BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan tindakan manajemen dalam mencapai sasaran. Teori pengambilan keputusan memiliki unsur-unsur utama berupa pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat diperbandingkan satu sama lain. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan tingkatannya sesuai dengan urutan pentingnya. Berbagai alternatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara seksama..
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan paper ini adalah sebagai berikut : 1.2.1
Apa pengertian pengambilan keputusan?
1.2.2
Bagaimana proses pengambilan keputusan?
1.2.3
Apa saja tipe-tipe keputusan
1.2.4
Bagaimana peran manajer sebagai pengambil keputusan?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah : 1.3.1 Dapat mengetahui pengertian pengambilan keputusan 1.3.2 Dapat mengetahui proses pengambilan keputusan 1.3.3 Dapat mengetahui tipe-tipe keputusan 1.3.4 Dapat mengetahui peran manajer sebagai pengambil keputusan
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pengambilan Keputusan Berikut ini adalah pengertian organisasi menurut beberapa literatur buku: Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah. Pengertian Pengambilan Keputusan menurut para ahli: Pengertian Pengambilan Keputusan telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tisak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut : 1. Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. 2. Menurut George R Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. 3. Menurut James A.F. Stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. 4. Menurut (Shull, Delbecq, dan Cummings, 1970) pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan antara berbagai alternatif 5. Menurut Baron dan Bryne 2005, pengambilan keputusan merupakan tindakan menggabungkan dan mengintegrasikan informasi yang ada untuk memilih satu dari beberapa kemungkinan tindakan. 2
6. T Hani Handoko mengatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. 7. Menurut Stephen P Robbins Hal yang dilakukan oleh ketua dalam suatu organisasi untuk mengambil suatu tindakan atau pilihan yang harus dilakukan yang akan menghasilkan keputusan untuk kebaikan bersama. Dan dengan demikian, pengambilan keputusan merupakan sebuah tindakan yang diambil dari berbagai macam pilihan untuk menghasilkan tindakan atau pemecahan masalah yang terbaik
2.2.Proses Pengambilan Keputusan Proses Pengambilan Keputusan Banyak manajer yang harus membuat suatu keputusan dengan metode-metode pembuatan keputusan informal untuk memberikan pedoman bagi mereka. Sebagai contoh, manajer dapat menggantungkan pada tradisi dan membuat keputusan sama seperti yang dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa di waktu yang lalu. Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategik formal. Tahap-tahap pengambilan keputusan terdiri dari dari teori bebearapa ahli yaitu :
Menurut T Hani Handoko : Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus pertama-tama menemukan apa masalah sebenanrnya, dan kemudian menentukan bagian-bagian masalah yang mereka harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan 3
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus mulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan, informasi terssebut.
Tahap 3 : Pengembangan Alternatif-alternatif Kecendurungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang “feasibel” sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah-masalah mereka. Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecerundungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-alternatif Setelah
manajer
mengembangkan
sekumpulan
alternatif,
mereka
harus
mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria : apakah alternatif realistic bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif terbaik Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer, pilihan alternatif terbaik juga sering merupakan suatu kompromi di antara berbagai factor yang telah dipertimbangkan.
Tahap 6 : Implementasi Keputusan Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Di samping itu, pada tahap implementasi keputusan, manajer juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodic dan mempesiapkan tindakan korektif 4
bila masalah baru muncul dalam pelaksanaan keputusan, serta merancang sistem peringatan dini ( early warning system ) untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7 : Evaluasi Hasil Keputusan Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancer dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan bersifat kontinu bagi manajer – dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya
Menurut Simon (Hasan ; 2002 ; 24), proses pengambilan keputusan terdiri dari tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1. Fase intelgensia Merupakan fase penelusuran informasi untuk keadaan yang memnungkinkan dalam rangka pengambilan keputusan. Jadi merupakan pengamatan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi diperoleh, diproses, dan diuji untuk mencari bukti-bukti yang dapat diidentifikasi, baik yang permasalahn pokok peluang untuk memecahkannya.
2. Fase desain Meruapakan fase pencarian / penemuan, pengembangan serta analisa kemungkinan suatu tindakan. Jadi merupakan kegiatan perancangan dalam pengambilan keputusan. Fase ini terdiri atas sebagai berikut. -
Identifikasi masalah Merupakan perbedaan antara situasi yang terjadi dengan situasi yang ingin dicapai.
