Keratokonjungtivitis.docx

  • Uploaded by: EvinPuji
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Keratokonjungtivitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,095
  • Pages: 19
KERATOKONJUNGTIVITIS SKENARIO KASUS Nn. Siska, perempuan 22 tahun pekerja sales datang ke poli mata karena pengelihatan mata kiri kabur sejak 2 hari yang lalu. Sejak 10 hari yang lalu mata kiri merah berair disertai adanya sakit dan ada kotoran yang agak kental berwarna putih kekuningan pada mata. Teman sekantor Nn. Siska ada yang menderita keluhan mata merah berair dan disertai kotoran. Ia tidak berobat ke dokter untuk keluhan ini dan hanya menggunakan obat tetes mata yang dijual bebas di warung. Penderita selama ini memakai kacamata minus pada mata kiri dan kanan sejak usia 15 tahun.

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : sadar dan kooperatif Vital Sign

: TD 120/80 mmHg. Nadi 92 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36,7°C

Mata: - OS: VOS 4/60, Pinhole ada kemajuan tidak maksimal, mixed injeksi, sekret putih kekuningan (+), blefarospasme, infiltrat bentuk punctata - OD: VOD 6/60, dengan koreksi: Speris -2.00 menjadi 6/6

IDENTIFIKASI MASALAH 1. Nn. Siska, perempuan 22 tahun pekerja sales datang ke poli mata karena pengelihatan mata kiri kabur sejak 2 hari yang lalu. 2. Sejak 10 hari yang lalu mata kiri merah berair disertai adanya sakit dan ada kotoran yang agak kental berwarna putih kekuningan pada mata. 3. Teman sekantor Nn. Siska ada yang menderita keluhan mata merah berair dan disertai kotoran. 4. Ia tidak berobat ke dokter untuk keluhan ini dan hanya menggunakan obat tetes mata yang dijual bebas di warung. 5. Penderita selama ini memakai kacamata minus pada mata kiri dan kanan sejak usia 15 tahun. 6. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum

: sadar dan kooperatif

Vital Sign

: TD 120/80 mmHg. Nadi 92 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36,7°C

Mata: - OS: VOS 4/60, Pinhole ada kemajuan tidak maksimal, mixed injeksi, sekret putih kekuningan (+), blefarospasme, infiltrat bentuk punctata - OD: VOD 6/60, dengan koreksi: Speris -2.00 menjadi 6/6

Page 1

KERATOKONJUNGTIVITIS PRIORITAS MASALAH No : Alasan :

ANALISIS MASALAH 1. Nn. Siska, perempuan 22 tahun pekerja sales datang ke poli mata karena pengelihatan mata kiri kabur sejak 2 hari yang lalu. a. Bagaimana anatomi, fisiologi, histologi yang terlibat pada kasus ini ? Jawab: Tulang-tulang pembentuk rongga orbita : 1) Os. Frontalis 2) Os. Maxillaris 3) Os. zygomaticum 4) Os. Sphenoidalis 5) Os. Lakrimalis 6) Os. Ethmoidalis 7) Os. Palate Bola mata (Bulbus oculi) ada 3 lapisan : 1) Tunica fibrosa 

Dari depan ke belakang yaitu kornea → sclera

Kornea berfungsi memantulkan cahaya yang masuk kemata 2) Tunica vasculosa pigmentosa 

Dari depan kebelakang yaitu iris dan pupil → corpus ciliaris → choroidea

Iris berfigmen yang memberikan warna pada mata Pupil untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk. Diatur oleh serabut otot involunter yaitu radial untuk melebarkan pupil dan sirkular untuk mengecilkan pupil) Corpus ciliaris untuk produksi humor aquos yang berfungsi untuk member makanan pada kornea dan lensa Choroidea berpigmen dan banyak vaskular 3) Tunica nervosa 

Retina (lembar jaringan saraf). Terdapat fotoreseptor sel batang dan sel kerucut, sel bipolar dan sel ganglion

Page 2

KERATOKONJUNGTIVITIS

Otot-otot Bola mata dan persarafan : 1) M. Rectus superior 2) M. Rectus inferior 3) M. rectus medialis

