Menyusuri pembelajaran sains 37: Mempelajari polusi air Leo Sutrisno Air merupakan salah satu bagian dari lingkungan anakanak yang sudah diakrabi sejak kelahirannya. Anakanak menjadi akrab dengan air karena mereka dapat bermain-main dengan air ketika mereka sedang mandi. Apa lagi bagi mereka yang bertempat tinggal di pinggir sungai atau parit. Sebagian dari mereka bahkan mandi di sungai itu. Karena sudah sangat dekat maka tidak banyak yang sungguh memperhatikan keadaan air yang ada di sekitar mereka. Dalam pembelajaran IPA, ada baiknya sedini mungkin anak-anak diajak mempelajari tentang kualitas air yang ada di sekitar mereka, baik di sekitar tempat tinggal maupun di sekitar sekolahnya. Berikut disajikan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan di kelas sekolah dasar untuk mengetahui kualitas air di sekkitar anak-anak. Kegiatan 1: air kotor air bersih. Beberapa gelas plastik bekas minum aqua diperlukan untuk menampung berbagai air yang anak-anak ambil dari kolam/sumur, parit, tempayang penampung air hujan, dan kalau mungkin dari PDAM. Tentu juga diperlukan air pembanding yang diperoleh dari botol aqua. Deretan gelas yang berisi berbagai air menurut asalnya ini didiamkan selama satu malam. Hari berikutnya, anakanak diminta mengamati endapan yang terjadi. Yang mana yang paling banyak? Mereka juga diajak untuk membandingkan kejernihannya. Yang mana yang paling jernih?
Kegiatan 2: menyaring air. Untuk membuat ait ’tampak’ jernih anak-anak dapat diajak mencoba membuat penyaring air. Air kotor yang mereka ambil dari parit dapat disaring dengan lipatan-lipatan kertas tisu untuk kamar kecil. Kalau memungkinkan, kita dapat membuatkan model penyaring air dari gelas plastik aqua. Ke dalam gelas itu dimasukkan berturutturut kerikil, ijuk, pasir, dan potongan arang hingga membentuk lapisan-lapisan setinggi 2/3 dari gelas itu. Di bagian bawah gelas dibuat lima-enam lobang sebesar jarum mesin jahit. Buat juga gantungannya. Felas diisi dengan air penuh dan dibiarkan menetes perlahan-lahan ke bawah. Tetesan air ditampung dengan gelas yang lain. Kita akan memperoleh air yang jernih, bukan? Kegiatan 3: Melihat kehidupan di dalam air. Anak-anak dapat diajak untuk melihat kehidupan yang berlangsung di dalam air. Tentu dengan mudah mereka menemukan jenis makluk hidup di dalam air. Ikan?! Selain ikan? Bisa jadi merek menemukan jentik-jentik. Jika memiliki mikroskop, anak bisa diajak mengamati kehidupan apa saja yang ada di dalam air. Selain hewan, tentu juga tetumbuhan. Merek tentu juga dengan mudah menemukkannya, bukan? Kegiatan 4: Pengaruh polusi pada kehidupan air. Anak ikan betuk (kotes) yang dengan mubah ditemukan di parit atau kios penjual ikan hias dapat digunakan sebagai percobaan. Beberapa anak ikan dimasukkan ke dalam segelas air. Kemudian dimasukkan juga beberapa tetes oli motor (oli bekas). Oli akan mengapung dipermukaan membuat lapisan tipis di seluruh perkukaan air. Lapisan tipis ini akan menutup kontak antara air dan udara sehingga makin lama oksigen di dalam air makin berkurang. Anak ikan akan kekurangan oksigen. Apa yang terjadi.
Sebagai pengganti oli bekas dapat digunakan deterjen. Anak diajak memperkirakan apa yang akan terjadi pada anak ikan. Kita juga dapat menambah pengetahuan anak-anak tentang pengaruh pupuk terhadap kehidupan air.