Otitis Mediaa Supuratif Kronis + Mastoiditis Kronik.docx

  • Uploaded by: EvinPuji
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Otitis Mediaa Supuratif Kronis + Mastoiditis Kronik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,364
  • Pages: 17
OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS Skenario Kasus Rama, anak laki-laki 6 tahun diantar ibunya ke Poli THT karena sejak 10 hari yang lalu keluar cairan berwarna putih susu dan berbau dari telinga kanannya serta keluar nanah dan bengkak dibelakang telinga. Dia juga merasakan pendengarannya berkurang. Sejak 3 minggu yang lalu ia menderita demam tinggi, batuk pilek dan telinga kanan keluar cairan berwarna putih susu. Rama juga pernah mengalami keluar cairan dari telinga kanan seperti ini ada 3 bulan yang lalu. Pemeriksaan Fisik : Keadaan umu : sadar dan koomperatif Vital sign : Nadi 80x/ menit, RR 24 x/menit, suhu 36, 5o C, TD 90/70 mmHg Telinga : -

Dextra

: nyeri tekan tragus (-), dengan otonoskop tampak perforasi membrane

timpani dan secret mukopurulen, belakang telinga tampak bengkak dan keluar nanah -

Sinistra

: liang telinga lapang, membrane timpani utuh, reflex cahay (+)

Hidung : secret (-/-) Tenggorokan : hiperemis (-), tonsil : T1/T1

Identifikasi Masalah 1. Rama, anak laki-laki 6 tahun diantar ibunya ke Poli THT karena sejak 10 hari yang lalu keluar cairan berwarna putih susu dan berbau dari telinga kanannya serta keluar nanah dan bengkak dibelakang telinga. 2. Dia juga merasakan pendengarannya berkurang. 3. 3 minggu yang lalu ia menderita demam tinggi, batuk pilek dan telinga kanan keluar cairan berwarna putih susu. 4. Rama juga pernah mengalami keluar cairan dari telinga kanan seperti ini ada 3 bulan yang lalu. 5. Pemeriksaan Fisik : Keadaan umu : sadar dan koomperatif Vital sign : Nadi 80x/ menit, RR 24 x/menit, suhu 36, 5o C, TD 90/70 mmHg Telinga :

Page 1

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS -

Dextra

: nyeri tekan tragus (-), dengan otonoskop tampak perforasi membrane

timpani dan secret mukopurulen, belakang telinga tampak bengkak dan keluar nanah -

Sinistra

: liang telinga lapang, membrane timpani utuh, reflex cahay (+)

Hidung : secret (-/-) Tenggorokan : hiperemis (-), tonsil : T1/T1

Analisis Masalah 1. Rama, anak laki-laki 6 tahun diantar ibunya ke Poli THT karena sejak 10 hari yang lalu keluar cairan berwarna putih susu dan berbau dari telinga kanannya serta keluar nanah dan bengkak dibelakang telinga. a. Bagaimana anatomi, dan histologi dari system yang terlibat ? (Telinga) Jawab : Organ yang terlibat : Telinga tengah (membrana timpani, tulang-tulang pendengaran, tuba eustachius serta cavum timpani)

Membrana timpani  Membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara.  Terletak miring, menghadap ke bawah, depan dan lateral.  Pada dasar cekungannya terdapat lekungan kecil, yaitu umbo yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Page 2