N. oculomotorius (N. III)

4) M. Obliqus inferior M. Rectus lateralis → N. abducen (N.VI) N. obliqus superior → N. trochlearis (N.IV) Vaskularisasi 

Aorta → a. carotis communis → a. carotis interna → a. ophtalmica. A. Ophtalmica bercabang menjadi :  a. centralis retinae  a. lacrimalis  a. ciliaris posterior longus dan brevis  a. palpebralis media;os  a. supraorbitalis serta suprathrochlearis)



Vena ophtalmica

Page 3

KERATOKONJUNGTIVITIS Anatomi Mata

Fisiologi pengelihatan Benda  memantulkan cahaya (gelombang elektromganetik)  masuk ke kornea  diteruskan ke pupil pengaturan jumlah cahaya yang masuk oleh pupil melalui M. spincter pupile (yang mengkonstriksikan pupil dalam keadaan cahaya terang) dan M. Dilator pupile (yang melebarkan pupile dalam keadaan gelap)  cahaya difokuskan ke lensa  trabekulum menutup  menghambat aliran aquoeus keluar  konvergensi cahaya  bayangan benda jatuh tepat di makula lutea (bayangan berbalik)  Impuls ditangkap oleh sel-sel fotoreseptor, sel batang (hitam putih) dan sel kerucut (warna)  bersinaps dengan sel horizontal  sel bipolar  bersinaps dengan sel amacrine  sel ganglion  penjalaran impuls ke nervus opticus  chiasma opticus  traktus opticus  serabut-serabut ditractus opticus bersinaps di nucleus geniculatum laterale dorsalis  tractus geniculocalcarina  korteks pengelihatan primer calcarina lobus  oksipitalis  persepsi melihat. (Sherwood, 2012)

b. Kelainan mata apa saja yang dapat menyebabkan mata kiri dan penglihatan kabur? Jawab : Keratitis, ulkus kornea, uveitis, glaucoma akut

Page 4

KERATOKONJUNGTIVITIS c. Apa makna 2 hari yang lalu penglihatan kiri menjadi kabur? Jawab : Kemungkinan telah terjadi gangguan/radang pada kornea mata (keratitis)

d. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, pekerjaan pada kasus ini ? Jawab: Tidak ada hubungan yang jelas mengenai usia, jenis kelamin terjadinya terpaparnya kuman pada mata hingga terinfeksinya mata. Penyakit seperti konjungtivitis, keratitis dapat menyerang semua umur. Pekerjaan, hubungan sebagai karyawan sales merupakan salah satu faktor yang memperberat karena sering terpapar debu dan kotoran sehingga dapat menginfeksi mata.

e. Bagaimana patofisiologi dari mata kiri kabur sejak 2 hari yang lalu ? Jawab: Faktor resiko kontak dengan sekret penderita kemungkinan konjungtivitis → transmisi agent infectious (bakteri) dari penderita ke orang lain melalui kontak langsung (dengan menggunakan tangan, benda yg terpapar) → invasi agent infectious (bakteri) pada konjungtiva → timbul respon inflamasi → Konjungtivitis → pengobatan yang inadekuat → infeksi menyebar ke kornea dengan menginvasi kornea → timbul respom inflamasi → pengeluaran polimorfonuklear untuk membasmi kuman → terbentuklah infiltrat → kornea keruh → karena kornea berfungsi membiaskan berkas cahaya → mata kabur

2. Sejak 10 hari yang lalu mata kiri merah berair disertai adanya sakit dan ada kotoran yang agak kental berwarna putih kekuningan pada mata. a. Apa makna 10 hari yang lalu mata kiri merah berair disertai adanya sakit dan ada kotoran yang agak kental berwarna putih kekuningan pada mata ? Jawab: Jenis-jenis secret pada mata : 1. Purulen : konjungitvitis bakteri hiperakut Disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, N.kochii, dan N.meningitidis. Jika pengobatan ditunda , bias terjadi kerusakan kornea atau kehilangan mata . 2. Mukopurulen : Konjungitvitis mukopurulen (catarrhal) akut Disebut mata merah “pink eye” . Penyebab paling umum adalah Streptococcus pneumoniae pada iklim sedang dan Haemophilus aegyptius pada iklim tropis yang dapat disertai dengan perdarahan subkonjungtiva. Page 5

