Modul

  • Uploaded by: firman
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul as PDF for free.

More details

  • Words: 5,375
  • Pages: 29
MODUL I KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi tersebut menitikberatkan kepada aspek kreativitas dan inovasi, karena dengan sifat kreativitas dan inovatip seseorang dapat menemukan peluang. Wirausaha merupakan pelaku dari kewirausahaan, yaitu orang yang memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi usaha yang menghasilkan nilai/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang menghasilkan disebut proses kewirausahaan. Kegiatan wirausaha adalah menciptakan barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen) baru, bahan baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan wirausaha tersebut menciptakan nilai atau kemampu labaan bagi perusahaan. Kemampulabaan menciptakan nilai tersebut karena seorang wirausaha memiliki sifat-sifat kretaif dan inovatif. B. DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut ThomasW. Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.

1

Dahulu, kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di lapangan. Sebab itu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan lapangan, tapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka dewasa sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Disiplin ilmukewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat, yaitu berkembang bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi- institusi lainnya, misalnya birokrasi pemerintah, perguruan tinggi, dan swadaya lainnya. Pada mulanya, kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan. Dalam bidangbidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan, pembaharuan, dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek tapi juga sebagai kiat kehidupan secara umum yang berjangka panjang untuk menciptakan peluang. C. OBJEK STUDI KEWIRAUSAHAAN Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek kewirausahaan meliputi : 1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/ usaha 2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala. 3. Kemampuan untuk berinisiatif 4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas(daya cipta)setelah dibiasakan berulang-ulang akan melahirkan motivasi.

2

5. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal 6. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam segala tindakan melalui kebiasaan yangselalu tidak menundak pekerjaan. 7. Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama 8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan D. CONTOH DASAR KEWIRAUSAHAAN 1. Usaha Kecil di Bidang Kuliner Usaha di bidang kuliner memang tidak pernah sepi karena setiap orang membutuhkan asupan makanan setiap harinya. Tentu ini menjadi peluang besar bagi Anda yang memang berminat untuk membuka usaha kecil bidang ini. Anda bisa memulai dari usaha restauran, rumah makan, cafe, warung rames, atau bahkan pedagang kaki lima. Sebagai contoh Anda bisa menjalankan #bisnis kuliner utama seperti ayam goreng, bakso, mie ayam, gudeg, masakan daerah dan lainlain. Tidak hanya makanan berat saja, saat ini banyak cafe yang menyediakan kuliner dalam bentuk minuman, es krim, susu, kopi, cake, es kelapa muda dan lain-lain. Tidak buruk juga jika Anda membuka usaha kecil dengan cara kemitraan atau waralaba karena dengan sistem ini Anda bisa terbantu dalam hal penentuan produk, mendapatkan bahan baku dan tata cara pengelolaan. 2. Usaha Kecil di Bidang Jasa Ada berbagai macam jenis usaha kecil dibidang jasa. Sepertinya dalam usaha ini Anda memang harus memiliki keahlian maupun wawasan luas tergantung pada jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh ada usaha jasa yang berhubungan dengan birokrasi seperti pengurusan surat-surat kendaraan, surat ijin mengemudi, surat ijin usaha, dan pengurusan dokumen penting lainnya. Sepertinya usaha ini cocok bagi Anda yang memiliki wawasan luas dalam bidang hukum. Bidang jasa lainnya adalah yang berhubungan

3

dengan IT seperti jasa pembuatan website, jasa SEO, desain grafis, pembuatan program komputer dan lain-lain. Bidang jasa IT cocok dilakukan bagi Anda yang menguasai bidang ini. Bisa juga usaha kecil jasa perbaikan komputer, laptop dan perangkat lain. Selain itu, usaha jasa pengiriman semacam menjadi agen juga sepertinya banyak diminati mengingat banyak perusahaan ekspedisi yang sanggup memfasilitasi. 3. Usaha Kecil Jual Beli Mungkin ini adalah salah satu bisnis yang cukup banyak diminati pula. Ada banyak sekali jenis produk yang memang cukup laku untuk dijual seperti ponsel, kendaraan pribadi (roda dua/roda empat), komputer, #kamera, bahkan sampai hewan peliharaan. Dalam jenis usaha ini tidak diharuskan membuka toko khusus dengan lokasi strategis karena bisa juga dilakukan dirumah, baik secara offline ataupun memasarkan secara online agar bisnis Anda tersebut lebih dikenal luas.