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS  Bila membrana timpani terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan “kerucut cahaya” yang memancar ke anterior dan inferior umbo.  Membrana timpani berbentuk bulat dengan diameter ± 1 cm.  Pinggirnya tebal dan melekat di dalam alur pada tulang “sulcus tympanicus”  Di bagian atasnya berbentuk incisura berjalan dua plica (plica malearis anterior dan posterior) menuju ke proc. Lateralis mallei.  Daerah segitiga kecil pada membrana tympani yang dibatasi oleh plica-plica tersebut lemas disebut pars flaccida dan bagian lain yang tegang disebut pars tensa.  Manubrium mallei dilekatkan di bawah pada permukaan dalam membrana tympani oleh membrana mukosa.  Membrana timpani sangat peka terhadap nyeri dan permukaan luarnya dipersarafi oleh n. auriculotemporalis dan ramus auricularis n.vagus. Ossicula Auditus “tulang-tulang pendengaran”  Terdiri dari tiga tulang, yaitu malleus, incus dan stapes.  Malleus melepat pada membrana timpani, yang merupakan tulang pendengaran terbesar terdiri dari caput yang bersendi di posterior dengan incus, collum, proc.anterior dan proc.lateralis, manubrium yang berjalan ke bawah dan belakang serta melekat erat pada permukaan medial membrana timpani.  Incus terdiri dari corpus yang berbentuk bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei, serta terdapat crus longum yang bersendi dengan caput stapedis dan crus breve yang melekat pada dinding posterior cavum timpani.  Stapes melekat pada ovale window yang terdiri atas caput yang bersendi dengan crus longum incudes, collum, kedua lengan serta basis yg dilekatkan pada pinggir fenestra vestibuli oleh sebuah cincin fibrosa “ligamentum annulare”. Tuba eustachius  Merupakan saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dan nasofaring.  Tuba eustachius terdiri dari 1/3 osseus (tulang) di bagian posterior dan 2/3 kartilago di bagian anterior.

Page 3

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS  Pada anak, tuba eustachius lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal daripada tuba eustachius orang dewasa sehingga lebih rentan terjadi penyebaran infeksi.  Dengan perkembangan anak, tuba eustachius bertambah panjang dan sempit serta mengarah ke bawah di sebelah medial.  Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap.  Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor veli palatina.  Pembukaan tuba eustachius ini memungkinkan tekanan udara di telinga tengah menyamai tekanan atmosfer sehingga tekanan di kedua sisi membrana timpani setara.  Infeksi yang berasal dari tenggorokan kadang menyebar melalui tuba eustachius ke telinga tengah. Penimbunan cairan yang terjadi di telinga tengah menimbulkan nyeri dan mengganggu hantaran udara yang melintasi telinga tengah.

b. Bagaimana fisiologi dari pendengaran ? Jawab : Fisiologi Pendengaran Gelombang suara → dikumpulkan oleh auricular → dihantarkan melalui meatus acusticus externus → menggetarkan membrana timpani → menggetarkan ossicula auditus (malleus→incus→stapes) → menggetarkan ovale window → cairan perilympha dan endolim bergetar → menggetarkan membrana basilaris tempat organo corti berada → merangsang sel rambut (cochleocytus) yang sensitif di organo corti → tertekuknya sel-sel rambut (cochleocytus) → perubahan getaran mekanis menjadi impuls saraf → impuls menjalar di sepanjang akson aferen sel ganglion bipolar yang terletak di ganglion spirale telinga dalam → akson-akson menyatu dan membentuk saraf auditorius atau nervus cochlearis → bersatu dengan nervus vestibularis → N. vestibulocochlearis → perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak → timbul persepsi suara.

Page 4

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS Fisiologi tuba eustachius  Ventilasi

: keseimbangan tekanan atmosfer pada kedua sisi membrana timpani.

 Drainase

: sekresi telinga tengah akan dialirkan ke nasofaring melalui tuba eustachius yang berfungsi normal.

 Proteksi

: proteksi telinga tengah dari kontaminasi sekresi nasofaring karena selalu tertutup. Proteksi normal dapat terganggu akibat menghembus hidung yang terlalu kuat sehingga organisme dapat masuk ke telinga tengah.

c. Apa hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus ini ? Jawab : 

Usia Peradangan telinga tengah adalah salah satu infeksi yang tersering pada anakanak, dimana system imun anak-anak belum terbentuk sempurna serta secara anatomis tuba eustachius pada anak-anak lebih pendek, lebih sempit dan lebih horizontal sehingga rentan terjadi penyebaran infeksi yang berasal dari tenggorokan yang menyebar ke telinga tengah. Infeksi umumnya terjadi pada Page 5

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS dua tahun pertama kehidupan, sedangkan insidens puncak kedua terjadi pada tahun pertama masa sekolah. 

