Makalahakl2.docx

  • Uploaded by: Diah Ayu
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalahakl2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,129
  • Pages: 12
Makalah Akuntansi Untuk Pusat dan Cabang Untuk memenuhi tugas Akuntansi Keuangan lanjutan 2 Dosen pengampu: Nafi’ Inayati Zahro, SE.M,Si

Disusun oleh : 1. Indah Safitri

(201612013)

2. M. Haris mismarudin

(201612014)

3. Diah Ayu Ermawati

(201612019)

4. Chintya Anggun P

(201612020)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Akuntansi Untuk Pusat dan cabang ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Kudus, Maret 2019

Penyusun

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perusahanaan-perusahaan besar akan selalu berusaha meningkatkan volume penjualan, aspek pemasaran merupakan aspek penting dalam usaha pencapaian tujuam tersebut. Dalam rangka memperluas daerah pemasaran perusahaan melakukan pemetaan wilayah sehingga dapat diketahui pusat pasar potensial bagi produk atau jasa yang dihasilkan atau ditawarkan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menangkap peluang dari market share yang sudah diketahui ini antara lain dengan membuka kantor agen dan kantor cabang. Pada dasarnya kantor agen berbeda dengan kantor cabang. Kantor agen hanya berfungsi mencarikan pembeli atau memperoleh order. Selain berfungsi mencari pembeli kantor cabang dapat melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada konsumen. Wewenang yang lebih besar lagi adalah kantor cabang dapat membeli barang dagangan dari luar. Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri dari unit akuntansi pusat untuk perusahaan, sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap cabang. Kantor cabang mempunyai kewenangan dalam melakukan transaksi penjualan. Suatu kantor cabang diberi modal kerja oleh kantor pusat, cabang bisa membeli stok barang sendiri untuk memenuhi permintaan pelanggan. Apabila kantor pusat tidak sanggup memenuhi permintaan tersebut maka alternatifnya cabang mengolah usahanya secara terpisah dari rekening kantor pusat. Akan tetapi hal ini bisa dibatasi keleluasaannya jika kantor pusat berkehendak.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi cabang ? 2. Bagaimana alternatif memfakturkan barang dagang ? 3. Bagaimana perlakuan atas selisih harga faktur dan harga pokok ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari akuntansi cabang 2. Untuk memahami dan mendeskripsikan alternatif memfakturkan barang dagang 3. Untuk memahami dan mendeskripsikan perlakuan atas selisih harga faktur dan harga pokok

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Untuk Pusat Dan Cabang Berbeda

dengan

agen,

cabang

mempunyai

otonomi

sendiri

dalam

hal

menyelenggarakan pembukuan . Cabang berusaha dan bekerja sebagai unit usaha yang berdiri sendiri. Dalam usahanya tersebut, cabang diberi modal kerja oleh kantor pusat, baik berupa uang kas, barang-barang dangangan maupun aktiva-aktiva lainnya. Otonomi yang lain diberikan kepada cabang oleh kantor pusat adalah: 

cabang dapat membeli sendiri barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan permintaan barang dagangan yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat.



cabang dapat melakukan aktivitas penjualan mulai dari usaha untuk mendapatkan pembeli, mengirimkan barang dagangan beserta pembuatan fakturnya, menagih piutangnya, dan menyimpan uang hasil dari penjualan tersebut.

Dalam hubungan antara kantor pusat dan cabang, dikenal adanya sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Pada sistem sentralisasi, proses terjadinya transaksi pembukuan dan proses-proses pencatatan lainnya sama seperti pada hubungan kantor pusat dan agen yang telah diuraikaan dimuka. Pada sistem desentralisasi, cabang dianggap sebagai unit usaha yang berdiri sendiri sehingga proses terjadinya transaksi, pembukuan dan proses pembuatan laporan dilaksanakan seperti halnya perusahaan-perusahaan pada umumnya. Dalam pembahasan ini, akan diuraikan hubungan kantor pusat dan kantor cabang dengan mengunakan sestem desentralisasi. Cabang akan membuat pembukuan secara lengkap. Cabang akan mempunyai rekening-rekening aktiva, hutang, pendapatan, dan rekening biaya-biaya sendiri. Hubungan antara kantor pusat dan cabang akan tampak pada rekening timbal balik (reciprocal account), yaitu rekening buku besar yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak. Rekening timbal balik tersebut adalah dikantor pusat mempunyai rekening”R/Kkantor cabang”, sedang dicabang mempunyai rekening”R/K-kantor pusat”. Penggunaan masing-masing rekening tersebut adalah sbb:

1. Dikantor pusat terdapat rekening “ R/K kantor cabang “yang menggunakannya adalah:

Debit : 

Untuk mencatat pengiriman uang atau pengiriman barang (dropping)kekantor cabang.



