Menyusuri pembelajaran sains 45: Mempelajari adaptasi Leo Sutrisno Bagaimana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan sekitarnya merupakan suatu hal yang menarik bagi anak-anak untuk dipelajari. Ambil sebagai contoh ikan. Lihat Gambar 1. Ikan
Gambar 1
Ikan harus menyesuaikan diri untuk hidup di dalam air. Manusia tentu tidak dapat hidup di dalam air seperti ikan bukan?. Ikan memiliki insang yang dapat mengambil oksigen langsung dari air. Ikan memiliki sirip yang membuat mudah bergerak di dalam air. Demikian juga bentuknya yang melengkung halus dari depan ke belakang (orang menyebutnya: streamline) sangat mempermudah geraknya. Bentuk melengkung seperti ikan ini ditiru untuk membuat bentuk pesawat terbang agar mudah bergerang di udara. Ikan juga memiliki kantung udara di dalam tubuhnya yang berguna untuk ‘mengambang’ atau ‘menyelam’. Warna-warni kulitnya juga merupakan cara untuk melindungi diri dari predatornya. Warna bagian depan bawah biasanya yang lebih terang ketimbang bagian
atas belakang membuat ikan jika dilihat dari bawah menjadi kurang jelas karena becampur dengan cahaya yang datang dari permukaan air. Sebaliknya bagian atas yang lebih gelap jika dilihat dari atas akan berbaur dengan warna air sehingga tidak mudah dikenali.
Burung juga dipenuhi oleh usaha menyesuaikan dirinya agar tetap hidup di udara. Lihat warna-warni burung dan kebiasaan hinggapnya. Warna bulu burung gereja mirip warna kulit kayu, mereka sering hinggap di dahan-dahan. Warna bulu burung ‘kaca mata’ yang hijau sangat mirip dengan warna sekitar merepa hinggap di dedaunan sambil mencari ulat daun. Warna burung jalan mendekati warna tanah. Kawanan burung jalak sangat gemar berburu cacing. Selain warna bulu, wujud penyesuaian diri juga terjadi pada sayap dengan bulu-bulunya yang kuat. Bentuk sayap burung ditiru para perangcang sayap pesawat terbang, kekar di depan, lembut dan terpisah-pisah di belakang (bulunya tidak terikat satu dengan yang lain. Perhatikan sayap pesawat terbang terutama pada saat mendarat, bagian belakang sayap terdapat panel-panel yang dapat dinaikturunkan posisinya. Bulu burung juga wujud dari proses penyesuaian diri, ringan dan kuat untuk terbang, berminyak untuk melindungi diri dari air hujan, tebal untuk mengatur suhu tubuh agar tetap hangat.
Gambar 2
Tetumbuhan juga merupakan kisah untuk menyesuaikan diri. Kaktus, misalnya tumbuh di daerah yang kering dan tandus. Karena itu, tidak ’berdaun’. Juga, lapisan kulitnya tebal untuk menahan air sebanyakbanyaknya. Gambar 3.
Gamba
Rerumputan yang tumbuh menjalar di tanah biasanya keras dan liat merpakan bentuk penyesuaian diri terhadap tempatnya, tanah yang terinjak-ijak. Evolusi bentuk tubuh manusia juga dapat menjadi cerita tentang penyesuaian diri. Mula-mula berdiri mirip kera karena hidupnya seratus persen tergantung di alam bebas. Bersamaan dengan bergulirnya waktu tubuh manusia menajdi seperti sekarang ini karena tidak lagi hidup di tengah hutan. Namun, karena sangat asyik dengan ’permainan komputer’ menghasilkan dugaan bahwa kleak tubuh manusia akan kembali bongkok seperti awal kisah manusia.
Kisah-kisah penyesuaian diri ini dapat dikenalkan kepada siswa sejak kelas 3 SD. Akan sangat menggairahkan apabila siswa dapat menyediakan hewan atau tetumbuhan untuk kegiatan ini. Semoga!
Gambar 4