KERATOKONJUNGTIVITIS 3. Eksudat tipis, berair dan berawan : Konjungtivitis subakut Paling sering disebabkan oleh Haemophilus influenza dan terkadang E.coli. 4. Pseudomembran atau membrane : Konjungtivitis bakteri kronik Pada pasien obstruksi ductus nasolacrimalis dan dakriosistitis kronik. Dapat disebabkan oleh Corynobacterium diphtheria dan Streptococcus pyogenes walaupun jarang.

Jadi, makna 10 hari yang lalu mata merah berair disertai sakit dan kotoran yang agak kental kekuningan menandakan bahwa Nn Siska mengalami infeksi pada konjungtivanya yang disebut dengan konjungtivitis bakteri. Konjungtivitis yang dialami bersifat akut.

b. Apa saja etiologi dari mata merah berair disertai sakit dan kotoran putih kekuningan ? Jawab:  Injeksi konjungtiva (mekanis, alergi, bakteri, virus infeksi konjungtiva).  Injeksi siliar atau injeksi perikornea (radang kornea, benda asing di kornea, ulkus kornea, uveitis, glaukoma, endoftalmitis, panoftalmitis). (Ilyas, 2014)

Sintesis: Pada kasus ini mata merah terjadi akibat infeksi dari bakteri dikonjungtiva dan menyebar ke kornea.

c. Bagaimana hubungan keluhan sejak 10 hari yang lalu mata merah berair disertai adanya sakit dan kotoran dengan keluhan mata kabur 2 hari yang lalu ? Jawab: Terjadi hubungan antara keluhan 10 hari yang lalu dengan 2 hari yang lalu, sejak 10 hari yang lalu pada konjungtiva Nn Siska sudah terinvasi bakteri (konjungtivitis bakteri) sehingga menyebabkan mata kiri merah berair, dan sakit disertai kotoran kekuningan, kemudian akibat pengobatan yang inadekuat bakteri pun menyebar ke kornea dan menginfeksi dikornea sehingga menyebabkan terjadinya keratitis mata menjadi kabur.

d. Bagaimana patofisiologi terjadinya keluhan mata kiri merah berair disertai adanya sakit dan ada kotoran yang agak kental berwarna putih kekuningan pada mata ? Jawab: 

Kontak dengan secret penderita kemungkinan konjungtivitis → transmisi agen infeksius dari penderita ke orang lain → invasi agen infeksius pada konjungtiva → aktivasi mekanisme perlindungan permukaan bulbus oculi → peningkatan aktivasi glandula lakrimalis → peningkatan sekresi air mata → mata berair Page 6

KERATOKONJUNGTIVITIS 

Kontak dengan secret penderita kemungkinan konjungtivitis → transmisi agen infeksius dari penderita ke orang lain → invasi agen infeksius pada konjungtiva → sebagian infeksius menembus tears film → injury stroma konjungtiva → peradangan pada konjungtiva →pengeluaran sel-sel radang

→ pelepasan mediator inflamasi →

vasodilatasi pembuluh darah a. konjungtiva posterior → peningkatan aliran darah pada a. konjungtiva posterior → mata merah 

Kontak dengan secret penderita kemungkinan konjungtivitis → transmisi agen infeksius dari penderita ke orang lain → invasi agen infeksius pada konjungtiva → sebagian infeksius menembus tears film → injury stroma konjungtiva → peradangan pada konjungtiva →pengeluaran sel-sel radang

→ pelepasan mediator inflamasi →

merangsang reseptor nyeri → nyeri (sakit) 

Kontak dengan secret penderita kemungkinan konjungtivitis → transmisi agen infeksius dari penderita ke orang lain → invasi agen infeksius pada konjungtiva → sebagian infeksius menembus tears film → injury stroma konjungtiva → peradangan pada konjungtiva → pengeluaran sel-sel radang → sel radang bermigrasi dari stroma ke konjungtiva melalui epitel permukaan → bergabung dengan fibrin, netrofil dan mucus yang dihasilkan oleh sel goblet → membentuk eksudat → kotoron yang agak kental berwarna putih kekuningan

