PERTANGGUNGJAWABAN
ُ ْي ْعبُدُونَ كانُوا وما وأ ْزواج ُه َْم ظل ُموا الَّذِينَ اح ش ُروا َُون مِ ْن َِ ّللا د ََِّ صراطَِ ِإلى فا ْهدُو ُه َْم ِ ْالجحِ يم َم ْسئُولُونَ إِنَّ ُه َْم وقِفُو ُه ْم (Kepada para malaikat diperintahkan) “Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat mereka dan sembah-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah: maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian karena mereka sesungguhnya mereka akan ditanya ( dimintai pertanggungjawaban ).” (Qur'an Surah Ash-Shaffat : 22 - 24) Prinsip tanggung jawab dalam Islam didasarkan pada perbuatan individu yang melakukan suatu hal. Hal ini ditegaskan dalam Surah Al-An'am ayat 164, َل ن ْفسَ ُكلَ ت ْكسِبَُ ول ََّ ِأ ُ ْخرى ِو ْزرَ وَ ِازرةَ ت ِز َُر ولَ عليْها إ Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.” Seseorang selayaknya tidak meremehkan perbuatan baik sekecil apapun dan tidak gegabah berbuat dosa walau sekecil biji sawi. Mengapa demikian ? Boleh jadi perbuatan baik atau jahat itu mula-mula amat kecil ketika dilakukan, akan tetapi bila pengaruh dan akibatnya terus berlangsung lama, bisa jadi akan amat besar pahala atau dosanya. Tanggung jawab bukan saja terhadap apa yang diperbuatnya akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-bekas dari perbuatan tersebut. Orang yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah atau anak yang sholeh , kesemuanya itu akan meninggalkan bekas kebaikan selama masih berbekas sampai kapanpun. Dari sini jelaslah bahwa orang yang berbuat baik atau berbuat jahat akan mendapat pahala atau menanggung dosanya ditambah dengan pahala atau dosa orangorang yang meniru perbuatannya. Tanggung jawab sejatinya adalah sikap ksatria yang harus dimiliki setiap Muslim, bukan saja tanggung jawab akan dirinya sendiri melainkan juga tanggung jawab dirinya bagi orang di sekitarnya. Bukankah sikap Amanah merupakan salah satu sifat Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam yang harus kita teladani? Akhirul kalam, setiap peran yang kita ambil harus kita pertanggung jawabkan, baik di dunia maupun di akhirat, maka jalanilah tugas, amanah, dan peran tersebut dengan sebaik mungkin selagi hal tersebut baik di mata Allah. Wallahu a'lamu bishshawab.
✍️ Dr. H. Ahmad Satori Ismail, MA 🌐 ikadi.or.id (melalui penyuntingan)
Departemen Kajian Keilmuan Islam Kabinet Ukhuwah Kami Muslim 2019