PANCASILA PENGGALIAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Dalam kehidupan kita sehari-hari kita berprilaku haruslah berpedoman pada nilai-nilai pancasila, pancasila telah dijadikan pedoman sejak masa pergerakan nasional. Pada masa-masa tersebut banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi, dimana pada masa pergerakan nasional banyak para tokoh-tokoh penting negara yang hingga para generasi muda pada saat itu pun juga terlibat dalam peristiwa tersebut . Peristiwa – peristiwa di masa pergerakan nasional tersebut berimbas pada masa sekarang. Dimana nilai-nilai pancasila yang tergakandung dalam peristiwa tersebut dijadian sebagai pedoman di masa sekarang. Penggalian nilai-nilai pancasila pada masa pergerakan nasional tersebut akan dibahas pada makalah ini.
1.2.
Rumusan Masalah 1. Jelaskan awal kemunculan organisasi kepemudaan di Indonesia ! 2. Jelaskan tentang peristiwa penting yang terjadi pada tahun 1928 serta makna dari peristiwa tersebut ! 3. Jelaskan latar belakang terjadinya rengasdengklok dan dampaknya ! 4. Jelaskan tentang hasil – hasil sidang BPUPKI dan PPKI ! 5. Jelaskan tentang nilai – nilai pancasila yang dominan muncul pada saat itu !
1.3.
Tujuan 1. Mengetahui awal kemunculan organisasi kepemudaan di Indonesia 2. Mengetahui tentang peristiwa penting yang terjadi pada tahun 1928 serta makna dari peristiwa tersebut 3. Mengetahui latar belakang terjadinya peristiwa rengasdengklok dan dampaknya 4. Mengetahui hasil-hasil sidang BPUPKI dan PPKI 5. Mengetahui tentang nilai-nilai pancasila yang dominan muncul pada saat itu
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Jelaskan awal kemunculan organisasi kepemudaan di Indonesia Pemuda merupakan salah satu elemen bangsa yang selalu menjadi garda depan dalam menghadapi berbagai persoalan bersama. Dalam sejarahnya, kelompok ini selalu melahirkan berbagai pemikiran dan gerakan menuju perubahan dan perbaikan bangsa Indonesia. Peran mereka sudah dimulai jauh sebelum lahirnya negara Indonesia. Awal kebangkitan Nasional disebabkan beberapa faktor, baik dari dalam negeri maupun luar Negeri, antara lain factor dalam negeri: 1. Makin banyaknya/makin tingginya kesadaran ingin bersatu. 2. Makin mengingkatnya semangat bangsa Indonesia ingin merdeka. 3. Makin banyaknya orang pintar dan terpelajar di Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 1908, atas prakarsa Dr.Wahidin S dan para Pemuda STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan, Suradji dan Suwardi Suryaningrat mengadakan rapat pertama di Jakarta, dan berhasil mendirikan perkumpulan yang diberi nama Boedi Oetomo yang berarti kebaikan yang diutamakan. Disinilah titik awal
berdirinya
perkumpulan-perkumpulan
yang menjurus
kepada sifat
nasionalisme dan patriotisme, karena setelah berdirinya Boedi Oetomo maka bermunculanlah perkumpulan-perkumpulan dan pergerakan yang bersifat luas antara lain, Serikat Dagang Islam tahun 1909, Indische Party tahun 1913. Muhammadiyah tahun 1912, Nahdhatul Ulama tahun 1926. tahun ini pula, Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).Lahirnya Boedi Oetomo, 21 Mei 1908, mengawali gerakan pemuda Indonesia dalam sebuah organisasi modern. Berdiri perkumpulan pemuda diluar Jawa pada tahun 1918 yaitu : Pada 20 mei 1908 atas prakarsa Dr. Wahidin dan para pemuda STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan, Suradji, dan Suwardi Suryaningrat mengadakan rapat pertama di Jakarta, dan berhasil mendirikan perkumpulan yang diberi nama Boedi Oetomo yang berarti kebaikan yang utama. Disinilah titik awal berdirinya perkumpulanperkumpulan yang menjurus kepada sifat nasionalisme dan patriotisme, karena telah mendirikan Boedi Oetomo maka bermuncullah perkumpulan-perkumpulan dan pergerakan yang bersifat luasantara lain, Serikat Dagang Islam tahun 1926,
Indische Party tahun 1913. Muhammadiyah tahun 1912, Nahdhatul Ulama tahun 1926, tahun ini pula Ir. Soekarno mendirikan partai nasional Indonesia (PNI). Lahirnya Boedi Oetomo 20 mei 1908, mengawali pergerakan pemuda Indonesia dalam sebuah organisasi modern .berdiri perkumpulan pemuda di luar jawa : 1. Tri Koro Dharmo Pada 7 Maret 1915 di Jakarta dr.R.Satiman Wiryosandjoyo, Kadarman dan Sunardi dan beberapa pemuda lainnya bermufakat untuk mendirikan perkumpulan pemuda di mana yang diterima sebagai anggota hanya nak-anak sekolah menengah yang berasal dari Pulau Jawa dan Madura. Perkumpulan yang diberi nama Tri Koro Dharmo meruapakan gerakan pemuda pertama yang sesungguhnya. Nama Tri Koro Dharmo berarti Tiga Tujuan Mulia. Yang terpilih sebagai ketua utama adalah Satiman Wiryosanjoyo dan Soenardi, yang kemudian dikenal sebagai Mr.Wongsonegoro menjadi wakil ketua. Sementara itu Soetomo terpilih sebagai sekretaris. Anggota pengurus lainnya diantaranya adalah Muslich, Musodo dan Abdul Rachman. Tujuan Organisasi itu menurut pasak 2 Anggaran dasarnya adalah :
Menjalin pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah, dan kursus perguruan kejuruan, dan sekolah vak.
Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia (Indonesia). Pada 12 Juni 1918 Tri Koro Dharmo mengadakan kongresnya di Solo. Pada saat itu Satiman Wiryosanjoyo sudah tidak menjadi ketua lagi, karena sejak tahun 1917, kedudukannya telah diganti oleh Sutardiaryodirejo. Satiman kemudian diangkat menjadi ketua kehormatan. Kongres ini menhasilkan dua keputusan penting, yaitu tentang ruang lingkup keanggotaan dan nama organisasi, serta mengenai kepengurusan. Pada tahun 1918 organisasi berubah nama menjadi Jong Java (JJ) dan orientasinya lebih luas mencakup Jawa raya, milisi, dan pergerakan rakyat pada umumnya. Dengan perubahan nama tersebut diharapkan pemuda Sunda, Madura, Bali, dan Lombok dapat ikut memasuki organisasi ini. Tujuan organisasi pun diubah dengan hasrat membangun persatuan Jawa Raya. Sekalipun hanya baru terbatas pada Jawa, hal ini
meruapakan bibit awal bagi terbentuknya integrasi bangsa. Ikatan-ikatan suku di Jawa diperastukan dengan ikatan teritorial, yaitu Pulau Jawa. Sampai dengan kongresnya yang terakhir di Semarang pada 23 Oktober 1929, Jong Java berhasil mengadakan kongres sebanyak sepuluh kali. Dalam kongreskongresnya itu telah berhasil diambil sejumlah keputusan penting yang bermanfaat bagi perjuangan pemuda Indonesia pada masa selanjutnya. Keputusan-keputusan tersebut, yaitu: Disetujuinya seorang wanita duduk dalam pengurus besar dan anggota redaksi dalam majalah Jong Java, serta usaha untuk menerjemahkan surat-surat yang pernah ditulis oleh Kartini. Keputusan ini merupakan indikator adanya pengakuan bahwa hak wanita sama dengan pria sebagai kelanjutan usaha emansipasi Kartini. Dalam kongresnya yang ketiga, bahasa-bahsa daerah seperti Jawa, Bali, Sunda, Makasar dapat digunakan asal disertai terjemahan dalam Bahasa Belanda. Diperbolehkannya penggunaan bahasa-bahasa daerah itu dengan maksud untuk menghormati perbedaan antar suku yang ada.Hanya saja bahasa pengantar utamanya masih menggunakan bahasa Belanda. Adanya cita-cita untuk mebangun Jawa Raya, yaitu dengan jalan membina persatuan di antara golongan-golongan di Jawa dan Madura untuk mencapai kemakmuran bersama. Tidak salah lagi rasa nasionalisme yang makin berkembang, meningkatkan ke arah kegiatan politik dan untuk merealisasikan persatuan diperlukan perpaduan atau penggabungan beberapa organisasi dan baru pada akhir tahun 1928 terjadilah fusi dengan PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia). Pada tahun 1929 Jong Java dibuabrkan dan diganti dengan Indonesia Muda dengan maksud menempuh orientasi nasionalisme yang sebenarnya. 2. Jong Sumatranen Bond Mengikuti jejak murid sekolah menengah Jawa, maka pada 9 Desember 1917 di Jakarta didirikan Jong Sumatranen Bond. Tujuannya yaitu memperkokoh ikatan sesama murid Sumatera dan sekaligus mengembangkan kebudayaan Sumatera. Dia antara pengurusnya yaitu Moh.Yamin. Untuk mencapai tujuannya, maka dilakukan usaha-usaha, yaitu menghilangkan adanyaprasangka etnis di kalangan orang Sumatera, memperkuata perasaan saling membantu, dan bersama-sama mengangkat derajat penduduk Sumatera dengan jalan menggunakan alat propaganda, kursus, ceramah-ceramah dan lain sebagainya. Nampaknya kehadiran organisasi ini disambut hangat oleh para pemuda Sumatera. Hal ini terbukti sampai tahun 1925, organisasi ini memiliki anggota mencapai 115 orang. Pemuda Sumatera ini memeberikan andil yang
