Osteoporosis Sap.doc

  • Uploaded by: Sri Eka Rohana Bundan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Osteoporosis Sap.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,517
  • Pages: 9
Welcome To My World ♥ A person who like computer and south korea

▼ Tuesday, February 2, 2016 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOPOROSIS SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOPOROSIS

Bidang Studi : Penyakit Degeneratif Topik

: Osteoporosis

Sub Topik

: Cara Mencegah Osteoporosis

Sasaran

: Lansia

Hari/ Tanggal : Jam

: 16.00 WIB

Waktu

: 30 menit

Tempat

: Balai Desa

LATAR BELAKANG MASALAH

Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh ada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun. Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%. Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia sudah dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi. Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor, yang melakukan penelitian dari tahun 1999 – 2002 pada beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima perempuan mengalami osteoporosis pada usia memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki umur 55 tahun. Kejadian osteoporosis lebih tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan dengan laki-laki (14,8 %). ( Siswono, 2003 ) Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya akibat akti vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis. Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun terakhir adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar akan muncul juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses

itu, seperti yang terjadi pada osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya terjadilah pengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar sehingga kekuatannya pun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko patah tulang 2 – 3 kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang bisa muncul secara alamiah seperti akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan tubuh.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TU) Setelah mendapatkan penyuluhan tentang osteoporosis selama 30 menit, para lansia diharapkan dapat mengetahui mengenai cara mencegah osteoporosis.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIM) Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis di harapkan audiens dapat memahami 1.

Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.

2.

Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar.

3.

Peserta dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.

4.

Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar.

5.

Peserta dapat menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis dengan benar.

STRATEGI PELAKSANAAN Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa : -

Ceramah

-

Tanya jawab

DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN Tahap/ Waktu Kegiatan Pengajar

Kegiatan Peserta Pendahuluan (5 menit) Memberi salam pembuka dan memperkenalkan diri Menginformasikan materi yang akan disampaikan Menjelaskan tujuan yang hendak di capai pada akhir penyuluhan Apersepsi dengan cara menggali pengetahuan yang dimiliki peserta Menjawab salam & memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan & menjawab pertanyaan Penyajian Materi (15 menit) Menjelaskan tentang pengertian osteoporosi. Menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis. Menyebutkan faktor resiko yang mempengaruhi osteoporosis. Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis. Menjelaskan cara mencegah osteoporosis. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya seputar materi yang disampaikan Memberi kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan Menjelaskan dan menjawab pertanyaan Mendengarkan dan memperhatikan Bertanya Menjawab pertanyaan Mendengarkan dan memperhatikan

Evaluasi (5 menit) Memberikan pertanyaan kepada peserta seputar materi yang telah diberikan Menjawab pertanyaan Penutup (5 menit) Menyimpulkan Materi Menutup pertemuan & mengucapkan salam penutup Mendengarkan Mendengarkan dan menjawab salam

MEDIA PENYULUHAN Media Penyuluhan yang digunakan: 1.

Materi SAP

2.

Leaflet

3.

PPT

METODE EVALUASI 1.

Metode Evaluasi : Tanya jawab

2.

Jenis Evaluasi

: Lisan

KRITERIA EVALUASI 1.

Peserta mampu menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.

2.

Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar.

3.

Peserta mampu menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.

4.

Peserta mampu menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar.

5. Peserta mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis dengan benar.

MATERI 1.

Pengertian osteoporosis.

2.

Tanda dan gejala osteoporosis.

3.

Faktor yang mempengaruhi osteoporosis.

4.

Cara mencegah osteoporosis.

5.

Makanan yang baik untuk mencegah osteoporosis.

MATERI 1.

Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa masa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang. Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan : a.

Kelainan Hepar

b.

Kegagalan ginjal kronis

c.

Kurang gerak

d.

Kebiasaan minuman alcohol

e.

Pemakai obat-obatan

f.

Kelebihan kafein

g.

Merokok

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada

wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenokkpausal, wanita kulit putih dan daerah.

2.

Tanda Dan Gejala Osteoporosis

Tanda – tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, terjadinya patah tulang di pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh atau trauma yang ringan. Gejala osteoporosis meliputi : Nyeri punggung, hilang tinggi badan, badan membungkuk, tulang mudah patah.

3.

Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Osteoporosis

Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan, amenore, gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, merokok, terlalu banyak minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu (termasuk beberapa obat anti-kejang,dan sebagainya. Kondisi hormonal tertentu juga dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis. Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun resiko ini menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini : a.

Merokok

b.

Konsumsi alcohol

c.

Diet rendah kalsium

d.

Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksi

e.

Menopause yang lebih awal

Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil cadangan kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya, sehingga pada usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu bagi wanita yang sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi suplemen kalsium.

4.

Cara-Cara Pencegahan Osteoporosis

a.

Rajin berolah raga

b.

Upayakan mencapai berat tubuh yang idal

c.

Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan vitamin D

d.

Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan kafein.

e. Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri. f.

Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

5.

Makanan Yang Dianjurkan

a.

Susu

Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk menjaga kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk. Anda pun bisa mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan susu seperti keju, es krim dan lain-lain. b.

Kacang-kacangan

Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah kaya akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya akan asam lemak omega-3 dan alphalinoleic acid yang membantu menguatkan tulang. c.

Wortel

Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin yang baik untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila dibandingkan yang sudah dimasak matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel sebagai campuran salad. Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda memiliki tulang yang kuat. d.

Sayuran yang berdaun hijau

e.

Ikan

DAFTAR PUSTAKA Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.

Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis: insights afforded by epidemiology.".

Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident Vertebral Fractures".JAMA 298: 2761–2767.

Teman jangan lupa check my instagram @shoppeshop30 Banyak Kuota dan Outfit murah loh

Jangan lupa follow, like, and share. Gomawo Ayu Dinda Channel at 7:04 PM Share No comments: Post a Comment ‹ › Home View web version

Powered by Blogger.

Related Documents

Osteoporosis
May 2020 35
Osteoporosis
June 2020 36
Osteoporosis
November 2019 54
Osteoporosis
November 2019 46
Osteoporosis
May 2020 34
Osteoporosis
November 2019 29

More Documents from ""

Sap Ht.docx
May 2020 8
Osteoporosis Sap.doc
December 2019 22
Askep Hd.docx
December 2019 18
Askep-3.docx
December 2019 16