Menanam Kebahagian Buat Keluarga

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menanam Kebahagian Buat Keluarga as PDF for free.

More details

  • Words: 602
  • Pages: 2
Mutiara Ramadhan Haluan

MENANAMKAN KEBAIKAN BAGI KELUARGA Oleh : H. Mas’oed Abidin Firman Allah ;“… Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan…” (Q.S.66, At-Tahrim : 6 ). Setiap mukmin mesti menjaga agar rumah tangganya dan keluarganya terjauh dari bahaya neraka ini. Sikap hamba Allah yang terpuji ialah, bahwa mereka memiliki perhatian yang besar terhadap keluarganya, anak-istri dan seluruh sanak keluarganya. Dalam setiap kesempatan seorang mukmin haqqan yakni seorang mukmin yang sungguh-sungguh, senantiasa memohon kepada Allah agar diri mereka dan juga keluarga mereka selalu mendapatkan limpahan rahmat dan hidayah Allah. Setiap muttaqin mengharapkan agar keluarganya dijadikan keluarga yang penuh dengan kedamain, keharmonisan, sakinah, mawaddah wa rahmah. Allah SWT berfirman, bahwa orang2 yang dikenal sebagai hamba Allah yang setia (ibadurrahman) itu, adalah : “… orang-orang yang berkata: ‘Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Al Furqan: 74). Seorang hamba Allah yang baik (para Ibadurrahman) selalu menjadikan rumah tangganya menjadi sorga yang didalamnya berisi senang dan tenang, ketika para pendampingnya (suami dan istri) adalah seorang yang sholeh. Apabila mereka saling memandang hati mereka tenang, taat jika mereka menyuruhnya, menjaga kehormatannya sebagai seorang istri, dan menjaga muruah (martabat diri) sebagai suami. Keduanya saling membantu dalam ketaatan kepada Allah, dan tidak berkata, “Mengapa engkau tidak seperti fulan yang mengumpulkan uang segudang?”, atau perkataan lain yang menghina dan menganggap remeh sang suami karena kemiskinannya, atau memperlakukan istri dengan cara yang tidak pantas hanya sebagai orang suruhan yang tidak memiliki martabat apa-apa. Agama Islam tidaklah mengajarkan kehidupan pergaulan seperti itu.

Diriwayatkan semasa Salafus-Shaleh, bahwa seorang istri yang sholehah menyampaikan pesan kepada suaminya yang hendak pergi mencari nafkah sehariannya dengan harapan yang sungguh-sungguh, seraya berkata, “Wahai Abu Fulan, ayah dari anakku, janganlah engkau mencari nafkah dari yang diharamkan Allah, karena kami bisa bersabar menahan lapar, namun kita tidak akan mampu menahan panasnya kobaran api neraka dan kemurkaan Allah”. Allahu Akbar. Alangkah indahnya pesan seorang istri kepada suaminya ini ? Istri yang sholehah adalah perhiasan hidup yang sangat indah. Nabi Muhammad SAW bersabda ; « .. dunia ini perhiasan, dan perhiasan yang paling indah didalamnya adalah pasangan yang sholeh…». Memang terbukti sudah, bahwa yang sangat banyak menyelamatkan satu pasangan rumah tangga adalah istri yang sholeh itu. Di samping pasangannya akan menyenangkan di mata suaminya sebagai unsur dasar dari kebahagiaan hidup, maka tidak dapat tidak kecantikan jasmani akan didukung kuat oleh kekayaan rohani pasangannya, yaklni bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Empat perkara, siapa yang di beri anugerah dengan empat perkara ini, maka sesungguhnya dia telah diberikan kebaikan di dunia dan di akhirat, yaitu: hati yang bersyukur, lisan yang berzikir, badan yang sabar dalam menghadapi bala’ (ujian Allah) dan istri (suami) yang tidak menimbulkan kesukaran dalam dirinya dan hartanya..”(H.R. Ath Thabrani). Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW bersabda, ‘jika seorang perempuan-perempuan kamu memelihara shalatnya (yang lima waktu dengan baik), menjaga shaum dengan sempurna (yakni mempuasakan bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisaban, atau menjaga shaum Ramadhan penuh perhitungan akan hal-hal yang merusak dan membatalkan shaum itu), dan menjaga kehormatan farajnya (menjaga auratnya), dan mentaati suaminya, katakanlah kepada perempuan kamu itu, mereka boleh memasuki sorga dari pintu mana saja mereka suka ». Kebahagiaan dunia dan akhirat di rakit oleh kesetiaan, ketaatan, kecintaan, menjaga kehormatan dan ibadah yang baik. Inilah sesungguhnya yang kita petik dari ibadah Ramadhan kita setiap tahun. Wallahu a’lamu bi s-Shawaab Wassalam Buya H.Masoed Abidin [email protected]

Related Documents

Rahasia Kecil Kebahagian
November 2019 16
Keluarga
October 2019 69
Keluarga
November 2019 66

More Documents from "Tjahjo"