besar dalam memperkuat kesadaran berbangsa, khususnya di kalangan pemuda. Bahkan bersama Jong Java dan Perhimpunan Pelajar Indonesia memiliki peranan yang strategis di dalam menyatukan organisasi-organisasi pemuda setelah lahirnya Sumpah Pemuda. Dapat dilihat bahwa dalam beberapa perkumpulan terdapat benihbenih ke arah persatuan bangsa indonesia. Oleh karena itu, pemuda-peuda Indonesia merasa perlunya persatuan pemuda-pemuda Indonesia yang dituangkan dalam suatu wadah sehingga terdapat satu derap langkah yang sama dalam mencapai apa yang dicita-citakan oleh pemuda Indonesia pada umumnya. 3. Jong Minahasa Organisasi ini didirikan pada 24 April 1919. Hadirnya organisasi ini merupakan kelanjutan dari organisasi Rukun Minahasa yang telah dibentuk pada 1912 di Semarang. Tujuan didirikannya adalah untuk mempererat rasa persatuan di antara sesama pemuda sedaerah dan turut serta memajukan kebudayaannya. Salah satu tokoh yang terkenal dari perkumpulan ini adalah G.R. Pantow. 4. Jong Ambon Jong Ambon didirikan pada 9 Mei 1920. Dilihat dari latarbelakang kelahirannya, organisasi ini merupakan jawaban atas sejumlah organisasi orang Ambon yang telah dibentuk sebelumnya, yang umumnya pro Belanda. Pendirinya yaitu A.J. Patty. Seorang pemuda Maluku. Mula-mula ia mendirikan Serikat Ambon di Semarang, kemudian melalui mendirikan organisasi orang Ambon, dan menjadi organisasi politik yang pertama. Tokoh ini snagat aktif untuk melakukan kampanye, tidak ahanya di Jawa, tetapi juga sampai di Ambon. Oleh karena itu, ia dianggap menentang kolonial Belanda, sehingga pada bulan Oktober, ia ditangkap dan diasingkan, semula ke Ujung Pandang, kemudian ke Bengkulu, Palembang dan Flores. Tertangkapnya tokoh tersebut, menyebabakan kemunduran organisasi ini. 5. Jong Batak Berdiri pada tahun 1926. Dikenal juga dengan nama Jong Bataks Bond, adalah perkumpulan para pemuda yang berasal dari daerah Batak (Tapanuli), yang bertujuan untuk mempererat persatuan dan persaudaraan di antara para pemuda yang berasal dari daerah tadi serta turut serta memajukan kebudayaan daerah. Salah satu tokoh yang terkenan dari organisasi ini adalah Amir Sjarifudin.
6. Pemuda Timor Organisasi di kalangan orang Timor baru dibentuk pada bulan September 1921 di Makassar, yakniTimorsch Verbond, dengan ketua J.W. Amalo. Statutanya, yang diakui pemerintah pada tahuun 1923, menyatakan bahwa tujuan Timorsch Verbond adalah untuk meningkatkan moral dan kerohanian orang-orang Timor, memajukan kesejahteraan dan memberi bantuan bila diperlukan, serta membantu memajukan anak-anak anggota. Untuk mencapai tujuan itu diselenggarakan pertemun-pertemuan, surat-menyurat dan kalau perlu memohon bantuan pemerntah, serta melalui usaha pengumpulan dana. Suatu cabang organisasi ini didirikan di Kupang. Di Kupang dibentuk juga suatu organisasi lain bernama Perserikan Timor, pada bulan Agustus 1924, d bawah pimpinan C. Frans. Statutanya, yang disahkan pemerintah (tanggal 27 Maret 1925), menyatakan bahwa organisasi ini bertujuan memperjuangkan kemandirian penduduk pribumi Timor dan sekitarnya di bidang ekonomi, rohani, kebudayaan dan politik alam kerjasama dan tetap memperkokoh ikatan dengan Belanda. Tujuan itu diupayakan dengan banyak cara, a.l. dengan mengusahakan perwakilan dalam Volkdraad. Keanggotaannya hanyalah warga negara Belanda, sedang anggota biasa meliputi semua pendudukan pribumi Timor dan sekitarnya yang tidak sama status dengan orang-oang Eropa (niet gelijkgesteld), orang-orang Belanda dan Indiërs yang kawin dengan keturunan mereka, dan Indiërs yang telah bermukim di daerah itu paling sedikit 10 tahun. Pada pertengahan tahun 1920-an ketika pihak komunis makin radikal, pengaruhya juga terungkap di kalangan orang Timor dalam Timorsch Verbond di Makasar, demikian juga dalam suatu organisasi di Timor yang bernama Kerapatan Timor Evolutie di bawah pimpinan J.W. Toepe dan Ch. M. Pandy. Malahan Pandy mendirikan organisasi yang radikal, mula-mula dengan nama Sarekat Timor, lalu kemudian menjadi Sarekat Rakjat. Organisasi ini merupakan gerakan perlawanan yang militan terhadap pemerintah setempat dan ia memperoleh pengikut sampai 1200 anggota. Etika Pandi ditahan dan diadili maka sarekat itupun lenyap. Sementara itu Kerapatan Timor Evolutie dan Timorsch Vebond diam-diam mendukung Pandy. Timorsch Verbond mempunyai sekitar 100 anggota dan mendirikan HIS di dekat Kupang. Perserikatan Timor mempunyai anggota sekitar 850 orang, dan tetap mempertahankan tujuan semula.
