kursi roda, brankar, dll.) maka petugas rumah sakit (resepsionis, satpam, atau perawat poli / IGD) mencarikan alat bantu yang dibutuhkan dan petugas yang mengantarkan ke unit pelayanan yang dituju. 3.3. TATA LAKSANA SKRINING SAAT PENDAFTARAN PASIEN 3.3.1. Penerimaan pasien rawat jalan 1. Setiap pasien yang datang berobat baik pasien umum atau asuransi harus mendaftar di tempat pendaftaran dan mengisi blanko pendaftaran pasien untuk dibuatkan / pengambilan berkas rekam medis. 2. Petugas meminta kartu identitas pasien yang masih berlaku, apabila pasien tidak membawa kartu identitas, maka petugas menyerahkan formulir pengisian identitas.

9

LOGO RUMAH SAKIT

3. Pasien BPJS wajib menunjukkan kartu peserta BPJS, KTP untuk pasien dewasa, pasien anak-anak wajib menunjukkan kartu keluarga dan kartu BPJS, pasien perusahaan yang bekerja sama dengan rumah sakit menunjukkan surat jaminan dari perusahaan dan KTP. 4. Petugas menanyakan keluhan utama dan kebutuhan pelayanan pasien. 5. Pasien langsung didaftarkan ke poli tujuan. 6. Apabila pasien tidak mengetahui maka petugas menawarkan poli tujuan, dan bila dijumpai kasus yang meragukan maka petugas pendaftaran meminta bantuan perawat IGD perawat poliklinik untuk mengarahkan ke poli tujuan. 7. Apabila pasien memerlukan alat bantu mobilisasi (kursi roda, brancad, dll) maka petugas rumah sakit mencarikan alat bantu yang dibutuhkan & petugas yang mengantarkan ke unit pelayanan yang dituju 8. Apabila pasien membutuhkan pelayanan spesialistikyang tidak dimiliki RS, maka petugas menyarankan ke RS lain yang ada. 9. Penerimaan pasien instalasi bedah Pasien datang ke TPP membawa surat pengantar dari dokter : - Bila membawa surat pengantar dari dokter kita memeriksa tanggal periksa, bila melebihi dari jadwal praktek poliklinik harus melalui IGD - Bila masih jam praktek dokter poliklinik pasien langsung ke instalasi kamar bedah. 10. Penerimaan pasien poliklinik umum, poliklinik spesialis, KIA -Pasien Umum :Pasien datang ke TPP dan mengambil nomor antrian pasien mendaftar di TPP sesuai panggilan nomor antrian dan menyerahkan kartu identitas pasien/kartu pendaftaran Rumah Sakit ..........................., petugas TPP menanyakan pasien berobat ke Poli umum atau spesialis, setelah selesai mendaftar pasien diarahkan kepoli yang dituju dan petugas TPP menghubungi perawat poli/IGD untuk mengambil status pasien dan membawa kepoli yang di tuju. Pasien dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis/umum, setelah pasien dilakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya pasien menunggu hasil pemeriksaan (bila dilakukan pemeriksaan penunjang), bila resep saja pasien menunggu obat diapotik dan menyelesaikan administrasi dikasir rawat jalan, Dan pasien setelah menunggu hasil pemeriksaan penunjang mengantar hasil pemeriksaan penunjang ke poli yang telah di tuju maka dokter memberikan penjelasan

