Merah Putih Di Tangan Kaum Muda

  • Uploaded by: Adi Surya (Ucox Unpad)
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Merah Putih Di Tangan Kaum Muda as PDF for free.

More details

  • Words: 451
  • Pages: 3
Merah Putih Di Tangan Kaum Muda Oleh : Adi Surya Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumedang Mahasiswa FISIP Unpad

Pergulatan

bangsa

Indonesia

adalah

dinamika

para

pemudanya. Pemuda dalam lembaran sejarah merupakan aktor kunci sebagai katalisator perubahan sosial,ekonomi dan politik. Menjadi sebuah kesimpulan yang tidak terbantahkan apa yang dikatakan oleh seorang Indonesianis,Benedict Anderson bahwa sejarah

Indonesia

adalah

sejarah

pemudanya.

Pemuda

menyimbolkan semangat, idealisme, progresif dan berpikir radikal. Sampai-sampai panglima besar revolusi Indonesia, Bung Karno, mengatakan “ beri padaku sepuluh orang pemuda, maka

akan

berguncang

Pegunungan

Himalaya”.

Artinya,

pemuda adalah sosok yang dianggap pembawa perubahan atas kondisi-kondisi

yang

butuh

perubahan.

Namun,

sungguh

menjadi ironi sejarah, ketika hari ini kiprah pemuda tenggelam dalam arus besar hedonisme, kriminal dan pragmatis. Republik kehilangan sosok penjaga dan pengawas yang beberapa dekade lalu begitu heroik menjaga titah bangsa di rel idealisme. Ironi tersebut terasa begitu kontras jika kita kaitkan dengan usia kemerdekaan Indonesia yang ke -64 tahun. Jika dahulu pemuda membangun bangsa dengan cara melawan penjajah melawan

kolonial,hari dirinya

ini

pemuda

membangun

sendiri,masalah-masalah

dengan

sosial

dan

ketidakadilan oleh elit-elit yang rakus.Kita sedang dikepung bukan

oleh

moncong

senjata,melainkan

ketidakadilan

struktural akibat liberalisasi di segala bidang oleh asing dan didukung dengan perampokan elit bangsa sendiri.Merah putih masih berkibar setengah tiang,kata merdeka masih dalam perjuangan,dan jembatan emas yang diimpikan Bung Karno hanyalah jembatan yang sedang karatan.Karena merdeka tidaklah ada artinya tanpa sebuah keadilan sosial. Jika kita sepakat dengan perkataan merdeka masih sebuah perjuangan,maka kita sebagai pemuda harus bisa menjawabnya.Badai liberalisasi tidaklah dapat ditolak,maka kita

sebagai

pemuda

menyumbang

apa

yang

kita

bisa

sumbang.Salah satu cara yang paling sederhana adalah berperan optimal sesuai dengan bidang masing-masing agar tercipta anak-anak muda yang berdaya saing.Para seniman muda,mahasiswa,peneliti,olahragawan,politikus muda dan tiaptiap pemuda yang ada di negeri ini harus memiliki etos kerja yang mampu bersaing.Tentunya,disertai oleh dukungan dari semua pihak termasuk peran negara. Jika peran negara malah tidak berfungsi optimal dalam mendukung keadilan sosial,maka pemuda juga seyogyanya mengawal cita-cita proklamasi.Mengkritisi dengan memberi wacana tandingan,bermitra dengan pemerintah sampai unjuk rasa jalanan juga adalah bentuk sumbangsih.Kerja dan karya pemuda

tidak

akan

optimal

tanpa

dukungan

pemerintah.Bagaimana mungkin karya bisa terwujud jika tidak ada apresiasi bagi prestasi kaum muda,penyediaan ruangruang

kreasi,pembinaan

dan

pengembangan

orang-orang

muda potensial dalam berbagai bidang.Pemuda juga butuh dukungan,bukan hanya dijejali dengan tugas sejarah yang begitu berat. Namun,diatas

semua

itu,kita

harus

tetap

optimis

berkarya. Memperjuangkan kemerdekaan adalah bagaimana menghasilkan karya lewat kerja.Pemuda punya semangat untuk melakukan itu.Perubahan sosial seharusnya dimulai dari perubahan

diri

sendiri.Jika

kita

menganggap

perbuatan

korupsi,kekerasan,tindakan melawan hukum lainnya adalah musuh rill kita.Maka,dengan tidak melakukannya atau bahkan aktif

melakukan

tersebut,sebenarnya

perubahan kita

juga

terhadap telah

ikut

perbuatan andil

dalam

memperjuangkan kemerdekaan.Terkadang kita sibuk melihat semut diseberang lautan,sementara gajah dipelupuk mata semakin tak terlihat.Merdeka. Adi Surya Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip Unpad Aktivis GMNI Sumedang

Related Documents


More Documents from "Febya Edyna Yusuf"