7. Jong Celebes Arti Celebes Muda atau Pemuda Celebes, yaitu organisasi pemuda yang berasal dari seluruh pulau Celebes (Sulawesi), sehingga jangkauannya lebih luas dari Jong Minahasa. Didirikan pada tahun 1912, maksud dan tujuannya adalah mempererat rasa persatuan dan tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda (pelajar) yang berasal dari Pulau Celebes atau Sulawesi. Tokoh-tokohnya yang terkenal antara lain Arnold Mononutu, Waroruntu dan Magdalena Mokoginta atau yang dikenal dengan Ibu Sukanto (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang pertama). 8. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) Bila pada permulaan abad XX organisasi pemuda masih memiliki sifat primodialisme yang kental, namun dalam perkembangannya banyak organisasi pemuda yang menuju arah integrasi bangsa. Terutama memasuki periode tahun 1926, banyak organisasi yang geraknya mulai bernafaskan Indonesia. Salah satunya yaitu Perhimpunan
Pelajar-Pelajar
Indonesia
yang
didirikan
pada
1925,
namun
peresmiannya baru pada tahun 1926. Pendirian organisasi ini dilatar belakangi dengan semakin maraknya kaum pelajar Indonesia sebagai akibat dibukanya berbagai sekolah tinggi, sehingga timbul gagasan untuk memberikan sumabangan yang berharga bagi perjuangan kemerdekaan. Tujuan dari organisasi pemuda ini, yaitu untuk menyatukan perkumpulan-perkumpulan pemuda yang telah ada, yang umumnya memiliki latar belakang budaya, lokalitas, dan etnisitas yang berbeda. Adapun
para tokoh PPPI, yaitu Sogondo Djojopuspito Sigit Abdul Sjukur,
Gularso, Sumitro, Samidjono, Hendromartono, Subari, Rohjani, Sunarko, S.Djuned Pusponegoro, Kuntjoro, Wilopo, Surjadi, A.K. Gani, Amir Sjarifudin, dan abu Hanifah. Salah satu tokoh PI berperan sebagai ketua Kongres Pemuda II, yaitu Sugondo Djojopuspito. Satu hal yang sangat menarik bahwa PPPI tidak hanya bergerak dalam negeri saja. Para tokoh PPPI menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh Perhimpunan Indonesia (PI) di negeri Belanda. PI dalam waktu-waktu tertentu mengirimkan majalah Indonesia Merdeka ke Indonesia, sementara itu PPPI mengirimkan majalahnya Indonesia Raya dan berita-berita penting di tanah air ke negeri Belanda. Memang diakui ada usaha untuk menyebarluaskan tentang proses perkembangan pergerakan Perhimpunan
Indonesia ke tanah air. Namun usaha ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, yang mendapat tugas untuk menyebarluaskan proses perkembangan proses perkembangan organisasi tersebut, yaitu Ali Sastroamidjojo secara aktif turut mengisi majalah “Indonesia Merdeka”. Di samping itu, Ali Sastroamidjojo turut pula berusaha menyebarluaskan majalah itu ke Indonesia, terutama edisinya dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan untuk beberapa waktu. Ini pun dilakukan secara seludupan, karena masuknya ke tanah air dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda. Akan tetapi majalah tersebut masih dapat diterima oleh PPPI, karena usaha Sugondo Joyopuspito yang bekerjasama dengan petugas pos yang menyortir kiriman barang dari luar memasuki Hindia Belanda. Pegawai pos tersebut secara cermat dan diam-diam memasukkan majalah tersebut dalam bajunya kemudian diserahkan kepada para tokoh pemuda PPPI. 9. Pemuda Indonesia (Jong Indonesia) Pada 27 Februari 1927 di kota Kembang, Bandung lahirlah sebuah organisasi pemuda yang bersifat nasional yang diberi nama Jong Indonesia (Pemuda Indonesia), dimana sebagian besar anggotanya berasal dari pelajar-pelajar AMS dan dari mahasiswa RHS dan STOVIA. Cabang-cabang Jong Indonesia tersebar di berbagai daerah, yaitu Jogjakarta, Solo, dan Jakarta. Kongres pertamanya diadakan di Bandung pada 28 Desember 1927. Kongres ini berhasil mengambil beberapa keputusan penting, yaitu Nama organisasi yang sebelumnya masih dalam bahsa Belanda diganti dengan nama Indonesia, yaitu Pemuda Indonesia.Bahasa resmi pengantarnya ditetapkan bahasa Melayu.Gagasan fusi atas organisasi-organisasi pemuda sebagaimana yang dikemukakan Perhimpunan Indonesia disetujui asal semua organisasi menghendaki dan jika ada organisasi pemuda yang tidak menyetujui, Pemuda Indonesiaakan menetapkan pendiriannya kemudian. Sebelum kongres, pengurus Pemuda Indonesia yaitu Suwaji sabagai ketua pertama dan Sugiyono sebagai salah satu anggota pengurus. Sementara pengurus setelah kongres yaitu Yusupadi sebagai ketua, sekretaris I dipegang Muhammad Tamzil, sekretaris II Subagia Reksodpuro, Asaat sebagai bendahara yang dibantu oleh pengurus lainnya seperti Roesmali dan Syahrir.
