Menyusuri pembelajaran sains 47: Mempelajari tingkah laku binatang yang menurun Leo Sutrisno Sejak kemunculan melukuler biologi, para ahli ilmu binatang zoologi belajar memahami perilaku bonatang dengan cakrawala baru. Mengikuti jejak Freud, para ahli psikologi menjelaskan bahwa dorongan tterhadap perilaku itu adalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan dan penerusan keturunan. Belakangan, rasa ingin tahu ditambahkan. Dalam dunia binatang disebutkan bahwa dorongan semacam ini mengarah pada insting. Perhatikan misalnya, sekalipun dierami oleh induk ayam, anak-anak itik tetap saja dapat berenang. Demikian pula sekalipun seekor anak elang di-’asuh’ oleh kita di dalam sangkarnya, ia tetap masih mau makan ikan. Demikian pula dengan binatang yang lain. Memang ada yang ’ke luar’ dari kebiasaan. Misalnya, burung kutilang, di alam bebas memakan buahbuahan dapat dilatih memakan konsentrat. Demikian juga burung jalak, kacer dan murai dapat diubah pola makannya. Namun demikian, tetap saja para binatang itu ’melestarikan’ kebiasaan kelompok yang masih hidup di alam bebas. Anak-anak dapat kita ajak mempelajari perilaku mereka di alam bebas. Beberapa percobaan berikut ini mengajak anak-anak mempelajari perileku binatang yang diturunkan dari induknya.
Kegiatan 1: cacing cacing tanah merupakan salah satu binatang yang mudah ditemukan dan dapat dibawa ke kelas siswa untuk dipekajari perilakunya. Cacing tanah yang ditempatkan pada panci yang diisi dengan tanah dan pasir cukup untuk percobaan ini. Geraknya yang lambat memberikesempatan siswa mengamatinya dalam waktu yang relatif lama. Mereka sangat sensitif terhadap sentuhan. Ujung pensil dapat dipakai untuk ’menyentuh’ tubuhnya dan melihat reaksinya. Ujung pesil ini juga dapat dipakai untuk menentukan bagian yang mana yang paling peka menerima sentuhan.
Selain sentuhan, anak-anak dapat diajak memperhatikan bagaimana reaksinya terhadap perubahan temperatur. Sering kita lihat jika hujan tiba banyak cacing tanah yang ke luar dari tanah. Dua buah panci kecil dapat digunakan. Panci pertama berisi tanah pasir dipanasi dengan api kompor atau dijemur di bawah panas matahari bebarapa waktu. Panci yang lain juga beriri tanah pasir didinginkan di lemari es. Tanah yang hangat dan yang dingin ini ditebarkan di atas tanah yang terdapat cacing tanah. Anakanak diminta memerhatikan apa yang akkan terjadi. Yang mana yang lebih cepat ke luar, cacing yang berada di bawah pasir yang panas atas pasir yang dingin. Binatang juga peka terhadap getaran. Cacing-cacing yang sudah tenang di dalam panci percobaan ’diganggu’ dengan mengetuk-ketuk diding panci. Mula-mula lembut kemudian ketukan makin keras. Apa reaksi cacingcacing itu? Cacing juga peka terhadap gerakkan. Geserkan panci-panci itu dari satu tempat ke tempat yang lain. Bagaimana reaksinya? Percobaan yang dapat dilakukan bersama anak-anak adalah bagaimana cacing bereaksi terhadap cahaya. Cacing tanah hidup di dalam tanah. Apakah mereka ini menghidari cahaya matahari atau menghindari panasnya. Kita ajak anak-anak menyorotkan lampu senter ke panci percobaan yang berisi cacing. Apakah cacing akan segera ke luar atau tetap di dalam tanah. Cacing juga dapat dipakai untuk mempelajari regenerasi. Tubuh cacing tersusun dari ’lingkaran-lingkaran’ tubuh. Jika yang terpotong pada lingkaran ke-15-18 dari kepala, masing-masing potongan akan membentuk tubuh cacing yang utuh. Sesungguhnya ini bukan perilaku, tetapi ada baiknya kalau juga dipelajari. Apa yang akan terjadi jika yang terpotong bukan di bagian itu?
Cacing
Kegiatan 2: Labah-labah Labah-labah juga mudah didapatkan di sekitar rumah atau di sekolah. Anak-anak dapat diajak mengamati bagaimana labah-labah membuat jaring. Mereka juga dapat diminta menggambarkan bentuk jaringjaringnya. Adakah bentuk jaring yang sama dari dua labah-labah yang berbeda? Apa yang terjadi apa bila jaringnya terpotong di bagian tepi dan apa yang terjadi jika terpotong di bagian tengah. Anak-anak dapat juga diajak mengamati bagaimana labah-labah memakan mangsanya ketika terjebak jaring. Bagian apa yang lebih dahulu diterkam. Perubahan bentuk jaring, kalau telaten, juga berhubungan dengan cuaca. Untuk beberapa minggu anak dapat diminta mengamati bentuk jaring yang terbaru sesuai dengan kadaan cuaca, dingin-panas, hujan-panas dsb.
Labah-labah
Kegiatan 3: insting binatang yang lain. Binatang yang lain seperti: capung, kepik, kwangwung juga dapat diamati seperti pengamatan pada cacing atau pada labah-labah. Binatang ini dipilih karena tidak membahayakan. Tentu kita juga dapat mengajak mengamati hewan peliharaan, seperti: kucing, anjing atau burung. Jika binatang seperti ini yang dipilih perlu dicermati akan fantor kesehatannya. Semoga!