Nifas Kel 2 Deteksi.docx

  • Uploaded by: Diah Ayu Kurnia wati
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nifas Kel 2 Deteksi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,660
  • Pages: 18
DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS DAN PENANGANAN PADA SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIK, PENGLIHATAN KABUR DAN PEMBENGKAKAN DI WAJAH ATAU EKSTREMITAS

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan Menyusui (ASKEB III) Dosen Pembimbing : Nurma Ika Zuliyanti, S.S.T.,M.Kes Oleh : 1.

Diah Ayu Kurniawati

(102017006)

2.

Dian Puspita

(102017007)

3.

Dinda Oktaria Azzahra

(102017008)

4.

Imelda Ika Pratiwi

(102017013)

5.

Septi Indah Wahyuningsih

(102017029)

6.

Siti Amanah

(102017031)

PROGRAM D-III KEBIDANAN AKBID BHAKTI PUTRA BANGSA PURWOREJO 2018

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dan Menyusui” yang diampu oleh Bu Nurma Ika Zuliyanti, S.S.T., M.Kes. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis dapat mengucapkan banyak terimakasih kepada Bu Nurma Ika Zuliyanti S.S.T., M.Kes selaku dosen pembimbing serta teman-teman sekalian. Dalam pembuatan makalah masalah sosial yang berjudul “Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas dan Penanganan Pada Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur, dan Pembengkakan Pada Wajah atau Ekstremitas”

kami

berharap setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami dan menambah pengetahuan yang baik, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan juga kesalahan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi pembuatan makalah yang akan datang.

Purworejo,12 November 2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 C. Tujuan ...................................................................................................... 2 D. Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI A. Macam-macam Ketidaknyamanan Pada Masa Nifas ............................... 3 B. Sakit Kepala ............................................................................................. 4 C. Nyeri Epigastrik ....................................................................................... 5 D. Penglihatan Kabur .................................................................................... 7 E. Pembengkakan di Wajah atau Ekstremitas .............................................. 10

BAB III PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................... 12 B. Saran ........................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari (Fitri,2017) Yaitu waktu mulai tertentu setelah melahirkan seorang anak, dalam bahasa latin disebut puerperium. Secara etimologi, puer berarti bayi dan parous adalaha melahirkan (Dewi dan Sunarsih, 2011). Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan sebelum hamil. Masa ini membutuhkan waktu 6 minggu (Fairer, Helen, 2001) Jadi puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa disebut juga dengan masa pulih kembali, dalam maksud keadaan pulihnya alat reproduksi seperti sebelum hamil. Dikutip dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia asuhan masa nifas adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan bidan pada masa nifas sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya bersadarkan ilmu dan hakikatnya. B. Rumusan Masalah 1.

Apa saja macam-macam ketidaknyamanan pada masa nifas?

2.

Apa yang dimaksut deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada sakit kepala?

3.

Apa yang dimaksut deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada nyeri epigastrik?

4.

Apa yang dimaksut deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada penglihatan kabur?

5.

Apa yang dimaksut deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada pembengkakan di wajah atau ektremitas?

1

2

C. Tujuan 1.

Untuk mengetahui deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada sakit kepala

2.

Untuk mengetahui deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada nyeri epigastrik

3.

Untuk mengetahui deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada penglihatan kabur

4.

Untuk mengetahui deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganan pada pembengkakan di wajah atau ektremitas

D. Manfaat 1. Manfaat bagi Mahasiswa Makalah ini diharapkan dapat mengacu pada rasa ingin tahu dari mahasiswa tentang deteksi dini komplikasi dan penanganannya. Mahasiswa dapat menambah wawasannya tentang deteksi dini komplikasi masa nifas dan cara penanganannya serta dapat mengaplikasikan dalam asuhan kebidanan. 2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi Makalah ini diharapkan dapat membantu rekan mahasiswa lainnya dalam penyusunan makalah lain tentang kesehatan. Dan dapat dijadikan referensi. Selain itu diharapkan juga sebagai pengetahuan baru yang dapat digunakan sebagai awal sebuah penelitian umum bagi institusi tersebut. 3. Manfaat bagi Masyarakat Makalah ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa atau perguruan tinggi saja. Makalah ini juga dapat memberi pengetahuan dalam masyarakat tentang komplikasi nifas bagi ibu yang baru

saja

melahirkan

dan

bagi

masyarakat

umum

lainnya.