10

LOGO RUMAH SAKIT

tentang hasilnya lalu pasien akan mendapat resep atau MRS. bila mendapat resep maka pasien menungggu obat diapotik dan menyelesaikan administrasi di loket rawat jalan, bila ada indikasi untuk di rawat maka pasien dianjurkan di sarankan untuk MRS. - Pasien KIA : pasien datang mendaftar ke KIA, petugas mencarikan status pasien dan menyerahkan kepada bidan yang bertugas, setelah itu dilakukan pemeriksaan oleh bidan / dokter obgyn, maka pasien akan mendapatkan resep bila ibu hamil. Jika anak imunisasi akan dilakukan imunisasi oleh bidan. Setelah itu pasien menyelesaikan administrasi ke kasir. 3.3.2.Skrining di Poli Umum / Spesialis 1. Lakukan evaluasi visual atau pengamatan, pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan memerlukan pertolongan segera maka diarahkan ke IGD oleh perawat atau pasien yang beresiko (ibu hamil dengan keluhan ringan, bayi, lansia.cacat) diprioritaskan dalam pelayanan. 2. Anamnesa pasien atau keluarga mengenai keluhan pasien, riwayat alergi, obat-obatan, penyakit sebelumnya yang menyertai dan sebagainya oleh dokter atau perawat 3. Lakukan pemeriksaan diagnostik sesuai dengan kebutuhan pasien, Kebijakan Rumah Sakit dan Panduan Praktik Klinis dokter yaitu:  Pasien yang dicurigai Myocard acute dilakukan : - EKG - Hb, leukosit, trombosit, natrium, kalium, ureum, creatinin, gula darah sesaat, SGOT, SGPT, CKMB, Hs Troponin. - Rontgen, Thorax AP - Echocardiogapi  Gastro Enteritis dilakukan : - Darah rutin ( bila perlu ) - Faces lengkap ( bila perlu ) - Serum elektrolit ( bila perlu ) - Analisa gas darah ( bila perlu )  Demam Typoid - Darah legkap, Urin lengkap, SGOT, SGPT - Widal, IGM anti salmonella - Kultur darah dan faces jika di perlukan - USG abdomen jika dicuriga perforasi atau menegakan diagnosa.

11

LOGO RUMAH SAKIT



CVA Infark - CT-Scan kepala tapa kontras. - Thorax foto. - Darah lengkap, gula darah sesaat, gula darah puasa, gula darah 2jam PP, fungsi ginjal, profil lipit, asam urat, pemeriksaan darah yag lain dilakukan bila ada indikasi. - Ekg - Echo  Appendixitis akut - Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan - Ureum creatinin - GDS - HbsAg - Test kehamilan bila perlu - USG abdomen 4. Tentukan kebutuhan pasien, apakah pulang dengan pengobatan lanjutan, Perlu dikonsultasikan dokter spesialis lain atau pasien perlu rawat lnap, Dari hasil pemeriksaan fisik dan diagnostik yang telah dilakukan. 5. Dokumentasikan hasil pemeriksaandan hasil keputusan didalam rekam medis pasien 3.3.3.Skrining berdasarkan jenis pelayanan : a. Pelayanan Preventif  Tempatkan pasien di ruang isolasi bagi pasien yang dicurigai menderita penyakit menular  Lakukan pemantauan khusus pada pasien hamil dengan hipertensi agar tidak terjadi eklamsia b. Pelayanan Kuratif  Pasien yang datang ke Poli Umum atau IGD yang datang dengan demam lebih dari tiga hari lakukan pemeriksaan penunjang laboratorium (minimal darah lengkap)  Pasien datang dengan nyeri dada lakukan pemeriksaan ECG  Apabila diduga diagnosis mengarah pada gangguan fungsi ginjal maka lakukan pemeriksaan darah lengkap dan faal ginjal.  Pasien datang dengan ikterus lakukan pemeriksaan faal hati dan bilirubin