Jenis kelamin Untuk jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaaan.

d. Apa makna keluar cairan berwarna putih susu berbau dari telinga kanan ? Jawab : Makna keluar cairan berwarna putih susu berbau dari telinga kanan yakni telah mengalami otitis media supuraitif kronis

e. Bagaimana mekanisme terjadinya keluar cairan berwarna putih susu berbau dari telinga kanannya ? Jawab : Infeksi mikroorganisme pada saluran pernapasan atas → faringitis → infeksi menyebar ke tuba eustachius → reaksi inflamasi pada tuba eustachius → edema tuba eustachius → oklusi → fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi terganggu → infeksi menyebar ke telinga tengah dan kadar oksigen dalam cavum timpani menurun → perkembangan bakteri anaerob meningkat → mukosa cavum timpani mengeluarkan sekret dan terjadi reaksi inflamasi di cavum timpani dan membrana timpani → proses fagositosis → degradasi mikroba (bakteri) beserta sel-sel radang dan bercampur dengan mukus yang dihasilkan oleh membrana timpani → terbentuk sekret berwarna putih susu → akumulasi sekret di cavum timpani → pendorongan membrana timpani ke luar → membrana timpani membengkak (bulging) → penekanan pada membrana timpani → penekanan kapiler-kapiler di membrana timpani → iskemia → nekrosis membrana timpani → membrana timpani menjadi lunak seiring dengan meningkatnya tekanan di cavum timpani → perforasi membrana timpani → keluar cairan berwarna putih susu (OMA) → secret (cairan berwarna putih susu)

keluar secara terus menerus atau hilang

timbul lebih dari 2 bulan  OMSK, “adanya infeksi berulang”  terjadi

Page 6

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS eksaserbasi akut yang ditandai keluarnya lagi cairan berwarna putih susu dan berbau

f. Apa makna keluar nanah dan bengkak dibelakang telinga ? (Otisis media) Jawab : Makna keluar cairan berwarna putih susu berbau dari telinga kanan yakni telah mengalami otitis media

g. Apa hubungan keluar nanah dan bengkak dibelakang telinga dengan keluar cairan berwarna putih susu berbau dari telinga kanan ? komplikasi dari OMSK Jawab : Hubungan keluar nanah dan bengkak dibelakang telinga dengan keluar cairan berwarna putih susu berbau dari telinga kanan adalah mengalami otitis media supuratif kronis, dan telah terjadi mastoiditis yang merupakan komplikasi dari OMSK.

2. Dia juga merasakan pendengarannya berkurang. a. Apa macam-macam gangguan pendengaran ? Jawab :  Tuli saraf yang disebabkan oleh kerusakan cochlea atau nervus auditorius, dimana orang tersebut mengalami penurunan atau kehilangan kemampuan total untuk mendengar suara seperti pada pengujian konduksi udara dan konduksi tulang (tuli permanen).  Tuli konduksi yang disebabkan oleh kerusakan struktur fisik telinga yang menjalarkan suara ke dalam cochlea. Tuli konduksi disebabkan karena vibrasi suara tidak dapat mencapai telinga bagian tengah.  Tuli campuran  Gangguan

pendengaran

campuran

merupakan

gabungan

dari

gangguan

pendengaran sensorineural dan konduktif. Gangguan ini disebabkan oleh masalah baik pada telinga dalam maupun telinga luar atau telinga tengah. Opsi penanganan Page 7

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS mencakup pengobatan, bedah, alat bantu dengar atau implan pendengaran telinga tengah.

b. Bagaimana mekanisme gangguan pendengaran berkurang pada kasus ini ? Jawab : Infeksi mikroorganisme pada saluran pernapasan atas → faringitis → infeksi menyebar ke tuba eustachius → reaksi inflamasi pada tuba eustachius → edema tuba eustachius → oklusi → fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi terganggu → infeksi menyebar ke telinga tengah dan kadar oksigen dalam cavum timpani menurun → perkembangan bakteri anaerob meningkat → mukosa cavum timpani mengeluarkan sekret dan terjadi reaksi inflamasi di cavum timpani dan membrana timpani → proses fagositosis → degradasi mikroba (bakteri) beserta sel-sel radang dan bercampur dengan mukus yang dihasilkan oleh membrana timpani → terbentuk sekret berwarna putih susu → akumulasi sekret di cavum timpani → pendorongan membrana timpani ke luar → membrana timpani membengkak (bulging) → penekanan pada membrana timpani → penekanan kapiler-kapiler di membrana timpani → iskemia → nekrosis membrana timpani → membrana timpani

