Menyusuri pembelajaran sains 40: Mempelajari cuaca Leo Sutrisno Seorang anak kelas tiga SD menyimak ramalan cuaca dari TVRI, kemudian ia memberitahu bapaknya bahwa besok, Pontianak akan berawan dan temperatunya sekitar 30o Celcius. Di kesempatan yang lain seorang anak mencoba melihat suhu kamarnya melalui termometer yang terpasang bersama-sama dengan jam dinding. Ia berguman ’Pantesan dingin. Dua puluh satu derajad. Gila!’. Ada anak lain yang bertanya pada ibunya, ”mengapa kalau hujan tersa dingin, Ma?’. Mereka ini menunjukkan minatnya terhadap cuaca. Anak-anak pun sudah dekat dengan cuaca. Karena itu, seperti bahan yang lain, kita dapat mengajak siswa-siswa SD sedini mungkin mempelajari cuaca. Berikut disajikan sejumlah kegiatan yang dapat dipakai untuk memungkinkan siswa SD mengenal cuaca. Kegiatan 1: Membuat awan Di pojok IPA, siswa dapat diajak untuk memasak air dalam ceret. Ketika air mendidih. Mereka mendengar suara nyaring yang berasal dari ceret. Anak belajar bahwa jika air dipanskan maka akan ada air yang berubah menjadi uap. Dalam sekala yang besar, misal danau, laut, atau samudra juga terjadi penguapan. Sinar matahari memanaskan air laut. Sebagian air laut menguap. Sebuah botol aqua dengan mulutnya dihadapkan ke arah uap yang ke luar dari ceret tadi. Sebentar saja, dinding botol itu menjadi kabur karena banyak titik air yang menempel. Titik-titik air ini adalah awan. Uap yang ke luar dari ceret, masuk ke dalam botol. Karena lebih dingin dari suhu di dalam ceret, uap air itu berubah menjadi embun. Itu juga terjadi di atas bumi. Uap air laut naik ke angkasa. Di atas sana lebih dingin dari di permukaan bumi, maka uap air yang berterbangan di aatas sana berubah menjadi embun. Titik-titik air ini yang mengelompok membentu awan. Titik-titik air yang terbentuk
menempel pada partikel-partikel yang ada di dalam udara. Di dalam botol titik-titik air menempel pada dinding botol. Kalau cukup banyak, titik-titik air itu saling menempel satu dengan yan lain. Terbentuklah butir-butir air. Jika butir-buti air itu cukup besar, maka terjadilah hujan. Butiran-butiran air jatuh ke bumi. Pembentukan ’awan’ juga terjadi pada saat mengendari mobil saat hujan lebat. Seluruh dinding dalam kaca mobil ditempeli titik air. Di dalam mobil mengandung uap air. Dari mana? Dari udara dalam mobil. Air hujan berada di dekat mesin mobil yang panas berubah menjadi uap. Sebagian uap itu menyusup ke dalam mobil. Ketika uap air di dalam mobil bersentuhan dengan kaca mobil uap itu berubah menjadi titik air. Karena, kaca mobil lebih dingin dari udara di dalam mobil. Coba kita lap kaca mobil itu. Betul, lap menjadi basah. Gambar 1 mengilustrasikan proses perjalanan air dari laut menjadi hujan di daratan. Kegiatan 2: membuat termometer Anak dapat diajak membuat termometer sederhana tetapi cukup peka. Lihat Gambar 2. pada mulut botol atau bekas bola lampu dipasang slang plastik yang bening. Agar kedap udara bagian tutup botol dilapisi dengan lilin. Pastikan sampai udara sungguh tidak ada yang dapat melewati apapun kecuali melalui selang plastik itu. Siapkan juga segelas air yang berwarna. Misalnyadengan ditetesi tinta atau zat pewarna yang lain. Termometer dipasang seperti pada Gambar 2. Agar sebagian besar udara di dalam botol ke luar melalui selang, botol diselimuti dengan sepotong kain yang dicelupkan ke dalam air panas untuk beberapa saat. Pada saat ’selimut’ diambil akan terlihat air tinta naik memasuki selang hingga ketinggian tertentu.. Agar aman, termometer ini sebaiknya ditopang dengan papan. Kini, termometer siap digunakan. Mau mencoba?!. Mari kita sentuh dinding botol. Nah, permukaan air turun, bukan?. Ketika didin botol di sentuh dengan telapak tangan ada perpindahan panas dari teapak tangan ke botol. Udara di dalam botol memuai.
Permukaan air terdesak ke bawah. Apa yang terjadi saat sudah dingin? Permukaan air kembali ke atas. Minggu depan dilanjutkan membuat alat-alat untuk mempelajari cuaca. Sampai jumpa.
Gambar 2
Panas matahari
H
Uap air
Air laut