-
Formulasi masalah Merupakan langkah dimana masalah dipertajam sehinggak kegiatan desain dan pengembangan sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya. Cara yang dilakukan dalam formulasi permasalahan adalah sebagai berikut : 5
Menentukan batasan-batasan masalah
Menguji perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan permasalahn dapat dipecahkan.
Merinci masalah pokok kedalam sub-sub masalah.
3. Fase pemilihan Merupakan fase seleksi alternatif atau tindakan yang dilakukan dari alternatifalternatif tersebut. Alternatif yang dipilih kemudian diputuskan dan dilaksanakan. Jadi merupakan kegiatan memilih tindakan atau alternatif tertentu dari bermacammacam kemungkinan yang akan ditempuh.
Menurut Richard I. Levin, dkk Menurut Richard, et., all. Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut : -
Observasi Tahap ini berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan, konprensi, observasi, dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
-
Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan penggunaan, penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.
-
Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses) model yang berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan.
-
Memilih Data Masukan yang Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dan eksternal, kenyataan, pendapat, serta data bank komputer yang dapat menjadi (output 6
process) input yang memadai untuk mengerjakan dan menguji model yang digunakan. -
Perumusan dan Pengujian
Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
-
Penerapan Pemecahan
Tahap ini berupa pembahasan perilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen, serta penjelasan yang menjadi pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang
Menurut Sir Francis Bacon Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut : -
Merumuskan/Mendefiniskan Masalah Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya
-
Pengumpulan Informasi yang Relevan Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah
-
Mencari Alternatif Tindakan Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada
-
Analisis Alternatif Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif
-
Memilih Alternatif Terbaik Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu
-
Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. 7
Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki suatu keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.
Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut : -
Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul masalah.
-
Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah
tersebut
memiliki
macam-macam
sifat,
bentuk
dan
kompleksitasnya. -
Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi organisasi dan masalahnya.
-
Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masingmasing untuk kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling tepat
-
Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilannya
tergantung
pada
jiwa
dan
manajemen
dari
kepemimpinan. 2.3 Tipe – Tipe Keputusan
Pembuatan jeputusan dapat didefiniskan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai dearajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi pun 8
Manajer akan membuat tipe – tipe keputusan yang berbeda sesuai perbrdaan kondisi dan situasi yang ada. Oleh karena iyu, keputusan akan dibedakan menjadi keputusan yang diprogram ( progammed decisions ) dan keputusan yang tidak diprogram ( non-progammed decisions). Keputusan – keputusan juga akan dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko, dan ketidakpastian.
-
Keputusan – Keputusan yang diprogram ( progammed decisions ) Keputusan – keputusan yang diprogram adalah keputusan keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan – keputusan ini rutin dan berulang – ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan – kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternatif – alternatif. Sebagai contoh, manajer tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi; manajer juga tidak perlu memikirkan masalah – masalah harian yang akan dihadapi, karena prosedur – prosedur untuk menangani masalah – masalah rutin telah tersedia Masalah – masalah rutin tidak selalu sederhana; keputusan – keputusan yang diprogram dapat juga digunakan dalam penanganan masalah – masalah yang kompleks dan rumit. Bila suatu masalah masalah berulang, dan bila unsur unsur komponen dapat dirumuskan, diperkirakan dan dianalisi, maka hal itu dapat menjadi calon pembuatan keputusan yang diprogram. Sebagai contoh, keputusan tentang besarnya persediaan untuk menjaga produk tertentu dapat mencakup usaha pencarian data dan peramalan, kemudian analisis serangkaian keputusan rutin yang diprogram.