3.3.4.Penerimaan pasien rawat inap

12

LOGO RUMAH SAKIT

1. Petugas menanyakan Surat Pengantar Masuk Rumah Sakit (MRS) dari dokter pengirim. 2. Petugas mengamati dan menanyakan kondisi pasien, apakah mampu untuk mobilisasi, dan apabila membutuhkan alat bantu, maka petugas mencarikan alat bantu yang diperlukan dan petugas yang mengantar pasien. 3. Apabila pasien menghendaki rawat inap tetapi tidak membawa surat MRS, maka pasien didaftar ke IGD untuk mendapatkan surat MRS. 4. Pasien rawat inap dari poliklinik diantar oleh petugas ke ruangan perawatan sesuai Surat Perintah Rawat Inap dari dokter poliklinik. 3.4. TATA LAKSANA SKRINING PASIEN GAWAT DARURAT (IGD) 3.4.1. Pelayanan medis yang bisa dilakukan di Intalasi Gawat Darurat antara lain: 3.4.2. Diagnosis dan penanganan permasalahan pada jalan napas (airway problem), pernafasan (breathing problem), Sirkulasi pembuluh darah (Circulation Problem) 3.4.3. Melakukan stabilisasi dan evakuasi 3.4.4. Penilaian disability, penggunaan obat, EKG 3.4.5. RJP, Defibrilasi 3.4.6. Pelayanan Visum et Repertum 3.4.7. Death On Arrival (DOA) 3.4.8. Pelayanan rujukan 3.4.9. Yang termasuk dalam Diagnosa Gawat Darurat adalah sebagai berikut: a. Bagian Anak - Anemia sedang / berat - Apnea / gasping - Asfiksia neonatorum - Bayi ikterus, anak ikterus - Bayi kecil / premature - Cardiac arrest / payah jantung - Cyanotic Spell ( penyakit jantung ) - Diare profus ( >10x / hari ) disertai dehidrasi ataupun tidak - Difteri - Ditemukan bising jantung - Edema / bengkak seluruh badan - Epistaksis, tanda pendarahan lain disertai febris - Gagal Ginjal Akut - Gagal Nafas Akut - Gangguan kesadaran, fungsi vital masih baik

13

LOGO RUMAH SAKIT

-

Hematuri Hipertensi berat Hipotensi / syok ringan s/d sedang Intoksikasi keadaan umum masih baik Intoksikasi disertai gangguan fungsi vital Kejang disertai penurunan kesadaran Muntah profus ( >6x/hari ) disertai dehidrasi ataupun tidak Panas tinggi > 40 oC Resusitasi cairan Sangat sesak, gelisah, kesadaran menurun, sianosis ada retraksi hebat (penggunaan otot pernafasan sekunder) - Sering kencing, kemungkinan diabetes - Sesak tapi kesadaran dan keadaan umum masih baik - Shock berat (profound) : Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur - Tetanus anak - Tidak kencing > 8 jam - Tifus abdominalis dengan komplikasi b. Bagian Bedah - Abses cerebri - Abses submandibula - Anuria - Apendicitis akut - Astresia ani (Anus malformasi) - Akut Abdomen - BPH dengan retensio urine - Cidera tulang belakang (vertebra) - Cidera wajah dengan gangguan jalan nafas - Cidera wajah tanpa gangguan jalan nafas antara lain : a) Patah tulang hidung/nasal terbuka dan tertutup b) Patah tulang pipi (zygoma) terbuka dan tertutup c) Patah tulang rahang (maxilla dan mandibula) terbuka dan tertutup - Luka terbuka daerah wajah - Selulitis - Kholesistitis akut / kholelithiasis - Korpus Alienum pada : a) Leher b) Thorax c) Abdomen d) Anggota gerak e) Genetalia - Dislokasi persendian

14

LOGO RUMAH SAKIT

- Flail chest - Gastroskisis - Gigitan binatang/manusia - Hematothorak dan pneumothorak - Hematuria / Gross Hematuria - Hemoroid Grade IV (dengan tanda strangulasi) - Hernia inkarserate - Hirchprung desease - Ileus obstruksi - Internal bleeding - Luka bakar - Luka terbuka daerah abdomen - Luka terbuka daerah thorax - Meningokel / myelokel pecah - Multiple trauma - Pankreatitis akut - Patah tulang dengan dugaan cidera pembuluh darah - Patah tulang iga multipel - Patah tulang leher - Patah tulang terbuka - Patah tulang tertutup - Periappendicullar infiltrate ( PAI ) - Peritonitis generalisata - Phlegmon dasar mulut - Prolaps rekti - Rectal bleeding - Ruptur otot dan tendon - Syok Neuroragik - Tension pneumothorax - Tetanus generalisata - Tenggelam - Torsio testis - Trakeoesophagus fistel ( TEF ) - Trauma tajam dan tumpul daerah leher - Trauma tumpul abdomen - Trauma muskuloskeletal - Trauma spinal - Traumatik amputasi - Unstable pelvis - Urosepsis c. Bagian Kardiovaskular / Penyakit Dalam - Aritmia - Aritmia dan shock