Atas inisiatif PPPI, pada 27-28 Oktober 1928 dilangsungkan Kongres Pemuda Indonesia II untuk mempersatukan segala perkumpulan pemuda Indonesia yang ada dalam satu badan gabungan. Kongres ini menhasilkan Sumpah Pemuda yang isinya tiga sendi persatuan bangsa Indonesia, yaitu persatuan tanah air, bangsa dan bahasa. Dari kongres ini juga diperkenalkan lagu Indonesia Raya yang diciptakan Wage Rudolf Supratman dan bendera merah putih yang dipandang sebagai bendera pusaka bangsa Indonesia. Dalam kongres yang diadakan di yogyakarta pada 24-28 Desember 1928 membuahkan keputusan untuk mengadakan fusi (gabungan). Keputusan tersebut disetujui oleh Jong Celebes. Kemudian dibentuklah suatu komisi yang disebut misi Besar Indonesia Muda, untuk mempersiapkan langakah-langkah pelaksanaannya. Akhirnya pada 31 Desember 1930 dalam koferensi di Solo ditetapkan berdirinya organisasi Indonesia Muda.
10. Persatuan Pemuda Pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta berlangsung Kongres Pemuda II yang diprakarsai oleh PPPI. Dalam kongres yang dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito tersebut ditegaskan kembali keinginan untuk mengadakan penggabungan setelah Jong Java dan Pemuda Indonesia menyatakan setuju untuk mengadakan fusi. Pada waktu itu Kongres Pemuda II juga disebut Kerapatan Pemuda-pemudi Indonesia. Kongres yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perkumpulan pemuda ini menghasilkan beberapa keputusan. Salah satu keputusan penting yang ditetapkan dalam kongres ini adalah Sumpah Pemuda. Keputusan yang bertema persatuan tersebut merupakan keputusan yang benarbenar menentang politik devide et impera dari Pemerintah Kolonial. Pada masa Sumpah Pemuda juga muncul istilah antithese kolonial, yaitu para pelajar dan mahasiwa Indonesia dalam menyebut pertentangan kepentingan antara bangsa Belanda dan rakyat Indonesia.Sebagai hasil dari kongres pemuda II, lahirlah Perkumpulan Indonesia Muda. Perkumpulan Indonesia Muda berdiri pada tanggal 31 Desember 1930 di Surakarta. Indonesia Mudameerupakan fusi dari Jong Java, Pemuda Indonesia, Jong Celebes, Perkumpulan Pemuda Sumatera, dan Sekar Rukun.
11. Indonesia Muda Indonesia Muda merupakan suatu oraganisasi yang tidak ikut bergerak dalam aksi politik. Organisasi ini didirikan di Solo paad 31 Desember 1930. Organisasi ini berazaskan kebangsaan dan Indonesia Raya dalah tujuannya. Dalam sepak terjangnya, organisasi ini telah berhasil menerbitkan majalah yang diberi nama Indonesia Muda. Ketidakhadiran Indonesia Muda dalam ranah politik, membuat aktifitasnya menjadi kurang kelihatan. Meskipun begitu pemerintah masih saja menaruh curiga yang menyebabkan beberapa sekolah pemerintah dilarang menjadi anggotanya. Adanya tekanan dan kenkangan pemerintah terhadap perhimpunan atau organisasiorganisasi pemuda ini, menyebabkan banyak anggota yang keluar dari organisasi ini.Politik reaksioner Gubernur Jenderal de Jonge (1932-1937) tidak hanya melumpuhkan gerakan partai-partai politik namun juga organisasi-organisasi pemuda. Melihat hal ini Indonesia Muda mencoba untuk mengadakan kongres pada1936, namun usaha organisasi ini gagal, karena tak mendapat izin pemerintah. Barulah pada 1938 dapat diadakan Kongres Pemuda III di Yogyakarta. Hasilnya ialah federasi organisasi-organisasi pemuda dengan pusat di Jakarta. Kongres juga memutuskan mengenai kata “kemerdekaan Nusa dan Bangsa” diganti dengan “menjunjung martabat Nusa dan Bangsa”. Hal ini disebabakan kata “kemerdekaan” tersebut dianggap tabu bagi pemerintah Belanda.
