Modul Kkd.pptx

  • Uploaded by: Mohammad Almuhaimin
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Kkd.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 832
  • Pages: 17
MODUL KKD DEPARTEMEN ANAK

Kejang pada Neonatus • Etiologi : 1. Hipoksik – iskemik ensefalopati 2. Perdarahan intrakranial 3. Infeksi intrakranial 4. Gangguan metabolik 5. Malformasi otak 6. Putus obat

Terapi 1. Perhatikan jalan nafas, berikan oksigen, segera hentikan kejang 2. Siapkan obat yang dibutuhkan: luminal (fenobarbital) injeksi dan fenitoin injeksi 3. Siapkan alat resusitasi: kanul/sungkup oksigen, ambubag, laringoskop, ETT 4. Jaga kehangatan bayi

KEJANG Luminal iv/im 20 mg/kgBB selama 5 menit

30 menit

KEJANG + Luminal iv/im 10 mg/kgBB selama 5 menit

30 menit

KEJANG + 30 menit

KEJANG -

Bila kejang berulang dalam 2 hari, berikan luminal 5 mg/kgBB /hari per oral sampai bebas kejang 7 hari. Bila kejang berulang setelah bebas kejang 2 hari, ulangi pemberian luminal dari awal

Luminal iv/im 10 mg/kgBB selama 5 menit

KEJANG +

Fenitoin bolus iv 20 mg/kgBB dalam 15 l NaCll berikan dalam 30 menit

Kejang pada Anak • Jenis : 1. Kejang demam 2. Epilepsi 3. Akibat gangguan sistemik

Jenis

Durasi

Frek (dlm 24 jam)

Gejala penyerta sebelum, saat & setelah

KD Sederhana Umum tonik, klonik, tonikklonik

< 15 menit

1x

Sb : mengantuk Sa : St : kelainan neurologis (-)

KD Kompleks

≥15 menit

>1x

Sb: kelainan neurologis (+) Sa: hilang kesadaran, mata mendelik St : kelainan neurologis (+)

Epilepsi

Bentuk

Umum/ Fokal

Dijelaskan di slide berikutnya

Faktor pencetus

ISPA, OMA, pneumoni, ISK

Epilepsi •

Bangkitan parsial sederhana

Tidak terjadi gangguan kesadaran, bangkitan dapat berupa gerakan motorik, sensorik, otonom, atau psikis, bangkitan tergantung pada lokasi bangkitan di dalam otak, bangkitan dapat berupa gerakan motorik yang dimulai dari tangan, kaki atau muka yang

kemudian menyebar pada sisi yang



Bangkitan parsial kompleks

Terdapat gangguan kesadaran, dapat diawali dengan aura, sering diikuti oleh gerakan yang tidak bertujuan seperti mengunyah, menelan, dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas, terdapat periode bingung setelah kejang berhenti



Bangkitan parsial umum sekunder

Berkembang dari bangkitan parsial sederhana atau kompleks yang dalam waktu singkat menjadi bangkitan umum, bersifat kelojotan keempat anggota gerak



Bangkitan umum lena (absence)

Gangguan kesadaran secara mendadak, berlangsung beberapa detik, Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi, mata memandang jauh ke depan, mungkin terdapat automatisme , pemulihan kesadaran segera tanpa perasaan bingung, sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula •

Bangkitan mioklonik

Gerakan mioklonus berupa gerakan seperti menyentak, yang tiba-tiba, sangat singkat, dapat berlangsung single atau berturutan, benda yang dipegang di tangan dapat terlempar

• Bangkitan umum klonik Gerakan yang bersifat berulang-ulang, ritmis, pola yang bergantian antara gerakan –istirahat (jerkrelax, jerk-relax,...) • Bangkitan umum tonik Kontraksi otot yang kaku pada tubuh atau anggota gerak, berlangsung sekitar 30 detik, mata mendelik ke atas atau ke satu sisi , Selama terjadinya bangkitan, wajah dapat terlihat distorsi oleh karena adanya kontraksi otot, dan nafas terganggu, dapat diikuti dengan kebingungan setelah kejang

• Bangkitan atonik Tiba-tiba hilangnya tonus postural, Head drop, Dapat jatuh drop attack, Berlangsung sangat singkat

• Bangkitan umum tonik klonik Dapat didahului dengan jeritan, sentakan, pasien kehilangan kesadaran,

kaku (fase tonik) selama 10- 30 detik, diikuti gerakan kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa atau mengompol, selesai bangkitan pasien

menjadi lemas dan tampak bingung, pasien sering tidur setelah bangkitan

Pemeriksaan Fisik • Menentukan predileksi terjadinya infeksi sebagai penyebab kejang demam

• Memeriksa status neurologis (refleks fisiologis, refleks patologis, rangsang meningeal)

Pemeriksaan Penunjang • • • • • •

Darah lengkap Elektrolit (Na, Ca, Mg) Gula darah sewaktu Ureum & kreatinin LCS EEG

Terapi 1. Perhatikan jalan nafas, berikan oksigen, segera hentikan kejang 2. Siapkan obat yang dibutuhkan: luminal (fenobarbital) injeksi dan fenitoin injeksi 3. Siapkan alat resusitasi: kanul/sungkup oksigen, ambubag, laringoskop, ETT

KEJANG Diazepam rektal 5mg utk BB <10kg atau 10mg utk BB >10kg

5 menit

Sembari mencari akses vena utk cek lab (darah tepi, Na, Ca, Mg, Ureum, kreatinin

KEJANG +

5 menit

Ulangi diazepam rektal sda

KEJANG + 5 menit

Diazepam iv 0,3 – 0,5mg/kg BB

KEJANG + KEJANG -

Berikan fenobarbital 8-10mg/kg BB/ hari, dibagi 2 dosis selama 2 hari. Selanjutnya 45mg/kgBB sampai risiko kejang berulang (-). Diberikan jika suspek infeksi intrakranial

Ke ICU KEJANG -

Rumatan fenitoin iv 57mg/kgBB/hari, 12 jam kemudian

KEJANG +

Fenitoin bolus iv 10-20 mg/kgBB

Status Gizi Kriteria

CDC

WHO

Gizi buruk

BB/TB < 70%

BB/TB < -3SD

Gizi kurang

BB/TB 70 - 90%

BB/TB < -2SD

Gizi normal

BB/TB ≥90 – 120%

BB/TB -2SD s/d +1SD

Risiko gizi lebih

BB/TB atau BMI > +1SD

Gizi lebih

BMI ≥ p85

BB/TB atau BMI > +2SD s/d +3SD

Obesitas

BB/TB >120% atau >p90 BMI ≥ p95

BB/TB atau BMI > +3SD

Superobesitas

BB/TB > 140

Perawakan pendek

TB/U < p3

• Cara penentuan status gizi Contoh soal: Dina, 5 tahun, BB 25kg, TB 105cm 1. Cari TB 105cm normalnya untuk usia berapa. Misalnya 4,5 tahun. 2. Di usia 4,5 tahun, BB ideal nya adalah 17 kg. 3. Maka persentasenya : 𝐵𝐵 𝐷𝑖𝑛𝑎 𝐵𝐵 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑇𝐵

x 100% =

𝟐𝟓 𝟏𝟕

x 100% = 147 %

Sehingga status gizi menurut CDC adalah superobesitas ( >140%)

IMUNISASI

Related Documents

Modul
October 2019 83
Modul
August 2019 77
Modul
August 2019 101
Modul 11
June 2020 24
Modul Limit.pdf
June 2020 13
Modul Ii
June 2020 16

More Documents from "Amalia Yuli Astuti"