15

LOGO RUMAH SAKIT

- Cor pulmonale - Edema paru akut kardiogenik - Henti jantung - Hipertensi berat ( urgency ) - Hipertensi Emergency - Infark Miokard Akut / Sindrom Koroner Akut - Miokarditis - PEA (Pulseless Electrical Activity) dan Asistole - Sesak nafas karena payah jantung - Sinkop karena penyakit jantung - Demam berdarah dengue / Dengue Shock Syndrome - Demam Tifoid dengan komplikasi - Difteri - Gagal Ginjal Akut - GEA dengan dehidrasi sedang s.d berat - Hematemesis melena - Hematochezia - Intoksikasi Opiat - Intoksikasi obat / bahan korosif / insektisida - Keracunan makanan - Koma metabolik - Keto Acidosis Diabetikum (KAD) - Leptospirosis - Malaria dengan komplikasi - Observasi Syok d. Bagian Saraf - Kejang - Vertigo central - Stroke Infark trombosis atau emboli - Stroke Haemorrhagic - Meningitis - Encephalitis - Hipertensive Encephalopaty - Malaria Cerebral e. Bagian Paru - Bronkhitis Asmatik sedang - berat - Aspirasi pneumonia - Emboli paru - Gagal nafas - Injury paru - Massive hemoptisis - Massive pleural effusion - Oedema paru non cardiogenic

16

LOGO RUMAH SAKIT

- Open/closed pneumotrorax - P.P.O.K Eksaserbasi akut - Pneumonia sepsis - Pneumothorax ventil - Recurrent Haemoptoe - Status asmaticus f. Bagian mata - Blenorrhoe / Gonoblenorrho - Glaukoma : a) Akut b) Sekunder - Trombosis sinus kavernosi - Uveitis / Skleritis / Iritasi g. Bagian Kebidanan dan Kandungan - Abortus - Atonia Uteri - Distosia bahu - Ekstraksi Vacum - Infeksi Nifas - Kehamilan Ektopik Terganggu - Perdarahan Antepartum - Perdarahan Postpartum - Perlukaan Jalan Lahir - Pre Eklampsia & Eklampsia - Sisa Plasenta h. Bagian THT - Abses dibidang THT & kepala-leher - Benda asing laring, trakea, bronkus atau tenggorokan - Benda asing telinga atau hidung - Disfagia - Obstruksi saluran nafas atas Gr. II/III Jackson - Obtruksi saluran nafas atas Gr. IV Jackson - Otalgia akut (apapun penyebabnya) - Parese fasialis akut - Perdarahan dibidang THT - Syok karena kelainan di bidang THT - Trauma (akut) dibidang THT & kepala-leher - Tuli mendadak - Vertigo perifer (berat) 3.5. TATA LAKSANA TRIAGE 3.5.1. Semua pasien yang berobat di IGD RS harus dilakukan triage sebagai seleksi atau pemilahan berdasar tingkat kegawatannya. Triage

17

LOGO RUMAH SAKIT

bukan untuk mendiagnosis penyakit pasien melainkan untuk mengenali dan menanggulangi kegawatan pasien dikarenakan penyakitnya. 3.5.2. Petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan triage adalah Dokter jaga IGD (sebagai Triage officer) dibantu perawat IGD dengan perangkat yang dibutuhkan minimal Stetoscope, Tensimeter, Berkas Rekam Medis IGD serta alat tulis. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut : 3.5.3.Triage dilakukan oleh petugas yang disebut Triage officer, yang bertindak sebagai triage officer adalah dokter jaga IGD dibantu oleh perawat IGD. 3.5.4. Pasien datang diterima oleh petugas / perawat IGD. 3.5.5. Dokter jaga IGD melakukan anamnesa atau heteroanamnesa dan pemeriksaan pada pasien secara lengkap untuk menentukan prioritas penanganan. Dilakukan Primary Survey secara lege artis untuk mencari tanda kegawatan sesuai urutan A-B-C. Primary Survey dilakukan maksimal selama 2 (dua) menit. 3.5.6.Setelah masalah teridentifikasi, ditentukan kategori pasien sesuai kategori. Dr jaga IGD mengklasifikasikan pasien menjadi : 1) Pasien gawat darurat (warna merah) Pasien gawat yang membutuhkan tindakan darurat langsung segera.Pasien terancam jiwanya / mengancam fungsi vital atau anggota badannya menjadi cacat bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. 2) Pasien gawat tidak darurat (warna kuning) Pasien gawat namun masih ada jeda waktu untuk melakukan tindakan darurat untuk mengatasi kegawatannya. 3) Pasien tidak gawat tidak darurat (warna hijau) Pasien tidak membutuhkan tindakan darurat. 4) Pasien dalam keadaan meninggal (warna hitam) Memberikan labelisasi kode warna sesuai ketegori tersebut pada tempat yang tersedia di triage. 3.5.8. Pada kasus rutin, waktu tanggap sesuai prioritas penanganan pasien adalah : Kode Warna Response Time Ideal Merah 0 menit Kuning 0-5 menit Hijau > 10 menit Hitam 3.5.9.Dokter jaga IGD selanjutnya melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa awal berupa DL (Darah lengkap), dan pemeriksaan penunjang lain yang bersifat cito yang dianggap perlu.