3. Teman sekantor Nn. Siska ada yang menderita keluhan mata merah berair dan disertai kotoran. a. Apa hubungan teman sekantor Nn. Siska yang menderita keluhan mata merah berair disertai kotoran dengan keluhan yang dialaminya saat ini ? Jawab: Hubungannya adalah sebagai faktor resiko pada keluhan ini sehingga telah terjadi transmisi atau penularan penyakit mata.

b. Bagaimana cara penularan penyakit ini ? Jawab: Infeksi menyebar ke orang lain melalui benda yang dapat menyebarkan kuman (fomit)/ benda yang terkontaminasi dengan sekret mata penderita.

Page 7

KERATOKONJUNGTIVITIS 4. Ia tidak berobat ke dokter untuk keluhan ini dan hanya menggunakan obat tetes mata yang dijual bebas di warung. a. Apa jenis obat mata yang paling sering digunakan oleh masyarakat tanpa melalui resep dokter dan dijual bebas diwarung? kemungkinan jenis obat yang dipakai Nn. Siska ? Jawab: Insto, Braito, Visine dan lain-lain.

b. Apa dampak hanya menggunakan obat tetes mata yang dijual diwarung ? Jawab: Keluhan tidak dapat disembuhkan karena obat tetes mata yang dipakai hanya mengurangi simptom atau gejalanya saja tetapi agen yang menginfeksi (bakteri) masih tetap ada dan dapat menginfeksi kembali hingga menyebar ke daerah sekitarnya.

5. Penderita selama ini memakai kacamata minus pada mata kiri dan kanan sejak usia 15 tahun. a. Apa makna penderita memakai kaca mata minus pada mata kiri dan kanan ? Jawab: Maknanya adalah selama ini penderita mengalami kelainan refraksi berupa miopia atau rabun jauh, yaitu suatu kondisi di mana sinar parallel tanpa akomodasi difokuskan di depan retina.

b. Apa saja jenis-jenis kelainan refraksi? Jawab : Jenis kelainan refraksi mata yaitu: 1. Mata Myopia (spherical) Jatuhnya bayangan di depan retina (sesuatu di dalam bola mata), karena titik fokus mata ada di belakang, perlu dikoreksi pake lensa negatif (divergen). Benda yang dekat kelihatan jelas, benda yang jauh keliatan kabur. Sering juga dikatakan rabun jauh, yaitu penurunan ketajaman penglihatan jauh jika dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat. Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair. Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca minus atau cekung (konkaf).

Page 8

KERATOKONJUNGTIVITIS 2. Hyperopia (Hipermetropi) Yaitu rabun dekat atau rabun melihat benda dalam jarak dekat dan rabun dalam melihat tulisan dalam jarak dekat. di sebabkan titik fokus mata terlalu pendek atau sistem lensa lemah menyebabkan bayangan jatuhnya dibelakang titik fokus, bisa dikoreksi dengan lensa positif atau cembung (konveks).

3. Presbyopia Mata yang sudah tua, lensa mata tidak elastis lagi buat berakomodasi (sesuatu yang bisa dilakukan lensa mata), untuk melihat jarak dekat maupun jauh, harus dibantu dengan kaca mata bifokus (bagian atas untuk melihat jauh dan bagian bawah untuk melihat dekat).

4. Mata Asigmatisme Mata asigmatisme atau sering disebut juga mata cylindris yaitu kelainan ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat sama jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa berbayang dalam melihat benda jauh. Hal ini disebabkan karena tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata. Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa silindris.