-
Keputusan – keputusan yang tidak diprogram ( unprogammed decisions ) Keputusan – keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah – masalah khusus, khas atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebikjasanaan atau sangat penting sehingga perlu 9
penangan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogram. Beberapa contoh masalah yang memerlukan keputusan – keputusan yang tidak diprogram antara lain, cara pengalokasian sumber daya organisasi, penanganan lini produk yang jatuh di pasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam hirarki organisasi, dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputusan – keputusan yang tidak diprogrram lebih tinggi. Atas dasar alasan ini, berbagai program – program latihan manajemen mencoba untuk mengembangkan kemampuan manajer dalam membat keputusan – keputusan yang tidak diprogram. Herbert A.Simon mengemukakan teknik – teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan – keputusan yang diprogram dan tidak diprogram seperti ditunjukkan dalam tabel 1.1. Kemajuan dalam pengembangan dan penggunaan peralatan – peralatan riset operasi dalam tabel tersebut telah terjadi sangat cepat selama dekade terakhir ini, terutama bidang simulasi komputer dan pengolahan elektronik. Sejalan dengan perkembangan teknik – teknik pembuatan keputusan, efisiensi pemecahan masalah – masalah yang diprogram dan kualitas pemecahannya telah meningkat. Dan banyak masalah – masalah yang tidak diprogram sebelumnya telah menjadi diprogram. Di lain pihak teknik – teknik pemecahan masalah empirik bagi pembuatan keputusan yang tidak diprogram tidak berkembang dengan pesat, dan penggunannya semakin menyempit Tabel 1.1 Teknik – teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern Tipe – tipe keputusan
Teknik
pembuatan Teknik
keputusan tradisional Diprogram : -
pembuatan
keputusan modern
-
Kebiasaan.
-
-
Kegiatan rutin :
Teknik – teknik
Keputusan
–
keputusan
rutin
prosedur
berulang-
prosedur
matematik;
ulang. Organisasi
pengiperasian
model – model
mengembangkan
standar.
simulasi
dan
proses – proses.
–
riset operasi : Analisis
komputeer
10
-
-
Struktur organisasi
Pengolahan data elektronik
pengharapan umum,
sistem
tujuan saluran – saluran. -
Tidak diprogram : -
–
Keputusan
intuisi,
keputusan sekali
Teknik pemecahan masalah
Kebijakan
dan yang diterapkan pada : -
kreativitas.
disusun
-
Coba – coba .
sehat,
-
Seleksi
dan
kebijaksanaan.
latihan
para
Ditangani dengan
pelaksanaan
pakai, tidak
proses pemecahan masalah
Latihan
membuat
keputusan -
Penyusunan program – program komputer “Heuristic “
secara
umum. Keputusan – keputusan dengan kepastian, risiko, dan ketidakpastian. Para manajer membuat keputusan – keputusan sekarang adalah bagi kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan dan tujuan yang akan dicapai di waktu yang akan datang. Situasi – situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat diketahui dan sulit diperkirakan, seperti reaksi pesaing tertentu, atau tingkat inflasi tiga tahun mendatang. Tingkat ketidakpastian dalam berbagai situasi akan berbeda – beda oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi :
-
Kondisi kepastian Para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang, karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya dan dapat diukur sebagai dasar keputusan. Dalam kasus ini situasi di waktu yang akan datang adalah dapat diperkirakan dengan pasti.
-
Kondisi risiko 11
Manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia. -
Kondisi ketidakpastian Manajer tidak mengetahui kemungkinan hasil – hasil. Kondisi – kondisi ketidakpastian pada umumnya menyangkut keputusan kritis dan paling menarik.
2.4 Manajer Sebagai Pengambil Keputusan Para manajer kadang – kadang menghadapi berbagai masalah kompleks dimana hasil yang mungkin dari setiap alternatif penyelesaian sukar diperkirakan. Dalam kasus- kasus seperti ini, di mana setiap keputusan atau alternatif biasanya melibatkan sejumlah sumber daya tertentu, manajer perlu mempergunakan berbagai cara untuk mengurangi unsur keragu – raguan dan ketidakpastian dalam setiap keputusan.
Menurut T.Hani.Handoko manajer perlu mengembangkan pohon keputusan untuk membantu para manajer membuat serangkaian keputusanyang melibatkan peristiwa – peristiwa ketidaakpastian. Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara grafik berbagai kegiatan – kegiatan ini dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang yang dapat terjadi. Seperti tekni – teknik riset operasi lainnya, pohon keputusan tidak akan membuat keputusan bagi manajer – kebijakan masih akan diperlukan. Bagaimanapun juga, dalam berbagai situasi yang tepat, penggunaan pohon keputusan akan mengurangi kekacauan potensial dalam suatu masalah, kompleks dan meningkatkan manajer untuk menganalisis masalah secara rasional.