18

LOGO RUMAH SAKIT

3.6. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSEEMERGENCY 3.6.1. pelaksanaan pelayanan False Emergency Petugas Penanggung Jawab di IGD adalah Perawat IGD, Dokter jagaIGD. 3.6.2. Perangkat yang diperlukan antara lain stetoscope, tensimeter, triage, serta Alat Tulis. 3.6.3. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Pasien bisa langsung ditangani terlebih dahulu. b. Dilakukan triase untuk penempatan pasien di IGD c. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD d. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggung jawab Apabila pasien selanjutnya MRS (Masuk Rumah Sakit), maka dokter IGD menerbitkan Surat MRS. Petugas pendaftaran melengkapi dengan berkas rekam medis Pasien Rawat Inap. e. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan di daftar di TPP dan bisa langsung pulang f. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali ke poliklinik rawat jalan sesuai dengan saran dokter 3.7. T ATA LAKSANA SKRINING MERUJUK DAN MENERIMA RUJUKAN PASIEN 3.7.1.Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari: 1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi. 2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi. 3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan. 4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih mampu. 1) Prosedur Standar Merujuk Pasien a. Prosedur Klinis - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medis untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding - Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan prosedur tetap - Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan

19

LOGO RUMAH SAKIT

- Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis/perawat yang berkompeten di bidangnya dan mengetahui kondisi pasien - Apabila pasien diantar dengan kendaraan ambulance, petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan. b. Prosedur Administratif - Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan prarujukan - Membuat catatan rekam medis pasien - Memberikan informed consent - Membuat surat rujukan pasien rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip dan disatukan dengan berkas rekam medis pasien. - Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien - Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat tujuan rujukan - Pengiriman pasien sebaiknya dilaksanakan setelah disediakan administrasi pasien yang bersangkutan 2) Prosedur Standar Menerima Rujukan pasien a. Prosedur Klinis - Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan sesuai prosedur tetap - Setelah stabil, meneruskan pasien ke ruang perawatan elektif untuk perawatan selanjutnya atau meneruskan ke sarana kesehatan yang lebih mampu untuk dirujuk lebih lanjut - Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan klinis pasien b. Prosedur Administratif - Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang telah diterima untuk ditempelkan di Kartu Status Pasien - Apabila pasien tersebut dapat diterima, kemudian membuat tanda terima pasien - Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada berkas rekam medis dan