MODUL II MENGANALISA KONDISI CALON LOKASI USAHA YANG TEPAT

4

A. Enam Faktor Kunci Memilih Lokasi Usaha yang Ideal Memilih lokasi usaha merupakan salah satu kegiatan awal yang baru dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi. Lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan

kelangsungan

perusahaan/pabrik

hidup harus

perusahaan. dilakukan

Menentukan

sebaik

mungkin

lokasi

suatu

agar

dapat

beroperasi/berproduksi dengan lancar, biaya operasi rendah, dan mungkin perluasan pabrik atau tempat usaha dimasa yang akan datang. Tersedianya sumber daya pilihan pribadi wirausahawan, pertimbangann gaya hidup keluarga dan kemudahan dalam mencapai konsumen. Alasan bisnis yang bertempat di rumah yaitu pertimbangan keuangan. Pertimbangan gaya hidup keluarga. Untuk merancang fasilitas fisik dengan keamanan, kenyamanan keindahan, dan rancangan pabrik. Keuntungan memilih lokasi usaha

yang

tepat

adalah

melayani

konsumen

dengan

memuaskan,

mendapatkan tenaga kerja yang cukup, dan memungkinkan perluasan usaha. Jika salah memilih lokasi usaha maka biaya tinggi yang harus dikeluarkan, kekurangan tenaga kerja kehilangan kesempatan dalam bersaing, bhan baku tidak cukup tersedia. Metode pemilihan lokasi usaha yaitu metode rafting (mengevaluasi (membandingkan

alteratif

lokasi),

total

gravitasi(peminimalisasian

metode

biaya jarak

atau

analisis

produksi), biaya

menuju

volume metode lokasi),

biaya pusat metode

transportasi (memperhitungkan biaya transportasi terendah). Terdapat 6 (enam) faktor kunci dalam memilih lokasi usaha yang ideal, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya Sumber Daya

5

Tersedianya sumber daya, terutama bahan mentah sebagai bahan baku produksi, tenaga kerja sarana transportasi akan membantu pengusaha dalam banyaak hal. Paling tidak, sumber daya tersebut dapat menghemat biaya, sehingga produk dapat dibuat dengan biaya rendah yang pada akhirnya akan mampu bersaing dengan produk para pesaing terdekatnya. Kedekatan dengan bahan mentah disamping dapat menghemat biaya, juga akan memastikan kelangsungan hidup perusahaan terjamin karena bahan baku tersedia melimpah dan dalam jangka panjang dapat diandalkan. Tersedianya atau mudahnya memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan akan

menghemat

dan

menguntungkan

perusahaan,

sebab

akan

meminimalkan tingkat absensi pegawai. Jika tenaga kerja harus diperileh dari lokasi yang jauh dari perusahaan secara tidak langsung akan merugikan dari pegawai itu tersendiri, terutama saat pulang pergi kekantor dan pulang ketempat tinggalnya akan memerlukan waktu dan biaya yang signifikan. Tersedianya sarana transportasi secara tidak langsung akan memberi keuntungan bagi perusahaan, para karyawan maupun pelanggan terutama pada saat produk akan disalurkan ketempat tujuan tidak terkendala sarana transportasi. 2. Pilihan pribadi wirausahawan Pertimbangan pilihan dalam menentukan tempat usaha disesuaikan dengan keinginan kuat wirausahawan itu sendiri. Misalnya, faktor pertimbangan keuangan yang tidak memadai, sebaiknya memilih daerah diluar kota dengan pertimbangan tanah yang relatif murah, sehingga dengan mdal terbatas mampu membeli tempat usaha yang lebih luas diluar kota. Dapat pula menghemat pengeluaran yang umumnya untuk biaya sewa rumah bagi pegawainya juga jauh lebih murah, biaya hidup juga lebih murah sehingga pegawainya dapat digaji lebih kecil, upah buruh diluar kota juga relatif kecil bila dibandingkan dengan di DKI Jakarta,