menjadi lunak seiring dengan

meningkatnya tekanan di cavum timpani → perforasi membrana timpani → hantaran gelombang suara yang melintasi telinga tengah terganggu → impuls pada organo corti dan korteks pendengaran “lobus temporalis” menurun → penterjemahan suara terganggu → pendengaran menurun.

Page 8

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS Atau Kalau belum terjadi perforasi gangguan pendengaran tersebut disebabkan oleh akumulasi sekret di cavum timpani sehingga menyebabkan getaran ossicula auditus terganggu.

3. 3 minggu yang lalu ia menderita demam tinggi, batuk pilek dan telinga kanan keluar cairan berwarna putih susu. a. Apa makna rama pernah mengalami demam tinggi, batuk pilek dan telinga kanan keluar cairan berwarna putih susu ? Jawab : Maknanya adalah secara kronologis pasien ini mengalami otitis media yang berulang, yakni mengalami otitis media supuratif kronis, dan telah terjadi mastoiditis yang merupakan komplikasi dari OMSK. OMSK merupakan infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan secret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Secret mungkin encer, atau kental, bening atau berupa nanah. Adanya ISPA atas kemungkinan merupakan pencetus OMSK

b. Apa hubungan riwayat demam tinggi, batuk pilek pada kasus ini ? Jawab : Hubungannya adalah demam tinggi, batuk, pilek tersebut menjadi faktor predisposisi terjadinya otitis media.

4. Rama juga pernah mengalami keluar cairan dari telinga kanan seperti ini ada 3 bulan yang lalu. a. Apa hubungan pernah mengalai keluar cairan dari telinga seperti ini pada 3 bulan yang lalu dengan keluhan sekarang ? Jawab : Hubungan pernah mengalami keluar cairan dari telinga pada 3 bulan yang lalu dengan keluhan sekarang adalah : riwayat keluar cairan dari telinga kanan 3 bulan lalu mengindikasikan bahwa dulu Rama telah mengalami otitis media akut fase porferasi seiring berjalannya waktu Page 9

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS seharusnya terjadi resolusi terhadap perforasi tersebut untuk menutup lubang yang terbentuk pada membrane timpani, namun akibat dari infeksi yang berulang (system imun yang kurang baik) akibatnya berkembang menjadi otitis media kronis seperti keluhan yang dirasakannya sekarang. Otitis media akut dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis media kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Beberapa factor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah

atau

hygiene

buruk.

5. Pemeriksaan Fisik : Keadaan umu : sadar dan koomperatif Vital sign : Nadi 80x/ menit, RR 24 x/menit, suhu 36, 5o C, TD 90/70 mmHg Telinga : -

Dextra

: nyeri tekan tragus (-), dengan otonoskop tampak perforasi

membrane timpani dan secret mukopurulen, belakang telinga tampak bengkak dan keluar nanah -

Sinistra

: liang telinga lapang, membrane timpani utuh, reflex cahay (+)

Hidung : secret (-/-) Tenggorokan : hiperemis (-), tonsil : T1/T1 a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan diatas ? Jawab : Pemeriksaan

Normal

Kasus

Interpretasi

Keadaan umum

Compos mentis/ sadar

sadar dan

Normal

koomperatif Nadi : 75-120 x/menit

Nadi :80x/ menit

Normal

RR : 15-30 x/menit

RR : 24 x/menit

Normal

Suhu 36, 5o C

Normal

Suhu :  normal: 360 C - 37,50 C  hypopirexia: < 360 C Vital sign

 Demam : 37,50 C – 380

Page 10

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS C  Febris : 380 C – 400 C  Hypertermia : > 400 C TD : (4-8 tahun)