20

LOGO RUMAH SAKIT

diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya sesuai kondisi pasien - Membuat informed consent - Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan/perawatan yang akan dilakukan kepada keluarga pasien yang mengantar - Apabila tidak sanggup menangani, maka harus dirujuk ulang ke RS yang lebih mampu dengan membuat surat rujukan pasien rangkap 2. - Mencatat identitas pasien di buku register yang ditentukan. 3.8. TATA LAKSANA SKRINING PELAYANAN RUANG KHUSUS 3.8.1 Kriteria pasien keluar masuk ruag ICU Pasien yang dirawat di ruang rawat intensif adalah pasien dalam keadaan sakit berat / kritis yang mengalami gangguan fungsi satu atau lebih organ tubuh yang mengancam nyawa dan potensial dapat disembuhkan. Pasien tersebut memerlukan perawatan khusus, observasi ketat dan terus menerus, serta tindakan segera yang tidak dapat diberikan di ruang perawatan umum. Indikasi pasien masuk ICU ditentukan oleh Dokter Spesialis selaku DPJP. Dokter Umum di IGD atau ruang perawatan bisa memasukkan pasien ke ruang ICU setelah melakukan pemeriksaan dan evaluasi klinis terhadap pasien dan setelah berkonsultasi dengan Dokter Spesialis selaku DPJP.  Indikasi pasien yang masuk di ruang ICU dibedakan atas 3 prioritas : 1. PRIORITAS 1 Penyakit atau gangguan akut pada sistem organ vital yang memerlukan terapi intensif dan agresif: a. Gangguan atau gagal nafas akut. b. Gangguan atau gagal sistem kardiovaskuler/sirkulasi. c. Gangguan atau gagal susunan saraf pusat. d. Gangguan atau gagal fungsi ginjal. e. Gangguan atau gagal fungsi hepar. f. Gangguan metabolik. 2. PRIORITAS 2 Penyakit atau keadaan yang dapat menimbulkan ancaman gangguan pada sitem organ vital, misal: a. Sepsis b. Observasi intensif pasca bedah dengan keadaan tidak stabil. 3. PRIORITAS 3 Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan kecil untuk penyembuhan (prognosa buruk). Kelompok ini mungkin memerlukan terapi intensif untuk mengatasi keadaan akutnya. Pasien dengan prioritas 1 harus didahulukan dari prioritas 2 atau 3.

21

LOGO RUMAH SAKIT

 Kriteria pasien keluar ICU Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala ICU dan tim merawat pasien. Antara lain: 1. Penyakit atau keadaan pasien yang sudah membaik dan cukup stabil sehingga tidak memerlukan terapi dan pemantauan intensive lebih lanjut. 2. Secara perkiraan, terapi atau pemantauan intensif tidak bermanfaat, dan pada saat itu pasien tidak menggunakan alat bantu ventilasi mekanik. 3. Pasien pulang paksa 4. Pasien hanya memerlukan observasi secara intensif saja, sedangkan ada pasien lainyang lebih gawat yang memerlukan terapi dan observasi secara intensif. 3.8.2 Kriteria pasien keluar masuk Kamar Bersalin Kriteria masuk Kamar Bersalin - Inpartu fase aktif ( his teratur dan kuat, pembukaan 4 cm ) - Inpartu fase laten dengan komplikasi - Ketuban Pecah Prematur (KPP) - Pre Eklamsi Berat (PEB) - Semua pasien rujukan kasus kebidanan - Pasien yang direncanakan tindakan atau operasi - Perdarahan ante / inta partum (APB) - Pasien post date - HPP Kriteria pasien keluar Kamar Bersalin - Pasien dengan post partum normal, post partum dengan tindakan, post partum dengan operasi yang tanda-tanda vital dalam batas normal - Pasien yang akan dirujuk/ alih rawat - Pasien observasi 2 jam post partum 3.8.3 Kriteria pasien keluar masuk Ruang Isolasi Pasien masuk ruang isolasi - Transmisi melalui kontak Contoh : Varicella, Herpes, Konjungtivitis, dll - Transmisi melalui droplet Contoh : TB paru, influenza, dll - Transmisi melalui Airbone Contoh : TB paru, Campak, dll Pasien keluar ruang isolasi - Terbukti bukan kasus yang mengharuskan untuk dirawat di ruang isolasi. - Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah diperbolehkan untuk dirawat diruang rawat inap biasa oleh DPJP. - Pertimbangan lain dari DPJP.