6

sehingga biaya eksploitasi perusahaan dapat dihemat. Pilihan atau pertimbangan lain, misalnya memilih lokasi usaha didaerah puncakatau daerah wisata lain, seperti memilih tempat usaha dipulau bali, sehingga taerget konsumen atas produk/jasa yang kita jual, tidak hanya ditujukan pada wisatawan domestik atau lokal, tetapi dapat juga ditujukan kepada caolon pembeli wisatawan asing. 3. Pertimbangan gaya hidup keluarga. Wirausahawan memilih gaya hidup dengan focus semata-mata lebih meningkatkan keharmonisan rumah tangga atau keluarga daripada kepentingan bisnis. Keluarga menjadi pertimbangan utama dalam menentukan tempat usaha. Artinya, tenaga, pikiran, waktu dan lain-lain diperuntukan bagi keutuhan dan keharmonisan keluarganya, bukan seluruh daya upaya hanya untuk kepentingan bisnis semata. 4. Kemudahan dalam mencapai konsumen Seorang pengusaha dalam menentukan tempat usaha berorientasi pada pasar (pusat konsentrasi para konsumen berada). Pasar atau tempat penjualan menjadi prioritas dalam mempertimbangkan sukses bisnisnya. 5. Kondisi lingkungan bisnis. Seorang pengusaha memilih lokasi dengan lingkungan bisnis bertumbuh dan berkembang dan juga sebagai tempat atau sentra bisnis. Sebagai contoh, pilihlah tempat usaha didaerah Glodok, Kelapa Gading, Tanah Abang dan sebagainya, atau bila ingin mendirikan pabrik pilihlah suatu daerah dilingkunag kawasan industri. Contohnya memilih lokasi kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta timur dan sekitarnya. Intinya adalah kondisi lingkungan bisnis menjadi pertimbangan utama dalam menentukan lokasi usaha. Dengan memiliki lokasi usaha ditempat ini, pengusaha tidak lagi memikirkan lagi sarana dan prasarana, baik bagi perusahaannya maupun bagi para pegawainya. Dilingkungan bisnis, biasanya pemerintah sudah membangun sarana dan prasarana lainnya yang

7

memadai, seperti tersedianyaa rumah sakit, perumahan, sekolahan, tempat ibadah, tempat olah raga, pembangkit listrik, bahkan dibangun mall ataupuh hypermarket untuk sentra belanja dan sebagainya. 6. Tersedianya tempat dan biaya Untuk

menentukan

usahanya,

seorang

pengusaha

telah

menyediakan tempat tinggal, demikian juga biayanya, sehingga ia dapat memilih jenis usaha yang akan dijalankan dengan memiliki tempat dan biaya tersebut. B. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Lokasi Usaha Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi usaha diantaranya : 1. Faktor primer a. Letak pasar; b. Letak sumber bahan baku; c. Ketersediaan tenaga kerja; d. Ketersediaan tenaga listrik; e. Ketersediaan air; f. Fasilitas pengankutan; 2. Faktor sekunder a. Fasilitas perumahan, pendidikan, perbelanjaan dan telekomunikasi; b. Pelayanan kesehatan, keamanan dan pencegahan atau pemadam c. d. e. f. g. h. i. j. k.

kebakaran; Peraturan pemerintah daerah setempat; Sikap masyarakat; Peraturan lingkungan hidup; Biaya atau izin mendirikan bangunan; Tempat parker; Saluran pembuangan limbah; Kemungkinan perluasan; Karakteristik tanah; Lebar jalan.