TD 90/70 mmHg

Normal

Nyeri tragus (-)

Normal

 Sistolik : 80-115 mmHg  Diastolik : 50-75 Nyeri tragus (-) Tidak

tampak

perforasi Telinga

membrane

timpani

tampak perforasi membrane

Membrane timpani robek

timpani

Dextra Secret (-)

Sekret

inflamasi (pus

mukopurulen

+ mukus)

Belakang telinga tidak

Belakang telinga

Terjadi

tampak bengkak dan

tampak bengkak

peradangan

tidak keluar nanah

dan keluar nanah

tulang mastoid (mastoiditis)

Telinga

liang

telinga

lapang, liang telinga lapang,

sisnistra

membrane timpani utuh, membrane reflex cahay (+)

Normal

timpani

utuh, reflex cahay (+)

Hidung

sekret (-/-)

sekret (-/-)

Normal

Tenggorokan

Hiperemis (-), Tonsil:

Hiperemis (-),

Normal

T1/T1

Tonsil: T1/T1

b. Bagaimana mekanisme pemeriksaan diatas? Jawab : tampak perforasi membrane timpani dan Sekret mukopurulen

Page 11

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS Infeksi mikroorganisme pada saluran pernapasan atas → faringitis → infeksi menyebar ke tuba eustachius → reaksi inflamasi pada tuba eustachius → edema tuba eustachius → oklusi → fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi terganggu → infeksi menyebar ke telinga tengah dan kadar oksigen dalam cavum timpani menurun → perkembangan bakteri anaerob meningkat → mukosa cavum timpani mengeluarkan sekret dan terjadi reaksi inflamasi di cavum timpani dan membrana timpani → proses fagositosis → degradasi mikroba (bakteri) beserta sel-sel radang dan bercampur dengan mukus yang dihasilkan oleh membrana timpani → terbentuk sekret berwarna putih susu → akumulasi sekret di cavum timpani → pendorongan membrana timpani ke luar → membrana timpani membengkak (bulging) → penekanan pada membrana timpani → penekanan kapiler-kapiler di membrana timpani → iskemia → nekrosis membrana timpani → membrana timpani menjadi lunak seiring dengan meningkatnya tekanan di cavum timpani → perforasi membrana timpani → keluar cairan berwarna putih susu (OMA) → secret (cairan berwarna putih susu) keluar secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan  OMSK, “adanya infeksi berulang”  terjadi eksaserbasi akut yang ditandai

keluarnya lagi cairan

berwarna putih susu (Secret Mukopurulen)

Belakang telinga tampak bengkak Otitis media supuratif kronik → penyebaran infeksi melalui auditus ad antrum ke mastoid → inflamasi pada mastoid → pelepasan mediator inflamasi  bengkak pada mastoid  mastoiditis  keluar nanah

6. Cara mendiagnosis Jawab : 

Anamnesis



Pemeriksaan fisik



Pemeriksaan penunjang

Page 12

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS 7. DD Jawab : Gejala

OMSK

OMS

OE

Penurunan Pendengaran

ada

ada

ada

ISPA

ada

Ada/tidak

Tidak ada

Secret Mukopurulen

ada

ada

ada

Perforasi membrane timpani

ada

Tidak ada

ada

nyeri tekan tragus

Tidak ada

Tidak ada

ada

Nyeri tekan Pinna

Tidak ada

Tidak ada

ada

Terdapat debris purulen

ada

ada

ada

8. Data tambahan Jawab :  Pemeriksaan garputala atau audiometri  Kultur serta uji resistensi kuman dari secret telinga  Foto rontgen mastoid

9. WD Jawab : Otitis media supuratif kronis + mastoiditis

10. Tatalaksana Jawab : promotif 

Menjelaskan tentang mekanisme penyakit yang dialami oleh pasien, serta rencana tatalaksana yang akan diberikan beserta tujuannya hingga prognosis dari penyakitnya



Edukasi kebersihan dari telinga guna menghindari infeksi yang berulang pada telinga yang dapat menyebabkan infeksi berulang pada mastoid