22

LOGO RUMAH SAKIT

3.8.4 Kriteria pasien masuk RPK - Pasien-pasien yang hanya memerlukan observasi secara intensiv saja, keadaan sudah membaik dan cukup stabil (RPK digunakan untuk perawatan pasien pasca perawatan ruangan ICU) - Pasien yang memerlukan perawatan khusus/lebih dari pada pasien lainnya, seperti : Hematomesis melena, penurunan kesadaran, gangren, dll. - Pasien yang dapat mengganggu privasi/kenyamanan pasien lainnya seperti gangguan psikis, dll. - Pasien dalam tahap terminal. Kriteria pasien keluar RPK - Pasien yang sudah tidak memerlukan perawatan khusus / lebih daripada pasie lainnya. 3.9. TATA LAKSANA SKRINING PASIEN PELAYANAN PATOLOGI KLINIK Pasien yang bisa dilayani oleh Instalasi Patologi Klinik / Laboratorium adalah: 1. `Pasien luar rumah sakit yang telah mendapat surat pengantar pemeriksaan laboratorium dari dokter praktik swasta (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) atau dokter Puskemas. 2. Pasien dalam rumah sakit (poli rawat jalan, IGD, ICU, dan ruang rawat inap) dengan membawa surat permintaan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merawat. 3. Rujukan Spesimen dari dokter / bidan / puskesmas / polindes / poskesdes / klinik pratama / RS lain) 4. Semua pasien yang akan diperiksa harus puasa selama 8 s/d 10 jam (boleh minum air putih), kecuali kondisi tertentu seperti pada pemeriksaan “ cito “ diutamakan untuk pasien persiapan operasi emergensi atau kondisi gawat darurat pasien IGD / ICU. 5. Sampel urine sebaiknya kencing pertama pagi hari dan diperiksa kurang dari 2 jam kemudian. 3.10. TATA LAKSANAN SKRINING PASIEN PELAYANAN RADIOLOGI Pasien yang bisa dilayani oleh Instalasi Radiologi adalah: 1.Pasien luar rumah sakit yang telah mendapat surat pengantar dari dokter praktik swasta (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) atau dokter Puskemas. 2. Pasien dalam rumah sakit (poli rawat jalan, IGD, ICU, IBS dan ruang rawat inap) dengan membawa surat permintaan pemeriksaan dari dokter yang merawat. 3. Pelayanan radiologi yang bisa dilakukan meliputi Radiografi Konvensional, Radiografi Kontras Konvensional, USG serta CT Scan tanpa dan dengan kontras.

23

LOGO RUMAH SAKIT

4. Untuk pasien yang memerlukan pemeriksaan radiologi yang belum tersedia atau belum dapat dilakukan (seperti CTA, Angiografi dan MRI) akan dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih tinggi yang menyediakan pemeriksaan radiologi dimaksud. 5. Pada pemeriksaan radiologi mempersyaratkan persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan foto : a. Persiapan umum : 1) Melepas aksesoris berbahan logam dari tubuh (termasuk gigi palsu) 2) Melepas seluruh pakaian (termasuk penutup kepala, pakaian dalam dan ‘pampers’ yang dapat mengaburkan hasil foto) dan menggunakan pakaian khusus dari radiologi 3) Bagi wanita usia subur harus dipastikan tidak dalam kondisi hamil (foto dilakukan pada masa menstruasi / ’ten days rule’) 4) Bagi wanita hamil yang tidak dalam masa organogenesis (trimester II dan III ) telah dilakukan pertimbangan keuntungan dan kerugiannya (berdasarkan konsultasi dengan dokter pengirim dan radiolog) dan harus memakai apron Pb untuk melindungi perut 5) Bagi anak dan remaja harus memakai apron Pb untuk melindungi daerah genitalia b. Persiapan khusus : 1) Radiografi Konvensional a) Foto polos perut (BOF/BNO/KUB ) Non Akuta, persiapan meliputi ( bisa salah satu atau kombinasi ketiganya) : (1) Diet rendah serat (2) Clysma (3) Lavemnt b) Mammography, persiapan meliputi : (1) Usia pasien > 35 tahun (kecuali untuk diagnosis) (2) Waktu pemeriksaan pada hari ke-7 hingga ke-10 setelah menstruasi bersih (3) Pasien bisa diposisikan berdiri atau minimal duduk (4) Tidak terdapat luka basah / ulkus pada payudara 2) Radiografi Kontras Konvensional a) Intra Venous Pyelography (IVP/IVU) (1) Pasien dewasa, persiapan meliputi :  Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap media kontras  Pasien dengan resiko reaksi kontras dapat dilakukan premedikasi per oral dengan prednison 30 mg / metilprednisolon 32 mg pada 12 jam dan 2 jam sebelum pemeriksaan dilakukan