C. Analisis Teknik Mulai dari Pemilihan Bahan Hingga Penyiapan Bahan Seorang Perawat yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga sebagai wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian menjual, mulai menawarkan ide hingga komoditas yakni layanan jasa. Sebagai

8

pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha. Perawat sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk mampu sebagai manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan personal selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan Perawat nantinya mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola manajemen pelayanan secara profesional, serta mempunyai jiwa entrepreneur. Wirausaha

Perawat

adalah

Perawat

yang

telah

menyelesaikan

pendidikannya minimal DIII (Diploma Tiga Keperawatan dapat melakukan wirausaha Keperawatan. Kewirausahaan dalam praktek keperawatan adalah Sebuah mindset dan method yang harus dikuasai seorang Perawat sebagai wirausahawan dalam memulai dan/atau mengelola sebuah usaha praktek professional dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan berbasis kreativitas dan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat untuk kemajuan/keberhasilan praktek profesional Keperawatan. D. Langkah-langkah yang dilakukan dalam Pengembangan Usaha 1. Menjalin komunikasi dengan orang lain Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam menjalankan usaha, tentunya mata-mata dalam arti positif yaitu orang yang bertugas mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usahanya. Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah mendapatkan informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran. 2. Berani berinvestasi Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk berani menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya pertanggungjawaban untuk melunasinya.

9

3. Promosi Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan. Sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para wirausahawan dapat mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar, karena bazaar adalah sarana promosi yang murah dan dapat dijadikan momen untuk mengambil keuntungan. Setelah itu baru mempersiapkan brosur ataupun spanduk. 4. Dapat memilih tempat yang strategis Dan dalam hal memproduksi barang dan penamaan tempat perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini juga dapat memberikan nilai tambah didalam penjualan produk atapun memberikan nilai diskon apabila pembelian banyak. 5. Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis Yakni dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale. 6. Strategi Untuk Mendapatkan Keuntungan Besar Seringkali para pemilik bisnis berpikir bahwa untuk meningkatkan profit/keuntungan maka mereka harus menaikkan jumlah pelanggan mereka dan omset mereka / total pendapatan kotor mereka. Anggapan ini adalah salah, karena profit, omset dan pelanggan sebenarnya adalah hasil akhir yang tidak dapat diubah bila wirausahawan tidak mengubah strategi tersebut.

10

MODUL III KEWIRAUSAHAAN A. Konsep Kewirausahaan Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan

pendapatan

di

dalam

kegiatan

usahanya.

Selain

itu

kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku 11

Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. B. Karakteristik Kewirausaahan 1. Motif Berprestasi Tinggi Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan pemuasannya. 2. Selalu Perspektif Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang. 3. Memiliki Kreatifitas Tinggi Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan 12

berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada. 4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu computer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft yang juga manusia biasa. 5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengahsetengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik. C. Kewirausahaan Menurut ByGrave Karakteristik wirausahawan menurut bygrave dikenal dengan istilah 10 D yaitu sebagai berikut : 1. Dream Karakteristik wirausahawan yang pertama adalah dream atau citacita/mimpi. Di mana seorang wirausahwan harus mempunyai visi atau keinginan terhadap masa depan baik yang bersifat personal/pribadi dan

13

juga usaha yang dijalaninya, ditambah lagi seorang wirausahawan juga harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan impian atau cita-citanya. 2. Decisiveness Karakteristik wirausahaawan yang kedua adalah decisiveness. Decisive mempunyai arti tegas. Jadi untuk menjadi seorang wirausahawan harus mempunyai ketegasan, tidak bekerja lambat. Mereka harus membuat keputusan yang cepat dan tepat serta dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan ini merupakan salah satu kunci untuk meraih kesuksesan bisnisnya. 3. Doers Karakteristik wirausahawan yang ketiga adalah doers. Dalam bahasa Indonesia doers artinya adalah seorang yang berbuat atau sebagai pelaku. Seoarang pengusaha yang telah membuat keputusan harus langsung

menindaklanjutinya

dan

menerapkannya.

Mereka

harus

bertindak secepat mungkin, dan tidak menunda-nunda. 4. Determination Karakteristik wirausahawan yang keempat adalah determination. Determination ini mempunyai arti kebulatan tekan, ketetapan hati. Jadi seseorang yang berwirausaha harus memiliki kebulatan tekad atau ketetapan hati sehingga dalam menjalankan usahanya dapat memperoleh hasil yang terbaik. Kebulatan tekad juga berarti mempunyai keinginan yang kuat untuk sukses, disamping itu juga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan tidak mudah untuk menyerah begitu saja. 5. Dedication Karakteristik wirausahawan yang kelima adalah dedication yang mempunyai

arti

pengabdian,

persembahan.