Untuk mencatat pembebanan biaya kepada kantor cabang.



Untuk mencatat pengakuan laba dari operasi kantor cabang.

Kredit : 

Untuk Mencatat penerimaan uang dari kantor cabang.



Untuk mencatat penerimaan kiriman barang atau pengembalian barang dari kantor cabang



Untuk mencatat pengakuan rugi dari operasi kantor cabang.

2. Dikantor cabangterdapat rekening”R/K- kantor pusat” yang penggunaannya adalah sbb: Debit : 

Untuk mencatat pengiriman atau setorran uang kepada kantor pusat.



Untuk mencatat pengembalian atau setoran uang kepada kantor pusat.



Untuk mencatat rugi operasi cabang pada saat penutupan untuk dilaporkan kepada kantor pusat.

Kredit : 

Untuk mencatat penerimaan atau setoran uang kepada Kantor Pusat



Untuk mencatat penerimaan droping barang dari Kantor Pusat



Untuk mencatat laba operasi cabang pada saat penutupan untuk dilaporkan pada Kantor Pusat

Contoh soal : xxxxxxxxx

Kantor pusat adakalanya menggimvestasikan sebagian aktiva tetap kepada kantor cabang. Apabilah terjadi hal yang demikian, maka diperlukan sama seperti pengiriman barang dagangan. Halini disebabkan karena pengiriman aktiva tetap akan dinvestasikan yang sefatnya tetap serta menyangkut jangka waktu lebih dari satu periode akuntasi, sehingga transaksi yang demikian tidak boleh menggunakan rekening “R/K- Kantor cabang” ataupun”R/K-akntor pusat”. Pengiriman kekayaan ( selain barang dagangan) kekantor cabang, pada saat pengiriman akan dicatat sbb. Aktiva tetap- kantor cabang………………………….Rp XX Aktiva tetap………………………………………………..Rp XX Sedangkan untuk kantor cabang akan mencatat: Aktiva tetap……………………………………………Rp XX Aktiva tetap kantor pusat…………………………………..Rp XX Apabila investasi selain barang dagangan yang sifatnya jangka panjang dilakukan oleh kantor pusat, maka kantor pusat akan menjurnal: Investasi tetap –kantor cabang…………………………Rp XX Aktiva tetap/saham/surat berharga……………………………Rp XX Sedangkan untuk kantor cabang akan mencatat sbb: Aktiva tetap/saham/surat-surat berharga……………Rp XX investasi tetap dari kantor pusat…………………………………..Rp XX

2.2 Pengiriman Kekayaan Antar Cabang Hubungan antara kantor pusat dan cabang dapat terus berkembang sehingga ada kemungkinan kantor pusat akan mempunyai kantor cabang lebih dari satu. Apabila hal semacam ini terjadi tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya transaksi antar cabang yang satu dengan cabang yang lain.

Salah satu bentuk transaksi antar cabang adalah transaksi pengiriman kekayaan antar cabang yang meliputi : 

Pengiriman uang ( transfer uang) antar cabang



Pengiriman barang antar cabang



Pengiriman barang ke cabang di nota di atas harga pokoknya.

Dengan adanya transaksi antar cabang ini,kantor pusat harus semakin meningkatkan pengawasannya terhadap masing-masing cabang agar kegiatan usaha cabang-cabangnya dapat di pantau lebih lanjut. Salah satu cara untuk mengadakan pengawasan terhadap cabangcabangnya adalah dengan membentuk sistem otorisasi yang di pegang oleh kantor pusat. Sistem otorisasi ini dapat di buat dengan peraturan setiap terjadi transaksi antar cabang harus di ketahui oleh kantor pusat atau kantor pusat sendiri yang memerintahkan adanya pengiriman kekayaan dari cabangnya ke cabang yang lain. Dengan adanya peraturan sistem otorisasi yang ada di tangan kantor pusat ini bukan berarti cabang tidak di beri wewenang tetapi dalam hal transaksi pengiriman kekayaan antar cabang ini sistem otorisasi tersebut di maksudkan agar usaha atau transaksi tersebut dapat lebih di kontrol oleh kantor pusat. Dalam pembahasan berikut ini masing-masing jenis pengiriman kekayaan antar cabang akan di bahas.