24

LOGO RUMAH SAKIT

 Hasil lab darah SC < 1,5 dilakukan maksimal 7 hari sebelum pemeriksaan. Bila SC = 1,5 – 2  pengawasan oleh radiologi  Penderita diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan dengan baik  2-3 Hari sebelumnya penderita diminta untuk makan makanan rendah serat, bubur boleh dicampur kecap / garam dan tidak merokok  Bila pemeriksaan pagi hari, 10 jam sebelumnya (jam 21.00) minum obat pencahar  Jam 22.00 diclysma I, tidur dan puasa, jam 06.00 diclysma II  Selanjutnya puasa hingga pemeriksaan dilakukan, dan kurangi berbicara serta tidak merokok selama pemeriksaan dilakukan  Buli dikosongkan sesaat sebelum pemeriksaan  Menandatangani formulir Persetujuan Tindakan Medis (2) Pasien bayi dan anak :  Pengantar diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan  Konsul ke bagian anastesi  Bayi / anak dalam keadaan terpasang infus  Puasa + 4 jam sebelum pemeriksaan  Menandatangani formulir Persetujuan Tindakan Medis  Cystography, persiapan meliputi :  Pasien sudah terpasang catheter urine  Pasien mengosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan dilakukan  Menandatangani formulir Persetujuan Tindakan Medis b) Ultrasonografi ( USG ), persiapan meliputi : (1) Pasien membawa hasil lab atau hasil radiologi yang telah dilakukan sebelumnya (2) Pasien MRS membawa status rekam medis (3) Pada USG traktus hepatobilier, pasien puasa (dewasa : 6 jam dan anak : 4 jam) sebelum pemeriksaan (4) Pada kasus neonatus cholestasis, pasien dianjurkan puasa 10 jam dan membawa ASI/PASI yang diminumkan ketika mengevaluasi kontraksi bilier (5) Pada USG obstetri trimester I kondisi buli penuh, sedangkan pada trimester II dan III kondisi buli tidak harus penuh (6) Pada USG ginekologi, urologi dan appendix kondisi buli penuh. Bila pasien memakai kateter mohon kateter

25

LOGO RUMAH SAKIT

dilepas atau bila tidak memungkinkan kateter diklem untuk pengisian buli (7) Posisi pasien tidur terlentang/ bervariasi sesuai dengan organ yang diperiksa c) CT Scan (1) Persiapan umum  Pasien dibaringkan dimeja pemeriksaan CT Scan  Pasien tidak diperkenankan bergerak selama proses scanning  Pasien gelisah atau pasien anak yang tidak bisa tenang perlu disiapkan obat penenang atas ijin dokter yang merawat atau dikonsultasikan ke bagian anastesi (2) Persiapan untuk CT Scan dengan kontras :  Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap media kontras  Pasien dengan resiko reaksi kontras dapat dilakukan premedikasi per oral dengan prednison 30 mg / metilprednisolon 32 mg pada 12 jam dan 2 jam sebelum pemeriksaan dilakukan  Hasil lab darah ur ≤ 40, cc ≤ 2 dilakukan maksimal 7 hari sebelum pemeriksaan  Untuk pemeriksaan CT Scan abdomen Pasien puasa 6 jam sebelum pemeriksaan dilakukan  Pada CT Scan hepar, tidak diperkenankan pemberian kontras oral  Pada CT Scan pancreas, diberikan kontras oral berupa air yang diminum sesaat sebelum pemeriksaan  Pada CT Scan abdomen traktur gastrointestinalis, diberikan kontras oral water soluble encer sebanyak ± 1000 cc sejak 10 jam sebelum pemeriksaan, 500 cc 1 jam sebelum pemeriksaan dan 500 cc sesaat sebelum pemeriksaan  Pada CT Scan rectal diberikan kontras water soluble sangat encer per rectal ± 200 cc  Menandatangani formulir Persetujuan Tindakan Medis

26

LOGO RUMAH SAKIT

BAB IV DOKUMENTASI 4.1.FORM ASESMEN IGD

27

Related Documents


More Documents from "Rahmah"