2

BAB II TINJAUAN TEORI A. Macam – Macam Ketidaknyamanan Pada Masa Nifas 1. Nyeri setelah melahirkan Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi uterus yang terjadi secara terus menerus. Nyeri ini sering terjadi pada wanita dengan paritas tinggi dan pada wanita menyusui. Karena penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan relaksasi intermiten. 2. Keringat berlebih Wanita postpartum mengeluarkan keringat berlebihan karena tubuh menggunakan rute ini, dan diuresis untuk mengeluarkan kelebihan cairan interstisial yang disebabkan oleh peningkatan normal cairan intraselular selama kehamilan. 3. Pembesaran payudara Diperkirakan pembesaran payudara disebabkan oleh kombinasi akumulasi dan statis air susu serta peningkatan vaskularitas dan kongesti. Mengakibatkan kongesti lebih lanjut karena statis inflamatik dan vena. 4. Nyeri perenium Tindakan yang dapat mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri akibat laserasi atau luka episiotomi dan jahitan laserasi atau episiotomi tersebut. Sebelum tindakan dilakukan penting untuk menyingkirkan komplikasi seperti hematoma. 5. Konstipasi Rasa takut yang dapat menghambat fungsi bowel jika wanita takut bahwa hal tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri yang disebabkan oleh ingatan tentang tekanan bowel pada persalinan.

3

4

6. Hemoroid Jika wanita mengalami hemoroid mungkin mereka sangat merasakan nyeri selama berapa hari. Hemoroid yang terjadi selama kehamilan dapat menimbulkan traumatis dan menjadi lebih edema selama kala dua persalinan. B. Komplikasi Masa Nifas Dan Penanganan Pada Sakit Kepala Nyeri

kepala

pada

masa

nifas

dapat

merupakan

gejala

preeklampsia, jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah : 1. Sakit kepala hebat 2.

Sakit kepala yang menetap

3.

Tidak hilang dengan istirahat

4.

Depresi post partum Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan. 1. Gejala : a.

Tekanan darah naik atau turun.

b.

Lemah.

c.

Anemia.

d.

Napas pendek atau cepat.

e.

Nafsu makan turun.

f.

Kemampuan berkonsentrasi kurang

g.

Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong.

h.

Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang pun mengerti.

i.

Serangan cemas.

5

j.

Merasa takut.

k.

Berpikir obsesif.

l.

Hilangnya rasa takut.

m. Kontrol terhadap emosi hilang. n.

Berpikir tentang kematian

2. Penanganan: a. Informed consent. b. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga. c. Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari. d. Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik. e. Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih. f. Ukur keseimbangan cairan. g. Persiapan rujukan. h. Periksa Hb. i. Periksa protein urine. j. Observasi tanda-tanda vital. k. Lebih banyak istirahat. C. Nyeri epigastrum Nyeri daerah epigastrum atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat disertai dengan edema paru. Keluhan ini sering menimbulkan rasa khawatir pada penderita akan adanya gangguan pada organ vital di dalam dada seperti jantung, paru dan lain-lain. Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan. Sedangkan eklampsia merupakan penyakit lanjutan preeklamsia, yakni gejala di atas ditambah tanda gangguan saraf pusat, yakni terjadinya kejang hingga koma, nyeri frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri epigastrium, dan hiperrefleksia.

6

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain karena terjadi reimplantasi amnion ke dinding rahim pada trimester ke-3 kehamilan. Pada keadaan ibu yang tidak sehat atau asupan nutrisi yang kurang, reimplantasi tidak terjadi secara optimal sehingga menyebabkan blokade pembuluh darah setempat dan menimbulkan hipertensi. Diagnosis hipertensi dapat dibuat jika kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Penentuan tekanan darah ini dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat. Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Edema juga terjadi karena proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1+ atau 2+ atau 1g/liter atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius. 1.

Tanda dan Gejala: a. Kira-kira 90 persen pasien terdapat lelah. b. 65 % dengan nyeri epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah. c. 31 % dengan sakit kepala.

2.

Penanganan : a.

Informed consent

b.

Mengobservasi TTV

c.

Persiapan rujukan

d.

Pemeriksaan darah rutin

7

e.

Tes fungsi hati.

f.

Profilaktik MgSO4 untuk mencegah kejang (eklampsia).

g.

Bolus 4 – 6 g MgSO4 dalam konsentrasi 20%. Dosis ini diikuti dengan infus 2 g per jam.

h.

Jika terjadi toksisitas, masukkan 10 – 20 ml kalsium glukonat 10% i.v.

i.