2.3 Pengiriman Uang ( Transfer Kas ) Antar Cabang Pengiriman uang antar cabang ini dapat terjadi karena cabang yang satu mengirimkan sejumlah uang kepada cabang yang lain baik atas kemuan sendiri mauppun kemauan atas kantor pusat. Apabila sejumlah uang sudah di kirimkan ke cabang yang lain,kedua cabang yang terlibat dalam transaksi pengiriman tersebut tidak perlu membuat rekening khusus yang menyebutkan nama atau tempat masing-masing cabang tetapi transaksi tersebut akan di tangani oleh kantor pusat dengan berdasarkan otorisasi yang diberikan. Pencatatan di lakukan oleh masing-masing pihak yaitu cabang penerima akan mengkredit rekening “R/K –kantor pusat” seperti halnya pada saat menerima dopping kas dari pusat dan mendebet rekening kas.

Untuk cabang pengiriman akan mendebit rekening “R/K-kantor pusat ” ,sebagai mana halnya dia menyatorkan uang ke pusat dan mengkredit rekening kas. Sedangkan untuk kantor pusat sendiri akan membut jurnal antar cabang yaitu dengan mengkredit rekening “ R/K –kantor cabang pengiriman” dan mendebit rekening R/K – kantor cabang penerima”. Contoh soal : Perusahaan percetakan “GARUDA” , mempunyai kantor pusat di semarang dan membuka cabang di dua kota, yaitu cabang Tegal dan Kudus. Kantor pusat semarang memerintahkan kantor cabang Kudus untuk mengirimkan uang sejumlah Rp. 2.500.000,00 kepada kantor cabang Tegal untuk memperluas pemasarannya. Berdasarkan transaksi di atas pencatatan yang di lakukan oleh masing-masingpihak adalah sebagai berikut. a. Untuk cabang pengiriman (cabang Kudus) membuat jurnal: R/K – kantor pusat ……………………………..Rp. 2.500.000,00 Kas…………………………………………………….Rp. 2.500.000,00 b. Untuk cabang penerima (Tegal) membuat jurnal : Kas………………………………………………Rp. 2.500.000,00 R/K-kantor pusat…………………………………………Rp. 2.500.000,00 c. Sedangkan untuk kantor pusat semarang membuat jurnal antar kedua cabang tersebut yaitu,: R/K – kantor cabang Tegal …….............……..Rp. 2.500.000,00 R/K – Kantor cabang Kudus…………….………......Rp. 2.500.000,00 2.4 Pengiriman Barang Antar Cabang Yang dimaksud dengan pengiriman barang disini adalah pengiriman barang dagangan (transfer of merchandise), seperti halnya pada transfer kas pengiriman barang dagangan antara cabang ini otorisasi tetap ada pada kantor pusat. Untuk pengiriman barang dagangan ini, menimbulkan masalah tersendiri yaitu ongkos angkut untuk pengiriman barang dagangan dari cabang pengirim dari cabang penerima.

Dalam hal pengiriman barang-barang dari pusat ke cabang biasanya ongkos angkutnya untuk barang-barang tersebut di perhitungkan dan menjadi beban untuk kantor cabang yaitu ditambahkan pada harga barang-barang yang bersangkutan. Tetapi dalam hal pengiriman barang antar cabang di lakukan atas perintah kantor pusat, maka perlakuan terhadap ongkos angkut barang tersebut di atur sebagai berikut : 1. Ongkos angkut barang dari cabang pengirim ke cabang penerima, terlebih dahulu dibayar oleh cabang pengirim dan nantinya akan di perhitungkan sebagai beban kantor pusat. 2. Cabang penerima akan dibebani ongkos angkut sebesar ongkos angkut apabila barang tersebut langsung di kirim dari kantor pusat, bukan sebesar ongkos angkut dari cabang pengirim. 3. Apabila terjadi selisi ongkos angkut antar cabang pengirim ke cabang penerima dengan ongkos angkut dengan kantor pusat langsung ka cabang penerima, maka selisih ongkos angkut tersebut dibebankan ke kantor pusat dan di catat kedalam rekening “ selisih Ongkos Angkut Barang Antar Cabang”. Contoh soal xxxxx