Sintesis: Jadi, pada kasus ini jenis kelainan refraksi Nn, siska adalah miopia yakni kelainan refraksi dimana bayangan benda yang terletak jauh difokuskan di depan retina oleh mata yang tidak berakomodasi, dan dibantu dengan kaca mata minus.

c. Bagaimana patofisiologi masing-masing kelainan refraksi? Jawab : Kelainan pada media refrakta dan aksial length/sumbu antero posterior bola mata 1) Myopia Page 9

KERATOKONJUNGTIVITIS 2) Hipermyopia 3) Presbiopi 4) Astigmatisme

6. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum

: sadar dan kooperatif

Vital Sign

: TD 120/80 mmHg. Nadi 92 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36,7°C

Mata: - OS: VOS 4/60, Pinhole ada kemajuan tidak maksimal, mixed injeksi, sekret putih kekuningan (+), blefarospasme, infiltrat bentuk punctata - OD: VOD 6/60, dengan koreksi: Speris -2.00 menjadi 6/6 a. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik pada kasus ini ? Jawab: Pada kasus

Interpretasi

Nilai Normal

Nadi : 92x/menit

Normal

60-100x/menit

RR : 18x/menit

Normal

16-24x/menit

Suhu : 36, 7oC

Normal

36,4-37,2oC

TD : 120/80mmHg

Normal

100-120/60-80mmHg

OS : VOS 4/60

Visus menurun artinya penderita hanya VOS 6/6 dapat menghitung jari pada jarak 4 meter, sedangkan

pada

orang

normal

bisa

menghitung dalam jarak 60 meter Mixed Injeksi

Pelebaran pembuluh darah konjungtiva Tidak ada injeksi posterior dan arteri siliaris anterior, injeksi telah bergabung (injeksi dari perifer ke central dan injeksi central ke perifer)

putih Mengindikasikan bahwa adanya sel-sel Tidak ada secret

Sekret kekuningan

peradangan dan kerusakan epitel sehingga menghasilkan

banyak

secret

untuk

membuangnya Blefarospasme

Spasme pada kelopak mata akibat ada Tidak ada secret kotor

Infiltrat punctata

bentuk Terdapat

bintik-bintik

putih

pada Tidak ada

permukaan kornea

Page 10

KERATOKONJUNGTIVITIS OD: VOD 6/60, Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat VOS 6/6 dengan

koreksi: menghitung jari pada jarak 6 meter,

Speris

-2.00 sedangkan

menjadi 6/6

pada

orang

normal

bisa

menghitung dalam jarak 60 meter, dengan dikoreksi dengan lensa speris -2.00 visus menjadi 6/6

b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan fisik pada kasus ini ? Jawab: OS: VOS 4/60, Pinhole ada kemajuan tidak maksimal Faktor resiko kontak dengan sekret penderita konjungtivitis → transmisi agent infectious (bakteri) dari penderita ke orang lain melalui kontak langsung (dengan menggunakan tangan, benda yg terpapar) → invasi agent infectious (bakteri) pada konjungtiva → injury pada stroma konjungtiva → Konjungtivitis bakteri → timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, leukosit PMN untuk fagosit kuman → pengobatan inadekuat → kuman tetap bertahan → menyebar ke kornea → menginfeksi dikornea → Keratitis →timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, lekosit PMN → Infiltrat sel radang bagian kornea → kornea keruh → karena kornea fungsi membiaskan cahaya → mata kabur + adanya kelainan refraksi (mata minus sejak 15 tahun) → ketika dilakukan pemeriksaan visus didapat VOS 4/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 4 meter, sedangkan pada orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter dan Pinhole ada kemajuan tidak maksimal.

Mixed Injeksi Faktor resiko kontak dengan sekret penderita konjungtivitis → transmisi agent infectious (bakteri) dari penderita ke orang lain melalui kontak langsung (dengan menggunakan tangan, benda yg terpapar) → invasi agent infectious (bakteri) pada konjungtiva → injury pada stroma konjungtiva → Konjungtivitis bakteri → timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, leukosit PMN untuk fagosit kuman → merangsang pengeluaran Histamin → terjadi vasodilatasi arteriol lokal → injeksi konjungtiva dibagian arteri posterior (injeksi dari perifer ke central) → pengobatan inadekuat → kuman tetap bertahan → menyebar ke kornea → menginfeksi dikornea → Keratitis → timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, lekosit PMN → merangsang pengeluaran Histamin → terjadi vasodilatasi arteri lokal →

Page 11

KERATOKONJUNGTIVITIS injeksi siliaris dari arteri siliar anterior dari central ke perifer→ penggabungan antara kedua injeksi → Mixed Injeksi.