Menurut Stephen P. Robbins dan Marry Coulter, manajer harus melakukan pendekatan dalam mengambil keputusan. Pendekatan pengambilan keputusan itu terdiri dari tiga yaitu : -
Rasionalitas Keputusan ini diambil secara logis, konsisten, dan memaksimalkan nilai. Pembuat keputusan yang rasional akan sangat objektif dan logis serta masalah yang dihadapi akan menjadi jernih dan tidsk mendua. Manajer akan mempunyai tujuan yang jelas 12
dan
spesifik
dan
konsekuensinya.
mengetahui
Pembuatan
semua
alternatif
yang
mungkin
keputusan
rasional
akan
secara
beserta konsisten
menghasilkan pemilihan alternatif yang memaksimalkan kemungkinan tercapainya tujuan tersebut. -
Rasionalitas Terikat Pengambilan keputusan yang rasional tetapi terbatas ( terikat ) oleh kemampuan individu untuk memproses informasi. Sebagian keputusan tidak memenuhu rasional sempurna, karena dipengaruhi oleh :
-
Budaya organisasi
Politik internal
Pertimbangan usmber daya
Eskalasi komitmen
Intuisi Pembuatan
keputusan
intuitif
adalah
pembuatan
keputusan
berdasarkan
pengalaman, perasaan, dan akumulasi pertimbangan. Pembuatan keputusan intuitif dapat melengkapi pembuatan keputusan rasional terikat, karena :
Manajer yang berpengalaman dengan masalah atau situasi yang serupa seringkali dapat bertindak cepat
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang telah mengalami perasaan dan emosi yang mendalam ketika membuat keputusan sebenarnya mencapai kinerja pembuatan keputusan yang lebih tunggi.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN -
Pengambilan keputusan pengambilan keputusan merupakan sebuah tindakan yang diambil dari berbagai macam pilihan untuk menghasilkan tindakan atau pemecahan masalah yang terbaik
-
Proses pengambilan keputusan terbagi tujuh yaitu : 13
-
Tahap 1 : Pemahaman dan perumusan masalah
Tahap 2 : Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Tahap 3 : Pengembangan alternatif – alternatif
Tahap 4 : Evaluasi alternatif - alternatif
Tahap 5 : Pemilihan alternatif terbaik
Tahap 6 : Implementasi Keputusan
Tahap 7 : Evaluasi hasil – hasil keputusan
Tipe – tipe keputusan :
Keputusan – keputusan yang diprogram Keputusan – keputusan yang diprogram adalah keputusan keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur
Keputusan – keputusan yang tidak deprogram Keputusan – keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah – masalah khusus, khas atau tidak biasa
Selain itu manajer akan menghadapi kondisi ketidakpastian, kondisi ini dibagi menjadi tiga yaitu :
Kondisi kepastian Keputusan – keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah – masalah khusus, khas atau tidak biasa
Kondisi risiko Manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia
Kondisi ketidakpastian Manajer tidak mengetahui kemungkinan hasil – hasil. Kondisi – kondisi ketidakpastian pada umumnya menyangkut keputusan kritis dan paling menarik.
-
Manajer sebagai pengambil keputusan Manajer perlu mengembangkan pohon keputusan untuk membantu para manajer membuat
serangkaian
keputusanyang
melibatkan
peristiwa
–
peristiwa
ketidaakpastian. Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan 14
secara grafik berbagai kegiatan – kegiatan ini dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang yang dapat terjad. Selain itu manajer harus melakukan pendekatan dalam mengambil keputusan. Pendekatan pengambilan keputusan itu terdiri dari tiga yaitu :
Rasionalitas Keputusan ini diambil secara logis, konsisten, dan memaksimalkan nilai
Rasionalitas terikat Pengambilan keputusan yang rasional tetapi terbatas ( terikat ) oleh kemampuan individu untuk memproses informasi
Intuisi Pembuatan keputusan intuitif adalah pembuatan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan, dan akumulasi pertimbangan
15
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Handoko, T Hani. 2015. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Puspopranoto, Sawaldjo. 2006. Manajemen Bisnis. Jakarta: PPM Robbins, Stephen P., Mary Coulter. 2010.Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid satu. Jakarta: Erlangga Robbins, Stephen P., Mary Coulter. 2010.Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid dua. Jakarta: Erlangga www.lamdasanteori.com/2015/09/pengertian-pengambilan-keputusan_18.html?m=1 www.slidshare.net/ilmansatria1/proses-pengambilan-keputusan-menurut-para-ahli
16