Jadi

seseorang

yang

berwirausaha harus memiliki pengabdian terhadap bisnisnya, dengan kata lain harus menjalankan usahanya dengan serius atau tidak setengahsetengah, terkadang juga orang yang memiliki dedication sangat tinggi terhadap usahanya rela mengorbankan kepentingan keluarga demi usaha yang dijalankannya. 6. Devotion Karakteristik wirausahawan yang ke enam adalah devotion yang mempunyai arti kesetiaan atau ketaatan. Jadi seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya harus setia dan taat sesuai dengan peraturan yang telah dibuatnya sendiri, seorang wirausaha juga tidak mudah untuk 14

mengeluh, tetap semangat dan semua kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya. 7. Details Karakteristik wirausahawan yang ke tujuh adalah detail yang mempunyai arti rinci. Jadi seorang wirausahan sangat memperhatikan faktor-faktor kritis dengan sangat rinci dan teliti. Mereka tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya. 8. Destiny Karakteristik wirausahawan yang ke delapan adalah destiny, artinya adalah nasib. Jadi seorang wirausaha akan bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. 9. Dollars Karakteristik wirausahawan yang ke sembilan adalah dollars, maksud

disini

adalah

uang.

Dimana

seorang

wirausaha

tidak

mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan uang atau kekayaan. Motivasinya bukan karena uang saja. Karena uang ini dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia layak memperoleh untung/laba (uang), bonus/hadiah. 10. Distribute Karakteristik wirausahawan yang kesepuluh menurut by Grave adalah distribute. Jadi seorang wirausaha harus bersedia mendistribusikan kepemilikian bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orangorang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnis.

15

MODUL IV TEKNIK KOMUNIKASI A. Pengertian Komunikasi Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan, baik sengaja maupun tidak disengaja. Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, yaitu jumlahnya sebanyak orang yang mendefinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang 16

mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. B. Tujuan dan Fungsi Komunikasi 1. Agar menjadi tahu dan memberitahukan, misalnya antar hubungan pergaulan seharihari, surat edaran, pengumuman, pemberitahuan dan sebagainya. 2. Menilai masukan (input) atau hasil (output) atau suatu pola pemikiran, misalnya umpan balik, tanggapan atas pendapatan, evaluasi anggaran, penilaian rencana dan sebagainya. 3. Mengarahkan atau diarahkan, misalnya manajer mengarahkan sumber tenaga, material, uang, mesin (kepada suatu tujuan), rapat kerja, seminar, penataran latihan kerja, juklak (petunjuk pelaksanaan), juknis (petunjuk teknis) dan sebagainya. 4. Mempengaruhi dan dipengaruhi, misalnya motivasi, persuasi, stimulasi dan sebagainya. 5. Mengandung beberapa fungsi insidental, atau netral : yang tidak langsung mempengaruhi tercapainya tujuan dan hubungan dalam pergaulan sosial. Dari paparan tersebut, terlihat bahwa komunikasi dapat menciptakan rasa pemahaman, tingkat penerimaan dan motivasi, terutama untuk menjawab hal terkait Who says, What, in Which channel, to Whom dan in Which effect.

17

MODUL V SUMBER IDE USAHA DIBIDANG KEPERAWATAN A. Sumber-sumber Ide Terdapat jutaan pengusaha di dunia dan mereka membuktikan bahwa terdapat banyak sumber ide bisnis yang berpotensi. Beberapa sumber yang berguna akan dijabarkan di bawah ini : 1. Hobi/Minat Hobi adalah aktivitas favorit di waktu luang atau pekejaan. Banyak orang, dalam melakukan hobi atau minat, berhasil mendirikan bisnis. Sebagai contoh, jika Anda menyukai bermain dengan komputer, memasak, musik,

perjalanan,

olahraga,

atau

pertunjukkan,

Anda

dapat

mengembangkannya menjadi sebuah bisnis. Misalnya, jika Anda menikmati perjalanan, pertunjukkan dan/atau memberikan pelayan, Anda bisa memasuki bidang pariwisata, dimana ini merupakan salah satu industri terbesar di dunia. 2. Keterampilan dan Pengalaman Pribadi Lebih dari separuh ide bisnis yang sukses berasal dari pengalaman bekerja di kantor/ tempat kerja. Sebagai contoh, seorang mekanik yang mempunyai pengalaman bekerja di bengkel besar yang akhirnya membuka bisnis reparasi mobil atau bisnis berjualan mobil bekas. Jadi, latarbelakang