Sekret Putih Kekuningan Faktor resiko kontak dengan sekret penderita konjungtivitis → transmisi agent infectious (bakteri) dari penderita ke orang lain melalui kontak langsung (dengan menggunakan tangan, benda yg terpapar) → invasi agent infectious (bakteri) pada konjungtiva → injury pada stroma konjungtiva → Konjungtivitis → timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, leukosit PMN untuk fagosit kuman → degradasi mikroba dan sel-sel radang → sekret putih kekuningan.

Blefarospasme Faktor resiko kontak dengan sekret penderita konjungtivitis → transmisi agent infectious (bakteri) dari penderita ke orang lain melalui kontak langsung (dengan menggunakan tangan, benda yg terpapar) → invasi agent infectious (bakteri) pada konjungtiva → injury pada stroma konjungtiva → Konjungtivitis → timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, leukosit PMN untuk fagosit kuman → degradasi mikroba dan sel-sel radang → sekret putih kekuningan → mata sulit dibuka akibat ada sekret kental → Blefarospasme.

Infiltrat bentuk Punctata Faktor resiko kontak dengan sekret penderita konjungtivitis → transmisi agent infectious (bakteri) dari penderita ke orang lain melalui kontak langsung (dengan menggunakan tangan, benda yg terpapar) → invasi agent infectious (bakteri) pada konjungtiva → injury pada stroma konjungtiva → Konjungtivitis bakteri → timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, leukosit PMN untuk fagosit kuman → pengobatan inadekuat → kuman tetap bertahan → menyebar ke kornea → menginfeksi dikornea → Keratitis →timbul respon inflamasi → pengeluaran makrofag, lekosit PMN → Infiltrat sel radang bagian kornea → Infiltrat bentuk punctata (bintik-bintik putih pada permukaan kornea)

OD: VOD: 6/60 Menderita gangguan refraksi selama 15 tahun yaitu Miopia akibat bola mata yang terlalu panjang atau daya bias sistem lensa terlalu kuat, sewaktu otot siliaris relaksasi total cahaya dari objek jauh di fokuskan didepan retina. Ketika dilakukan pemeriksaan visus didapatkan Visus 6/60 artinya penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 6 meter, Page 12

KERATOKONJUNGTIVITIS sedangkan pada orang normal bisa menghitung dalam jarak 60 meter, dikoreksi dengan lensa speris kokaf (cembung) menjadi 6/6.

c. Bagaimana cara pemeriksaan refraksi ? Jawab:  Pasien duduk di kursi dengan jarak antara mata dan Snellen Chart adalah 6 meter.  Pemeriksa memasang lensa plus terlebih dahulu pada frame kacamata untuk mengurangi akomodasi mata pasien dan segera melepasnya.  Pasien diminta untuk menyebutkan huruf-huruf yang terdapat di Snellen Chart dengan salah satu mata ditutup. Jika pasien kesulitan membaca, lakukan uji pinhole untuk mengetahui apakah merupakan kelainan refraksi atau bukan.  Jika memang benar kelainan refraksi, maka tambahkan lensa minus atau plus dimulai dengan ukuran terendah dan tanyakan pada pasien ada perubahan menjadi lebih jelas atau lebih kabur. (namun apabila bukan kelainan refraksi, hentikan pemeriksaan). (Bickley, Lyn S. 2009)

d. Apa saja Faktor resiko dari kelainan refraksi ? Jawab:  Miopia o Lensa yang terlalu kuat akibat aktivitas otot siliaris yang berlebihan o Axis atau ukuran bola mata yang terlalu panjang (ukuran bola mata yang terlalu panjang, peningkatan kurvatura kornea/lensa, peningkatan indeks refraksi, perubahan posisi/lokasi lensa).  Hipermetropia o Lensa yang terlalu lemah o Axis atau ukuran bola mata yang terlalu pendek (ukuran bola mata yang terlalu pendek, hilangnya konveksitas kurvatura kornea/lensa, penurunan indeks refraksi, perubahan posisi/lokasi lensa).  Astigmatisme o Gangguan kurvatura kornea o Gangguan kurvatura lensa  Presbiopia o Proses degeneratif Pekerjaan-pekerjaan yang sering menggunakan akomodasi misalnya penjahit, arsitektur, tukang las. Page 13