Perkumpulan ini juga diikuti oleh
perkembangan organisasi pemuda Hindia Belanda yang sekolah di luar negeri. Soempah Pemoeda kedua berlangsung di Batavia, setelah mereka mengadakan pembahasan, mereka sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika bangsa Indonesia ingin merdeka, bangsa Indonesia harus bersatu. Untuk itu mereka bersumpah yang terkenal dengan namaSoempah Pemoeda yang diikrarkan pada akhir kongres yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928. 2.2.Jelaskan tentang peristiwa penting yang terjadi pada tahun 1928 serta makna dari peristiwa tersebut. Setelah memperoleh banyak keuntungan dari tanah nusantara ini, peperintah Hindia Belanda merasa perlu adanya balas budi terhadap rakyat bangsa Indonesia. Untuk itula pemerintah Hindia Belanda menerapkan sistem Politik yang dinamakan Politik Etis yang memperbolehkan rakyat/ pemuda Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang dengan memperoleh pendidikan maka pemuda-pemuda Indonesia
menjadi orang-orang intelek yang terbuka pengetahuannya. Maka dimulailah pergeraka-pergerakan yang menginginkan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia 1. Organisasi-organisasi Pemuda Pada zaman pergerakan Nasional, banyak berdiri organisasi pemuda. Yang pada mulanya bersifat kedaerahan berangotakan pemuda daerah tertentu yang pada umumnya mereka adalah pelajar sekolah menengah dan mahasiswa. Organisasi yang pertamakali berdiri adalah Tri Koro Darmo yang angota-anggotanya terdiri dari pemuda-pemuda Jawa yang didirikan pada tahun 1915 dipimpin oleh Satiman Wiryosanjoyo dan pada tahun 1918 berganti namanya menjadi Jong Java (dibaca : Yong Java) Pemuda dari daerah lain yang belajar di kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta, Srabaya, Bandung, dan Yogyakarta mendirikan organisasi untuk tolong menolong sebab jauh dari kampung halaman. Pemuda Sumatra mendirikan Jong Sumateranen Bond (JBS) tahun 1917 dengan tokohnya : Muhammad Hatta, Muhammad Yamin dan Bahder Johan. Pada tahun 1918, pemuda Ambon mendirikan Jong Ambon. Sesudah itu berdiri pula Jong Minahasa, Jong Celebes (Sulawesi), Jong Bataksbond, dan pemuda Sunda mendirikan Sekar Rukun.
2. Konggres Pemuda I Lama kelamaan sifat kedaerahan organisasi emuda itu hilang. Mereka menyadari bahwa mereka adalah satu bangsa. Karena itu mereka berusaha menyatukan semua organisasi itu menjadi satu organisasi tunggal. Pada bulan November 1925 beberapa tokoh pemuda mengadakan pertemuan di Jakarta. Para pemuda itu sepakat untuk mengadakan pertemuan yang lebih luas. Untuk itu dibentuk sebuah panitia. M. Tabrani diangkat sebagai ketua sedangkan Sumarmo sebagai wakilnya (keduanya dari Jong Java). Jamaluddin Adinegoro (JSB) sebagai sekretaris, Suwarso (Jong Java) sebagai bendahara. Anggota lainnya adalah Bahder Johan dan Sarbini (JSB), Jan Toule Soulehua (Jong Ambon), Paul Pinantoan (pelajar Minahasa), Hamami (Sekar Rukun), dan Sanusi Pane (Jong Bataksbond). Bulan April 1926 mereka mengadakan konggres yang disebut konggres pemuda I yang dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda. Beberapa tokoh pemuda menyampaikan pidato tentang persatuan Indonesia. Muhammad Yamin berpidato tentang perkembangan bahasa dikemudian hari. Sementara itu M. Tabrani mengajak semua organisasi pemuda dilebur menjadi organisasi tungal.Konggres pemuda I berhasil
mencapai tujuannya. Semua organisasi pemuda mengakui perlunya persatuan. Akan tetapi bentuk persatuan itu yang belum mereka sepakati. Sebagian setuju menghendaki membentuk organisasi tungal, sebagian lagi setuju membentuk federasi. Artinya organisasi yang sudah ada tidak perlu dibubarkan, tetapi menjadi anggota federasi.
3. Konggres Pemuda II Tokoh-tokoh pemuda tidak putus asa. Sesudah konggres pemuda I, mereka sering mengadakan pertemuan. Akhirnya dicapai kesapakatan tentang :
Cita-cita Indonesia merdeka harus menjadi cita-cita semua putera Indonesia.
