Modul Biokim Glukosa.docx

  • Uploaded by: muhammad ilham abi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul Biokim Glukosa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,054
  • Pages: 6
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI KADAR GLUKOSA DALAM URINE

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

1. KOMANG IWAN AGUSTIANA R 2. JANUARTI BINALISA 3. JIHAN INDRIANA 4. LESTARI ISMAYANTI 5. M. ILHAM ABI 6. MAHIDA RINA SUSANTI 7. MAYA TRISANDI KELAS FARMASI 2B

PROGRAM STUDI DIII FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM TAHUN AJARAN 2018/2019

A. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan kadar glukosa dalam urine melalui uji bennedict semi kuantitatif.

B. Tanggal / Waktu dan Tempat Praktikum 1. Tanggal / Waktu

: Raabu, 16 Januari 2019

2. Tempat Praktikum

: Laboratorium Biokimia FIK UNW Mataram

C. Landasan Teori Adanya glukosa dalam urine dapat di nyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkali. Uji ini tidak spesifik terhadap glukosa, tapi pada gula lain yang mempunyai sifat mereduksi dapat memberikan hasil yang positif. Gugus aldehid atau keton bebas gula akan mereduksi kuprioksida dalam pereaksi benedict menjadi kuprioksida yang berwarna. Dengan uji ini dapat diperkirakan secara kasar (semikuantitatif) kadar gula dalam urine (Wulandari, 2012). Urine atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme, garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial (Wulandari, 2012). Sistem urine terdiri dari ginjal, ureter, kantong kemih dan uretra dengan menghasilkan urin yang membawa serta berbagai produk sisa metabolisme untuk dibuang. Ginjal juga berfungsi dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuangan hormon renin dan eritropitin. Renin ikut berperan dalam pengaturan tekanan darah dan eritropitin berperan dalam merangsang

produksi sel darah merah. Urin juga dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kantung kemih melalui uretra (Yaner, 2011). Urine dibentuk oleh ginjal dalam menjalankan sistem homeostatik. Sifat dan susunan urin dipengaruhi oleh faktor fisiologis (misalkan masukan diet, berbagai proses dalam tubuh, suhu, lingkungan, stress, mental, dan fisik) dan factor patologis (seperti pada gangguan metabolisme misalnya diabetes mellitus dan penyakit ginjal). Oleh karena itu pemeriksaan urine berguna untuk menunjang diagnosis suatu penyakit. Pada penyakit tertentu, dalam urin dapat ditemukan zat-zat patologik antara lain glukosa, protein dan zat keton (Yaner, 2011). Proses eksresi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak dipergunakan lagi. Zat ini berbentuk cairan contohnya urin, keringat dan air. Fungsi utama organ eksresi adalah menjaga konsentrasi ion (Na+, K+, Cl-, Ca++ dan H+), menjaga volume cairan tubuh (kandungan air), menjga konsentrasi kandungan osmotik, membuang hasil akhir metabolism (urea, asam urat) dan mengeluarkan substansi asing atau produk metabolismnya (Yaner, 2011). Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urin termasuk pemeriksaan penyaring. Gula mempunyai gugus aldehid dan keton bebas mereduksi ion kupri dalam suasana alkalis menjadi koprooksida yang tidak larut dan berwarna merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar gula yang terdapat di urin. Analisa urin itu penting, karena banyak penyakit dan gangguan metabolisme dapat diketahui dari perubahan yang terjadi didalam urin. Zat yang dapat dikeluarka dalam keadaan normal tidak terdapat adalah glukosa, aseton, albumin, darah dan nanah (Yaner, 2011). Prinsip kerja dari uji benedict semi kuantitatif ini adalah pereaksi benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa). Dalam suasana Alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan diskarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji Benedict. Larutanlarutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan memebentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna hijau

merah orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi (Mawar, 2012). Normalnya glukosa tidak ada atau ada tapi dalam jumlah yang sangat kecil di dalam urin. Ketika tingkat glukosa dalam darah in melebihi batasan gula ginjal (160-180 mg/dl) maka glukosa mulai nampak dalam urin. Kehadiran glukosa dalam urin (glucosuria) merupakan indikasi adanya penyakit diabetes mellitus. Jumlah urin dihasilkan seseorang oleh jumlah air yang dimimun, syarat, ADH banyak garam yang harus dikeluarkan di dalam tubuh agar tekanan osmotiknya stabil apada penderita diabetes mellitus pengeluaran glukosa yang diikuti kenaikan volume urine (Mawar, 2012). Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obatobatan dari dalam tubuh.Urin atau air seni adalah cairan yng diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya (Wulandari, 2012). Analisa urine yang teratur meliputi test berikut: warna kejernihan, bau, berat jenis dan adanya sustansi lain. Hal-hal yang mempengaruhi warna yaitu keseimbangan cairan, makanan, obat-obatan dan penyakit. Jernih atau keruhnya urine menunjukkan kadar air di dalam tubuh. Vitamin B dapat mengenbalikan warna kuning cerah urine. Urine tidak normal memiliki bau yang sangat menyengat. Berat jenis urine menunjukkan sejumlah substansi yang terkandung di dalamnya. Makin tinggi berat jenis maka semakin banyak mater atau partikel yang terkandung didalamnya. Protein dan gula biasanya tidak ditemukanan di dalam urine. Glukosa dapat ditemukan pada urine jika terjadi kerusakab pada ginjal (Wulandari, 2012).

D. Alat dan Bahan A. Alat 1. Tabung reaksi 6 buah 2. Rak tabung reaksi 3. Gelas ukur 25 mL 4. Pipet tetes 5. Penjepit tabung 6. Penangas listrik 7. Gelas kimia 250 mL 8. Tissue

B. Bahan 1. Pereaksi Bennedict 2. Larutan glukosa 0,03% 3. Larutan glukosa 0,5% 4. Larutan glukosa 1% 5. Larutan glukosa 5% 6. Urine normal 7. Urine DM 8. Aquades

E. Cara Kerja 1. Memasukkan masing-masing 2,5 mL pereaksi bennedict ke dalam 6 buah tabung reaksi. 2. Menambahkan 4 tetes larutan glukosa 5% ke dalam tabung I, larutan glukosa 1% ke dalam tabung II, larutan glukosa 0,5% ke dalam tabung III, larutan glukosa 0,03% ke dalam tabung IV, urine normal ke dalam tabung V dan urine DM ke dalam tabung VI. 3. Mengocok masing-masing tabung selama beberapa detik. 4. Memanaskan tiap tabung menggunakan penangas air selama ± 5 menit. 5. Mengamati warna endapan yang terbentuk pada tiap tabung.

F. Tabel Hasil Pengamatan

Urine

Warnasebelum

Warnasetelah

penambahan benedict

penambahan benedict

Related Documents

Modul Biokim Glukosa.docx
December 2019 26
Biokim-temu7
November 2019 45
Biokim New.pptx
November 2019 33
Biokim N.pdf
November 2019 35
Biokim Grafik.xlsx
November 2019 45
Biokim Makalah.docx
April 2020 33

More Documents from "Nur Azimah"

Modul Biokim Glukosa.docx
December 2019 26
Metabolisme
December 2019 38
Formulasi Ibuprofen Fix.docx
December 2019 27