KERATOKONJUNGTIVITIS e. Jelaskan jenis-jenis injeksi pada kelainan mata (mixed injeksi, injeksi silier/sentral ke perifer, injeksi dari perifer ke sentral) ? Jawab:  Injeksi konjungtiva  injeksi yang terjadi karena pelebaran konjungtiva posterior, biasanya dari perifer ke sentral  Injeksi Siliar  injeksi yang terjadi karena pelebaran arteri siliaris anterior, biasanya dari perifer ke sentral  Mixed injeksi  terjadi pelebaran kedua arteri tersebut Pada kasus awalnya terjadi infeksi pada konjungtiva yang menyebabkan pelebaran arteri konjungtiva posterior (injeksi konjungtiva), karena tidak ditangani dengan baik, menyebar ke kornea secara difusi bakteri masuk ke kornea  menyebabkan pelebaran arteri siliaris anterior  mixed injeksi. (Ilyas, 2014)

f. Apa saja bentuk-bentuk infiltrat ? Jawab:

Keratitis stafilokaok : Erosi kecil

keratitis punctata superficial : focus

terpulas fluorescein, terutama

sel epitel yang sembab, buloat atau

sepertiga bawah kornea

lonong, timbul bila penyakitnya aktif

Keratitits herpetic : Khas dendiritk dengan edema dan degenerasi

keratitis varicela-zoster : lebih difus dari lesi herpetic , sesekali linier (pseudodendrit) Page 14

KERATOKONJUNGTIVITIS

keratokonjungtivitis vernal : Lesi

Keratitis akibat obat terutama

mirip synctium, yang keruh dan

banyak antibiotic dan pengawet :

berbercak kelabu , paling mencolok di

erosi kecil terpulas fluorescein

daerah pupil atas. KAdang-kadang

dangan edema selular berbintik-

terbentuk plak epithelium opak.

bintik lingkaran epitel.

CARA MENDIAGNOSIS Anamnesis Terdapat mata kabur, mata merah berair dan sakit (nyeri) disertai kotoran putih kekuningan. Terdapat juga pernah terkontak langsung dengan penderita yang mengalami hal yang sama. Menanyakan riwayat pengobatan apakah pernah membeli obat tetes mata diwarung atau tidak. Ada gangguan refraksi, tetapi pada kasus ini hubungan gangguan refraksi dengan penyakit tidak ada, hanya saja jika ada penyakit pada kasus ini + ditambah gangguan refraksi bisa menambah kekaburan mata. Pemeriksaan Fisik Mata kabur dilakukan pemeriksaan visus terjadi penurunan visus, terdapat mixed injeksi pada mata, blefarospasme, sekret putih kekuningan, infiltrat punctata khas pada keratitis yang disebabkan bakteri. Pemeriksaan Laboratorium Mengkultur kuman yang menginfeksi, pada konjungtivitis bakteri dan keratitis bakteri ditemukannya sel-sel PMN. DD Gejala

Kasus

Hiperemia Mata berair Eksudat Blefarospasme Visus turun, pinhole (+)

+ + Purulen + Pinhole

Nyeri

Konjungtivitis Bakteri + + Purulen + Pinhole (+)

Keratokonjungtivitis bakteri + + Purulen Pinhole (-)

+

-

( + ) +

Page 15

KERATOKONJUNGTIVITIS Terdapat papil pada konjungtiva tarsal

+

Klinis & sitologi

Bakteri

Klamidia

Viral

Alergi

Hiperemia

Generalisata

Generalisata

Generalisata

Generalisata

Mata berair

Sedang Banyak (purulent)

Sedang Banyak (purulent)

Banyak

Minimal

Minimal

Minimal

Purulen

Mukopurulen

Jarang, air



√ +/(follikuler) Hanya sering pada konjungtivitis inklusi



Berserabut, (lengket) putih, air √

-

+

Sering

Tidak ada

Eksudat

Sakit Intraorbita Papil tarsalis Adenopati preaurikuler

Disertai sakit tenggorokkan + demam Gatal

+

Jarang

+

-

Sesekali

Tidak pernah

Sesekali

Tidak pernah

Minimal

Minimal

Minimal

Hebat

PEMERIKSAAN TAMBAHAN -

Pemeriksaan kultur / mikroskopik kerokan konjungtiva yang di pulasan Gram atau Giemsa, pemeriksaan ini akan menampilkan banyak neutrofil poliomorfonuklear.