Semua organisasi pemuda harus disatukan dalam wadah tunggal
Pada bulan Mei 1928 mereka bertemu lagi. Dalam pertemuan ini diambil keputusan untuk mengadakan konggres berikutnya, maka disusunlah panitia sebagai berikut : Ketua
: Sugondo Joyopuspito
Wakil Ketua
: Joko Marsaid
Sekretaris
: Mohammad Yamin
Bendahara
: Amir Syarifuddin
Disamping itu terdapat lima pembantu yakni Johan, Muhammad Cai, Kocosungkono, Senduk, J. Leimena, dan Rohyani. Konggres berlangsung dua hari, tanggal 27 dan 28 Oktober 1928. Konggres inilah yang disebut konggres pemuda II. Tempat sidang berpindah-pindah. Sidang terakhir diadakan di gedung Indonesische Clubhuis (sekarang museum Sumpah Pemuda). Banyak tokoh politik dan masyarakat yang menghadiri konggres seperti : Ir Sukarno. Begitu pula dengan Perhimpunan Indonesia dari negeri Belanda.Berbagai masalah dibahas dalam konggres. Mhammad Yamin membahas masalah persatuan bangsa yang ditinjau dari sudut sejarah. Dikatakan bahwa sebelum kedatangan bangsa Barat, bangsa Indonesia sudah bersatu dibawah kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada waktu konggres berlangsung Mohammad Yamin sudah menyusun rumusan konggres. Dalam rumusan itu tercantum bagian yang sekarang disebut Sumpah Pemuda yang isinya :
Kami putera puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putera puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putera puteri Indonesia mengaku berbahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sebelum rumusan dibacakan, terlebih dahulu diperdengarkan lagu Indonesia Raya gubahan W.R. Supratman yang dinyanyikan hanya dengan biola saja karena adanya larangan oleh polisi pemerintah Belanda.Yang membuat rumusan Sumpah Pemuda adalah Moehammad Yamin dan isi dari Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Tiga bait tersebut mengandung makna yang sangat dalam dan abadi. Isi dari sumpah pemuda senantiasa mengingatkan kita para generasi penerus bangsa untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan serta harus selalu bangga menjadi bangsa Indonesia. Namun sayangnya dari beberapa kerusuhan yang terjadi beberapa tahun terakhir merusak makna tersebut. Semua itu disebabkan karena "ketidaksiapan" kita dalam menghadapi perubahan. Antara lain perubahan di dalam cara menggapai tujuan akibat perbedaan nasib dan status sosial.
2.3.Jelaskan latar belakang terjadinya rengasdengklok dan dampaknya. Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan
bangsa
Indonesia,
menjadi
seolah-olah
merupakan
pemberian
dari
Jepang.Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan TimurJakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Akibatnya:
gagalnya
sidang
PPKI
(direncanakan
tgl
16-8-1945)
dan
terjadinya
kebingungan dikalangan golongan tua atas hilannya Soekarno-Hatta. arti penting : tercapainya kesepakatan antara golonganmuda dngan golongan tua mengenai pelaksanaan proklamasi. 2.4.Pandangan ideologi dasar negara menurut Mohammad Yamin, Sopomo dan Soekarno Mohammad Yamin Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut: peri kebangsaan peri kemanusiaan peri ketuhanan peri kerakyatan kesejahteraan rakyat. Supomo Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini: persatuan kekeluargaan keseimbangan lahir dan batin musyawarah keadilan sosial.
Ir. Sukarno Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini: kebangsaan Indonesia internasionalisme atau perikemanusiaan mufakat atau demokrasi kesejahteraan sosial Ketuhanan Yang Maha Esa. Lima prinsip sebagai dasar negara tersebut kemudian oleh soekarno diusulkan agar diberi nama Pancasila atas saran salah satu teman beliau ahli bahasa. Berikutnya menurut soekarno kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila yang meliputi : Sosionasionalisme yang merupakan sintetis dari kebangsaaan (nasionalisme) dengan peri kemanusiaan (Internasionalisme), Sosio-Demokrasi yang merupakan sintesis dari mufakat (demokrasi) dengan Kesejahterahaan sosial, serta Ketuhanan, berikutnya beliau juga mengusulkan bahwa Tri Sila tersebut juga dapat diperas menjadi Eka Sila yang intinya adalah gotong royong. Beliau mengusulkan bahwa Pancasila adalah sebagai dasar filsafat nrgara dan pandangan hidup bangsa Indonesia atau ‘Philosofhische grondslag” juga pandangan dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai “Weltanschauung” dan diatas dasar itulah kita dirikan negara Indonesia. Sangat menarik untuk dikaji bahwa beliau dalam mengusulkan dasar negara tersebut selain secara lisan juga dalam uraiannya juga membandingkan dasar filsafat negara Pancasila dengan Ideologi-Ideologi besar dunia seperti Liberalisme, Komunisme, Chauvinisme, Kosmopolitisme, San min Chui dan ideology besar dunia. Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila. 2.4.Jelaskan Hasil – hasil sidang BPUPKI dan PPKI
SIDANG PERTAMA BPUPKI : Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah mendengarkan
pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut : Sidang tanggal 29 Mei1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat”. Sidang tanggal 31 Mei1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”. Sidang tanggal 1 Juni1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa”. Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “GotongRoyong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari konsep para anggota BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia.