Preventif

Page 13

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS 

Menjaga kebersihan diri dari lingkungan, konsumsi makanan gizi seimbang, menjaga telinga agar tetap kering dan rutin membersihkan telinga dengan penghisap secara berhati-hati ditempat praktek

Kuratif Otitis Media Supuratif Kronik 

Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif dan medikamentosa. Bila secret keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka dilanjutkan dengan memberikan obat tets telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, obat tetes telinga jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang.Secara oral diberikan antibiotikan dari golongan ampisilin atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin), sebelum hasil resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin asam klavulanat. Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti

Mastoiditis kronis 

Pasien diberikan antibiotic yang didasarkan hasil kultur. Pemberian dilakukan selama 2-3 minggu secara oral. Selama pemberian antibiotic pasien harus diobservasi untuk memonitoring tanda kekambuhan. Bila terdapat perbaikan atau kolesteatoma perlu dilakukan pembedahan Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada mastoiditis kronis antara lain : 

Mastoidektomi sederhana/ simple mastoidektomi (operasi Schwartze)



Mastoidektomi radikal (operasi Zautal/Stacke)



Mastoidektomi radikal dengan modifikasi ( operasi Bondy)



Miringoplasti



Timpanoplasti



Timpanoplasi dengan pendekatan ganda

Page 14

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS Rehabilitatif Menghindari masuknya air kedalam telinga misalnya berenang dan saat mandi

11. Komplikasi Jawab : a. Komplikasi intratemporal 1. Komplikasi di telinga tengah 

Paresis nervus facialis (VII)



Kerusakan tulang pendengaran



Perforasi membrane tympani

2. Komplikasi keringga mastoid 

Pertositis



Mastoiditis koalesen

3. Komplikasi ke telinga dalam 

Labirintis



Tuli saraf atau sensorineural

b. Komplikasi ekstratemporal 1. Komplikasi intracranial  Abses ekstradura  Abses subdural  Obsess otak  Meningitis  Tromboflebritis sinus lateralis  Hidrosefalus otikus 2. Komplikasi ekstracranial  Abses retroaurikular  Abses bezold’s  Abses zigomatikus

Page 15

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS c. Perubahan tingkah laku Sebagian besar komplikasi OMSK disebabkan oleh kolesteatoma yang tumbuh membesar dan meluas hingga keluar dari cavum timpani. Berikut beberapa kemungkinan perluasan kolesteatoma yang bias terjadi : 

Anterior

: abses peritoba, abses parafaring



Posterior

: dekstruksi tulang atticoantral



Medial  erosi kanalis semisirkuler : labirintis  dekstruksi kanalis fasial : paresis fasial  dekstruksi os petrosa : petrositis  Lateral

: abses susperiosteal (retroaurikuler)

 Superior

: erosi tegmen tympani

 Inferior

: thrombosis vena jugularis, bozold abses

12. Prognosis Jawab : Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad fungsionam

: dubia ad bonam

Prognosisnya baik, Jika pasien dapat menjaga kebersihan telinga serta daya tahan tubuh agar tidak terjadi infeksi apabila pemberian antibiotic memberikan respon yang baik.

13. KDU Jawab : Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk 3A. Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Page 16

OTITIS MEDISUPURATIF KRONIK + MASTOIDITIS 14. PI Jawab : Kebersiha adalah sebagian dari iman (HR. muslim) Firman Allah dalam Q.S. Al-Mu’minun (23):78

Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”

Kesimpulan Rama 6 tahun mengalami keluar cairan berwarna putih dan berbau dari telinga kanannya karena menderita otitis media superatif kronik dextra + mastoiditis kronik hal ini akibat komplikasi ISPA

Kerangka Konsep Faktor predisposisi (perforasi membrane timpani dextra akibat OMA + infeksi saluran infeksi akut )  infeksi ascendens pada tuba eustachii  penyebaran pada tuba eustachii  edema pada tuba eustachius infeksi pada telinga tengah  pengeluaran secret dari mucosa cavum timpani  nekrosis membrane timpani  perforasi membrane timpani  menembus ke cavum mastoid  infeksi berulang

Page 17

Related Documents


More Documents from "Andi Hairun"