-

Studi sensitivitas antibiotik, bila hasil uji sensitivitas antibiotik sudah didapatkan, terapi dengan antibiotik sfesifik dapat diberikan.

WD Keratokonjungtivitis Bakteri

TATALAKSANA 1. Preventif a. Hindari menggosok kelopak mata dan daerah disekitar mata yang sakit jika tersa gatal. b. Hindari menyentuh mata yang sehat selama pengobatan c. Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan. 2. Promotif a. Edukasi pasien (orangtua) tentang penyakit unu dan cara-cara penularan dan pencegahannya. Page 16

KERATOKONJUNGTIVITIS b. Edukasi kepada pasien mengenai kebersihan diri dan lingkungan

Menjaga kebersihan

tangan dengan cara mencuci tangan. 3. Kuratif Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakteri tergantung pada agen mikrobiologinya. (Ilyas, 2014) Terapi yang dianjurkan adalah Sambil menunggu hasil laboratorium untuk menentukan mikrroorganisme penyebab maka diberikan dahulu anti-mikroba topical spectrum luas (mis. Polymyxin-trimetophrim). Pada kasus kornea sudah terkena maka diberikan ceftriaxone parenteral, 1-2 g perhari selama 5 hari. Pada konjungtivitis purulen , saccus conjunctivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan secret.

4. Rehabilitatif Selalau mengontrol matanya kedokter dan menjalankan nasihat dokter.

Tatalaksana Kelainan Refraksi Lensa Kacamata  lensa konkaf sferis. Dengan penggunaan lensa sferis konkaf maka sinar sejajar akan didivergensi dan dijauhkan dari bagian tengah lensa sehingga derajat pembelokan sinar oleh lensa mata menurun maka jarak titik focus yang terbentuk akan lebih jauh sehingga dapat mengoreksi gangguan miopia.. (Guyton, 2012) KOMPLIKASI Miopia : 1. Ablasio retina 2. Glaukoma 3. Katarak 4. Juling, biasanya esotropia atau juling ke dalam akibat mata berkonvergensi terus menerus. Jika terdapat juling keluar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia. Keratitis : blefaritis marginal kronik, trikiasis dan entropion.

PROGNOSIS Quo Ad Vitam Bonam Quo Ad Fungsionam Bonam

Page 17

KERATOKONJUNGTIVITIS Keratitis dapat sembuh dengan baik jika ditangani dengan tepat. Prognosis visual tergantung pada beberapa faktor, tergantung dari: 

Virulensi organisme



Luas dan lokasi keratitis

Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen.

KDU Keratitis 3A Kornea Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk 3A. Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Konjungtivitis

Miopia

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. (4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter). (Kompetensi Dokter Indonesia, 2013)

Page 18

KERATOKONJUNGTIVITIS PANDANGAN ISLAM Firman Allah dalam Q.S. Al-Mu’minun (23):78

Artinya: “Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur

Sintesis: Seperti pada kasus ini Allah mengajari kita agar bersyukur atas nikmat yang telah diberikan yaitu nikmat kesehatan, dilihat dari diberikan cobaan kepada kita yaitu sakit.

KESIMPULAN Nn. Siska, 22 tahun mengeluh mata kiri terasa kabur, merah, berair disertai sakit dan ada kotoran kental berwarna putih kekuningan karena menderita keratokonjungtivitis OS et causa infeksi bakteri disertai kelainan refraksi miopia.

KERANGKA KONSEP Faktor resiko (terkontak dengan penderita)  menginfeksi mata  proses inflamasi  konjungtivitis bakteri  pengobatan inadekuat  menyebar ke kornea  menginfeksi kornea  terjadi proses inflamasi  pengeluaran sel radang  terbentuk infiltrat di kornea Keratokonjungtivitis

Page 19

More Documents from "EvinPuji"