SIDANG KEDUA BPUPKI : Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10 Juli1945 hingga tanggal 14 Juli1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kewarganegaraan Indonesia, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: Panitia Perancang UndangUndang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta). Pada tanggal 11 Juli1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut : 1.
Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
2.
Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
3.
Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota)
4.
Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
5.
Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
6.
Haji Agus Salim (anggota)
7.
Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
Pada tanggal 13 Juli1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut. Pada tanggal 14 Juli1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu : Pernyataan tentang Indonesia Merdeka, Pembukaan Undang-Undang Dasar
Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai "UndangUndang Dasar1945", yang isinya meliputi :
Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas wilayah Hindia-Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang adalah wilayah Sabah dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei Darussalam), Papua, TimorPortugis (sekarang adalah wilayah negara Timor Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya,
Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih,Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
Konsep proklamasi kemerdekaan negara Indonesia baru rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama "Piagam Jakarta", sedangkan konsep UndangUndang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat "Piagam Jakarta". Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam, Syariat Islam, dalam negara Indonesia baru. "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" pada akhirnya disetujui dengan urutan dan redaksional yang sedikit berbeda.
SIDANG PPKI : Pada tanggal 7 Agustus 1945 pula dibentuk PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai. Sidang pertama PPKI (18 Agustus 1945).hasil pelaksanaan sidang yang pertama adalah : 1. Mengesahkan UUd 1945 2. Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama 3. Menetapkan berdirinya KNIP sebagai badan musyawarah darurat. Sidang kedua PPKI (19 Agustus 1945). Hasil dari pelaksanaan sidang yang kedua adalah Tentang daerah propinsi dengan pembagian sebagai berikut: a. Jawa Barat b. Jawa tengah c. Jawa Timur d. Sumatra
e. Borneo f. Sulawesi g. Maluku h. Sunda kecil 2. Untuk sementara waktu kedudukan kooti dan sebagainya diteruskan seperti sekarang. 3. Untuk sementara waktu kedudukan kota dan geemente diteruskan seperti sekarang. 4. Dibentuknya kementrian atau departemen yang terdiri dari 12 departemen.
Sidang ketiga PPKI (20 Agustus 1945) .Hasil dari sidang yang ketiga ini adalah : 1. Dibentuknya suatu badan pengaman negara yang disebut BKR Sidang keempat PPKI (22 Agustus 1945). Hasil dari sidang ini adalah : Membahas tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia yang berkedudukan di Jakarta.
2.5.Jelaskan tentang nilai – nilai pancasila yang dominan muncul pada saat itu. Nilai-nilai pancasila yang dominan muncul pada saat itu Nilai Kesatuan : dimana kita lihat dari awal pembentukan organisasi pemuda-pemuda Indonesia pada saat itu yang ingin memerdekakan RI menyatukan seluruh pemuda Indonesia, menyatukan semangat ingin merdeka, dan menyatukan perjuangan. Nilai Musyawarah Mufakat : Dimana kita ketahui setiap masalah atau pun kesepakatan selalu berdasarkan asas demokrasi atau permusyawaratan/perundingan bersama, untuk mencapai tujuan bersama.
BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kemerdekaan Indonesia berawal dari kesatuan hati rakyat Indonesia yang ingin merdeka/ bebas dari penjajahan Negara lain. Yang dimana munculnya organisasi nasional seperti Kepemudaan Indonesia, BPUPKI dan PPKI. Mereka semua hanya bertujuan agar Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaan nya, walau banyak rintangan, perbedaan pendapat, perbedaan agama, namun semua itu dapat terlewatkan dikarenakan semangat perjuangan yang tidak bersifat egois atau ingin menang sendiri. Dari pembahasan di atas dapat juga kita simpulkan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan lah suatu pemberian atau janji dari Negara lain namun kemerdekaan Indonesia berdasarkan atas perjuangan rakyat Indonesi. SUMPAH PEMUDA Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.co.id/2013/08/pergerakan-nasional-sejarahindonesia.html http://awalilmu.blogspot.co.id/2015/12/14-organisasi-pergerakan-nasional.html http://www.materisma.com/2014/01/organisasi-pergerakan-nasional-budi.html https://www.academia.edu/9909191/LATAR_BELAKANG_PEMIKIRAN_MOH.YAMIN_ SOEPOMO_DAN_SOEKARNO_TENTANG_DASAR_NEGARA_YANG_DIAJUKAN_D ALAM_SIDANG_BPUPKI_TANGGAL_29_MEI-_1_JUNI_1945 http://sosial-belajar.blogspot.co.id/2015/03/hasil-sidang-ppki-1-2-dan-3-lengkap.html http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/02/hasil-sidang-ppki-singkat-dan-lengkap.html http://coretan-berkelas.blogspot.com/2015/08/masa-pergerakan-nasional.html https://kuliahkumanajemenpendidikan.wordpress.com/2013/04/17/pancasila-dalam-sejarahperjuangan-bangsa-indonesia/