2.5 Pengiriman Barang Ke cabang di nota d iatas Harga Pokoknya: Tujuan pengiriman barang kecabang dinota diatas harga pokoknya dimaksudkan untuk menutup sebagian ongkos pengurusan dan ongkos pengawasan serta menutup biayabiaya administrasi yang menyangkut hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang. Apabila barang dikirim kecabang dicatat diatas harga pokoknya, maka nilai barang yang diterima oleh cabang akan dicatat lebih tinggi dari harga pokoknya yang seharusnya. akibatnya adalah laba yang dilaporkan oleh cabang sebenarnya lebih rendah dari yang sesungguhnya. demikian pula laporan mengenai persedian akhir barang dagang yang masih ada dicabang, tidak sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya. Oleh Karena Itulah, Informasi atau data-data mengenai pengiriman barang kecabang yang dinota diatas harga pokoknya harus dikum pulkan dan disimpan oleh kantor pusat untuk digunakan dalam proses penyesuain pada saat akan disusun laporan keuangan.

Selisih yang ada antara “harga pokok” Menurut kantor pusat dengan “Harga diatas nota” untuk cabang, dicatat kedalam rekening “Cadangan kenaikan harga barang cabang” pada buku kantor pusat. Untuk Dapat memperoleh gambaran transaksi tersebut, dapat diikuti cotoh berikut ini. Contoh soal : Kantor pusat mengirimkan barang dangang kepada kantor cabang dicatat sebesar 25% diatas harga pokok nya. harga pokok barang dangangan yang dikirimkan adalah Rp 1.000.000,00 pada akhir periode, kantor cabang melaporkan bahwa semua barang yang dikirimkan tersebut laku dijual seharga Rp 1.600.000,00 Berdasarkan transaksi diatas, jurnal yang dibuatkan oleh kantor pusat dan cabang adalah sebagai berikut: Berdasarkan jurnal diatas, ternyata pada saat pengakuan laba dari cabang, laba cabang dilaporkan terlalu rendah. Hal ini disebabkan karena harga pokoknya barang dicabang dicatat sebesar Rp 1.250.000,00 (sesuai dengan harga nota) padahal seharusnya harga pokoknya pada catatan pusat adalah Rp 1.000.000,00 Dalam hal ini kantor pusat harus juga harus menyesuikan saldo rekening “cadangan kenaikan harga barang cabang” secara proporsionil dengan jumlah yang terjual. Pada transaksi diatas, semua barang kebetulan habis terjual sehingga rekening “cadangan kenaikan harga barang cabang” akan disesuikan atau dikurangi seluruhnya. 2.6 Masalah Barang Yang Dinota Diatas Harga Pokok, Belum Semuanya Habis Terjual Oleh Cabang Apabila terjadi bahwa barang dangangan yang dikirimkan kecabang yang dinota atas harga pokok belum berhasil dijual seluruhnya oleh cabang, maka dalam hal ini barang yang belum terjual tersebut melekat pada persediaanakhir milik cabang. kantor pusat dalam hal ini harus segera mengadakan penyesuain terhadap rekening-rekening “dagang kenaikan harga barang cabang” dan penyesuain terhadap harga pokok dan laba yang dilaporkan oleh cabang. 1 akhir periode, sesaat setelah cabang melaporkan jumlah barang dagangan yang dikirim dari pusat yang terjual beserta laporan laba ruginya, maka kantor pusat akan segera menghitung kembali harga pokok yang seharus nya dari barang dagangan yang telah dijual oleh cabang,

kemudian setelah itu menghitung laba atau rugi yang sebenarnya dan segera mengurangi atau menyesuaikan rekening “ cadangan kenaikan harga barang cabang”. Contoh soal : xxxx

More Documents from "Diah Ayu"

Test.doc
May 2020 17
Makalahakl2.docx
May 2020 14
Toss Tb.docx
December 2019 20