18

pengusaha memainkan peranan penting dalam keputusan untuk memasuki bisnis selain jenis usaha bisnis yang akan mereka ciptakan. Ketrampilan dan pengalaman Anda merupakan sumber yang paling penting, tidak hanya untuk menghasilkan ide tetapi juga untuk mendapat keuntungan. 3. Waralaba Waralaba adalah pengaturan dimana produsen atau distributor tunggal dari suatu merk dagang, produk atau jasa memberi hak eksklusif untuk distribusi lokal kepada pengencer mandiri/bebas sebagai ganti dari pamembayaran royalty dan pemenuhan prosedur operasi standar. Bisnis waralaba dapat mengambil beberapa bentuk, tetapi satu bentuk menarik adalah jenis yang menawarkan nama, citra, cara untuk melakukan bisnis dan prosedur operasional bisnis. 4. Media Massa Media massa merupakan sumber informasi, ide bahkan peluang yang besar. Surat kabar, majalah, televisi, dan dewasa ini internet, adalah contoh dari media massa. Misalnya, jika Anda benar-benar memperhatikan, di iklan komersial pada surat kabar atau majalah Anda mungkin terdapat informasi mengenai bisnis yang dijual. Satu cara untuk menjadi pengusaha adalah untuk merespon tawaran seperti itu. Artikel yang terdapat di media cetak atau internet, atau film dokumenter di TV banyak malaporkan perubahan dalam gaya hidup atau kebutuhan konsumen. Misalnya, Anda mungkin pernah membaca atau mendengar bahwa sekarang banyak orang yang tertarik pada makanan kesehatan atau kebugaran fisik. 5. Pameran Jalan lain untuk menemukan ide dari suatu bisnis adalah dengan menghadiri pameran dan pameran perdagangan. Pameran ini biasanya diiklankan di radio atau disurat kabar. Dengan menghadiri pameran secara teratur, Anda tidak hanya menemukan produk dan jasa baru, tetapi Anda juga bisa bertemu dengan para penjual, pabrik, pedagang grosir, distributor, dan pelaku bisnis waralaba. Mereka merupakan sumber ide dan informasi bisnis yang bagus dan membantu kita untuk memulai suatu bisnis. Beberapa dari mereka mungkin pula mencari seseorang seperti Anda. 6. Survey

19

Inti dari suatu ide bisnis baru seharusnya adalah pelanggan. Kebutuhan dan keinginan dari pelanggan, alasan pemilihan produk atau jasa oleh pelanggan, dapat kita pastikan melalui suatu survey. Survei dapat kita lakukan secara formal atau tidak formal melalui percakapan dengan orang-orang dengan menggunakan kuisioner, wawancara atau melalui observasi.

B. Jenis-jenis Usaha di Bidang Keperawatan Dalam bidang ini perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola, pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner. Adapun contoh usaha dibidang keperawatan sebagai berikut : 1. Home Care Definisi Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Selain itu, home care merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu unit atau sarana ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga professional dibantu tenaga non professional dibidang kesehatan maupun non kesehatan. 2. Konsultan Keperawatan Definisi Konsultan adalah seorang tenaga professional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan diperusahaan, melainkan seseorang yang menjalankan usaha hanya sendiri serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien. Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan

20

psikologis atau masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).