Terapi antihipertensi harus dimulai jika tekanan darah senantiasa di atas 160/110 mmHg → Hidralazin IV dosis rendah 2,5 – 5 mg (dosis inisial 5mg) setiap 15 – 20 menit sampai tekanan darah target tercapai atau kombinasi nifedipin dan MgSO4

D. Penglihatan Kabur Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsi. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam

jiwa

adalah

perubahan

visual

mendadak,

misalnya

penglihatan

kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) ,

berkunang-kunang. Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat. Pada preeklamsia tampak edema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri. Skotoma, diplopia, dan ambliopia

pada

penderita

preeklamsia

merupakan

gejala

yang

menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina. Perubahan pada metabolisme air dan elektrolit menyebabkan terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini akan diikuti dengan kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum dan sering bertambahnya edema, menyebabkan volume darah

8

berkurang, viskositas darah meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian tubuh berkurang, dengan akibat hipoksia. Elektrolit, kristaloid, dan protein dalam serum tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklamsia. Konsentrasi kalium, natrium, kalsium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas-batas normal. Gula darah, bikarbonat dan pH pun normal. Kadar kreatinin dan ureum pada preeklamsia tidak meningkat, kecuali bila terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan albumin globulin dan tekanan osmotic plasma menurun pada preeklamsia. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen meningkat dengan nyata dan kadar tersebut lebih meningkat lagi pada preeklamsia. 1. Tanda dan Gejala : a. Peningkatan tekanan darah yang cepat b. Oliguria c. Peningkatan jumlah proteinuri d. Sakit kepala hebat dan persisten e. Rasa mengantuk f. Penglihatan kabur g. Mual muntah h. Nyeri epigastrium i. Hiperfleksi 2. Faktor resiko: a. Primigravida b. Wanita gemuk c. Wanita dengan hipertensi esensial d. Wanita dengan kehamilan kembar e. Wanita dengan diabetes, mola hidatidosa, polihidramnion f. Wanita dengan riwayat eklamsia atau preeklamsia pada kehamilan sebelumnya g. Riwayat keluarga eklamsi 3. Peran Bidan :

9

a. Mendeteksi terjadinya eklamsi b. Mencegah terjadinya eklamsi c. Mengetahui kapan waktu berkolaborasi dengan dokter d. Memberikan penanganan awal sebelum merujuk pada kasus eklamsi 4. Penanganan : a. Informed consent b. Segera rawat c. Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya d. Persiapan rujukan e. Jika pasien tidak bernafas : a) Bebaskan jalan nafas b) Berikan oksigen c) Intubasi jika perlu f. Jika pasien tidak sadar atau koma : a) Bebaskan jalan nafas b) Baringkan pada satu sisi c) Ukur suhu g. Jika pasien syok atasi dengan penanganan syok h. Jika ada perdarahan atasi penanganan perdarahan i. Jika kejang : a) Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntah/darah. b) Bebaskan jalan nafas c) Pasang spatula lidah untuk menghindari tergigitnya lidah

10

E. Pembengkakan di Wajah atau Ekstremitas Penyebab (causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitaskapiler yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan air. 1.

Adanya kongesti pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan rongga badan

2.

Obstruksi limfatik apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu, saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki gajah/elephantiasis).

3.

Permeabilitas kapiler yang bertambah Endotel kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas.

4.

Hipoproteinemia, menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria,

protein

darah

albumin

keluar

bersama

urin)

11

berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum. 5.

Tekanan osmotic koloid, tekanan osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah. Tetapi pada keadaan tertentu jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas kapiler bertambah.

6.

Retensi natrium dan air, retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah. Akibatnya terjadi edema. 1) Penanganan pembengkakan pada wajah atau ektermitas : a) Hindari posisi berbaring terlentang b) Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring miring kekiri dengan kaki agak ditinggikan c) Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau berdiri d) Angkat kaki ketika duduk atau beristirahat e) Hindari kaos kaki yang ketat f)

Lakukan senam secara teratur

13

BAB III PENUTUP A. Simpulan Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari. Pada deteksi dini komplikasi masa nifas dan penangannya dibagi menjadi beberapa macam yaitu pada sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur dan pembengkakan diwajah atau ekstremitas pada ibu nifas. B. Saran 1.

Saran untuk mahasiswa Semoga dari makalah yang kelompok kami buat dapat bermanfaat dan bisa diaplikasikan pada masyarakat nanti. Juga dapat menjadi bahan referensi untuk tugas berikutnya yang berhubungan dengan kesehatan, dan untuk mahasiswa lain yang membutuhkan informasi mengenai kesehatan.

2.

Saran untuk institusi Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang kebidanan khususnya mengenai deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya.

12

DAFTAR PUSTAKA

Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Suherni. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Nanny Vivian, Tri Sunarsih . 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas . Jakarta : Salemba Medika Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Salemba Medika Saifudin, Abdul Bari Dkk. 2009. Buku Acuan Neonatal Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Related Documents

Nifas Kel 2 Deteksi.docx
October 2019 30
Leafleat Senam-nifas 2
October 2019 20
Askep Nifas 2.docx
November 2019 31
Senam Nifas
June 2020 20
Senam Nifas
October 2019 31
Nifas-menyusui.pdf
December 2019 18

More Documents from "Ros Linda"

Nifas Kel 2 Deteksi.docx
October 2019 30
Obstipasi.docx
November 2019 20
Makalh Bu Asih.docx
December 2019 30
Test.doc
May 2020 17
Makalahakl2.docx
May 2020 14