3. Terapi Komplementer Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai

pengobatan

pilihan

lain

diluar pengobatan

medis

yang

konvensional. 4. Klinik Kesehatan Swasta Dalam Bidang Penelitian Banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk tim riset profesional seperti: a. Teknik perawatan luka. b. Terapi modalitas. 5. Dalam Bidang Pendidikan Semakin meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan kesehatan dirumah dapat membuka peluang perawat untuk mendirikan lembaga pelatihan ataupun konsultan yang bergerak dibidang pendidikan seperti: a. Lembaga Pelatihan Baby Sister. b. Pelatihan Perawatan Lansia atau Anak.

21

MODUL VI KONSEP HOME CARE A. Pengertian Home Care Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan

atau

memulihkan

kesehatan

atau

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan social diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen , 2001) Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang. B. Mekanisme Pelayanan Home Care Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut :

22

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak 2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,   maka   di   lakukan   pengkajian   oleh   koordinator   kasus   yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian   bersama­sama   klien   dan   keluarga,   akan   menentukan masalahnya,   dan   membuat   perencanaan,   membuat   keputusan,   membuat kesepakatan   mengenai   pelayanan   apa   yang   akan   diterima   oleh   klien, kesepakatan   juga   mencakup   jenis   pelayanan,   jenis   peralatan,   dan   jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan 3. Selanjutnya   klien   akan   menerima   pelayanan   dari   pelaksana   pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana   yang   direkrut   oleh   pengelola   perawatan   dirumah.   Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan   oleh   tenaga   pelaksana   pelayanan   harus   diketahui   oleh koordinator kasus. 4. Secara   periodic   koordinator   kasus   akan   melakukan   monitoring   dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan. Berikut adalah tahapan Mekanisme Pelayanan Home Care : 1. Proses penerimaan Kasus a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus c. Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus 2. Proses pelayanan a. Pastikan identitas pasien b. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien 23

c. d. e. f.

Lengkap kartu identitas unit tempat kerja Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah Siapkan file asuhan keperawatan Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

MODUL VII NURSING CENTER A. Pengertian Nursing Center Nursing Center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal. Dalam Nursing Center selalu diupayakan untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh sehingga Nursing Center memiliki karakteristik tertentu. (Suharyati, 2002) B. Karakteristik Nursing Center Sesuai dengan batasan Nursing Center, maka yang menjadi ciri utama Nursing Center adalah: 1. Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi program pendidikan,

pelayanan

dan

penelitian/pengembangan

keperawatan.

Keterpaduan pengelolaan dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian keperawatan diperlukan untuk mencapai sinergisitas dalam setiap langkah pengelolaan. 2. Dengan keterpaduan pengelolaan maka akan terjadi pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran, keterbukaan dan kebersamaan dalam menghadapi pelaksanaan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian yang dipandang sebagai tanggung jawab bersama. 3. Untuk dapat mengoptimalisasikan seluruh potensi yang ada tersebut, diperlukan persamaan persepsi seluruh personal yang terlibat terhadap keperawatan komunitas baik eksternal maupun internal keperawatan komunitas.

24

4. Secara internal keperawatan, persamaan persepsi dapat diperoleh melalui membangun masyarakat ilmiah keperawatan komunitas dimana seluruh anggota profesi bersatu padu dalam mengembangkan keperawatan baik dalam teori maupun praktik. 5. Secara eksternal, persamaan persepsi juga mutlak diperlukan dari seluruh stake holder yang terkait dengan semua upaya kesehatan masyarakat melalui kolaborasi berbagai sektor. C. Tahapan Pengembangan Nursing Center Karena Nursing Center merupakan hal yang baru, maka pegembangan Nursing Center dilakukan mengikuti proses adopsi yang terdiri dari tahapan: 1. Initial/persiapan Dalam tahap initial atau tahap persiapan dilakukan sosialisasi tentang konsep Nursing Center ke semua pihak terkait untuk memperoleh komitmen dan dukungan. 2. Beginning/awal Dalam tahap awal mulai diidentifikasi dan dipersiapkan berbagai faktor pendukung pelaksanaan Nursing Center baik perangkat keras maupun perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelayanan, pendidikan, dan penelitian keperawatan. 3. Working/kerja Nursing Center dalam tahap ini sudah dapat dimulai sesuai kesiapan sumber dan kebutuhan yang ada. Pada tahun pertama biasanya kegiatan difokuskan kepada pelayanan dan pendidikan. Sedangkan kegiatan penelitian baru dapat dimulai setelah kegiatan pelayanan dan pendidikan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dasar dari hasil pendataan/survei mawas diri yang dilakukan

oleh

masyarakat

didampingi

oleh

staf

puskesmas,

mahasiswa/peserta pelatihan dan dosen. 4. Terminal Dalam tahap terminal dilakukan evaluasi dan perbaikan/modifikasi sesuai hasil tahap kerja yang telah dilakukan. Evaluasi dan modifikasi 25

dilakukan baik terhadap perencanaan maupun proses pelaksanaan hasil yang didapat. Dalam tahap terminal perlu dilakukan bersama oleh semua pihak yang terkait (Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Pemda serta sektor lainnya). 5.

Adoption Nursing Center yang telah berlangsung beberapa waktu yang telah dievaluasi serta dianggap bermanfaat bagi kesehatan masyarakat, biasanya akan dikembangkan di daerah lain. Pada tahap ini Nursing Center yang lama dapat melakukan fungsi pendampingan dan bimbingan bagi Nursing Center yang baru memasuki tahap persiapan dan awal. Alur pelayanan Nursing Center di dalam gedung: Pasien

Pendaftaran/ Register

Nursing Center

Balai Pengobatan KIA Imunisasi Gigi

Direct care Konseling Kesehatan Health education

Seleksi

Seleksi Obat

Follow up care

Pulang

Tidak perlu Follow up care

Alur pelayanan Nursing Center di luar gedung: Masyarakat Bidan Desa Pembinaan Keluarga Perawat dan Masyarakat 26

Mahasiswa

Pengkajian

Intervensi

Nursing Center

MODUL VIII PEMBUATAN PROPOSAL SEDERHANA TENTANG USAHA DALAM BIDANG KEPERAWATAN A. Pengertian Proposal usaha merupakan sebuah rencana atau bisnis plan yang dituangkan dalam dokumen tertulis baik internal maupun eksternal mengenai usaha yang akan dijalani. Proposal kewirausahaan mencakup sasaran dan strategi yaitu suatu tujuan yang ingin dicapai dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut sehingga calon investor dapat yakin dengan kesuksesan usaha anda. B. Bagian-bagian Isi Proposal Kewirausahaan 1. Pendahuluan Pada bagian pendahuluaan menjelaskan tentang Latar Belakang, Visi dan Misi, Tujuan pembuatan Proposal, dan Uraian secara singkat Gambaran usaha di Bidang Keperawatan. 2. Profil Usaha Pada bagian tersebut menjelaskan jenis usaha, Nama tempat Usaha, dan Lokasi Usaha. 3. Struktur Organisasi Berisi tentang struktur organisasi Usaha anda. Alangkah baiknya anda memberikan penjelasan tetang peran dan fungsi tugas masing-masing. 4. Produk Berisi tentang Jenis usaha yang dibuat misalkan Perawatan Luka, atau Praktik Keperawatan dan Keunggulannya 5. Target Jelaskan target yang ingin anda capai, misalkan pada kalangan keluarga, atau anak-anak. 6. Laporan Keuangan Berisi bagaimana anda mengelola dana pemasukan dan pengeluaran usaha anda, serta perhitungan keuntungannya, 7. Penutup Tuliskan kata atau kalimat penutup dengan sopan sebagai penutup proposal yang anda buat 27

8. Lampiran Berisi biodata pemilik Usaha, dan surat perjanjian lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

28

Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta:Salemba Empat. Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Ditjen Pendidikan Tinggi. 2013. Kewirausahaan. Jakarta Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC. Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri. Majalah Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University) Samba, Suharyati. 2007. Nursing Center Konsep dan Aplikasi. Bandung: Yayasan Nursentra

29

Related Documents

Modul
October 2019 83
Modul
August 2019 77
Modul
August 2019 101
Modul 11
June 2020 24
Modul Limit.pdf
June 2020 13
Modul Ii
June 2020 16

More Documents from "Amalia Yuli Astuti"